Teman-teman Perawat Sekalian, Selamat tiba di blog sederhana kami ini. Kali ini kami akan bagikan laporan pendahuluan kelainan jantung pada anak (tetralogi of fallot).

Pada postingan kali ini kami bagikan laporan pendahuluan tetralogi of fallot lengkap, sehingga memudahkan teman-teman sekalian dalam pebuatan kiprah LP maupun askep.

Laporan pendahuluan kelainan jantung pada anak (tetralogi of fallot) ini juga kami sediakan file yang sanggup teman-teman download dalam format pdf dan doc.

Untuk mendownload laporan pendahuluan kelainan jantung pada anak (tetralogi of fallot) pdf dan doc, telah kami sediakan link  diakhir artikel yang sanggup digunakan untuk mengunduh file nya.


Laporan Pendahuluan Kelainan Jantung pada Anak (Tetralogi of Fallot)

Definisi

Tetralogi of FallotAdalah suatu penyakit jantung congenital dengan sianosis yang merupakan kombinasi dari 4 tanda-tanda utama yaitu: 
  1. obstruksi ajaran ke luar dari bilik kanan (stenosis pulmonalis), 
  2. cacat septum ventrikel, 
  3. posisi sebelah kanan dari aorta 
  4. hipertrofi ventrikel kanan bersama – sama membentuk tetralogi fallot.

Etiologi

Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara pasti. diduga lantaran adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor –faktor tersebut antara lain :
  
1. Faktor endogen
  • Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom
  • Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
  • Adanya penyakit tertentu dalam keluarga menyerupai diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung atau kelainan bawaan
2. Faktor eksogen
  • Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut jadwal KB oral atau suntik,minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide, dextroamphetamine, aminopterin, amethopterin, jamu)
  • Ibu menderita penyakit bisul : rubella
  • Pajanan terhadap sinar -X
Para jago beropini bahwa penyebab endogen dan eksogentersebut jarang terpisah mengakibatkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% masalah penyebab adaah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab harus ada sebelum final bulan kedua kehamilan , oleh lantaran pada ahad ke delapan kehamilan pembentukan jantung janin sudah selesai.


Patofisiologi

Tetralogi of Fallot yaitu defek jantung sianotik congenital yang terdiri dari 4 defek structural: 
  1. defek septum ventricular
  2. stenosis pulmoner, sanggup berupa infundubular,valvular,supravalvular,atau kombinasi,yang mengakibatkan obstruksi  ajaran darah ke dalam arteri pulmuner. 
  3. hypertrofi ventrikel kanan 
  4. berbagai derajat penolakan aorta. 
Defek septum ventricular rata – rata besar. Pada pasien dengan tetralogi fallot,diameter aortanya lebih besar dari normal sedangkan  diameter arteri pulmonalnya lebih kecil dari normal. Gagal jantung kongestif jarang terjadi lantaran tekanan kedalam ventrikel kiri dan kanan sama besar akhir defek septum tersebut. Masalah utama dari gangguan ini yaitu hypoksia. Derajat sianosis berafiliasi dengan beratnya obstruksi anatomic terhadap ajaran darah dari ventrikel kanan ke dalam arteri pulmoner,selain dengan status fisiologik anak tersebut.

Kebanyakan anak dengan Tetralogi  Fallot dicalonkan untuk menjalani bedah jantung,yang umumnya dilakukan ketika anak berusia 1 – 4 tahun. Prosedur pirau sanggup dilakukan sebelum koreksi  total sebagai tindakan paliatif untuk mengoreksi hipoksia akhir ajaran pulmonal yang tidak adekuat. Blalock – Taussig dan wasterston – cooley yaitu pola mekanisme pirau. Koreksi dengan pembedahan diindikasikan bagi anak dengan hypoksia dan polisitemia berat ( hematokrit lebih dari 60% ). Resiko bedah berkaitan dengan diameter arteri pulmoner, risiko tersebut akan kurang dari 10 % jikalau diameter arteri pulmoner paling sedikit sepertiga diameter aorta.

Fathway Tetralogi of Fallot

Manifestasi Klinik

Manifestasi tetralogi of fallot antara lain :
  1. Sianosis : Obstruksi ajaran darah keluar ventrikel kanan --> hipertropi infundibulum meningkat --> obstruksi meningkat disertai pertumbuhan yang semakin meningkat --> sianosis.
  2. Dispnea : Terjadi bila penderita melaksanakan aktifitas fisik.
  3. Serangan-serangan dispnea paroksimal (serangan-serangan anoksia biru) : Semakin bertambah usia, sianosis bertambah berat --> umum pada pagi hari.
  4. Keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan : Gangguan pada pertambahan tinggi tubuh terutama pada anak, keadaan gizi kurang dari kebutuhan normal, pertumbuhan otot-otot dari jaringan subkutan terlihat kendur dan lunak, masa pubertas terlambat.
  5. Denyut pembuluh darah normal : Jantung baisanya dalam ukuran normal, apeks jantung jela sterlihat, suatu getaran sistolis sanggup dirasakan di sepanjang tepi kiri tulang dada, pada celah parasternal 3 dan 4.
  6. Bising sistolik : Terdengar keras dan kasar, sanggup menyebar luas, tetai intensita sterbesar pada tepi kiri tulang dada.

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Penunjang yang bisa dilakukan untuk tetralogi of fallot yaitu sebagi berikut :
  1. Rontgen thorax:  menunjukkan  peningkatan atau penurunan ajaran pulmoner, tak ada bukti – bukti pembesaran jantung, bentuk menyerupai bot
  2. EKG:  menawarkan hypertrofi ventrikel kanan, hypertrofi  ventrikel kiri atau keduanya
  3. Nilai gas darah arteri : PH turun, PO2 turun,PCO2 naik
  4. Hemoglobin atau hematokrit : memantau viskositas darah dan mendeteksi adanya anemia defisiensi besi
  5. Jumlah trombosit : menurun
  6. Ekokardiogram : mendeteksi defek septum,posisi aorta,dan stenosis pulmoner
  7. Kateterisasi jantung : peningkatan sistemik dalam ventrikel kanan, penurunan tekanan arteri pulmoner dengan penurunan saturasi hemoglobin arteri.
  8. Uji telan barium menawarkan pergeseran trachea dari garis tengah kea rah kiri
  9. Radiogram abdomen: mendeteksi kemungkinan adanya kelainan congenital lain.

Penatalaksanaan
  1. Sianosis berat : beri prostaglandin E1 (PGE1) Untuk mempertahankan kepatenan duktus dan meningkatkan ajaran darah paru.
  2. Sianosi ringan : observasi ketat bayi, jikalau sianosis memburuk setelah penutupan ductus, bayi ini membutuhkan koreksi bedah selamaperiode neonatal.
  3. Antibiotik : sesuai  hasil kultur sensitivitas, kadang digunakan anti biotic propilaksis
  4. Diuresik : untuk meningkatkan dieresis,  mengurangi kelebihan cairan, digunakan dalam pengobatan edema yang berafiliasi dengan gagal jantung kongestif.
  5. Digitalis : meningkatkan kekuatan kontraksi ,isi sekuncup,dan curah jantung serta menurunkan tekanan vena jantung, digunakan untuk mengobati gagal jantung kongesti dan aritmia jantung tertentu ( jarang diberi sebelum koreksi, kecuali jikalau pirau terlalu besar)
  6. Besi untuk mengatasi anemia
  7. Betablocker ( propanolol ) : menurunkan denyut jantung dan kekuatan kontraksi serta iritabilitas myokard  , digunakan untuk mencegah dan mengobati  serangan hypersianosis.
  8. Morfin : meningkatkan ambang sakit, mengobati hypersianosis dengan menghambat pusat pernafasan dan reflek batuk.
  9. NaHCO3, sebuah pengalkali sistemik kuat: untuk mengobati asidosis dengan  mengganti ion bicarbonate dan memulihkan kapasitas buffer tubuh.

Penatalaksanaan Bedah

Tindakan Paliatif

1. Anastomose  Blalock Taussig

Anastomose sub clavia pulmoner dari Blalock – Taussig yaitu intervensi palliative yang umumnya dianjurkan bagi anak yang tidak sesuai bedah korektif. Arteri subklavia yang berhadapan dengan sisi lengkung aorta diikat,dibelah dan dianastomosekan ke arteria pulmoner kolateral. Keuntungan pirau ini yaitu kemampuannya menciptakan pirau yang sangat kecil,yang tumbuh bersama anak dan kenyataannya gampang mengangkatnya selama perbaikan definitive.Anastomosis Blalock- Taussig yang dimodifikasi intinya sama , namun menggunakan materi prostetik,umumnya politetrafluoroetilen. Dengan pirau ini ukurannya sanggup lebih dikendalikan, dan lebih gampang diangkat lantaran kebanyakan seluruh perbaikan tuntas dilakukan pada ketika anak masih sangat muda.

Konsekuensi hemodinamik dari pirau Blalockn- Taussig yaitu untuk memungkinkan darah sistemik memasuki sirkulasi pulmoner melalui arteria subklavia, sehingga meningkatkan ajaran darah pulmoner dengan tekanan rendah, sehingga menghindari kongesti paru. Aliran darah ini memungkinkan stabilisasi  status jantung dan paru hingga anak itu cukup besar untuk menghadapi pembedahan korektif dengan aman. Sirkulasi kolateral akan muncul untuk menjamin ajaran darah arterial yang memadai ke lengan,meskipun tekanan darah tidak sanggup diukur pada lengan itu.

 2. Anastomose Waterston-Cooley

Anastomose Waterston – Cooley yaitu mekanisme paliatif yang digunakan untuk bayi yang menurunkan ajaran darah paru,seperti Tetralogi Fallot. Prosedur ini merupakan mekanisme jantung tertutup,yaitu aorta desendens posterior secara pribadi dijahit pada pecahan anterior arteri pulmoner kanan,membentuk sebuah fistula. Walaupun pirau ini sulit diangkat selama perbaikan definitive, pirau ini pada umumnya telah menggantikan cara anastomose Potts-Smith-Gibson, atau Potts, yang merupakan pirau end to end antara aorta desenden dan arteria pulmoner kiri, lantaran secara tehnis paling gampang dilakukan.

Respon hemodinamik yang diharapkan yaitu semoga darah dari aorta mengalir ke dalam  arteria pulmoner , dan dengan demikian meningkatkan ajaran darah pulmoner. Prosedur ini akan mengurangi terjadinya anoksia,sianosis,dan jari tabuh. Dalam mekanisme ini dihasilkan murmur yang menyerupai dengan suara mesin.


Perbaikan definitif
            
Dulu perbaikan tuntas Tetralogi of fallot ditunda pelaksanaanya hingga anak memasuki masa usia prasekolah,tetapi kini perbaikan tersebut sanggup dengan kondusif sanggup dikerjakan pada bawah umur yang berusia 1 dan 2 tahun. Indikasi untuk pembedahan pada usia  yang  sangat muda ini yaitu polisitemia berat ( haematokrit diatas 60% ) ,hypersianosis,hypoksia dan penurunan kualitas hidup. Pada operasi tersebut dibentuk insisi sternotomi median,dan bypass kardiopulmoner,dengan hypothermia profunda pada beberapa bayi.

Jika sebelumnya telah terpasang pirau,pirau tersebut harus diangkat. Kecuali jikalau perbaikan ini tidak sanggup dilakukan melalui atrium kanan,hendaknya  dihindari ventrikulotomi  kanan lantaran berpotensi mengganggu fungsi  ventrikel. Obstruksi ajaran keluar dari ventrikel kanan dihilangkan dan dilebarkan,menggunakan dakron dengan santunan perikard. Hindari insufisiensi paru. Katub pulmoner diinsisi. Defek septum ventrikuli ditutup dengan pelengkap Dacron untuk melengkapi pembedahan. Pada masalah obstruksi  susukan keluar ventrikel  kanan, dpaat  dipasang sebuah pipa.


Komplikasi

Komplikasi dari gangguan ini antara lain yaitu :
  • Penyakit vaskuler pulmoner kanan
  • Deformitas arteri pulmoner kanan
Komplikasi  berikut sanggup terjadi setelah anastomose blalock Taussig:
  • Perdarahan : Perdarahan hebat  terutama terjadi pada anak – anak dengan polisitemia
  • Emboli atau thrombosis serebri
Resiko lebih tinggi pada polisitemia,anemia atau sepsis
  • Gagal jantung kongestif, jikalau piraunya terlau besar
  • Oklusi dini pada pirau
  • Hematothorax
  • Pirau kanan ke kiri persisten pada tingkat atrium, terutama pada bayi
  • Sianosis persisten
  • Kerusakan nervus frenikus
  • Efusi pleura

Prognosis
  • Angka mortalitas bedah untuk operasi perbaikan total Tetralogi of Fallot yaitu kurang dari 5 %
  • Dengan perbaikan teknik pembedahan, bencana disritmia dan maut mendadak mengalami penurunan.
  • Blok jantung ketika pembedahan jarang dijumpai
  • Gagal jantung kongestif sanggup terjadi setelah pembedahan.

Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian

Data yang umum ditemukan pada pasien dengan tetralogi fallot adalah:
  1. Cyanosis menyeluruh atau pada membran mukosa bibir, lidah, konjungtiva. Sianosis juga timbul pada ketika menangis, makan, tegang, berendam dalam air --> sanggup perifer atau sentral.
  2. Dispnea biasanya menyertai aktifitas makan, menangis atau tegang/stress.
  3. Kelemahan, umum pada kaki.
  4. Pertumbuhan dan perkembangan tidak sesuai dengan usia.
  5. Digital clubbing
  6. Sakit kepala
  7. Epistaksis

Diagnosa Keperawatan
  1. Resiko penurunan cardiac output b/d adanya kelainan structural jantung.
  2. Intolerans acara b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap kebutuhan tubuh.
  3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat, kebutuhan nutrisis jaringan tubuh, isolasi social.
  4. Resiko bisul b/d keadaan umum tidak adekuat.

Intervensi / Rencana Tindakan

Diagnosa. 1

Resiko penurunan cardiac output b/d adanya kelainan structural jantung.

Tujuan: penurunan cardiac output tidak terjadi.

Kriteria hasil: tanda vital dalam batas yang sanggup diterima, bebas tanda-tanda gagal jantung, melaporkan penurunan episode dispnea, ikut serta dalam aktifitas yang mengurangi beban kerja jantung, urine output adekuat: 0,5 – 2 ml/kgBB.

Rencana intervensi dan rasional:

Intervensi
Rasional
·   Kaji frekuensi nadi, RR, TD secara teratur setiap 4 jam.
·   Catat suara jantung.
·   Kaji perubahan warna kulit terhadap sianosis dan pucat.


·   Pantau intake dan output setiap 24 jam.
·   Batasi aktifitas secara adekuat.


·   Berikan kondisi psikologis lingkungan yang tenang.
·   Memonitor adanya perubahan sirkulasi jantung sedini mungkin.
·   Mengetahui adanya perubahan irama jantung.
·   Pucat menawarkan adanya penurunan perfusi perifer terhadap tidak adekuatnya curah jantung. Sianosis terjadi sebagai akhir adanya obstruksi ajaran darah pada ventrikel.
·   Ginjal berespon untuk menurunkna curah jantung dengan menahan produksi cairan dan natrium.
·   Istirahat memadai diharapkan untuk memperbaiki efisiensi kontraksi jantung dan menurunkan komsumsi O2 dan kerja berlebihan.
·   Stres emosi menghasilkan vasokontriksi yangmeningkatkan TD dan meningkatkan kerja jantung.

Diagnosa. 2

Intolerans acara b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap kebutuhan tubuh.

Tujuan: Pasien akan menawarkan keseimbangan energi yang adekuat.

Kriteria hasil: Pasien sanggup mengikuti aktifitas sesuai kemampuan, istirahat tidur tercukupi.

Rencana intervensi dan rasional:

Intervensi
Rasional
·   Ikuti pola istirahat pasien, hindari pemberian intervensi pada ketika istirahat.
·   Lakukan perawatan dengan cepat, hindari pengeluaran energi berlebih dari pasien.
·   Bantu pasien menentukan kegiatan yang tidak melelahkan.

·   Hindari perubahan suhu lingkungan yang mendadak.

·   Kurangi kecemasan pasien dengan memberi klarifikasi yang dibutuhkan pasien dan keluarga.
·   Respon perubahan keadaan psikologis pasien (menangis, sedih dll) dengan baik.
·   Menghindari gangguan pada istirahat tidur pasien sehingga kebutuhan energi sanggup dibatasi untuk aktifitas lain yang lebih penting.
·   Meningkatkan kebutuhan istirahat pasien dan menghemat energi paisen.

·   Menghindarkan psien dari kegiatna yang melelahkan dan meningkatkan beban kerja jantung.
·   Perubahan suhu lingkungna yang mendadak merangsang kebutuhan akan oksigen yang meningkat.
·   Kecemasan meningkatkan respon psikologis yang merangsang peningkatan kortisol dan meningkatkan suplai O2.
·   Stres dan kecemasan kuat terhadap kebutuhan O2 jaringan.

Diagnosa. 3

Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat, kebutuhan nutrisis jaringan tubuh, isolasi social.

Tujuan: Pertumbuhan dan perembangan sanggup mengikuti kurca tumbuh kembang sesuai dengan usia.

Kriteria hasil: Pasien sanggup mengikuti tahap pertumbuhan dan perkembangan yang sesuia dengan usia, pasien terbebas dari isolasi social.

Rencana intervensi dan rasional:

Intervensi
Rasional
·   Sediakan kebutuhan nutrisi adekuat.


·   Monitor BB/TB, buat catatan khusus sebagai monitor.
·   Kolaborasi intake Fe dalam nutrisi.
·   Menunjang kebutuhan nutrisi pada masa pertumbuhan dan perkembangan serta meningkatkan daya tahan tubuh.
·   Sebagai monitor terhadap keadaan pertumbuhan dan keadaan gizi pasien selama dirawat.
·   Mencegah terjadinya anemia sedini mungkin sebagi akhir penurunan kardiak output.

Diagnosa. 4

Resiko bisul b/d keadaan umum tidak adekuat.

Tujuan: Infeksi tidak terjadi.

Kriteria hasil: Bebas dari tanda – tanda infeksi.

Rencana intervensi dan rasional:

Intervensi
Rasional
·   Kaji tanda vital dan tanda – tanda bisul umum lainnya.
·   Hindari kontak dengan sumber infeksi.
·   Sediakan waktu istirahat yang adekuat.
·   Sediakan kebutuhan nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan.

·   Memonitor tanda-tanda dan tanda bisul sedini mungkin.
·   Menghindarkan pasien dari kemungkinan terkena bisul dari sumber yang sanggup dihindari.
·   Istirahat adekuat membantu meningkatkan keadaan umum pasien.
·   Nutrisi adekuat menunjang daya tahan tubuh pasien yang optimal.


Daftar Pustaka

  1. Arthur C. Guyton and John E. Hall ( 1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
  2. Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3, Peneribit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
  3. Nelson (1993), Ilmu Kesehatan Anak: Textbook of Pediatrics Edisi 12, Buku kedokteran EGC, Jakarta.
  4. Sylvia A. Price (1995), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit Edisi 4, Buku kedokteran EGC, Jakarta.
  5. Wong and Whaley’s (1996), Clinical Manual of Pediatrics Nursing 4th Edition, Mosby-Year Book, St.Louis, Missouri.
Download laporan pendahuluan kelainan jantung pada anak (tetralogi of fallot) dibawah :
  • Laporan Pendahuluan Kelainan Jantung Pada Anak (Tetralogi Of Falot) doc, (Ambil File)
  • Laporan Pendahuluan Kelainan Jantung Pada Anak (Tetralogi Of Falot) pdf, (Ambil File)
Alternatif
Demikian laporan pendahuluan kelainan jantung pada anak (tetralogi of fallot) kami bagikan, semoga bermanfaat.

Senang rasanya bisa berbagi, terima kasih.
 
Top