Kami bagikan laporan pendahuluan / LP Ca serviks dalam format doc dan pdf. untuk teman-teman sejawat sekalian yang sedang menciptakan kiprah askep, makalah ataupun lp itu sendiri.

Laporan pendahuluan ca serviks ini telah kami upayakan untuk sanggup selangkap mungkin, semoga teman-teman sekalian tidak terlalu sulit dalam pembuatan lp, hanya tinggal edit sedikit sesuai dengan kebutuhan masing-masing, dan tentu saja sangat bisa untuk dijadikan referensi dalam pembuatan askep ataupun makalah ca serviks.

untuk mendapatkan file laporan pendahuluan ca serviks pdf ataupun doc telah kami sediakan link unduhan diakhir artikel ini semoga teman-teman sanggup mendownloadnya.

Laporan Pendahuluan Ca Serviks

Pengertian

Kanker serviks (Ca Serviks) atau kanker leher rahim yaitu tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina) sebagai jawaban dari adanya pertumbuhan yang tidak terkontrol (Winkjosastro, 1999).
     
Kanker serviks (Ca Serviks)adalah penyakit jawaban dari tumor ganas pada kawasan ekspresi rahim sebagai jawaban dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990) 
     

Etiologi
     
Menurut (Winkjosastro, 1999) Penyebab terjadinya kelainan pada sel-el serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang besar lengan berkuasa terhadap terjadinya kanker servik (Ca Serviks) yaitu:
  1. HPV (Human Papiloma virus) yaitu virus penyebab kutil genetalis (Kondiloma akuminota) yang ditularkan melalui relasi seksual, varian yang sangat berbahaya yaitu HPV tipe 16,18,45 dan 56.
  2. Merokok; tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan benjol HPV pada serviks.
  3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini.
  4. Berganti-ganti pasangan seksual.
  5. Jumlah kehamilan dan partus; kanker serviks terbanyak dijumpai pada perempuan yang sering partus semakin besar kemungkinan menerima karsinoma serviks 
  6. AKDR (Alat kontrasepsi dalam rahim); Pemakaian AKDR akan besar lengan berkuasa terhadap serviks yaitu bermula dari abrasi serviks yang kemudian menjadi ineksi yang berupa radang yang terus menerus. 
  7. Infeksi herpes genetalis atau benjol klamida menahun.
  8. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mapu melaksanakan pupsmear secara rutin) bersahabat kaitanya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perorangan.

Patofisiologi 
     
Pada awal perkembangannya kanker serviks (Ca Serviks) tidak memberi tanda-tanda dan keluhan, pada investigasi dengan spekulan, tampak sebagai porsio yang erosif (Metaplasia Squamora) yang fisiologik atau patologik. Tumor sanggup tumbuh:
  1. Eksofilik, mulai dari squamo – columnar (SCJ) ke arah lumen vagina sebagai masa proliferatif yang mengalami benjol sekunder dan nekrosis
  2. Endofilik, mulai dari SCJ tumbuh ke dalam stroma servik dan cenderung untuk mengadakan infiltrasi menjadi ulkus
  3. Ulseratif, mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan serviks dengan melibatkan awal fornless vagina untuk menjadi ulkus yang luas.
Servik yang normal secara alami mengalami proses metaplasia (erosio) jawaban saling desak mendesaknya kedua jenis epitel yang melapisi, dengan masuknya mutagen yang erosif (metaplasia skuamosa) yang semula fisiologik berkembang menjadi patologik (diplastik – diskoriotik) melalui tingkatan NIS – I, II, III dan KIS yang jadinya menjadi karsinoma invasive dan proses keganasan akan berjalan terus. Umumnya fase prainvasif berkisar antara 3-20 tahun (rata-rata 5-10 tahun). Histopatologik sebagian besar (95-97%) berupa epidermoid atau squamor cell carsinoma, sisanya adenokarsinoma, clearcell carsinoma / mesonephroid carsinoma dan yang paling jarang yaitu sarkoma.
     
Penyebaran pada umumnya secara limfogen melalui pembuluh getah bening menuju 3 arah : ke arah fornless dan dinding vagina, ke arah corpus uterus dan ke arah parametrium. Pada tingkat lanjut sanggup menginfiltrasi septum rektovaginal dan kendung kemih.
     
Fathway

Untuk mendownload Fathway Ca Serviks dalam bentuk doc DISINI


Klasifikasi Ca Serviks Berdasarkan Tingkat Keganasan

Tingkat keganasan klinik berdasarkan FIGO, 1978 dikutip oleh Wiknjosastro, 1999
  • O : Karsinoma Insitu (KIS) atau karsinoma intraepitel, membrana basalis masih utuh
  • I : Proses terbatas pada serviks walaupun ada ekspansi ke korpus uteri
  • Ia : Karsinoma mikroinvasif, jikalau membrana kasalis sudah rusak dan sel tumor sudah memasuki stroma tidak lebih dari 1 mm, dan sel tumor tidak terdapat dalam pembuluh limfe atau pembuluh darah
  • Ib.occ (Ib occult = tersembunyi) : secara klinis tumor belum tampak sebagai karsinoma tetapi pada investigasi histopatalogik ternyata sel tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi Ia
  • Ib : secara klinis sudah diduga adanya tumor yang histologik memperlihatkan invasi ke dalam stroma serviks uteri
  • II : proses keganasan sudah keluar dari serviks dan menjalar ke 2/3 serpihan atas vagina dan ke parametrium, tetapi tidak hingga dinding panggul
  • IIa : penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infiltrat tumor
  • IIb : penyebaran ke parametrium, uni/bilateral tetapi belum hingga dinding panggul
  • III : penyebaran telah hingga ke 1/3 serpihan distal vagina atau ke parametrium hingga dinding panggul
  • IIIa : penyebaran hingga ke 1/3 serpihan distal vagina sedang ke parametrium tidak dipersoalkan asal tidak hingga dinding panggul
  • IIIb : penyebaran sudah hingga dinding panggul, tidak ditemukan kawasan bebas infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul (frozen pelvic) atau proses pada tingkat klinik I dan II, tetapi sudah ada gangguan faal ginjal
  • IV : proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa rectum dan atau kandung kemih (dibuktikan secara histologik) atau telah terjadi metastase keluar panggul atau ke tempat-tempat yang jauh
  • IVa : proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah menginfiltrasi mukosa rectum dan atau kandung kemih
  • IVb : telah terjadi penyebaran jauh
Sedangkan pembagian tingkat keganasan berdasarkan sistem TNM
  • T : tak ditemukan tumor primer
  • T1S : karsinoma pra-invasif, ialah KIS (karsinoma insitu)
  • T1 : karsinoma terbatas pada serviks (walaupun adanya ekspansi ke korpus uteri)
  • T1a : pra-klinik yaitu karsinoma yang invasive dibuktikan dengan investigasi histologik
  • T1b : secara klinis terperinci karsinoma yang invasive
  • T2 : karsinoma telah meluas hingga di luar serviks, tetapi belum hingga dinding panggul, atau karsinoma telah menjalar ke vagina, tetapi belum hingga 1/3 serpihan distal
  • T2a : karsinoma belum menginfiltrasi parametrium
  • T2b : karsinoma telah menginfiltrasi parametrium
  • T3 : karsinoma telah melibatkan 1/3 serpihan distal vagina atau telah mencapai dinding panggul
  • T4 : karsinoma telah menginfiltrasi mukosa rectum atau kandung kemih atau meluas hingga di luar panggul
  • T4a : karsinoma melibatkan kandung kemih atau rektum saja dan dibuktikan secara histologik
  • T4b : karsinoma telah meluas hingga di luar panggul
  • Nx : bila tidak memungkinkan untuk menilai kelenjar limfe regional. Tanda -/+ ditambahkan untuk ada / tidaknya warta mengenai investigasi histologik, jadi : NZ + atau NX-
  • N0 : tidak ada deformite kelenjar limfe pada limfografi.
  • N1 : kelenjar limfe regional berubah bentuk sebagaimana ditunjukkan oleh cara-cara diagnostik yang tersedia (misal : limfografi, CT-Scan panggul)
  • N2 : teron massa padat dan menempel pada dinding panggul dengan celah bebas infiltra dan diantara masa ini dengan tumor.
  • M0 : tidak ada metastase berjarak jauh.
  • M1 : terdapat metastase berjarak jauh, termasuk kelenjar limfe di atas biforkosia arteri ilioka komunis.

Manifestasi Klinik 

Manifestasi klinik dari karsinoma servik (Ca Serviks) meliputi: 
  1. Keputihan yang makin usang makin berbau jawaban benjol dan nekrosis jaringan. 
  2. perdarahan yang terjadi diluar senggama (tingkat II dan III).
  3. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama (75-80%).
  4. Pedarahan impulsif dikala defekasi.
  5. perdarahan impulsif pervaginam.
  6. Anemi jawaban perdarahan berulang
  7. Rasa nyeri jawaban infiltrasi sel tumor keserabut saraf.

Pemeriksaan Diagnostik  
  • Sitologi / pap smear 
Keuntungan : murah sanggup menyidik bagian-bagian yang tidak terlihat.
Kelemahan : tidak sanggup memilih dengan sempurna lokalisasi.
  • Schillentest 
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen alasannya yaitu tidak mengikbat yodium maka epitel karsinoma yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna. 
  • Fotoskopi 
Keuntungan : sanggup melihat terperinci kawasan yang bersangkutan sehingga gampang untuk melaksanakan biopsi.
Kelemahan : hanya sanggup menyidik kawasan yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelainan pada squamea columner juction dan intraservikal tidak terlihat. 
  • Kolpomikroskopi 
Melihat hapusan (pop smear) dengan pembesaran hingga 200 kali.
  • Biopsi 
Dengan biopsy sanggup ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya. 
  • Konisasi 
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng serta kelenjarnya. Dilakukan jikalau hasil sitologi dan pada servik tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.


Penatalaksanaan 

Terapi karsinoma serviks dilakukan bilamana diagnosa telah dipastikan secara histologik dan setelah dikerjakan perencanaan yang matang oleh tim kanker / tim onkologi.
  1. Pada Tingkat Klinis (KIS) tidak dibenarkan dilakukan elektrokoagulasi, elektrofigerasi, bedah krio atau dengan sinar laser, kecuali jikalau yang menangani spesialis dalam kolposkopi dan penderinta masih muda dan belum memiliki anak. Jika penderitanya telah cukup anak dan cukup bau tanah dilakukan histerektomi sederhana. Jika operasi merupakan suatu kontraindikasi aplikasi radium dengan takaran 6500 – 7000 rads/c by dititik A tanpa penambahan penyinaran luar.
  2. Pada tingkat klinik Ia penanganannya ibarat pada KIS
  3. Pada tingkat klinik Ib, Ib OCC dan IIa dilakukan histerektomi medical dengan limfatenektomi panggul, pasca bedah biasanya dilanjutkan dengan penyinaran, tergantung ada / tidaknya sel tumor dalam kelenjar limfe regional yang diangkat.
  4. Pada tingkat IIb, III dan IV tidak dibenarkan melaksanakan tindakan bedah, tindakan primer yaitu radioterapi.
  5. Pada tingkat klinik IVa dan IVb penyinaran hanya bersifat paliatif, pinjaman kematherapi sanggup dipertimbangkan.
a. Kemoterapi (smostatika) pada karsinoma serviks 

Peranan kemoterapi pada karsinoma serviks masih dalam tahap penelitian, kebanyakan terapi sitostika hanya bersifat adjuvant (tambahan). Pengobatan standar operasi dan radiasi. Pegmen yang sering dipakai yaitu :
  • Mitomycin C (CMMC) sebagai terapi tunggal
  • Mitomycin C – 6 Flaarounracil (MMC – 5 FV)
  • Mitomycin C – Bleomicin (BM) 
Atau kombinasi berdasarkan air platinum contohnya :
  • Mitomycin C – Cisplatinum (MMC-P)
  • Mitomycin C – Oncovin – Cisplatinum – Bleamycin (MOPB)
  • Pirubian – Cisplatinom (EP)
  • Cisplatinum – Vinblastin – Bleomycin (PVB)
Respon pengobatan dengan sistastika berkisar antara 19–50%, Pemberian sitastika pada karsinoma serviks dilakukan sebelum terapi pembedahan atau radiasi. Pemberian sitostatika cara ini disebut sebagai terapi neoadjuvant dengan hasil cukup menggembirakan.

Syarat pinjaman :

Sebelum pengobatan dimulai syarat atau kondisi harus dipenuhi yaitu:
  1. Keadaan umum harus baik / cukup baik
  2. Penderita mengerti tujuan pengobatan dan mengetahui imbas samping yang akan terjadi 
  3. Faal ginjal (kadar ureum < 40 mg% dan kreatinin < 1,5 mg%) dan faal hati baik
  4. Diagnosis histopatologis diketahui
  5. Jenis kanker diketahui sensitif terhadap kemoterapi
  6. Hemoglobin > 10 gr %
  7. Leukosit > 5000 /ml
  8. Trombosit > 100.000 /ml
Efek Toksik 

Gejala-gejala toksik yang sering tampak yaitu :
  1. Efek pada fraktur digestivus : gingivitis, stomatitis, diare, mual, muntah dan perdarahan usus.
  2. Gangguan sumsum tulang : anemi, leukopeni dan trombositopeni
  3. Gangguan faal hati, kenaikan suhu, hiperpigmentasi kulit dan gatal-gatal
  4. Gangguan faal ginjal, kenaikan kadar ureum dan kreatinin 
  5. Alopesia juga sering dijumpai
Untuk mengetahui efek toksik sebaiknya tiap ahad dilakukan investigasi laboratorium. Apabila jumlah leukosit < 3000 /ml, kadar Hb < 8 gr% dan trombosit < 100.000 /ml tanpa tanda-tanda lain yang berat, pengobatan harus segera ditunda atau dihentikan, setelah keadaan pulih pengobatan sanggup diteruskan mula-mula ½ dosis, kemudian ¾ hingga takaran penuh apabila tidak tampak efek hoksik lagi. Untuk mengatasi gejala-gejala ringan ibarat mual-muntah diobati secara sintomatik, anemi. Leukopeni dan trombositopeni sanggup diobati dengan transfusi darah segar atau tranfusi eritrosit, trombosit atau leukosit.

Evaluasi pengobatan :

1) Lama hidup

Merupakan indeks yang sangat baik untuk menilai respon pengobatan alasannya yaitu tujuan pengobatan yaitu memperpanjang hidup tanpa penurunan kualitas hidup. 

2) Obyektif 
  • Complete Respons (CR), lesi yang ada hilang semua dan tidak ada lesi baru.
  • Partial Respons (PR), ukuran diameter (2 diameter saling tegak lurus) mengecil 50%.
  • No Change (NC), tidak ada perubahan ukuran tumor, bertambah atau berkurang 25%, tidak ada lesi baru.
  • Progres Disease (PD), ukuran tumor bertambah lebih dari 25% atau ada lesi baru.
b. Radioterapi pada karsinoma serviks 

Dalam memilih takaran dan teknik radiasi pada pengobatan karsinoma serviks perlu dipertimbangkan faktor daya toleransi dari jaringan-jaringan di dalam rongga pelvis. Jaringan penyusunan serviks merupakan jaringan yang paling tahan terhadap radiasi dibandingkan jaringan tubuh lainnya. Dosis antara 20.000 – 30.000 rad dalam 2 ahad masih dalam batas daya tahannya. Pembatasan takaran ditentukan oleh daya tahan dari usus, ureter dan kantung kemih, alasannya yaitu organ tersebut memiliki daya toleransi yang lebih rendah. Dosis radiasi lokal melebihi 500 rd sanggup mengakibatkan reaksi-reaksi yang cukup berat ibarat timbulnya ulserasi pada mukosa yang sanggup mengakibatkan fisiola.

Teknik radiasi :

1) Radiasi lokal (Intrakaviter)
  • Radium atau zat radioaktif lainnya diletakkan intravaginal dan intrauterine dengan menggunakan aplikator.
  • Pada teknik sockholm dipakai radiasi dengan muatan radium yang agak tinggi, diberikan 2 kali dengan waktu diantaranya 3 minggu, dengan tiap kali pemasangan berlangsung 24-30 jam. Radium diberikan intra uterin dan intravaginal. Untuk menghindarkan tingginya takaran di rectum dan buli dipergunakan kain basa yang diletakkan antara box dan dinding posterior dan anterior vagina. Teknik ini memperlihatkan takaran radiasi yang tinggi pada serviks, fundos dan rongga vagina proksimal, tetapi relatif rendah ke arah lateral.
  • Teknik paris dipakai radium bermuatan lebih rendah dan diberikan hanya … antara 96-200 jam. Aplikasi intervaginal terdiri 2 buah silinder yang … bermuatan 13,3 mg dan di muka ostium bermuatan 6,6 mg.
  • Teknik Manchester menggunakan muatan radium lebih  Rendah dari Stockholm. Umumnya diberikan Ditetapkan dalam rad.

2) Teknik After – Loading 
  • After loading manual : aplikator intrauterine dan  dipasang menggunakan radiodiagnostik / lokalisator.
  • Remote controlled after – loading system, setelah tempat penyimpanan radioaktif, cara memasukkan obat .selesai tombol lain ditekan sehingga zat radiokatif .

3) Radiasi Eksternal 
  • Luas lapangan penyinaran mencakup kawasan kelenjar limfe sekitar a.abstruttora hingga pertemuan a.dilkomunis biasanya luasnya 15 x 12 cm – 15 x 18 cm. Daerah yang telah menerima radium intrakaviter selebar antara titik 4 kanan dan kiri ditutup dengan blok timah hitam. Penutupan dilakukan pula pada kawasan kaputfermorsis dan sebagian pelvis lateral serpihan atas untuk mengurangi ancaman usus-usus terkena radiasi. Dosis yang masih termasuk takaran toleransi ialah 200 rad sehari, 5 x seminggu dan out takaran total sekitar 500 rad dalam 5 minggu. Dapat pula diberikan 300 rad tiap kali, 3x seminggu dengan takaran total 4500 rad.
Kombinasi antara radiasi lokal (intrakaviter) dan radiasi eksternal merupakan pilihan yang umumnya diberikan dengan cara :

1) Radiasi lokal (intrakaviler) sanggup memperlihatkan takaran yang tinggi dan korpus uteris, tetapi takaran cepat menurun pada jaringan di sekitarnya, sehingga takaran ke rectum, sigmoid, kandung kemih dan ureter sanggup dibatasi hingga batas-batas daya tolerensi.

2) Kemungkinan timbulnya metastase limfogen pada ca.serviks cukup tinggi oleh alasannya yaitu itu kelenjar-kelenjar di dalam panggul kecil harus menerima penyinaran juga. Dosis radiasi intrakaviter cepat menurun di luar uterus, sehingga takaran yang hingga kelenjar limfe sangat rendah. Untuk sanggup mencapai takaran yang mengamankan metastase kelenjar limfe ini diharapkan penyinaran luar yang sanggup memperlihatkan distribusi takaran yang merata pada kawasan yang lebih luas.

Kombinasi radiasi eksternal dan intrakaviter bergantung pada stadium ca.cerviks.
  • Stadium I + I  : aplikasi raium  6500 rad dengan 2x aplikasi. Radiasi eksternal : 5000 rad/5 ahad dengan blok timah pada kawasan aplikasi radium. 
  • Stadium III : pertama-tama radiasi eksternal seluruh pelvis (tanpa blok timah) 2000-3000 rad, kemudian aplikasi radium 4500-5000 rad.
  • Stadium IV : hanya radiasi eksternal untuk pengobatan. (Wiknjosastro, 1999)

Konsep Asuhan Keperawatan
     
Pengkajian Fokus 

Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara anamnesa, investigasi fisik dan investigasi penunjang.
  1. Data pasien : identitas pasien, usia, status perkawinan, pekerjaan, jumlah anak, agama jenis kelamin dan pendidikan terakhir.
  2. Keluhan utama : keluhan pasien yang paling menonjol
  3. Riwayat penyakit kini dan dahulu.
  4. Riwayat obstetri : GPA, benjol masa nifas, operasi kandungan, tumor
  5. Riwayat keluarga 
  6. Pemeriksaan fisik 
  7. Pemeriksaan penunjang

Diagnosa Keperawatan
  1. Gangguan perfusi jaringan (anemia) berafiliasi dengan perdarahan intra servikal.
  2. Resiko defisit volume cairan berafiliasi dengan kehilangan hiperbola melalui rute normal, abnormal, mual-muntah, perdarahan. 
  3. Resiko benjol berafiliasi dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder adanya imonosupresi, supresi sumsum tulang dan pengeluaran pervaginaan.
  4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berafiliasi dengan stomatitis, mual-mual dan anoreksia.
  5. Gangguan rasa nyaman : nyeri berafiliasi dengan invasi kanker ke serabut saraf.
  6. Ansietas berafiliasi dengan kurangnya pengetahuan wacana penyakit dan pengobatannya.
  7. Kurang pengetahuan wacana penyakit dan pengobatannya berafiliasi dengan tidak mengenai sumber informasi. 
  8. Gangguan body image berafiliasi dengan amis tidak lezat pada vagina, alcopesia jawaban imbas pengobatan.
  9. Resiko gangguan integritas kulit berafiliasi dengan kemoterapi, radiasi dan penurunan imonulogis.
  10. Perubahan tumpuan seksual berafiliasi dengan amis tidak lezat pada vagina.

Intervensi Keperawatan

Diagnosa. 1 

Gangguan perfusi jaringan (anemia) berafiliasi dengan perdarahan intra servikal.

Tujuan : setelah diberikan perawatan selama 3 x 24 jam diharapkan perfusi jaringan membaik. 

Kriteria hasil :
  • Perdarahan intra servikal berkurang
  • Konjungtiva tidak anemis
  • Mukosa bibir lembab dan kemurahan 
  • Ektremitas hangat
  • Tanda vital dalam batas normal 
Intervensi:
  • Observasi tanda vital setiap 8 jam
  • Observasi perdarahan (jumlah, warna, lama)
  • Kolaborasi : Pemasangan tampon vagina, therapi untuk menghentikan perdarahan dan anemia, pinjaman oksigen (bila perlu), Pemeriksaan laboratorium : Hb

Diagnosa. 2

Resiko defisit volume cairan berafiliasi dengan kehilangan hiperbola melalui rute normal, abnormal, mual-muntah, perdarahan. 

Tujuan : klien memperlihatkan keseimbangan cairan yang adekuat setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam.

Kriteria hasil :
  • Membran mukosa lembab
  • Turgor baik
  • TTV stabil
  • Intake dan output seimbang 
Intervensi :
  • Pantau masukan dan haluaran urine 
  • Evaluasi TTV setiap 8 jam
  • Evaluasi nadi perifer dan pengisian kapiler
  • Kaji turgor kulit dan kelembaban membran mukosa
  • Dorong pemasukan cairan sesuai toleransi klien 
  • Observasi adanya mual-muntah dan perdarahan 
  • Kolaborasi pinjaman cairan sesuai indikasi 
  • Kolaborasi investigasi laboratorium 

Diagnosa. 3

Resiko benjol berafiliasi dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder adanya imonosupresi, supresi sumsum tulang dan pengeluaran pervaginaan. 

Tujuan : tidak terjadi benjol setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam. 

Kriteria hasil :
  • Tidak ada tanda-tanda infeksi 
  • TTV dalam batas normal
  • Hasil laboratorium dalam batas normal : leukosit
Intervensi :
  • Tekankan klien pada hygiene personal khususnya hygiene perineal dan oral.
  • Pantau TTV
  • Gerakan prinsip aseptic dalam memperlihatkan perawatan.
  • Tempatkan klien pada lingkungan yang terhindar dari infeksi 
  • Kolaborasi investigasi kultur
  • Kolaborasi pinjaman antibiotik
  • Kolaborasi investigasi laboratorium : leukosit

Diagnosa. 4

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berafiliasi dengan stomatitis, mual-mual dan anoreksia. 

Tujuan : status nutrisi dipertahankan untuk memenuhi kebutuhan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam. 

Kriteria hasil :
  • Konjungtiva tidak anemis
  • Sklera tidak ikterik
  • BB dalam batas normal
  • Hasil laboratorium dalam batas normal
Intervensi :
  • Pantau masukan masakan setiap hari
  • Ukur BB setiap hari / sesuai indikasi 
  • Dorong klien untuk masakan tinggi kalori dan protein 
  • Identifikasi suasana makan yang menyenangkan 
  • Dorong klien untuk makan sedikit tetapi sering
  • Kolaborasi : Pemberian obat sesuai indikasi dan Pemeriksaan laboratorium : Hb

Diagnosa. 5

Gangguan rasa nyaman : nyeri berafiliasi dengan invasi kanker ke serabut saraf.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan klien tahu cara mengatasi nyeri. 

Kriteria hasil :
  • Klien bisa melaksanakan teknik / cara-cara mengatasi nyerinya.
  • Intensitas nyeri berkurang
  • Ekspresi muka dan tubuh rileks
Intervensi :
  • Kaji karakteristik nyeri – PQRST
  • Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
  • Libatkan keluarga dalam melaksanakan intervensi 
  • Kolaborasi pinjaman analgetik
  • Kaji efektifitas analgetik.

Diagnosa. 6

Ansietas berafiliasi dengan kurangnya pengetahuan wacana penyakit dan pengobatannya. 

Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1 x 30 menit ansietas / cemas berkurang. 

Kriteria hasil :
  • Ansietas berkurang
  • Klien mengutarakan cara untuk menurunkan berat badan 
Intervensi :
  • Kaji tingkat ansietas klien 
  • Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya 
  • Identifikasi support system dalam keluarga
  • Dorong diskusi terbuka system dalam keluarga

Diagnosa. 7

Kurang pengetahuan wacana penyakit dan pengobatannya berafiliasi dengan tidak mengenai sumber informasi. 

Tujuan : setelah diberikan tindakan perawatan selama 1 x 30 menit klien dan keluarga tahu wacana penyakit dan pengobatannya. 

Kriteria hasil :
  • Klien bisa menyebutkan cara pengobatan penyakitnya
  • Klien bisa menyebutkan imbas samping pengobatan 
Intervensi :
  • Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga wacana ca.cervik dan pengobatannya 
  • Berikan pendidikan kesehatan wacana ca.cerviks dan pengobatannya.

Diagnosa. 8

Gangguan body image berafiliasi dengan amis tidak lezat pada vagina, alcopesia jawaban imbas pengobatan.

Tujuan : setelah diberikan tindakan perawatan, konsep diri dan persepsi diri dan persepsi klien menjadi stabil. 

Kriteria hasil :
  • Klien bisa mengekspresikan perasaannya
  • Klien bisa membagi perasaan dengan keluarga dan perawat.
  • Klien bisa mendapatkan perubahan pada dirinya
  • Klien bisa berpartisipasi dalam perawatan diri
Intervensi :
  • Kontak dengan klien sering dan perlakuan klien dengan hangat dan perilaku positif 
  • Berikan dorongan pada klien untuk mengekskresikan perasaan dan pikiran wacana kondisi, kemajuan, prognosa, sifat pendukung dan pengobatan.
  • Bantu klien mengidentifikasi potensial kesempatan untuk hidup mandiri, relasi inter personal, kekuatan pribadi dan pengertian serta perkembangan spiritual dan normal.
  • Kaji respon negatif terhadap perubahan penampilan 
  • Bantu dalam penatalaksanaan alopesia sesuai dengan kebutuhan.

Diagnosa. 9

Resiko gangguan integritas kulit berafiliasi dengan kemoterapi, radiasi dan penurunan imonulogis. 

Tujuan : klien tidak mengalami kerusakan integritas kulit setelah diberikan perawatan selama 3 x 24 jam 

Kriteria hasil : Integritas kulit utuh 

Intervensi :
  • Kaji kulit dari imbas samping terapi kanker
  • Gunakan air hangat dan sabun ringan pada waktu mandi 
  • Anjurkan klien untuk tidak menggaruk
  • Ubah posisi / alih baring sesering mungkin
  • Hindari untuk menggunakan krim apapun kecuali resep dari dokter
  • Kolaborasi pinjaman obat topical. 

Diagnosa. 10

Perubahan tumpuan seksual berafiliasi dengan amis tidak lezat pada vagina. 

Tujuan : pola seksual tidak mengalami perubahan / gangguan setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam. 

Kriteria hasil : Klien / pasangan sanggup mengungkapkan penerimaan akan perubahan tumpuan seksual.

Intervensi :
  • Jelaskan imbas penyakit, kesehatan fungsi seksual
  • Diskusikan perasaan klien terhadap fungsi seksual
  • Diskusikan problem tersebut dengan pasangan 
  • Beri waktu sendiri untuk klien membicarakan problem tumpuan seksual.
     
Daftar Pustaka
  • Bagian Obstetri & Ginekologi FK. Unpad.1993. Ginekologi. Elstar. Bandung
  • Carpenito,Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.EGC. Jakarta
  • Friedman,Borten,Chapin. 1998. Seri Skema Diagnosa & Penatalaksanaan Ginekologi. Edisi 2. Bina Rupa Aksara. Jakarta
  • Galle,Danielle. Charette,Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC. Jakarta.
  • Hartono,Poedjo. 2000. Kanker Serviks, Leher Rahim & Masalah Skrining Di Indonesia. Kursus Pra Kongres KOGI XI Denpasar.Mombar Vol. 5 No.2 Me] 2001
  • ............... 2001. Diktat Kuliah Ilmu Keperawatan Maternitas TA: 2000/2001 PSIK.FK. Unair,Surabaya.
  • Saifudin,Abdul Bari dkk, 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo & JNKKR -POGI, Jakarta.
Untuk mendownload laporan pendahuluan Ca serviks diatas dalam bentuk doc dan pdf link ada dibawah :
Alternatif
Demikian laporan pendahuluan Ca serviks kami bagikan dalam bentuk doc dan pdf, silahkan diambil bagi teman-teman yang membutuhkan, terima kasih
 
Top