Laporan Pendahuluan / Lp Thypoid Abdominalis, Download Format Doc Dan Pdf

<div style="text-align: justify;"> Berbagi laporan pendahuluan thypoid abdominalis lengkap.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Selamat tiba teman-teman perawat sekalian, bila anda sedang mencari laporan pendahuluan thypoid abdominalis untuk keperluan pembuatan kiprah atau makalah askep keperawatan berarti anda tiba pada blog yang tepat. Karena kali ini kami bagikan laporan pendahuluan atau LP thypoid abdominalis lengkap yang telah kami sediakan dalam format doc dan pdf, yang tinggal sedikit teman-teman edit sesuai dengan keperluan masing-masing.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kali ini kami bagikan laporan pendahuluan thypoid abdominalis yaitu sebuah teoritis wacana penyakit jerawat yang mengenai usus halus, disebarkan dari kotoran kemulut melalui masakan dan air minum yang terkontaminasi dan sering timbul dalam wabah.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> untuk mendownload laporan pendahuluan thypoid abdominalis dalam bentuk doc dan pdf silahkan download melalui link yang telah kami sediakan pada tamat artikel ini.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <h3 style="text-align: justify;"> <b>Laporan Pendahuluan Thypoid Abdominalis</b></h3> <div style="text-align: justify;"> <b>Definisi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Thypoid Abdominalis (thyfoid enteric fever) ialah penyakit jerawat akut yang besarnya tedapat pada jalan masuk pencernaan dengan tanda-tanda demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada jalan masuk pencernaan dan gangguan kesadaran. (FKUI, 1985)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Thypoid abdominalis ialah jerawat yang mengenai usus halus, disebarkan dari kotoran ke verbal melalui masakan dan air minum yang terkontaminasi dan sering timbul dalam wabah. (Markum, 1991).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Etiologi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Thypoid abdominalis disebabkan oleh salmonella typhosa, basil gram negatif, bergerak dengan bulu getar, tidak berspora. Mempunyai sekurang-kurngnya 3 macam antigen yaitu antigen O (somatic terdiri dari zat komplek lipopolisakarida), antigen H (flagella) dan antigen Vi. Dalam serum penderita terdapat zat anti (glutanin) terhadap ketiga macam antigen tersebut.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Patofisiologi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kuman salmonella typhosa masuk kedalam jalan masuk cerna, bersama masakan dan minuman, sabagian besar akan mati oleh asam lambung HCL dan sebagian ada yang lolos (hidup), kemudian kuman masuk kedalam usus (plag payer) dan mengeluarkan endotoksin sehingga menimbulkan bakterimia primer dan menjadikan perdangan setempat, kemudian kuman melalui pembuluh darah limfe akan menuju ke organ RES terutama pada organ hati dan limfe.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Di organ RES ini sebagian kuman akan difagosif dan sebagian yang tidak difagosif akan berkembang biak dan akan masuk pembuluh darah sehingga menyebar ke organ lain, terutama usus halus sehingga menimbulkan peradangan yang menjadikan malabsorbsi nutrien dan hiperperistaltik usus sehingga terjadi diare. Pada hipotalamus akan menekan termoregulasi yang menjadikan demam remiten dan terjadi hipermetabolisme tubuh hasilnya tubuh menjadi gampang lelah.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Selain itu endotoksin yang masuk kepembuluh darah kapiler menimbulkan roseola pada kulit dan pengecap hipermi. Pada hati dan limpa akan terjadi hepatospleno megali. Konstipasi bisa terjadi menimbulkan komplikasi intestinal (perdarahan usus, perfarasi, peritonitis) dan ekstra intestinal (pnemonia, meningitis, kolesistitis, neuropsikratrik).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Fathway</div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-ToyYRyO7o9gtt0AE2E9w6N6_pOx-MFlyVGJJMoDW8E3c7uIQffdLhClGJQToaSzw-hPXI-nQeNgPN7bvXxUaf7Hx8xN0M64SNAzG6JXaJT8KUwIZY-5DKuzvWtlv2jenkom4raevq-6h/s1600/fathwat+thipoid+1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="958" data-original-width="592" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-ToyYRyO7o9gtt0AE2E9w6N6_pOx-MFlyVGJJMoDW8E3c7uIQffdLhClGJQToaSzw-hPXI-nQeNgPN7bvXxUaf7Hx8xN0M64SNAzG6JXaJT8KUwIZY-5DKuzvWtlv2jenkom4raevq-6h/s1600/fathwat+thipoid+1.png" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> Untuk mendownload fathway thypoid abdominalis dalam bentuk doc silahkan klik <b style="background-color: cyan;"><a href="https://drive.google.com/file/d/1NHiPC1qAePpfOSeXTGbg7EtUgBxBVPWZ/view?usp=sharing" target="_blank">DISINI</a></b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Manifestasi Klinis</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gejala klinis demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan bila dibandingkan dengan penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10-20 hari. Yang tersingkat 4 hari bila jerawat terjadi melalui makanan, sedangkan yang terlama 30 hari bila jerawat melalui minuman. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan tanda-tanda prodomal yaitu perasaan tidak lezat badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersamangat kemudian menyusul tanda-tanda klinis sbb:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Demam</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Berlangsung selama 3 minggu, bersifat febris remiten dan suhu tidak terlalu tinggi. Selama ahad pertama duhu berangsur-angsur meningkat, biasanya turun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Pada ahad ke-2 penderita terus demam dan ahad ke-3 penderita demamnya berangsur-angsur normal.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Gangguan pada jalan masuk pencernaan</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah, pengecap putih kotor (coated tongue) ujung dan tepi kemerahan, perut kembung, hati dan limpa membesar. disertai nyeri pada perabaan</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Gangguan kesadaran</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Kesadaran menurun walaupun tidak berapa dalam yaitu apatis hingga samnolen.</div> <div style="text-align: justify;"> Disamping gejala-gejala tersebut ditemukan juga pada penungggungdan anggota gerak sanggup ditemukan roseola yaitu bintik-bintik kemerahan lantaran emboli basil dalam kapiler kulit.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Komplikasi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Komplikasi thypoid abdominalis Dapat terjadi pada:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Usus halus</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Umumnya jarang terjadi, akan tetapi sering fatal yaitu:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Perdarahan usus bila sedikit hanya ditemukan bila dilakukan investigasi tinja dengan benzidin. Bila perdarahan banyak terjadi melena dan bila berat sanggup disertai perasaan nyari perut dengan tanda-tanda rejatan</li> <li style="text-align: justify;">Perforasi usus</li> <li style="text-align: justify;">Peritonitis ditemukan tanda-tanda abdomen akut yaitu: nyeri perut yang hebat, diding abdomen dan nyeri pada tekanan</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> 2. Diluar anus</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Terjadi lantaran lokalisasi peradangan akhir sepsis (bakterimia) yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati. Terjadi lantaran jerawat sekunder yaitu bronkopneumonia</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pemeriksaan Penunjang</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Untuk memastikan diagnosis thypoid abdominalis perlu dilakukan investigasi laboratorium antara lain sebagai berikut:</div> <ol> <li style="text-align: justify;">Pemeriksaan darah tepi</li> <li style="text-align: justify;">Pemeriksaan sumsum tulang</li> <li style="text-align: justify;">Biakan empedu untuk menemukan salmonella thyposa</li> <li style="text-align: justify;">Pemeriksaan widal dipakai untuk menciptakan diagnosis tifus abdominalis yang pasti</li> </ol> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Penatalaksanaan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pengobatan/penatalaksaan pada penderita thypoid abdominalis ialah sebagai berikut:</div> <ol> <li style="text-align: justify;">Isolasi penderita dan desinfeksi pakaian dan ekskreta</li> <li style="text-align: justify;">Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi</li> <li style="text-align: justify;">Istirahat selama demam hingga dengan 2 minggu</li> <li style="text-align: justify;">Diet masakan harus mengandung cukup cairan dan tinggi protein</li> <li style="text-align: justify;">Obat Kloramfeniko</li> </ol> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Konsep <a href="https://caramembuatmaskerwajah.blogspot.com//search?q=contoh-asuhan-keperawatan-thypoid" target="_blank">Asuhan Keperawatan Thypoid</a> Abdominalis</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pengkajian</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Identitas</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Didalam identitas mencakup nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, no. Registerasi, status perkawinan, agama, pekerjaan, tinggi badan, berat badan, tanggal MR.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 2. Keluhan Utama</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> pada pasien Thypoid biasanya mengeluh perut merasa mual dan kembung, nafsu makan menurun, panas dan demam.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 3. Riwayat Penyakit Dahulu </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit Thypoid, apakah tidak pernah, apakah menderita penyakit lainnya. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 4. Riwayat Penyakit Sekarang </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pada umumnya penyakit pada pasien Thypoid ialah demam, anorexia, mual, muntah, diare, perasaan tidak lezat di perut, pucat (anemi), nyeri kepala pusing, nyeri otot, pengecap tifoid (kotor),</div> <div style="text-align: justify;"> gangguan kesadaran berupa somnolen hingga koma. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 5. Riwayat Kesehatan Keluarga </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Apakah dalam kesehatan keluarga ada yang pernah menderita Thypoid atau sakit yang lainnya. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 6. Riwayat Psikososial </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Psiko sosial sangat besar lengan berkuasa sekali terhadap psikologis pasien, dengan timbul gejala-gejala yang dalami, apakah pasien sanggup mendapatkan pada apa yang dideritanya. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 7. Pola-Pola Fungsi Kesehatan</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pola pesepsi dan tatalaksana kesehatan</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Perubahan penatalaksanaan kesehatan yang sanggup menimbulkan dilema dalam kesehatannya.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pola nutrisi dan metabolisme</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Adanya mual dan muntah, penurunan nafsu makan selama sakit, pengecap kotor, dan rasa pahit waktu makan sehingga sanggup mempengaruhi status nutrisi berubah.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pola aktifitas dan latihan</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Pasien akan terganggu aktifitasnya akhir adanya kelemahan fisik serta pasien akan mengalami keterbatasan gerak akhir penyakitnya.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pola tidur dan aktifitas</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Kebiasaan tidur pasien akan terganggu dikarenakan suhu tubuh yang meningkat, sehingga pasien merasa gelisah pada waktu tidur.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pola eliminasi</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Kebiasaan dalam buang BAK akan terjadi refensi bila kekurangan cairan tubuh lantaran panas yang meninggi, konsumsi cairan yang tidak sesuai dengan kebutuhan.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pola reproduksi dan sexual</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Pada pola reproduksi dan sexual pada pasien yang telah atau sudah menikah akan terjadi perubahan.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pola persepsi dan pengetahuan</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Perubahan kondisi kesehatan dan gaya hidup akan mempengaruhi pengetahuan dan kemampuan dalam merawat diri.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pola persepsi dan konsep diri</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Didalam perubahan apabila pasien tidak efektif dalam mengatasi dilema penyakitnya.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pola penanggulangan stress</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Stres timbul apabila seorang pasien tidak efektif dalam mengatasi dilema penyakitnya.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pola kekerabatan interpersonil</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Adanya kondisi kesehatan mempengaruhi terhadap kekerabatan interpersonal dan kiprah serta mengalami pelengkap dalam menjalankan kiprahnya selama sakit.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pola tata nilai dan kepercayaan</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Timbulnya distres dalam spiritual pada pasien, maka pasien akan menjadi cemas dan takut akan kematian, serta kebiasaan ibadahnya akan terganggu. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 8. Pemeriksaan</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Keadaan umum</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Biasanya pada pasien typhoid mengalami tubuh lemah, panas, puccat, mual, perut tidak enak, anorexia.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kepala dan leher</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Kepala tidak ada bernjolan, rambut normal, kelopak mata normal, konjungtiva anemia, mata cowong, muka tidak odema, pucat/bibir kering, pengecap kotor, ditepi dan ditengah merah, fungsi pendengran normal leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Dada dan abdomen</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Dada normal, bentuk simetris, pola nafas teratur, didaerah abdomen ditemukan nyeri tekan</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Sistem respirasi</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Apa ada pernafasan normal, tidak ada bunyi tambahan, dan tidak terdapat cuping hidung</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Sistem kardiovaskuler</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Biasanya pada pasien dengan typoid yang ditemukan tekanan darah yang meningkat akan tetapi bisa didapatkan tachiardi ketika pasien mengalami peningkatan suhu tubuh.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Sistem integumen</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Kulit bersih, turgor kulit menurun, pucat, berkeringat banyak, akral hangat.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Sistem eliminasi</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Pada pasien typoid adakala diare atau konstipasi, produk kemih pasien bisa mengalami penurunan (kurang dari normal). N ½ -1 cc/kg BB/jam.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Sistem muskuloskolesal</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Apakah ada gangguan pada extrimitas atas dan bawah atau tidak ada gangguan.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Sistem endokrin</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Apakah di dalam penderita thyphoid ada pembesaran kelenjar toroid dan tonsil.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Sistem persyarafan</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Apakah kesadarn itu penuh atau apatis, somnolen dan koma, dalam penderita penyakit thypoid. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Diagnosa Keperawatan</b></div> <ol> <li style="text-align: justify;">Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d arbsorpsi nutrisi</li> <li style="text-align: justify;">Hipertermi b/d imbas pribadi dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus</li> <li style="text-align: justify;">Resiko tinggi kurang volume cairan b/d kehilangan cairan sekunder terhadap diare</li> <li style="text-align: justify;">Intoleransi kegiatan b/d peningkatan kebutuhan metabolisme sekunder terhadap jerawat akut</li> <li style="text-align: justify;">Kurang pengetahuan mengenai kondisi b/d kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat</li> </ol> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Fokus Intervensi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 1</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d arbsorpsi nutrisi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Dorong tirah baring. Rasional: Menurunkan kebutuhan metabolic untuk meningkatkan penurunan kalori dan simpanan energi</li> <li style="text-align: justify;">Anjurkan istirahat sebelum makan. Rasional: Menenangkan peristaltic dan meningkatkan energi makan</li> <li style="text-align: justify;">Berikan kebersihan oral. Rasional : Mulut higienis sanggup meningkatkan nafsu makan</li> <li style="text-align: justify;">Sediakan masakan dalam ventilasi yang baik, lingkungan menyenangkan. Rasional: Lingkungan menyenangkan menurunkan stress dan konduktif untuk makan</li> <li style="text-align: justify;">Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat. Rasional: Nutrisi yang adekuat akan membantu proses</li> <li style="text-align: justify;">Kolaborasi santunan nutrisi, terapi IV sesuai indikasi. Rasional: Program ini mengistirahatkan jalan masuk gastrointestinal, sementara menawarkan nutrisi penting.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 2</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Hipertermi b/d imbas pribadi dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan: Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pantau suhu klien. Rasional: Suhu 380 C hingga 41,10 C memperlihatkan proses peningkatan infeksius akut.</li> <li style="text-align: justify;">pantau suhu lingkungan, batasi atau tambahkan linen tempat tidur sesuai dengan indikasi. Rasional: Suhu ruangan atau jumlah selimut harus dirubah, mempertahankan suhu mendekati normal</li> <li style="text-align: justify;">Berikan kompres mandi hangat. Rasional : Dapat membantu mengurangi demam</li> <li style="text-align: justify;">Kolaborasi santunan antipiretik. Rasional: Untuk mengurangi demam dengan agresi sentralnya hipotalamus</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa 3.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Resiko tinggi kurang volume cairan b/d kehilangan cairan sekunder terhadap diare</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan: Mempertahankan volume cairan adekuat dengan membran mukosa, turgor kulit baik, kapiler baik, tanda vital stabil, keseimbangan dan kebutuhan urin normal</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Awasi masukan dan keluaran asumsi kehilangan cairan yang tidak terlihat. Rasional:  Memberikan isu wacana keseimbangan cairan dan elektrolit penyakit usus yang merupakan pemikiran untuk penggantian cairan</li> <li style="text-align: justify;">Observasi kulit kering hiperbola dan membran mukosa turgor kulit dan pengisian kapiler. Rasional: Menunjukkan kehilangan cairan berlebih atau dehidrasi</li> <li style="text-align: justify;">Kaji tanda vital. Rasional : Dengan memperlihatkan respon terhadap imbas kehilangan cairan</li> <li style="text-align: justify;">Pertahankan pembatasan peroral, tirah baring. Rasional: Kalau diistirahkan utnuk penyembuhan dan untuk penurunan kehilangan cairan usus</li> <li style="text-align: justify;">Kolaborasi utnuk santunan cairan parenteral. Rasional: Mempertahankan istirahat usus akan memerlukan cairan untuk mempertahankan kehilangan</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 4</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intoleransi kegiatan b/d peningkatan kebutuhan metabolisme sekunder terhadap jerawat akut</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan: Melaporkan kemampuan melaksanakan peningkatan toleransi aktivitas</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Tingkatkan tirah baring dan berikan lingkungan hening dan batasi pengunjung. Rasional:  Menyediakan energi yang dipakai untuk penyembuhan</li> <li style="text-align: justify;">Ubah posisi dengan sering, berikan perawatan kulit yang baik. Rasional: Meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan</li> <li style="text-align: justify;">Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi. Rasional : Tirah baring usang sanggup menurunkan kemampuan lantaran keterbatasan aktifitas yang menganggu periode istirahat</li> <li style="text-align: justify;">Berikan aktifitas hiburan yang sempurna (nonton TV, radio). Rasional  : Meningkatkan relaksasi dan kendala energi </li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 5</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kurang pengetahuan mengenai kondisi b/d kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan: Dapat menyatakan pemahaman proses penyakit</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">berikan nformasi wacana cara mempertahankan pemasukan masakan yang memuaskan dilingkungan yang jauh dari rumah. Rasional: Membantu individu untuk mengatur berat badan</li> <li style="text-align: justify;">Tentukan persepsi wacana proses penyakit. Rasional: Membuat pengetahuan dasar dan menawarkan kesadaran kebutuhan berguru individu</li> <li style="text-align: justify;">Kaji ulang proses penyakit, penyebab/efek kekerabatan faktor yang menimbulkan tanda-tanda dan mengidentifikasi cara menurunkan faktor pendukung. Rasional : Faktor pencetus/pemberat individu, sehingga kebutuhan pasien untuk waspada terhadap makanan, cairan dan faktor pola hidup sanggup mencetuskan gejala</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> DAFTAR PUSTAKA </div> <ul> <li style="text-align: justify;">Carpenito, L. J (1997). Buku Saku Keperawatan. Edisi VI.EGC: Jakarta</li> <li style="text-align: justify;">Doengoes M.E (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi III. EGC : Jakarta</li> <li style="text-align: justify;">Nelson. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi XII. EGC : Jakarta</li> <li style="text-align: justify;">Staf Pengajar IKA (1995). Ilmu Kesehatan Anak. EGC : Jakarta</li> <li style="text-align: justify;">mansjoer. A (2000). Kapikta Selekta kedokteran. edisi IV. EGC: Jakarta</li> <li style="text-align: justify;">Sarwana (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi III. FKUI: Jakarta.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Silahkan download file laporan pendahuluan / LP thypoid abdominalis format doc dan pdf dibawah ini :</div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;"><b><span style="background-color: cyan;">Laporan Pendahuluan Thypoid Abdominalis pdf</span> <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1Jv-470mNV_JSNDooNncOPNUYJF7a8DdP/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> <li style="text-align: justify;"><b><span style="background-color: lime;">Laporan Pendahuluan Thypoid Abdominalis doc</span> <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1Ui-ctW9ivNH1MbFJfQA1U_Oj2FiHDqOo/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Link Alternatif</div> </div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;"><b><span style="background-color: orange;">Alternatif Laporan Pendahuluan Thypoid Abdominalis pdf 1</span> <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1Jv-470mNV_JSNDooNncOPNUYJF7a8DdP/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> <li style="text-align: justify;"><b><span style="background-color: #ffe599;">Alternatif Laporan Pendahuluan Thypoid Abdominalis doc 1</span> <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1Ui-ctW9ivNH1MbFJfQA1U_Oj2FiHDqOo/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> <li style="text-align: justify;"><b><span style="background-color: red;">Alternatif Laporan Pendahuluan Thypoid Abdominalis pdf 2</span> <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1Jv-470mNV_JSNDooNncOPNUYJF7a8DdP/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> <li style="text-align: justify;"><b><span style="background-color: #f6b26b;">Alternatif Laporan Pendahuluan Thypoid Abdominalis doc 2</span> <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1Ui-ctW9ivNH1MbFJfQA1U_Oj2FiHDqOo/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Demikian laporan pendahuluan thypoid abdominalis kami bagikan, silahkan diambil bagi teman-teman sejawat yang membutuhkan</div> </div>

Laporan Pendahuluan / Lp Thypoid Abdominalis, Download Format Doc Dan Pdf

Berbagi laporan pendahuluan thypoid abdominalis lengkap. Selamat tiba teman-teman perawat sekalian, bila anda sedang mencari laporan pe...

+ Baca selengkapnya »

Laporan Pendahuluan Ca Serviks, Download Format Doc Dan Pdf

<div style="text-align: justify;"> Kami bagikan laporan pendahuluan / LP Ca serviks dalam format doc dan pdf. untuk teman-teman sejawat sekalian yang sedang menciptakan kiprah askep, makalah ataupun lp itu sendiri.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Laporan pendahuluan ca serviks ini telah kami upayakan untuk sanggup selangkap mungkin, semoga teman-teman sekalian tidak terlalu sulit dalam pembuatan lp, hanya tinggal edit sedikit sesuai dengan kebutuhan masing-masing, dan tentu saja sangat bisa untuk dijadikan referensi dalam pembuatan askep ataupun makalah ca serviks.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> untuk mendapatkan file laporan pendahuluan ca serviks pdf ataupun doc telah kami sediakan link unduhan diakhir artikel ini semoga teman-teman sanggup mendownloadnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <h3 style="text-align: justify;"> Laporan Pendahuluan Ca Serviks</h3> <div style="text-align: justify;"> <b>Pengertian</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kanker serviks (Ca Serviks) atau kanker leher rahim yaitu tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina) sebagai jawaban dari adanya pertumbuhan yang tidak terkontrol (Winkjosastro, 1999).</div> <div style="text-align: justify;">      </div> <div style="text-align: justify;"> Kanker serviks (Ca Serviks)adalah penyakit jawaban dari tumor ganas pada kawasan ekspresi rahim sebagai jawaban dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990) </div> <div style="text-align: justify;">      </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Etiologi</b></div> <div style="text-align: justify;">      </div> <div style="text-align: justify;"> Menurut (Winkjosastro, 1999) Penyebab terjadinya kelainan pada sel-el serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang besar lengan berkuasa terhadap terjadinya kanker servik (Ca Serviks) yaitu:</div> <ol> <li style="text-align: justify;">HPV (Human Papiloma virus) yaitu virus penyebab kutil genetalis (Kondiloma akuminota) yang ditularkan melalui relasi seksual, varian yang sangat berbahaya yaitu HPV tipe 16,18,45 dan 56.</li> <li style="text-align: justify;">Merokok; tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan benjol HPV pada serviks.</li> <li style="text-align: justify;">Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini.</li> <li style="text-align: justify;">Berganti-ganti pasangan seksual.</li> <li style="text-align: justify;">Jumlah kehamilan dan partus; kanker serviks terbanyak dijumpai pada perempuan yang sering partus semakin besar kemungkinan menerima karsinoma serviks </li> <li style="text-align: justify;">AKDR (Alat kontrasepsi dalam rahim); Pemakaian AKDR akan besar lengan berkuasa terhadap serviks yaitu bermula dari abrasi serviks yang kemudian menjadi ineksi yang berupa radang yang terus menerus. </li> <li style="text-align: justify;">Infeksi herpes genetalis atau benjol klamida menahun.</li> <li style="text-align: justify;">Golongan ekonomi lemah (karena tidak mapu melaksanakan pupsmear secara rutin) bersahabat kaitanya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perorangan.</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Patofisiologi </b></div> <div style="text-align: justify;">      </div> <div style="text-align: justify;"> Pada awal perkembangannya kanker serviks (Ca Serviks) tidak memberi tanda-tanda dan keluhan, pada investigasi dengan spekulan, tampak sebagai porsio yang erosif (Metaplasia Squamora) yang fisiologik atau patologik. Tumor sanggup tumbuh:</div> <ol> <li style="text-align: justify;">Eksofilik, mulai dari squamo – columnar (SCJ) ke arah lumen vagina sebagai masa proliferatif yang mengalami benjol sekunder dan nekrosis</li> <li style="text-align: justify;">Endofilik, mulai dari SCJ tumbuh ke dalam stroma servik dan cenderung untuk mengadakan infiltrasi menjadi ulkus</li> <li style="text-align: justify;">Ulseratif, mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan serviks dengan melibatkan awal fornless vagina untuk menjadi ulkus yang luas.</li> </ol> <div style="text-align: justify;"> Servik yang normal secara alami mengalami proses metaplasia (erosio) jawaban saling desak mendesaknya kedua jenis epitel yang melapisi, dengan masuknya mutagen yang erosif (metaplasia skuamosa) yang semula fisiologik berkembang menjadi patologik (diplastik – diskoriotik) melalui tingkatan NIS – I, II, III dan KIS yang jadinya menjadi karsinoma invasive dan proses keganasan akan berjalan terus. Umumnya fase prainvasif berkisar antara 3-20 tahun (rata-rata 5-10 tahun). Histopatologik sebagian besar (95-97%) berupa epidermoid atau squamor cell carsinoma, sisanya adenokarsinoma, clearcell carsinoma / mesonephroid carsinoma dan yang paling jarang yaitu sarkoma.</div> <div style="text-align: justify;">      </div> <div style="text-align: justify;"> Penyebaran pada umumnya secara limfogen melalui pembuluh getah bening menuju 3 arah : ke arah fornless dan dinding vagina, ke arah corpus uterus dan ke arah parametrium. Pada tingkat lanjut sanggup menginfiltrasi septum rektovaginal dan kendung kemih.</div> <div style="text-align: justify;">      </div> <div style="text-align: justify;"> <b>Fathway</b></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"> <img border="0" data-original-height="770" data-original-width="688" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLf1tBTDeLmNBiyi10GdA29w9LG-Y7kJD0oP3JrcVv5LAESpAflyxze0lbe7XfiStqSVuP6xRs-GgzRtBiiHQWReBlCdUyrFIFTQrasmhTdUksCcE4WFScdoPz85u8_LVY_1rpjmvbeVS_/s640/fathway+Ca+serviks+1.png" width="571" /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Untuk mendownload Fathway <b>Ca Serviks dalam bentuk doc</b> <b style="background-color: cyan;"><a href="https://drive.google.com/file/d/1n87Z1LNfLd2mHk-7z2c9l1hU7H6KJwWs/view?usp=sharing" target="_blank">DISINI</a></b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /> <b>Klasifikasi Ca Serviks Berdasarkan Tingkat Keganasan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tingkat keganasan klinik berdasarkan FIGO, 1978 dikutip oleh Wiknjosastro, 1999</div> <ul> <li style="text-align: justify;">O <span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>Karsinoma Insitu (KIS) atau karsinoma intraepitel, membrana basalis masih utuh</li> <li style="text-align: justify;">I <span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>Proses terbatas pada serviks walaupun ada ekspansi ke korpus uteri</li> <li style="text-align: justify;">Ia <span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>Karsinoma mikroinvasif, jikalau membrana kasalis sudah rusak dan sel tumor sudah memasuki stroma tidak lebih dari 1 mm, dan sel tumor tidak terdapat dalam pembuluh limfe atau pembuluh darah</li> <li style="text-align: justify;">Ib.occ (Ib occult = tersembunyi) : secara klinis tumor belum tampak sebagai karsinoma tetapi pada investigasi histopatalogik ternyata sel tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi Ia</li> <li style="text-align: justify;">Ib <span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>secara klinis sudah diduga adanya tumor yang histologik memperlihatkan invasi ke dalam stroma serviks uteri</li> <li style="text-align: justify;">II <span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>proses keganasan sudah keluar dari serviks dan menjalar ke 2/3 serpihan atas vagina dan ke parametrium, tetapi tidak hingga dinding panggul</li> <li style="text-align: justify;">IIa <span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infiltrat tumor</li> <li style="text-align: justify;">IIb <span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>penyebaran ke parametrium, uni/bilateral tetapi belum hingga dinding panggul</li> <li style="text-align: justify;">III <span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>penyebaran telah hingga ke 1/3 serpihan distal vagina atau ke parametrium hingga dinding panggul</li> <li style="text-align: justify;">IIIa <span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>penyebaran hingga ke 1/3 serpihan distal vagina sedang ke parametrium tidak dipersoalkan asal tidak hingga dinding panggul</li> <li style="text-align: justify;">IIIb <span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>penyebaran sudah hingga dinding panggul, tidak ditemukan kawasan bebas infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul (frozen pelvic) atau proses pada tingkat klinik I dan II, tetapi sudah ada gangguan faal ginjal</li> <li style="text-align: justify;">IV <span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa rectum dan atau kandung kemih (dibuktikan secara histologik) atau telah terjadi metastase keluar panggul atau ke tempat-tempat yang jauh</li> <li style="text-align: justify;">IVa <span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah menginfiltrasi mukosa rectum dan atau kandung kemih</li> <li style="text-align: justify;">IVb <span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>telah terjadi penyebaran jauh</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Sedangkan pembagian tingkat keganasan berdasarkan sistem TNM</div> <ul> <li style="text-align: justify;">T <span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>tak ditemukan tumor primer</li> <li style="text-align: justify;">T1S <span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>karsinoma pra-invasif, ialah KIS (karsinoma insitu)</li> <li style="text-align: justify;">T1 <span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>karsinoma terbatas pada serviks (walaupun adanya ekspansi ke korpus uteri)</li> <li style="text-align: justify;">T1a <span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>pra-klinik yaitu karsinoma yang invasive dibuktikan dengan investigasi histologik</li> <li style="text-align: justify;">T1b <span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>secara klinis terperinci karsinoma yang invasive</li> <li style="text-align: justify;">T2 <span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>karsinoma telah meluas hingga di luar serviks, tetapi belum hingga dinding panggul, atau karsinoma telah menjalar ke vagina, tetapi belum hingga 1/3 serpihan distal</li> <li style="text-align: justify;">T2a <span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>karsinoma belum menginfiltrasi parametrium</li> <li style="text-align: justify;">T2b <span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>karsinoma telah menginfiltrasi parametrium</li> <li style="text-align: justify;">T3<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>karsinoma telah melibatkan 1/3 serpihan distal vagina atau telah mencapai dinding panggul</li> <li style="text-align: justify;">T4<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>karsinoma telah menginfiltrasi mukosa rectum atau kandung kemih atau meluas hingga di luar panggul</li> <li style="text-align: justify;">T4a <span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>karsinoma melibatkan kandung kemih atau rektum saja dan dibuktikan secara histologik</li> <li style="text-align: justify;">T4b<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>karsinoma telah meluas hingga di luar panggul</li> <li style="text-align: justify;">Nx<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>bila tidak memungkinkan untuk menilai kelenjar limfe regional. Tanda -/+ ditambahkan untuk ada / tidaknya warta mengenai investigasi histologik, jadi : NZ + atau NX-</li> <li style="text-align: justify;">N0<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>tidak ada deformite kelenjar limfe pada limfografi.</li> <li style="text-align: justify;">N1<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>kelenjar limfe regional berubah bentuk sebagaimana ditunjukkan oleh cara-cara diagnostik yang tersedia (misal : limfografi, CT-Scan panggul)</li> <li style="text-align: justify;">N2<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>teron massa padat dan menempel pada dinding panggul dengan celah bebas infiltra dan diantara masa ini dengan tumor.</li> <li style="text-align: justify;">M0<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>tidak ada metastase berjarak jauh.</li> <li style="text-align: justify;">M1<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>terdapat metastase berjarak jauh, termasuk kelenjar limfe di atas biforkosia arteri ilioka komunis.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Manifestasi Klinik </b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Manifestasi klinik dari karsinoma servik (Ca Serviks) meliputi: </div> <ol> <li style="text-align: justify;">Keputihan yang makin usang makin berbau jawaban benjol dan nekrosis jaringan. </li> <li style="text-align: justify;">perdarahan yang terjadi diluar senggama (tingkat II dan III).</li> <li style="text-align: justify;">Perdarahan yang dialami segera setelah senggama (75-80%).</li> <li style="text-align: justify;">Pedarahan impulsif dikala defekasi.</li> <li style="text-align: justify;">perdarahan impulsif pervaginam.</li> <li style="text-align: justify;">Anemi jawaban perdarahan berulang</li> <li style="text-align: justify;">Rasa nyeri jawaban infiltrasi sel tumor keserabut saraf.</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Pemeriksaan Diagnostik </b> </div> <ul> <li style="text-align: justify;">Sitologi / pap smear </li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Keuntungan : murah sanggup menyidik bagian-bagian yang tidak terlihat.</div> <div style="text-align: justify;"> Kelemahan : tidak sanggup memilih dengan sempurna lokalisasi.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Schillentest </li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen alasannya yaitu tidak mengikbat yodium maka epitel karsinoma yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna. </div> <ul> <li style="text-align: justify;">Fotoskopi </li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Keuntungan : sanggup melihat terperinci kawasan yang bersangkutan sehingga gampang untuk melaksanakan biopsi.</div> <div style="text-align: justify;"> Kelemahan : hanya sanggup menyidik kawasan yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelainan pada squamea columner juction dan intraservikal tidak terlihat. </div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kolpomikroskopi </li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Melihat hapusan (pop smear) dengan pembesaran hingga 200 kali.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Biopsi </li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Dengan biopsy sanggup ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya. </div> <ul> <li style="text-align: justify;">Konisasi </li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng serta kelenjarnya. Dilakukan jikalau hasil sitologi dan pada servik tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /> <b>Penatalaksanaan </b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Terapi karsinoma serviks dilakukan bilamana diagnosa telah dipastikan secara histologik dan setelah dikerjakan perencanaan yang matang oleh tim kanker / tim onkologi.</div> <ol> <li style="text-align: justify;">Pada Tingkat Klinis (KIS) tidak dibenarkan dilakukan elektrokoagulasi, elektrofigerasi, bedah krio atau dengan sinar laser, kecuali jikalau yang menangani spesialis dalam kolposkopi dan penderinta masih muda dan belum memiliki anak. Jika penderitanya telah cukup anak dan cukup bau tanah dilakukan histerektomi sederhana. Jika operasi merupakan suatu kontraindikasi aplikasi radium dengan takaran 6500 – 7000 rads/c by dititik A tanpa penambahan penyinaran luar.</li> <li style="text-align: justify;">Pada tingkat klinik Ia penanganannya ibarat pada KIS</li> <li style="text-align: justify;">Pada tingkat klinik Ib, Ib OCC dan IIa dilakukan histerektomi medical dengan limfatenektomi panggul, pasca bedah biasanya dilanjutkan dengan penyinaran, tergantung ada / tidaknya sel tumor dalam kelenjar limfe regional yang diangkat.</li> <li style="text-align: justify;">Pada tingkat IIb, III dan IV tidak dibenarkan melaksanakan tindakan bedah, tindakan primer yaitu radioterapi.</li> <li style="text-align: justify;">Pada tingkat klinik IVa dan IVb penyinaran hanya bersifat paliatif, pinjaman kematherapi sanggup dipertimbangkan.</li> </ol> <div> <div style="text-align: justify;"> a. Kemoterapi (smostatika) pada karsinoma serviks </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Peranan kemoterapi pada karsinoma serviks masih dalam tahap penelitian, kebanyakan terapi sitostika hanya bersifat adjuvant (tambahan). Pengobatan standar operasi dan radiasi. Pegmen yang sering dipakai yaitu :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Mitomycin C (CMMC) sebagai terapi tunggal</li> <li style="text-align: justify;">Mitomycin C – 6 Flaarounracil (MMC – 5 FV)</li> <li style="text-align: justify;">Mitomycin C – Bleomicin (BM) </li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Atau kombinasi berdasarkan air platinum contohnya :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Mitomycin C – Cisplatinum (MMC-P)</li> <li style="text-align: justify;">Mitomycin C – Oncovin – Cisplatinum – Bleamycin (MOPB)</li> <li style="text-align: justify;">Pirubian – Cisplatinom (EP)</li> <li style="text-align: justify;">Cisplatinum – Vinblastin – Bleomycin (PVB)</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Respon pengobatan dengan sistastika berkisar antara 19–50%, Pemberian sitastika pada karsinoma serviks dilakukan sebelum terapi pembedahan atau radiasi. Pemberian sitostatika cara ini disebut sebagai terapi neoadjuvant dengan hasil cukup menggembirakan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Syarat pinjaman :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sebelum pengobatan dimulai syarat atau kondisi harus dipenuhi yaitu:</div> <ol> <li style="text-align: justify;">Keadaan umum harus baik / cukup baik</li> <li style="text-align: justify;">Penderita mengerti tujuan pengobatan dan mengetahui imbas samping yang akan terjadi </li> <li style="text-align: justify;">Faal ginjal (kadar ureum < 40 mg% dan kreatinin < 1,5 mg%) dan faal hati baik</li> <li style="text-align: justify;">Diagnosis histopatologis diketahui</li> <li style="text-align: justify;">Jenis kanker diketahui sensitif terhadap kemoterapi</li> <li style="text-align: justify;">Hemoglobin > 10 gr %</li> <li style="text-align: justify;">Leukosit > 5000 /ml</li> <li style="text-align: justify;">Trombosit > 100.000 /ml</li> </ol> <div style="text-align: justify;"> Efek Toksik </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gejala-gejala toksik yang sering tampak yaitu :</div> <ol> <li style="text-align: justify;">Efek pada fraktur digestivus : gingivitis, stomatitis, diare, mual, muntah dan perdarahan usus.</li> <li style="text-align: justify;">Gangguan sumsum tulang : anemi, leukopeni dan trombositopeni</li> <li style="text-align: justify;">Gangguan faal hati, kenaikan suhu, hiperpigmentasi kulit dan gatal-gatal</li> <li style="text-align: justify;">Gangguan faal ginjal, kenaikan kadar ureum dan kreatinin </li> <li style="text-align: justify;">Alopesia juga sering dijumpai</li> </ol> <div style="text-align: justify;"> Untuk mengetahui efek toksik sebaiknya tiap ahad dilakukan investigasi laboratorium. Apabila jumlah leukosit < 3000 /ml, kadar Hb < 8 gr% dan trombosit < 100.000 /ml tanpa tanda-tanda lain yang berat, pengobatan harus segera ditunda atau dihentikan, setelah keadaan pulih pengobatan sanggup diteruskan mula-mula ½ dosis, kemudian ¾ hingga takaran penuh apabila tidak tampak efek hoksik lagi. Untuk mengatasi gejala-gejala ringan ibarat mual-muntah diobati secara sintomatik, anemi. Leukopeni dan trombositopeni sanggup diobati dengan transfusi darah segar atau tranfusi eritrosit, trombosit atau leukosit.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Evaluasi pengobatan :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1) Lama hidup</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Merupakan indeks yang sangat baik untuk menilai respon pengobatan alasannya yaitu tujuan pengobatan yaitu memperpanjang hidup tanpa penurunan kualitas hidup. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 2) Obyektif </div> <ul> <li style="text-align: justify;">Complete Respons (CR), lesi yang ada hilang semua dan tidak ada lesi baru.</li> <li style="text-align: justify;">Partial Respons (PR), ukuran diameter (2 diameter saling tegak lurus) mengecil 50%.</li> <li style="text-align: justify;">No Change (NC), tidak ada perubahan ukuran tumor, bertambah atau berkurang 25%, tidak ada lesi baru.</li> <li style="text-align: justify;">Progres Disease (PD), ukuran tumor bertambah lebih dari 25% atau ada lesi baru.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> b. Radioterapi pada karsinoma serviks </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam memilih takaran dan teknik radiasi pada pengobatan karsinoma serviks perlu dipertimbangkan faktor daya toleransi dari jaringan-jaringan di dalam rongga pelvis. Jaringan penyusunan serviks merupakan jaringan yang paling tahan terhadap radiasi dibandingkan jaringan tubuh lainnya. Dosis antara 20.000 – 30.000 rad dalam 2 ahad masih dalam batas daya tahannya. Pembatasan takaran ditentukan oleh daya tahan dari usus, ureter dan kantung kemih, alasannya yaitu organ tersebut memiliki daya toleransi yang lebih rendah. Dosis radiasi lokal melebihi 500 rd sanggup mengakibatkan reaksi-reaksi yang cukup berat ibarat timbulnya ulserasi pada mukosa yang sanggup mengakibatkan fisiola.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Teknik radiasi :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1) Radiasi lokal (Intrakaviter)</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Radium atau zat radioaktif lainnya diletakkan intravaginal dan intrauterine dengan menggunakan aplikator.</li> <li style="text-align: justify;">Pada teknik sockholm dipakai radiasi dengan muatan radium yang agak tinggi, diberikan 2 kali dengan waktu diantaranya 3 minggu, dengan tiap kali pemasangan berlangsung 24-30 jam. Radium diberikan intra uterin dan intravaginal. Untuk menghindarkan tingginya takaran di rectum dan buli dipergunakan kain basa yang diletakkan antara box dan dinding posterior dan anterior vagina. Teknik ini memperlihatkan takaran radiasi yang tinggi pada serviks, fundos dan rongga vagina proksimal, tetapi relatif rendah ke arah lateral.</li> <li style="text-align: justify;">Teknik paris dipakai radium bermuatan lebih rendah dan diberikan hanya … antara 96-200 jam. Aplikasi intervaginal terdiri 2 buah silinder yang … bermuatan 13,3 mg dan di muka ostium bermuatan 6,6 mg.</li> <li style="text-align: justify;">Teknik Manchester menggunakan muatan radium lebih  Rendah dari Stockholm. Umumnya diberikan Ditetapkan dalam rad.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> 2)<span style="white-space: pre;"> </span>Teknik After – Loading </div> <ul> <li style="text-align: justify;">After loading manual : aplikator intrauterine dan  dipasang menggunakan radiodiagnostik / lokalisator.</li> <li style="text-align: justify;">Remote controlled after – loading system, setelah tempat penyimpanan radioaktif, cara memasukkan obat .selesai tombol lain ditekan sehingga zat radiokatif .</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> 3)<span style="white-space: pre;"> </span>Radiasi Eksternal </div> <ul> <li style="text-align: justify;">Luas lapangan penyinaran mencakup kawasan kelenjar limfe sekitar a.abstruttora hingga pertemuan a.dilkomunis biasanya luasnya 15 x 12 cm – 15 x 18 cm. Daerah yang telah menerima radium intrakaviter selebar antara titik 4 kanan dan kiri ditutup dengan blok timah hitam. Penutupan dilakukan pula pada kawasan kaputfermorsis dan sebagian pelvis lateral serpihan atas untuk mengurangi ancaman usus-usus terkena radiasi. Dosis yang masih termasuk takaran toleransi ialah 200 rad sehari, 5 x seminggu dan out takaran total sekitar 500 rad dalam 5 minggu. Dapat pula diberikan 300 rad tiap kali, 3x seminggu dengan takaran total 4500 rad.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Kombinasi antara radiasi lokal (intrakaviter) dan radiasi eksternal merupakan pilihan yang umumnya diberikan dengan cara :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1) Radiasi lokal (intrakaviler) sanggup memperlihatkan takaran yang tinggi dan korpus uteris, tetapi takaran cepat menurun pada jaringan di sekitarnya, sehingga takaran ke rectum, sigmoid, kandung kemih dan ureter sanggup dibatasi hingga batas-batas daya tolerensi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 2) Kemungkinan timbulnya metastase limfogen pada ca.serviks cukup tinggi oleh alasannya yaitu itu kelenjar-kelenjar di dalam panggul kecil harus menerima penyinaran juga. Dosis radiasi intrakaviter cepat menurun di luar uterus, sehingga takaran yang hingga kelenjar limfe sangat rendah. Untuk sanggup mencapai takaran yang mengamankan metastase kelenjar limfe ini diharapkan penyinaran luar yang sanggup memperlihatkan distribusi takaran yang merata pada kawasan yang lebih luas.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kombinasi radiasi eksternal dan intrakaviter bergantung pada stadium ca.cerviks.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Stadium I + I <span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>aplikasi raium  6500 rad dengan 2x aplikasi. Radiasi eksternal : 5000 rad/5 ahad dengan blok timah pada kawasan aplikasi radium. </li> <li style="text-align: justify;">Stadium III<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>pertama-tama radiasi eksternal seluruh pelvis (tanpa blok timah) 2000-3000 rad, kemudian aplikasi radium 4500-5000 rad.</li> <li style="text-align: justify;">Stadium IV<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>hanya radiasi eksternal untuk pengobatan. (Wiknjosastro, 1999)</li> </ul> </div> <div style="text-align: justify;"> <br /> <b>Konsep Asuhan Keperawatan</b></div> <div style="text-align: justify;">      </div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pengkajian Fokus </b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara anamnesa, investigasi fisik dan investigasi penunjang.</div> <ol> <li style="text-align: justify;">Data pasien : identitas pasien, usia, status perkawinan, pekerjaan, jumlah anak, agama jenis kelamin dan pendidikan terakhir.</li> <li style="text-align: justify;">Keluhan utama : keluhan pasien yang paling menonjol</li> <li style="text-align: justify;">Riwayat penyakit kini dan dahulu.</li> <li style="text-align: justify;">Riwayat obstetri : GPA, benjol masa nifas, operasi kandungan, tumor</li> <li style="text-align: justify;">Riwayat keluarga </li> <li style="text-align: justify;">Pemeriksaan fisik </li> <li style="text-align: justify;">Pemeriksaan penunjang</li> </ol> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Diagnosa Keperawatan</b></div> <ol> <li style="text-align: justify;">Gangguan perfusi jaringan (anemia) berafiliasi dengan perdarahan intra servikal.</li> <li style="text-align: justify;">Resiko defisit volume cairan berafiliasi dengan kehilangan hiperbola melalui rute normal, abnormal, mual-muntah, perdarahan. </li> <li style="text-align: justify;">Resiko benjol berafiliasi dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder adanya imonosupresi, supresi sumsum tulang dan pengeluaran pervaginaan.</li> <li style="text-align: justify;">Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berafiliasi dengan stomatitis, mual-mual dan anoreksia.</li> <li style="text-align: justify;">Gangguan rasa nyaman : nyeri berafiliasi dengan invasi kanker ke serabut saraf.</li> <li style="text-align: justify;">Ansietas berafiliasi dengan kurangnya pengetahuan wacana penyakit dan pengobatannya.</li> <li style="text-align: justify;">Kurang pengetahuan wacana penyakit dan pengobatannya berafiliasi dengan tidak mengenai sumber informasi. </li> <li style="text-align: justify;">Gangguan body image berafiliasi dengan amis tidak lezat pada vagina, alcopesia jawaban imbas pengobatan.</li> <li style="text-align: justify;">Resiko gangguan integritas kulit berafiliasi dengan kemoterapi, radiasi dan penurunan imonulogis.</li> <li style="text-align: justify;">Perubahan tumpuan seksual berafiliasi dengan amis tidak lezat pada vagina.</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Intervensi Keperawatan</b><br /> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 1 </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gangguan perfusi jaringan (anemia) berafiliasi dengan perdarahan intra servikal.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>setelah diberikan perawatan selama 3 x 24 jam diharapkan perfusi jaringan membaik. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span></div> <ul> <li style="text-align: justify;">Perdarahan intra servikal berkurang</li> <li style="text-align: justify;">Konjungtiva tidak anemis</li> <li style="text-align: justify;">Mukosa bibir lembab dan kemurahan </li> <li style="text-align: justify;">Ektremitas hangat</li> <li style="text-align: justify;">Tanda vital dalam batas normal </li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Intervensi:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Observasi tanda vital setiap 8 jam</li> <li style="text-align: justify;">Observasi perdarahan (jumlah, warna, lama)</li> <li style="text-align: justify;">Kolaborasi : Pemasangan tampon vagina, therapi untuk menghentikan perdarahan dan anemia, pinjaman oksigen (bila perlu), Pemeriksaan laboratorium : Hb</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 2<br /> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Resiko defisit volume cairan berafiliasi dengan kehilangan hiperbola melalui rute normal, abnormal, mual-muntah, perdarahan. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>klien memperlihatkan keseimbangan cairan yang adekuat setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span></div> <ul> <li style="text-align: justify;">Membran mukosa lembab</li> <li style="text-align: justify;">Turgor baik</li> <li style="text-align: justify;">TTV stabil</li> <li style="text-align: justify;">Intake dan output seimbang </li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Intervensi <span style="white-space: pre;"> </span>:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pantau masukan dan haluaran urine </li> <li style="text-align: justify;">Evaluasi TTV setiap 8 jam</li> <li style="text-align: justify;">Evaluasi nadi perifer dan pengisian kapiler</li> <li style="text-align: justify;">Kaji turgor kulit dan kelembaban membran mukosa</li> <li style="text-align: justify;">Dorong pemasukan cairan sesuai toleransi klien </li> <li style="text-align: justify;">Observasi adanya mual-muntah dan perdarahan </li> <li style="text-align: justify;">Kolaborasi pinjaman cairan sesuai indikasi </li> <li style="text-align: justify;">Kolaborasi investigasi laboratorium </li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 3</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Resiko benjol berafiliasi dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder adanya imonosupresi, supresi sumsum tulang dan pengeluaran pervaginaan. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>tidak terjadi benjol setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span></div> <ul> <li style="text-align: justify;">Tidak ada tanda-tanda infeksi </li> <li style="text-align: justify;">TTV dalam batas normal</li> <li style="text-align: justify;">Hasil laboratorium dalam batas normal : leukosit</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Intervensi<span style="white-space: pre;"> </span>:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Tekankan klien pada hygiene personal khususnya hygiene perineal dan oral.</li> <li style="text-align: justify;">Pantau TTV</li> <li style="text-align: justify;">Gerakan prinsip aseptic dalam memperlihatkan perawatan.</li> <li style="text-align: justify;">Tempatkan klien pada lingkungan yang terhindar dari infeksi </li> <li style="text-align: justify;">Kolaborasi investigasi kultur</li> <li style="text-align: justify;">Kolaborasi pinjaman antibiotik</li> <li style="text-align: justify;">Kolaborasi investigasi laboratorium : leukosit</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 4</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berafiliasi dengan stomatitis, mual-mual dan anoreksia. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>status nutrisi dipertahankan untuk memenuhi kebutuhan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span></div> <ul> <li style="text-align: justify;">Konjungtiva tidak anemis</li> <li style="text-align: justify;">Sklera tidak ikterik</li> <li style="text-align: justify;">BB dalam batas normal</li> <li style="text-align: justify;">Hasil laboratorium dalam batas normal</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Intervensi<span style="white-space: pre;"> </span>:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pantau masukan masakan setiap hari</li> <li style="text-align: justify;">Ukur BB setiap hari / sesuai indikasi </li> <li style="text-align: justify;">Dorong klien untuk masakan tinggi kalori dan protein </li> <li style="text-align: justify;">Identifikasi suasana makan yang menyenangkan </li> <li style="text-align: justify;">Dorong klien untuk makan sedikit tetapi sering</li> <li style="text-align: justify;">Kolaborasi : Pemberian obat sesuai indikasi dan Pemeriksaan laboratorium : Hb</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 5</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gangguan rasa nyaman : nyeri berafiliasi dengan invasi kanker ke serabut saraf.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan klien tahu cara mengatasi nyeri. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil<span style="white-space: pre;"> </span>:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Klien bisa melaksanakan teknik / cara-cara mengatasi nyerinya.</li> <li style="text-align: justify;">Intensitas nyeri berkurang</li> <li style="text-align: justify;">Ekspresi muka dan tubuh rileks</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Intervensi<span style="white-space: pre;"> </span>:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kaji karakteristik nyeri – PQRST</li> <li style="text-align: justify;">Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi</li> <li style="text-align: justify;">Libatkan keluarga dalam melaksanakan intervensi </li> <li style="text-align: justify;">Kolaborasi pinjaman analgetik</li> <li style="text-align: justify;">Kaji efektifitas analgetik.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 6</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Ansietas berafiliasi dengan kurangnya pengetahuan wacana penyakit dan pengobatannya. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1 x 30 menit ansietas / cemas berkurang. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span></div> <ul> <li style="text-align: justify;">Ansietas berkurang</li> <li style="text-align: justify;">Klien mengutarakan cara untuk menurunkan berat badan </li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Intervensi<span style="white-space: pre;"> </span>:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kaji tingkat ansietas klien </li> <li style="text-align: justify;">Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya </li> <li style="text-align: justify;">Identifikasi support system dalam keluarga</li> <li style="text-align: justify;">Dorong diskusi terbuka system dalam keluarga</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 7</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kurang pengetahuan wacana penyakit dan pengobatannya berafiliasi dengan tidak mengenai sumber informasi. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>setelah diberikan tindakan perawatan selama 1 x 30 menit klien dan keluarga tahu wacana penyakit dan pengobatannya. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Klien bisa menyebutkan cara pengobatan penyakitnya</li> <li style="text-align: justify;">Klien bisa menyebutkan imbas samping pengobatan </li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Intervensi :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga wacana ca.cervik dan pengobatannya </li> <li style="text-align: justify;">Berikan pendidikan kesehatan wacana ca.cerviks dan pengobatannya.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 8<br /> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gangguan body image berafiliasi dengan amis tidak lezat pada vagina, alcopesia jawaban imbas pengobatan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>setelah diberikan tindakan perawatan, konsep diri dan persepsi diri dan persepsi klien menjadi stabil. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Klien bisa mengekspresikan perasaannya</li> <li style="text-align: justify;">Klien bisa membagi perasaan dengan keluarga dan perawat.</li> <li style="text-align: justify;">Klien bisa mendapatkan perubahan pada dirinya</li> <li style="text-align: justify;">Klien bisa berpartisipasi dalam perawatan diri</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Intervensi :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kontak dengan klien sering dan perlakuan klien dengan hangat dan perilaku positif </li> <li style="text-align: justify;">Berikan dorongan pada klien untuk mengekskresikan perasaan dan pikiran wacana kondisi, kemajuan, prognosa, sifat pendukung dan pengobatan.</li> <li style="text-align: justify;">Bantu klien mengidentifikasi potensial kesempatan untuk hidup mandiri, relasi inter personal, kekuatan pribadi dan pengertian serta perkembangan spiritual dan normal.</li> <li style="text-align: justify;">Kaji respon negatif terhadap perubahan penampilan </li> <li style="text-align: justify;">Bantu dalam penatalaksanaan alopesia sesuai dengan kebutuhan.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 9</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Resiko gangguan integritas kulit berafiliasi dengan kemoterapi, radiasi dan penurunan imonulogis. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>klien tidak mengalami kerusakan integritas kulit setelah diberikan perawatan selama 3 x 24 jam </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil : Integritas kulit utuh </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kaji kulit dari imbas samping terapi kanker</li> <li style="text-align: justify;">Gunakan air hangat dan sabun ringan pada waktu mandi </li> <li style="text-align: justify;">Anjurkan klien untuk tidak menggaruk</li> <li style="text-align: justify;">Ubah posisi / alih baring sesering mungkin</li> <li style="text-align: justify;">Hindari untuk menggunakan krim apapun kecuali resep dari dokter</li> <li style="text-align: justify;">Kolaborasi pinjaman obat topical. </li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 10</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Perubahan tumpuan seksual berafiliasi dengan amis tidak lezat pada vagina. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan<span style="white-space: pre;"> </span>:<span style="white-space: pre;"> </span>pola seksual tidak mengalami perubahan / gangguan setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil : Klien / pasangan sanggup mengungkapkan penerimaan akan perubahan tumpuan seksual.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Jelaskan imbas penyakit, kesehatan fungsi seksual</li> <li style="text-align: justify;">Diskusikan perasaan klien terhadap fungsi seksual</li> <li style="text-align: justify;">Diskusikan problem tersebut dengan pasangan </li> <li style="text-align: justify;">Beri waktu sendiri untuk klien membicarakan problem tumpuan seksual.</li> </ul> <div style="text-align: justify;">      </div> <div style="text-align: justify;"> <b>Daftar Pustaka</b></div> <ul> <li style="text-align: justify;">Bagian Obstetri & Ginekologi FK. Unpad.1993. Ginekologi. Elstar. Bandung</li> <li style="text-align: justify;">Carpenito,Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.EGC. Jakarta</li> <li style="text-align: justify;">Friedman,Borten,Chapin. 1998. Seri Skema Diagnosa & Penatalaksanaan Ginekologi. Edisi 2. Bina Rupa Aksara. Jakarta</li> <li style="text-align: justify;">Galle,Danielle. Charette,Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC. Jakarta.</li> <li style="text-align: justify;">Hartono,Poedjo. 2000. Kanker Serviks, Leher Rahim & Masalah Skrining Di Indonesia. Kursus Pra Kongres KOGI XI Denpasar.Mombar Vol. 5 No.2 Me] 2001</li> <li style="text-align: justify;">............... 2001. Diktat Kuliah Ilmu Keperawatan Maternitas TA: 2000/2001 PSIK.FK. Unair,Surabaya.</li> <li style="text-align: justify;">Saifudin,Abdul Bari dkk, 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo & JNKKR -POGI, Jakarta.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Untuk mendownload laporan pendahuluan Ca serviks diatas dalam bentuk doc dan pdf link ada dibawah :</div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;"><b><span style="background-color: cyan;">Laporan pendahuluan Ca Serviks doc</span> <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1qWq4TzbhwsktUott5HymbIy4CGmrXiFc/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> <li style="text-align: justify;"><b><span style="background-color: lime;">Laporan pendahuluan Ca Serviks pdf</span> <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1mVDVS_Kc6elEVWVE9cLJJL_KeEp_ImLv/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Alternatif</div> </div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;"><b><span style="background-color: #d5a6bd;">Alternatif doc 1</span> <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1qWq4TzbhwsktUott5HymbIy4CGmrXiFc/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> <li style="text-align: justify;"><b><span style="background-color: #b4a7d6;">Alternatif pdf 1</span> <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1mVDVS_Kc6elEVWVE9cLJJL_KeEp_ImLv/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> </ul> <ul> <li style="text-align: justify;"><b><span style="background-color: #9fc5e8;">Alternatif doc 2</span> <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1qWq4TzbhwsktUott5HymbIy4CGmrXiFc/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> <li style="text-align: justify;"><b><span style="background-color: #93c47d;">Alternatif pdf 2</span> <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1mVDVS_Kc6elEVWVE9cLJJL_KeEp_ImLv/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Demikian laporan pendahuluan Ca serviks kami bagikan dalam bentuk doc dan pdf, silahkan diambil bagi teman-teman yang membutuhkan, terima kasih</div> </div>

Laporan Pendahuluan Ca Serviks, Download Format Doc Dan Pdf

Kami bagikan laporan pendahuluan / LP Ca serviks dalam format doc dan pdf. untuk teman-teman sejawat sekalian yang sedang menciptakan kipra...

+ Baca selengkapnya »

Laporan Pendahuluan / Lp Bronkitis Akut Pada Anak Pdf Dan Doc

<div style="text-align: justify;"> Kami bagikan laporan pendahuluan bronkitis akut pada anak lengkap, download format pdf dan doc.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Teman-teman sejawat sekalian, kali ini admin coba menshare lp bronkitis akut pada anak, dengan tujuan sanggup membantu teman-teman perawat dalam pembuatan kiprah makalah ataupun askep bronkitis.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> laporan pendahuluan bronkitis akut pada anak ini kami sediakan dalam bentuk format pdf dan doc. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> untuk mendownload laporan pendahuluan bronkitis akut pada anak dalam bentuk format pdf dan doc, teman-teman bisa download diakhir artikel ini.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <h3 style="text-align: justify;"> <b>Laporan Pendahuluan Bronkitis Akut Pada Anak</b></h3> <div style="text-align: justify;"> <b>Definisi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bronkitis yaitu suatu peradangan dari bronkioli, bronkus dan trakea oleh banyak sekali alasannya yaitu (Purnawan Junadi; 1982; 206).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bronkitis akut yaitu penyakit abses susukan nafas akut (inflamasi bronkus) yang biasanya terjadi pada bayi dan anak yang biasanya juga disertai dengan trakeitis (Ngastiyah; 1997; 36).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bronkitis biasa juga disebut dengan laringotrakeobronkitis akut atau croup dan paling sering menyerang anak usia 3 tahun (Ngastiyah; 1997; 37).  </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Etiologi </b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bronkitis akut biasanya sering disebabkan oleh virus menyerupai Rhinovirus, Respiratory Syncitial virus (RSV), virus influenza, virus para influenza, dan coxsackie virus. Bronkitis akut juga sanggup dijumpai pada anak yang sedang menderita morbilli, pertusis dan abses mycoplasma pneumoniae (Ngastiyah; 1997; 37).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Penyebab lain dari bronkitis akut sanggup juga oleh basil (staphylokokus, streptokokus, pneumokokus, hemophylus influenzae). Bronkitis sanggup juga disebabkan oleh benalu menyerupai askariasis dan jamur (Purnawan Junadi; 1982; 206).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Penyebab non abses yaitu jawaban aspirassi terhadap materi fisik atau kimia. Faktor predisposisi terjadinya bronkitis akut yaitu perubahan cuaca, alergi, polusi udara dan abses susukan nafas atas kronik memudahkan terjadinya bronkitis (Ngastiyah; 1997; 37).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Patofisiologi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Virus dan kuman biasa masuk melalui “port de entry” verbal dan hidung “dropplet infection” yang selanjutnya akan menimbulkan viremia/ bakterimia dengan tanda-tanda atau reaksi tubuh untuk melaksanakan perlawanan. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Fathway</div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"> <img border="0" data-original-height="905" data-original-width="637" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwBGN_8mHxbkgYWmJP9dHMXpSePblUJIhyXfcO2mwKhOmGmulvCyEzZiMIu8iJ30TMqIdLhL3fn9EM8jM_lwpMFw6qfPoD9hrGHbRfS_1lWltoDbLdQB0dB7rX8jVBCdW7rVBKTLSuVNan/s1600/fathway+bronkitis+1.png" /></div> <div style="text-align: justify;"> Untuk Download Fathway Bronkitis akut format doc, <span style="background-color: cyan;"><b><a href="https://drive.google.com/file/d/1po6cGWCsbH8nTK33BFbt-QXZb0SaUKkx/view?usp=sharing" target="_blank">DISINI</a></b></span></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b> <b>Manifestasi klinik</b></div> <ol> <li style="text-align: justify;">Tanda toksemi<span style="white-space: pre;"> </span>: Malaise, demam, tubuh terasa lemah, banyak keringat “Diaphoresis”, tachycardia, tachypnoe.</li> <li style="text-align: justify;">Tanda iritasi<span style="white-space: pre;"> </span>: Batuk, ekspektorasi/ peningkatan produksi sekret, rasa sakit dibawah sternum</li> <li style="text-align: justify;">Tanda obstruksi<span style="white-space: pre;"> </span>: sesak nafas, rasa mau muntah.</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Prognosis</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bila tidak ada komplikasi prognosis bronkitis akut pada anak umumnya baik. Pada bronkitis akut yang berulang dan bila anak merokok (aktif atau pasif) maka sanggup terjadi kecenderungan untuk menjadi bronkitis kronik kelak pada usia remaja (Ngastiyah; 1997; 37).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Penatalaksanaan dan terapi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Untuk terapi diubahsuaikan dengan penyebab, lantaran bronkitis biasanya disebabkan oleh virus maka belum ada obat kausal. Obat yang diberikan biasanya untuk mengatasi tanda-tanda simptomatis (antipiretika, ekspektoran, antitusif, roburantia). Bila ada unsur alergi maka bisa diberikan antihistamin. Bila terdapat bronkospasme berikan bronkodilator.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Penatalaksanaannya yaitu istirahat yang cukup, kurangi rokok (bila merokok), minum lebih banyak daripada biasanya, dan tingkatkan intake nutrisi yang adekuat. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bila pengobatan sudah dilakukan selama 2 ahad tetapi tidak ada perbaikan maka perlu dicurigai adanya abses basil sekunder dan antibiotik boleh diberikan. Pemberian antibiotik yaitu 7-10 hari, kalau tidak ada perbaikan maka perlu dilakukan thorak foto untuk menyingkirkan kemungkinan kolaps paru segmental dan lobaris, benda gila dalam susukan pernafasan dan tuberkulosis.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pengkajian</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Riwayat penyakit masa lalu</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Faktor pelopor timbulnya bronkitis (infeksi susukan pernafasan atas, adanya riwayat alergi, stress).</div> <div style="text-align: justify;"> Frekwensi timbulnya wheezing, usang penggunaan obat-obat sebelumnya (paling akhir), riwayat asthma, adanya faktor keturunan terhadap alergi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 2. Pemeriksaan fisik</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Peningkatan perjuangan dan frekwensi pernafasan, penggunaan otot bantu pernafasan (mungkin didapatkan adanya bentuk dada barrel/ tong), bunyi nafas (rales, ronchi, wheezing), peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, memperlihatkan tanda dari terjadinya “failure respiratory” menyerupai diaporesis, kelelahan, penurunan kemampuan bereaksi “decreased responsiveness”  dan cyanosis. Turgor kulit, ubun-ubun besar.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Perubahan pada investigasi gas darah, perubahan pada eosinopil (pada hitung jenis darah), investigasi pada foto thoraks.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 3. Faktor pertumbuhan dan psikososial</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Usia, seberapa jauh faktor pelopor menghipnotis kehidupan sosial penderita, tingkat pengetahuan keluarga dan klien terhadap regimen pengobatan yang diberikan, prosedur koping keluarga dan klien, kebiasaan yang dikaitkan dengan kenyamanan klien (waktu tidur, waktu istirahat dan benda kesayangan). Pengalaman dirawat di rumah sakit sebelumnya, kerabat keluarga dengan riwayat asthma.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 4. Pengetahuan klien dan keluarga</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pengetahuan keluarga wacana pengobatan yang diberikan (nama, cara kerja, frekwensi, imbas samping dan tanda-tanda terjadinya kelebihan dosis). Pengobatan non farmakologis “non medicinal  intervenstions” menyerupai olahraga secara teratur serta mencegah kontak dengan alergen atau iritan (jika diketahui penyebab alergi), support sistem, kemauan dan tingkat pengetahuan keluarga.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Diagnosa keperawatan </b></div> <ol> <li style="text-align: justify;">Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berafiliasi dengan bronchospasme, edema mukosa, akumulasi mukus.</li> <li style="text-align: justify;">Resiko gangguan keseimbangan cairan (defisit) berafiliasi dengan penurunan intake oral, dyspnoe, tacypnoe.</li> <li style="text-align: justify;">Hipertermi berafiliasi dengan bakterimia, viremia</li> <li style="text-align: justify;">Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berafiliasi dengan rasa nausea, vomiting, malaise.</li> <li style="text-align: justify;">Kecemasan berafiliasi dengan rasa sesak, penggunaan alat-alat medis yang gila (tak dikenal).</li> <li style="text-align: justify;">Kurang pengetahuan (pengobatan asthma, olah raga, alergen) berafiliasi dengan terbatasnya informasi.</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Intervensi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 1</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berafiliasi dengan bronchospasme, edema mukosa, akumulasi mukus.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan: Jalan nafas higienis dan patent sesudah mendapat tindakan keperawatan, dengan kriteria:</div> <div style="text-align: justify;"> Pada dikala bernafas tidak menggunakan otot-otot bantu, frekwensi nafas dalam batas normal, bunyi nafas bronchovesikuler. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Jelaskan pada klien dan keluarga beberapa tindakan yang sanggup dilakukan untuk meningkatkan proses pengeluaran sekret. R/ Pengetahuan yang memadai memungkinkan keluarga dan klien kooperatif dalam tindakan perawatan.</li> <li style="text-align: justify;">Anjurkan kepada klien dan keluarga semoga memperlihatkan minum lebih banyak  dan hangat kepada klien. R/ Peningkatan hidrasi cairan akan mengencerkan sekret sehingga sekret akan lebih gampang dikeluarkan.</li> <li style="text-align: justify;">Lakukan fisioterapi nafas dan latihan batuk efektif. R/ Fisoterapi nafas melepaskan sekret dari kawasan perlekatan, postural drainase memudahkan pengaliran sekret, batuk efektif mengeluarkan sekret secara adekuat. </li> <li style="text-align: justify;">Kolaborasi dalam derma ekspektoran. R/ Ekspektoran mengandung regimen yang berfungsi untuk mengencerkan sekret semoga lebih gampang dikeluarkan.</li> <li style="text-align: justify;">Observasi: Pernafasan (rate, pola, penggunaan otot bantu, irama, bunyi nafas, cyanosis), tekanan darah, nadi, dan suhu. R/ Tanda vital merupakan indikator yang sanggup diukur untuk mengetahui kecukupan suplai oksigen.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> .Diagnosa. 2</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Resiko gangguan keseimbangan cairan (defisit) berafiliasi dengan penurunan intake oral, dyspnoe, tacypnoe.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan: Tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan selama dalam masa perawatan dengan kriteria:</div> <div style="text-align: justify;"> Produksi urine dalam batas normal, tekanan darah dalam batas normal, denyut nadi dalam batas normal dan teraba penuh, ubun-ubun besar datar, mata tidak cowong.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Jelaskan pada klien dan keluarga wacana manfaat dari derma minum yang adekuat. R/ Pengetahuan yang memadai memungkinkan keluarga dan klien kooperatif terhadap tindakan keperawatan.</li> <li style="text-align: justify;">Anjurkan kepada keluarga untuk memperlihatkan minum yang adekuat. R/ Intake cairan yang adekuat mencegah timbulnya defisit cairan.</li> <li style="text-align: justify;">Kolaborasi  dalam derma cairan perparenteral. R/ anak yang mengalami dyspnoe akan mengalami kesulitan dalam asupan perenteral/ per os.</li> <li style="text-align: justify;">Observasi intake dan output. R/ mengetahui semenjak dini dengan menghitung secara sempurna semoga tidak terjadi defisit cairan. </li> <li style="text-align: justify;">Observasi tanda vital dan produksi urine serta keadaan umum. R/ Gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh sanggup mengakibatkan per- ubahan pada tanda vital, produksi urine.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 3</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Hipertermi berafiliasi dengan bakterimia, viremia</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan: Suhu tubuh dalam batas normal sesudah mendapat tindakan keperawatan dengan kriteria:</div> <div style="text-align: justify;"> Suhu tubuh dalam batas normal, tekanan darah dalam batas normal, nadi dan respirasi dalam batas normal.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Jelaskan pada keluarga tindakan perawatan yang akan dilakukan. R/ Pengetahuan yang memadai memungkinkan klien dan keluarga kooperatif terhadap tindakan keperawatan.</li> <li style="text-align: justify;">Berikan kompres. R/ Penurunan panas sanggup dilakukan dengan cara konduksi melalui kompres.</li> <li style="text-align: justify;">Anjurkan kepada keluarga dan klien untuk minum lebih banyak. R/ Hidrasi cairan yang cukup sanggup menurunkan suhu tubuh.</li> <li style="text-align: justify;">Anjurkan kepada keluarga untuk memakaikan baju yang tipis dan menyerap keringat untuk klien. R/ Penurunan suhu sanggup dilakukan dengan tehnik evaporasi.</li> <li style="text-align: justify;">Kolaborasi dalam derma antipiretik. R/ Antipiretik mengandung regimen yang bekerja pada sentra pengatur suhu di hipotalamus.</li> <li style="text-align: justify;">Observasi tanda-tanda vital. R/ Peningkatan suhu tubuh mencerminkan masih adanya bakterimia, viremia </li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 4</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berafiliasi dengan rasa nausea, vomiting, malaise.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan: Nutrisi terpenuhi secara adekuat sesudah mendapat tindakan keperawatan dengan kriteria:</div> <div style="text-align: justify;"> Berat tubuh dalam batas normal, terjadi peningkatan berat badan, klien mau menghabiskan kuliner yang disajikan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Jelaskan pada klien dan keluarga wacana manfaat dari nutrisi yang adekuat. R/ Pengetahuan yang memadai memungkinkan klien dan keluarga kooperatif terhadap tindakan perawatan yang diberikan.</li> <li style="text-align: justify;">Sajikan kuliner dalam keadaan hangat dan menarik. R/ Merangsang peningkatan nafsu makan pada fase sefal.</li> <li style="text-align: justify;">Berikan kuliner dengan porsi sedikit tapi sering. R/ Dilatasi lambung yang hiperbola merangsang rasa mual dan muntah. </li> <li style="text-align: justify;">Kolaborasi dalam derma vitamin/ roboransia. R/ Roboransia memperlihatkan imbas dalam peningkatan nafsu makan.</li> <li style="text-align: justify;">Observasi kemampuan klien dalam menghabiskan makanan, berat badan. R/ Deteksi dini terhadap perkembangan klien.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 5. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kecemasan berafiliasi dengan rasa sesak, penggunaan alat-alat medis yang gila (tak dikenal).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan:  Rasa cemas berkurang sesudah mendapat klarifikasi dengan kriteria:</div> <div style="text-align: justify;"> Klien mengungkapkan sudah tidak takut terhadap tindakan perawatan, klien tampak tenang, klien kooperatif.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Jelaskan pada klien setiap tindakan yang akan dilakukan. R/ Penjelasan yang memadai memungkinkan klien kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan.</li> <li style="text-align: justify;">Berikan motivasi pada keluarga untuk ikut secara aktif dalam acara perawatan klien. R/ Peran serta keluarga secara aktif sanggup mengurangi rasa cemas klien.</li> <li style="text-align: justify;">Observasi tingkat kecemasan klien dan respon klien terhadap tindakan yang telah dilakukan. R/ Deteksi dini terhadap perkembangan klien.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 6</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kurang pengetahuan (pengobatan asthma, olah raga, alergen) berafiliasi dengan terbatasnya informasi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan: Keluarga mempunyai pengetahuan yang cukup sesudah mendapat klarifikasi dengan </div> <div style="text-align: justify;"> kriteria: Keluarga bisa menjelaskan lagi wacana pengobatan dan penatalaksanaan pada klien Bronchitis dengan menggunakan bahasanya sendiri. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Jelaskan pada keluarga wacana pengobatan Bronchitis pada anak. R/ Pengetahuan yang memadai memungkinkan klien dan keluarga mengerti tujuan dilakukannya derma terapi/ pengobatan.</li> <li style="text-align: justify;">Jelaskan pada keluarga wacana olahraga yang sanggup dilakukan. R/ Olahraga ringan sanggup membantu meningkatkan compliance paru.</li> <li style="text-align: justify;">Jelaskan pada keluarga wacana imbas samping penggunaan obat-obatan. R/ Mencegah terjadinya komplikasi jawaban imbas samping pengobatan.</li> <li style="text-align: justify;">Observasi pengetahuan keluarga wacana klarifikasi yang diberikan oleh petugas. R/ Kemampuan keluarga dalam memperlihatkan klarifikasi mencerminkan tingkat pemahaman keluarga.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Untuk mendownload laporan pendahuluan bronkitis akut pada anak fomat doc dan pdf dibawah :</div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;"><b><span style="background-color: cyan;">Laporan Pendahuluan Bronkitis Akut Pada Anak Doc</span> <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1ldnnZBmZZ-6uCaQlEva8-vfrcv57Id7H/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> <li style="text-align: justify;"><b><span style="background-color: lime;">Laporan Pendahuluan Bronkitis Akut Pada Anak Pdf</span> <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1k3QJfbS2YBdC5OcBsHUQ0lslLfXXxxy7/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Alternatif</div> </div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;"><b><i><a href="https://drive.google.com/file/d/1ldnnZBmZZ-6uCaQlEva8-vfrcv57Id7H/view?usp=sharing" target="_blank">Alternatif doc 1 </a></i></b></li> <li style="text-align: justify;"><b><i><a href="https://drive.google.com/file/d/1k3QJfbS2YBdC5OcBsHUQ0lslLfXXxxy7/view?usp=sharing" target="_blank">Alternatif pdf 1</a></i></b></li> </ul> <ul> <li style="text-align: justify;"><b><i><a href="https://drive.google.com/file/d/1ldnnZBmZZ-6uCaQlEva8-vfrcv57Id7H/view?usp=sharing" target="_blank">Alternatif doc 2</a></i></b></li> <li style="text-align: justify;"><b><i><a href="https://drive.google.com/file/d/1k3QJfbS2YBdC5OcBsHUQ0lslLfXXxxy7/view?usp=sharing" target="_blank">Alternatif pdf 2</a></i></b></li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Demikian laporan pendahuluan bronkitis akut pada anak kami bagikan, semoga bermanfaat, terima kasih</div> </div>

Laporan Pendahuluan / Lp Bronkitis Akut Pada Anak Pdf Dan Doc

Kami bagikan laporan pendahuluan bronkitis akut pada anak lengkap, download format pdf dan doc. Teman-teman sejawat sekalian, kali ini ...

+ Baca selengkapnya »

Laporan Pendahuluan Kelainan Jantung Pada Anak (Tetralogi Of Fallot) Pdf Dan Doc

<div style="text-align: justify;"> Teman-teman Perawat Sekalian, Selamat tiba di blog sederhana kami ini. Kali ini kami akan bagikan laporan pendahuluan kelainan jantung pada anak (tetralogi of fallot).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pada postingan kali ini kami bagikan laporan pendahuluan tetralogi of fallot lengkap, sehingga memudahkan teman-teman sekalian dalam pebuatan kiprah LP maupun askep.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Laporan pendahuluan kelainan jantung pada anak (tetralogi of fallot) ini juga kami sediakan file yang sanggup teman-teman download dalam format pdf dan doc.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Untuk mendownload laporan pendahuluan kelainan jantung pada anak (tetralogi of fallot) pdf dan doc, telah kami sediakan link  diakhir artikel yang sanggup digunakan untuk mengunduh file nya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Laporan Pendahuluan Kelainan Jantung pada Anak (Tetralogi of Fallot)</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Definisi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tetralogi of FallotAdalah suatu penyakit jantung congenital dengan sianosis yang merupakan kombinasi dari 4 tanda-tanda utama yaitu: </div> <ol> <li style="text-align: justify;">obstruksi ajaran ke luar dari bilik kanan (stenosis pulmonalis), </li> <li style="text-align: justify;">cacat septum ventrikel, </li> <li style="text-align: justify;">posisi sebelah kanan dari aorta </li> <li style="text-align: justify;">hipertrofi ventrikel kanan bersama – sama membentuk tetralogi fallot.</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Etiologi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara pasti. diduga lantaran adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor –faktor tersebut antara lain :</div> <div style="text-align: justify;">   </div> <div style="text-align: justify;"> 1. Faktor endogen</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom</li> <li style="text-align: justify;">Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan</li> <li style="text-align: justify;">Adanya penyakit tertentu dalam keluarga menyerupai diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung atau kelainan bawaan</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> 2. Faktor eksogen</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut jadwal KB oral atau suntik,minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide, dextroamphetamine, aminopterin, amethopterin, jamu)</li> <li style="text-align: justify;">Ibu menderita penyakit bisul : rubella</li> <li style="text-align: justify;">Pajanan terhadap sinar -X</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Para jago beropini bahwa penyebab endogen dan eksogentersebut jarang terpisah mengakibatkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% masalah penyebab adaah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab harus ada sebelum final bulan kedua kehamilan , oleh lantaran pada ahad ke delapan kehamilan pembentukan jantung janin sudah selesai.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Patofisiologi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tetralogi of Fallot yaitu defek jantung sianotik congenital yang terdiri dari 4 defek structural: </div> <ol> <li style="text-align: justify;">defek septum ventricular</li> <li style="text-align: justify;">stenosis pulmoner, sanggup berupa infundubular,valvular,supravalvular,atau kombinasi,yang mengakibatkan obstruksi  ajaran darah ke dalam arteri pulmuner. </li> <li style="text-align: justify;">hypertrofi ventrikel kanan </li> <li style="text-align: justify;">berbagai derajat penolakan aorta. </li> </ol> <div style="text-align: justify;"> Defek septum ventricular rata – rata besar. Pada pasien dengan tetralogi fallot,diameter aortanya lebih besar dari normal sedangkan  diameter arteri pulmonalnya lebih kecil dari normal. Gagal jantung kongestif jarang terjadi lantaran tekanan kedalam ventrikel kiri dan kanan sama besar akhir defek septum tersebut. Masalah utama dari gangguan ini yaitu hypoksia. Derajat sianosis berafiliasi dengan beratnya obstruksi anatomic terhadap ajaran darah dari ventrikel kanan ke dalam arteri pulmoner,selain dengan status fisiologik anak tersebut.</div> <br /> <div style="text-align: justify;"> Kebanyakan anak dengan Tetralogi  Fallot dicalonkan untuk menjalani bedah jantung,yang umumnya dilakukan ketika anak berusia 1 – 4 tahun. Prosedur pirau sanggup dilakukan sebelum koreksi  total sebagai tindakan paliatif untuk mengoreksi hipoksia akhir ajaran pulmonal yang tidak adekuat. Blalock – Taussig dan wasterston – cooley yaitu pola mekanisme pirau. Koreksi dengan pembedahan diindikasikan bagi anak dengan hypoksia dan polisitemia berat ( hematokrit lebih dari 60% ). Resiko bedah berkaitan dengan diameter arteri pulmoner, risiko tersebut akan kurang dari 10 % jikalau diameter arteri pulmoner paling sedikit sepertiga diameter aorta.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Fathway Tetralogi of Fallot</b></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"> <img border="0" data-original-height="343" data-original-width="482" height="454" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRXRHDFy8zr0JHXt0nReTq3ZkvvZJZhMBJN5NAsBxjwoyCWeNXlHOGJNMbqpmQMrxAvM0n0KIIVQa6WqcvSsNodi6wPy9XqxgNtE7-qJxpmyNeEwUGhKoL8jHGjBG8UDHwjSypPMFkmpqa/s640/Fathway+Tetralogi+of+Fallot.png" width="640" /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Manifestasi Klinik</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Manifestasi tetralogi of fallot antara lain :</div> <ol> <li style="text-align: justify;">Sianosis : Obstruksi ajaran darah keluar ventrikel kanan --> hipertropi infundibulum meningkat --> obstruksi meningkat disertai pertumbuhan yang semakin meningkat --> sianosis.</li> <li style="text-align: justify;">Dispnea : Terjadi bila penderita melaksanakan aktifitas fisik.</li> <li style="text-align: justify;">Serangan-serangan dispnea paroksimal (serangan-serangan anoksia biru) : Semakin bertambah usia, sianosis bertambah berat --> umum pada pagi hari.</li> <li style="text-align: justify;">Keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan : Gangguan pada pertambahan tinggi tubuh terutama pada anak, keadaan gizi kurang dari kebutuhan normal, pertumbuhan otot-otot dari jaringan subkutan terlihat kendur dan lunak, masa pubertas terlambat.</li> <li style="text-align: justify;">Denyut pembuluh darah normal : Jantung baisanya dalam ukuran normal, apeks jantung jela sterlihat, suatu getaran sistolis sanggup dirasakan di sepanjang tepi kiri tulang dada, pada celah parasternal 3 dan 4.</li> <li style="text-align: justify;">Bising sistolik : Terdengar keras dan kasar, sanggup menyebar luas, tetai intensita sterbesar pada tepi kiri tulang dada.</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Pemeriksaan Diagnostik</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pemeriksaan Penunjang yang bisa dilakukan untuk tetralogi of fallot yaitu sebagi berikut :</div> <ol> <li style="text-align: justify;">Rontgen thorax:  menunjukkan  peningkatan atau penurunan ajaran pulmoner, tak ada bukti – bukti pembesaran jantung, bentuk menyerupai bot</li> <li style="text-align: justify;">EKG:  menawarkan hypertrofi ventrikel kanan, hypertrofi  ventrikel kiri atau keduanya</li> <li style="text-align: justify;">Nilai gas darah arteri : PH turun, PO2 turun,PCO2 naik</li> <li style="text-align: justify;">Hemoglobin atau hematokrit : memantau viskositas darah dan mendeteksi adanya anemia defisiensi besi</li> <li style="text-align: justify;">Jumlah trombosit : menurun</li> <li style="text-align: justify;">Ekokardiogram : mendeteksi defek septum,posisi aorta,dan stenosis pulmoner</li> <li style="text-align: justify;">Kateterisasi jantung : peningkatan sistemik dalam ventrikel kanan, penurunan tekanan arteri pulmoner dengan penurunan saturasi hemoglobin arteri.</li> <li style="text-align: justify;">Uji telan barium menawarkan pergeseran trachea dari garis tengah kea rah kiri</li> <li style="text-align: justify;">Radiogram abdomen: mendeteksi kemungkinan adanya kelainan congenital lain.</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Penatalaksanaan</b></div> <ol> <li style="text-align: justify;">Sianosis berat : beri prostaglandin E1 (PGE1) Untuk mempertahankan kepatenan duktus dan meningkatkan ajaran darah paru.</li> <li style="text-align: justify;">Sianosi ringan : observasi ketat bayi, jikalau sianosis memburuk setelah penutupan ductus, bayi ini membutuhkan koreksi bedah selamaperiode neonatal.</li> <li style="text-align: justify;">Antibiotik : sesuai  hasil kultur sensitivitas, kadang digunakan anti biotic propilaksis</li> <li style="text-align: justify;">Diuresik : untuk meningkatkan dieresis,  mengurangi kelebihan cairan, digunakan dalam pengobatan edema yang berafiliasi dengan gagal jantung kongestif.</li> <li style="text-align: justify;">Digitalis : meningkatkan kekuatan kontraksi ,isi sekuncup,dan curah jantung serta menurunkan tekanan vena jantung, digunakan untuk mengobati gagal jantung kongesti dan aritmia jantung tertentu ( jarang diberi sebelum koreksi, kecuali jikalau pirau terlalu besar)</li> <li style="text-align: justify;">Besi untuk mengatasi anemia</li> <li style="text-align: justify;">Betablocker ( propanolol ) : menurunkan denyut jantung dan kekuatan kontraksi serta iritabilitas myokard  , digunakan untuk mencegah dan mengobati  serangan hypersianosis.</li> <li style="text-align: justify;">Morfin : meningkatkan ambang sakit, mengobati hypersianosis dengan menghambat pusat pernafasan dan reflek batuk.</li> <li style="text-align: justify;">NaHCO3, sebuah pengalkali sistemik kuat: untuk mengobati asidosis dengan  mengganti ion bicarbonate dan memulihkan kapasitas buffer tubuh.</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Penatalaksanaan Bedah</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tindakan Paliatif</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Anastomose  Blalock Taussig</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Anastomose sub clavia pulmoner dari Blalock – Taussig yaitu intervensi palliative yang umumnya dianjurkan bagi anak yang tidak sesuai bedah korektif. Arteri subklavia yang berhadapan dengan sisi lengkung aorta diikat,dibelah dan dianastomosekan ke arteria pulmoner kolateral. Keuntungan pirau ini yaitu kemampuannya menciptakan pirau yang sangat kecil,yang tumbuh bersama anak dan kenyataannya gampang mengangkatnya selama perbaikan definitive.Anastomosis Blalock- Taussig yang dimodifikasi intinya sama , namun menggunakan materi prostetik,umumnya politetrafluoroetilen. Dengan pirau ini ukurannya sanggup lebih dikendalikan, dan lebih gampang diangkat lantaran kebanyakan seluruh perbaikan tuntas dilakukan pada ketika anak masih sangat muda.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /> Konsekuensi hemodinamik dari pirau Blalockn- Taussig yaitu untuk memungkinkan darah sistemik memasuki sirkulasi pulmoner melalui arteria subklavia, sehingga meningkatkan ajaran darah pulmoner dengan tekanan rendah, sehingga menghindari kongesti paru. Aliran darah ini memungkinkan stabilisasi  status jantung dan paru hingga anak itu cukup besar untuk menghadapi pembedahan korektif dengan aman. Sirkulasi kolateral akan muncul untuk menjamin ajaran darah arterial yang memadai ke lengan,meskipun tekanan darah tidak sanggup diukur pada lengan itu.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;">  2. Anastomose Waterston-Cooley</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Anastomose Waterston – Cooley yaitu mekanisme paliatif yang digunakan untuk bayi yang menurunkan ajaran darah paru,seperti Tetralogi Fallot. Prosedur ini merupakan mekanisme jantung tertutup,yaitu aorta desendens posterior secara pribadi dijahit pada pecahan anterior arteri pulmoner kanan,membentuk sebuah fistula. Walaupun pirau ini sulit diangkat selama perbaikan definitive, pirau ini pada umumnya telah menggantikan cara anastomose Potts-Smith-Gibson, atau Potts, yang merupakan pirau end to end antara aorta desenden dan arteria pulmoner kiri, lantaran secara tehnis paling gampang dilakukan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Respon hemodinamik yang diharapkan yaitu semoga darah dari aorta mengalir ke dalam  arteria pulmoner , dan dengan demikian meningkatkan ajaran darah pulmoner. Prosedur ini akan mengurangi terjadinya anoksia,sianosis,dan jari tabuh. Dalam mekanisme ini dihasilkan murmur yang menyerupai dengan suara mesin.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Perbaikan definitif</b></div> <div style="text-align: justify;">             </div> <div style="text-align: justify;"> Dulu perbaikan tuntas Tetralogi of fallot ditunda pelaksanaanya hingga anak memasuki masa usia prasekolah,tetapi kini perbaikan tersebut sanggup dengan kondusif sanggup dikerjakan pada bawah umur yang berusia 1 dan 2 tahun. Indikasi untuk pembedahan pada usia  yang  sangat muda ini yaitu polisitemia berat ( haematokrit diatas 60% ) ,hypersianosis,hypoksia dan penurunan kualitas hidup. Pada operasi tersebut dibentuk insisi sternotomi median,dan bypass kardiopulmoner,dengan hypothermia profunda pada beberapa bayi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jika sebelumnya telah terpasang pirau,pirau tersebut harus diangkat. Kecuali jikalau perbaikan ini tidak sanggup dilakukan melalui atrium kanan,hendaknya  dihindari ventrikulotomi  kanan lantaran berpotensi mengganggu fungsi  ventrikel. Obstruksi ajaran keluar dari ventrikel kanan dihilangkan dan dilebarkan,menggunakan dakron dengan santunan perikard. Hindari insufisiensi paru. Katub pulmoner diinsisi. Defek septum ventrikuli ditutup dengan pelengkap Dacron untuk melengkapi pembedahan. Pada masalah obstruksi  susukan keluar ventrikel  kanan, dpaat  dipasang sebuah pipa.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Komplikasi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Komplikasi dari gangguan ini antara lain yaitu :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Penyakit vaskuler pulmoner kanan</li> <li style="text-align: justify;">Deformitas arteri pulmoner kanan</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Komplikasi  berikut sanggup terjadi setelah anastomose blalock Taussig:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Perdarahan : Perdarahan hebat  terutama terjadi pada anak – anak dengan polisitemia</li> <li style="text-align: justify;">Emboli atau thrombosis serebri</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Resiko lebih tinggi pada polisitemia,anemia atau sepsis</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Gagal jantung kongestif, jikalau piraunya terlau besar</li> <li style="text-align: justify;">Oklusi dini pada pirau</li> <li style="text-align: justify;">Hematothorax</li> <li style="text-align: justify;">Pirau kanan ke kiri persisten pada tingkat atrium, terutama pada bayi</li> <li style="text-align: justify;">Sianosis persisten</li> <li style="text-align: justify;">Kerusakan nervus frenikus</li> <li style="text-align: justify;">Efusi pleura</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Prognosis</b></div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;">Angka mortalitas bedah untuk operasi perbaikan total Tetralogi of Fallot yaitu kurang dari 5 %</li> <li style="text-align: justify;">Dengan perbaikan teknik pembedahan, bencana disritmia dan maut mendadak mengalami penurunan.</li> <li style="text-align: justify;">Blok jantung ketika pembedahan jarang dijumpai</li> <li style="text-align: justify;">Gagal jantung kongestif sanggup terjadi setelah pembedahan.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div style="text-align: justify;"> <b>Konsep Asuhan Keperawatan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pengkajian</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Data yang umum ditemukan pada pasien dengan tetralogi fallot adalah:</div> <ol> <li style="text-align: justify;">Cyanosis menyeluruh atau pada membran mukosa bibir, lidah, konjungtiva. Sianosis juga timbul pada ketika menangis, makan, tegang, berendam dalam air --> sanggup perifer atau sentral.</li> <li style="text-align: justify;">Dispnea biasanya menyertai aktifitas makan, menangis atau tegang/stress.</li> <li style="text-align: justify;">Kelemahan, umum pada kaki.</li> <li style="text-align: justify;">Pertumbuhan dan perkembangan tidak sesuai dengan usia.</li> <li style="text-align: justify;">Digital clubbing</li> <li style="text-align: justify;">Sakit kepala</li> <li style="text-align: justify;">Epistaksis</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Diagnosa Keperawatan</b></div> <ol> <li style="text-align: justify;">Resiko penurunan cardiac output b/d adanya kelainan structural jantung.</li> <li style="text-align: justify;">Intolerans acara b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap kebutuhan tubuh.</li> <li style="text-align: justify;">Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat, kebutuhan nutrisis jaringan tubuh, isolasi social.</li> <li style="text-align: justify;">Resiko bisul b/d keadaan umum tidak adekuat.</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Intervensi / Rencana Tindakan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 1</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Resiko penurunan cardiac output b/d adanya kelainan structural jantung.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan: penurunan cardiac output tidak terjadi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil: tanda vital dalam batas yang sanggup diterima, bebas tanda-tanda gagal jantung, melaporkan penurunan episode dispnea, ikut serta dalam aktifitas yang mengurangi beban kerja jantung, urine output adekuat: 0,5 – 2 ml/kgBB.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Rencana intervensi dan rasional:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: none; margin-left: 59.4pt; text-align: justify;"> <tbody> <tr> <td style="border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 189.0pt;" valign="top" width="252"><div class="MsoTitle"> Intervensi<o:p></o:p></div> </td> <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 246.9pt;" valign="top" width="329"><div class="MsoTitle"> Rasional<o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 189.0pt;" valign="top" width="252"><div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list -167.4pt; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kaji frekuensi nadi, RR, TD secara teratur setiap 4 jam.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list -167.4pt; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Catat suara jantung.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list -167.4pt; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kaji perubahan warna kulit terhadap sianosis dan pucat.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list -167.4pt; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Pantau intake dan output setiap 24 jam.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list -167.4pt; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Batasi aktifitas secara adekuat.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list -167.4pt; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Berikan kondisi psikologis lingkungan yang tenang.<o:p></o:p></span></div> </td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 246.9pt;" valign="top" width="329"><div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]-->Memonitor adanya perubahan sirkulasi jantung sedini mungkin.<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Mengetahui adanya perubahan irama jantung.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Pucat menawarkan adanya penurunan perfusi perifer terhadap tidak adekuatnya curah jantung. Sianosis terjadi sebagai akhir adanya obstruksi ajaran darah pada ventrikel.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ginjal berespon untuk menurunkna curah jantung dengan menahan produksi cairan dan natrium.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Istirahat memadai diharapkan untuk memperbaiki efisiensi kontraksi jantung dan menurunkan komsumsi O2 dan kerja berlebihan.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Stres emosi menghasilkan vasokontriksi yangmeningkatkan TD dan meningkatkan kerja jantung.<o:p></o:p></span></div> </td> </tr> </tbody></table> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 2</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intolerans acara b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap kebutuhan tubuh.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan: Pasien akan menawarkan keseimbangan energi yang adekuat.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil: Pasien sanggup mengikuti aktifitas sesuai kemampuan, istirahat tidur tercukupi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Rencana intervensi dan rasional:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: none; margin-left: 59.4pt; text-align: justify;"> <tbody> <tr> <td style="border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 189.0pt;" valign="top" width="252"><div class="MsoTitle"> Intervensi<o:p></o:p></div> </td> <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 246.9pt;" valign="top" width="329"><div class="MsoTitle"> Rasional<o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 189.0pt;" valign="top" width="252"><div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list -158.4pt; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ikuti pola istirahat pasien, hindari pemberian intervensi pada ketika istirahat.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list -158.4pt; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Lakukan perawatan dengan cepat, hindari pengeluaran energi berlebih dari pasien.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list -158.4pt; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Bantu pasien menentukan kegiatan yang tidak melelahkan.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 3.6pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list -158.4pt; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Hindari perubahan suhu lingkungan yang mendadak.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list -158.4pt; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kurangi kecemasan pasien dengan memberi klarifikasi yang dibutuhkan pasien dan keluarga.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list -158.4pt; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Respon perubahan keadaan psikologis pasien (menangis, sedih dll) dengan baik.<o:p></o:p></span></div> </td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 246.9pt;" valign="top" width="329"><div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list -356.4pt; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]-->Menghindari gangguan pada istirahat tidur pasien sehingga kebutuhan energi sanggup dibatasi untuk aktifitas lain yang lebih penting.<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list -356.4pt; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Meningkatkan kebutuhan istirahat pasien dan menghemat energi paisen.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 3.6pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list -356.4pt; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Menghindarkan psien dari kegiatna yang melelahkan dan meningkatkan beban kerja jantung.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list -356.4pt; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Perubahan suhu lingkungna yang mendadak merangsang kebutuhan akan oksigen yang meningkat.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list -356.4pt; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kecemasan meningkatkan respon psikologis yang merangsang peningkatan kortisol dan meningkatkan suplai O2.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list -356.4pt; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Stres dan kecemasan kuat terhadap kebutuhan O2 jaringan.<o:p></o:p></span></div> </td> </tr> </tbody></table> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 3</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat, kebutuhan nutrisis jaringan tubuh, isolasi social.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan: Pertumbuhan dan perembangan sanggup mengikuti kurca tumbuh kembang sesuai dengan usia.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil: Pasien sanggup mengikuti tahap pertumbuhan dan perkembangan yang sesuia dengan usia, pasien terbebas dari isolasi social.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Rencana intervensi dan rasional:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: none; margin-left: 59.4pt; text-align: justify;"> <tbody> <tr> <td style="border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 189.0pt;" valign="top" width="252"><div class="MsoTitle"> Intervensi<o:p></o:p></div> </td> <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 246.9pt;" valign="top" width="329"><div class="MsoTitle"> Rasional<o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 189.0pt;" valign="top" width="252"><div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sediakan kebutuhan nutrisi adekuat.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 3.6pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 3.6pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Monitor BB/TB, buat catatan khusus sebagai monitor.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kolaborasi intake Fe dalam nutrisi.<o:p></o:p></span></div> </td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 246.9pt;" valign="top" width="329"><div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]-->Menunjang kebutuhan nutrisi pada masa pertumbuhan dan perkembangan serta meningkatkan daya tahan tubuh.<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sebagai monitor terhadap keadaan pertumbuhan dan keadaan gizi pasien selama dirawat.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Mencegah terjadinya anemia sedini mungkin sebagi akhir penurunan kardiak output.<o:p></o:p></span></div> </td> </tr> </tbody></table> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 4</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Resiko bisul b/d keadaan umum tidak adekuat.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan: Infeksi tidak terjadi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil: Bebas dari tanda – tanda infeksi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Rencana intervensi dan rasional:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: none; margin-left: 59.4pt; text-align: justify;"> <tbody> <tr> <td style="border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 189.0pt;" valign="top" width="252"><div class="MsoTitle"> Intervensi<o:p></o:p></div> </td> <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 246.9pt;" valign="top" width="329"><div class="MsoTitle"> Rasional<o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 189.0pt;" valign="top" width="252"><div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kaji tanda vital dan tanda – tanda bisul umum lainnya.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Hindari kontak dengan sumber infeksi.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sediakan waktu istirahat yang adekuat.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sediakan kebutuhan nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;"> <br /></div> </td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 246.9pt;" valign="top" width="329"><div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list -356.4pt; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Memonitor tanda-tanda dan tanda bisul sedini mungkin.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list -356.4pt; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Menghindarkan pasien dari kemungkinan terkena bisul dari sumber yang sanggup dihindari.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list -356.4pt; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Istirahat adekuat membantu meningkatkan keadaan umum pasien.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 12.6pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list -356.4pt; text-indent: -9.0pt;"> <!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Nutrisi adekuat menunjang daya tahan tubuh pasien yang optimal.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;"> <br /></div> </td> </tr> </tbody></table> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Daftar Pustaka</div> <br /> <ol> <li style="text-align: justify;">Arthur C. Guyton and John E. Hall ( 1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta</li> <li style="text-align: justify;">Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3, Peneribit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.</li> <li style="text-align: justify;">Nelson (1993), Ilmu Kesehatan Anak: Textbook of Pediatrics Edisi 12, Buku kedokteran EGC, Jakarta.</li> <li style="text-align: justify;">Sylvia A. Price (1995), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit Edisi 4, Buku kedokteran EGC, Jakarta.</li> <li style="text-align: justify;">Wong and Whaley’s (1996), Clinical Manual of Pediatrics Nursing 4th Edition, Mosby-Year Book, St.Louis, Missouri.</li> </ol> <div style="text-align: justify;"> Download laporan pendahuluan kelainan jantung pada anak (tetralogi of fallot) dibawah :</div> <div style="text-align: justify;"> <ul> <li><b><span style="background-color: cyan;">Laporan Pendahuluan Kelainan Jantung Pada Anak (Tetralogi Of Falot) doc</span>, <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1IYjZgnEOWmym1oSDb_xkDEcYYS2kK2Ng/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> <li><b><span style="background-color: lime;">Laporan Pendahuluan Kelainan Jantung Pada Anak (Tetralogi Of Falot) pdf</span>, <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1_L3hVa4t8GMLrFqkBKwWB-e5XgNWOcoQ/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> </ul> <div> Alternatif</div> <div> <ul> <li><b><i><span style="color: red;"><a href="https://drive.google.com/file/d/1IYjZgnEOWmym1oSDb_xkDEcYYS2kK2Ng/view?usp=sharing" target="_blank">Alternatif doc 1</a></span></i></b></li> <li><b><i><span style="color: red;"><a href="https://drive.google.com/file/d/1_L3hVa4t8GMLrFqkBKwWB-e5XgNWOcoQ/view?usp=sharing" target="_blank">Alternatif pdf 1</a></span></i></b></li> </ul> <ul> <li><b><i><span style="color: red;"><a href="https://drive.google.com/file/d/1IYjZgnEOWmym1oSDb_xkDEcYYS2kK2Ng/view?usp=sharing" target="_blank">Alternatif doc 2</a></span></i></b></li> <li><b><i><span style="color: red;"><a href="https://drive.google.com/file/d/1_L3hVa4t8GMLrFqkBKwWB-e5XgNWOcoQ/view?usp=sharing" target="_blank">Alternatif pdf 2</a></span></i></b></li> </ul> <div> Demikian laporan pendahuluan kelainan jantung pada anak (tetralogi of fallot) kami bagikan, semoga bermanfaat.</div> </div> <div> <br /></div> <div> Senang rasanya bisa berbagi, terima kasih.</div> </div>

Laporan Pendahuluan Kelainan Jantung Pada Anak (Tetralogi Of Fallot) Pdf Dan Doc

Teman-teman Perawat Sekalian, Selamat tiba di blog sederhana kami ini. Kali ini kami akan bagikan laporan pendahuluan kelainan jantung pada...

+ Baca selengkapnya »