Teman-teman perawat dimanapun berada, kali ini kami bagikan laporan pendahuluan kerikil terusan kemih (ureterolithiasi) yakni tinjauan teori hingga konsep asuhan keperawatan ihwal penyakit kerikil terusan kemih.

Pada kesempatan ini kami  share laporan pendahuluan kerikil terusan kemih ( ureterolithiasis) lengkap dalam format pdf dan doc, dengan tujuan semoga selalu sanggup mempermudah teman-teman perawat sekalian dalam pembuatan kiprah akademik perawat.

Untuk mendapat file laporan pendahuluan kerikil terusan kemih (ureterolithiasis) dalam format pdf dan doc siap edit, telah kami sediakan link unduhan diakhir artikel ini :

Laporan Pendahuluan Batu Saluran Kemih (Urolithiasis)


Pengertian

Adanya kerikil pada terusan perkemihan dalam ginjal, ureter, atau kandung kemih yang membentuk kristal; kalsium, oksalat, fosfat, kalsium urat, asam urat dan magnesium.

Batu sanggup menjadikan obstruksi, abses atau oedema pada terusan perkemihan, kira-kira 75% dari semua kerikil yang terbentuk terdiri atas; kalsium

Faktor resiko kerikil ginjal meliputi;stasis perkemihan,infeksi terusan perkemihan, hiperparatiroidismempenyakit abses usus, gout, intake kalsium dan vit D berlebih, immobilitas usang dan dehidrasi.

Batu terusan kemih yaitu adanya kerikil di traktus urinarius. (ginjal, ureter, atau kandung kemih, uretra) yang membentuk kristal; kalsium, oksalat, fosfat, kalsium urat, asam urat dan magnesium.(Brunner & Suddath,2002).

Batu terusan kemih atau Ureterolithiasis yaitu adanya kerikil di dalam terusan kemih. (Luckman dan Sorensen). Dari dua definisi tersebut diatas saya mengambil kesimpulan bahwa kerikil terusan kemih yaitu adanya kerikil di dalam terusan perkemihan yang mencakup ginjal,ureter,kandung kemih dan uretra.


Faktor –faktor yang mensugesti pembentukan batu;

a. Faktor intrinsik

Hereditair (keturunan), umur 30-50 tahun, Jenis kelamin pria > perempuan

b. Faktor ekstrinsik

Geografik, Iklim dan temperatur, Asupan air , Diet (banyak purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu.


Teori terbentuknya kerikil

a. Teori Intimatriks

Terbentuknya BSK. memerlukan adanya substansi organik sebagai inti .Substansi ini terdiri dari mukopolisakarida dan mukoproptein A yang mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi pembentukan batu.

b. Teori Supersaturasi

Terjadi kejenuhan substansi pembentuk kerikil dalam urine seperti; sistin,santin,asam urat,kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu.

c. Teori Presipitasi-Kristaliasi

Perubahan pH urine akan mensugesti solubilitas substasi dalam urine .Urine yang bersifat asam akan mengendap sistin,santin,asam dan garam urat,urine alkali akan mengendap garam-garam fosfat..

d. Teori Berkurangnya faktor penghambat

Berkurangnya faktor penghambat menyerupai peptid fosfat, pirofosfatpolifosfat, sitrat magnesium.asam mukopolisakarida akan mempermudah terbentuknya BSK.


Etiologi

Penyebab terbentuknya kerikil terusan kemih hingga ketika ini belum diketahui pasti, tetapi ada beberapa faktor predisposisi terjadinya kerikil pada terusan kemih yaitu:

a. Infeksi

Infeksi terusan kencing sanggup menjadikan nekrosis jaringan ginjal dan akan menjadi inti pembentukan kerikil terusan kencing . Infeksi basil akan memecah ureum dan membentuk amonium yang akan mengubah pH urine menjadi alkali.

b. Stasis dan Obstruksi urine

Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah pembentukan kerikil terusan kencing.

c. Jenis kelamin

Pria lebih banyak daripada perempuan

d. Ras

Pada tempat tertentu angka insiden kerikil terusan kemih lebih tinggi daripada tempat lain, Daerah bantu di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit kerikil terusan kemih.

e.Keturunan

di duga diturunkan dari orang tuanya..

f. Air minum

Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akan mengurangi kemungkinan terbentuknya kerikil ,sedangkan kurang minum menjadikan kadar semua substansi dalam urine meningkat

g. Pekerjaan

Pekerja keras yang banyak bergerak mengurangi kemungkinan terbentuknya kerikil daripada pekerja yang lebih banyak duduk.

h.Suhu

Tempat yang bersuhu panas menjadikan banyak mengeluarkan keringat sedangkan asupan air kurang dan tingginya kadar mineral dalam air minum meningkatkan insiden kerikil terusan kemih

i. Makanan

Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka morbiditas BSk berkurang .Penduduk yang vegetarian yang kurang makan putih telur lebih sering menderita BSK ( buli-buli dan Urethra )


Patofisologi

Menurut (Dinda, 2011: hal 2) Secara teoritis kerikil sanggup terbentuk di seluruh terusan kemih terutama pada tempat-tempat yang sering mengalami kendala pedoman urine (stasis urine), yaitu sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adnya kelainan bawaan pada pelvikalises, divertikel, obstruksi infravesika kronis menyerupai pada hyperplasia prostat berigna, striktura, dan buli-buli neurogenik merupakan keadaan-keadaan yang memudahkan terjadi pembentukan batu. (Dinda, 2011: hal 2)

Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organic yang terlarut di dalam urine. Kristal-kristal tersebut tetap berada dalam keadaan metastable (tetap larut) kemudian akan mengadakan agregasi, dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal yang lebih besar. Meskipun ukurannya cukup besar, agregat Kristal masih ringkih dan belum cukup bisa membuntu terusan kemih. Untuk itu agregat Kristal melekat pada epitel terusan kemih, dan dari sini bahan-bahan lain diendapkan pada 3 agregat itu sehingga membentuk kerikil yang cukup besar untuk menyumbat terusan kemih. (Dinda, 2011: hal 2)

Kondisi metasble di pengaruhi oleh suhu, pH larutan, adanya koloid di dalam urine, kosentrasi solute di dalam urine, laju pedoman di dalam terusan kemih, atau adanya koloid di dalam urine, kosentrasi solute di dalam terusan kemih, atau adanya korpus alienum di dalam terusan kemih yang bertindak sebagai inti batu. (Dinda, 2011: hal 2)

Lebih dari 80% kerikil terusan kemih terdiri atas kerikil kalsium, baik yang berikatan dengan oksalat maupun dengan fosfat, membentuk kerikil kalsium oksalat dan kalsium fosfat, sedangkan sisanya berasal dari kerikil asam urat, kerikil magnesium ammonium fosfat, kerikil xanthyn, kerikil sistein, dan kerikil jenis lainnya. Meskipun patogenesis pembentukan batu-batu di atas hampir sama, tetapi suasana di dalam terusan kemih yang memungkinkan terbentuknya jenis kerikil itu tidak sama. Misalkan kerikil asam urat gampang terbentuk dalam suasana asam, sedangkan kerikil magnesium amonium fosfat terbentuk lantaran urine bersifat basa. (Dinda, 2011: hal 2)

Fathway kerikil terusan Kemih



Pemeriksaan Diagnostik.
  • Urinalisa; warna mungkin kuning ,coklat gelap,berdarah,secara umum mengambarkan SDM, SDP, kristal ( sistin,asam urat,kalsium oksalat), ph asam (meningkatkan sistin dan kerikil asam urat) alkali ( meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau kerikil kalsium fosfat), urine 24 jam :kreatinin, asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin meningkat), kultur urine mengambarkan ISK, BUN/kreatinin serum dan urine; aneh (tinggi pada serum/rendah pada urine) sekunder terhadap tingginya kerikil obstruktif pada ginjal menjadikan iskemia/nekrosis.
  • Darah lengkap: Hb,Ht,abnormal jikalau psien kehilangan cairan tubuh berat atau polisitemia.
  • Hormon Paratyroid mungkin meningkat jikalau ada gagal ginjal ( PTH. Merangsang reabsobsi kalsiumm dari tulang, meningkatkan sirkulasi s\erum dan kalsium urine.
  • Foto Rntgen; mengambarkan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada area ginjal dan sepanjang urewter.
  • IVP.: memberukan konfirmasi cepat urolithiasis menyerupai penyebab nyeri,abdominal atau panggul.Menunjukan keanehan pada struktur anatomik (distensi ureter).
  • Sistoureterokopi;visualiasi kandung kemih dan ureter sanggup mengambarkan kerikil atau imbas obstruksi.
  • USG ginjal: untuk memilih perubahan obstruksi,dan lokasi batu. :


Komplikasi:
  • Infeksi
  • Obstruksi
  • Hidronephrosis.

Penatalaksanaan;
  • Menghilangkan obstruksi
  • Mengobati infeksi
  • Menghilangkan rasa nyeri.
  • Mencegah terjadinya gagal ginjal dan mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi

Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian Data Dasar Pada Pasien Dengan Batu Saluran Kencing

1) Aktivitas/istrirahat

Kaji ihwal pekerjaan yang monoton,lingkungan pekerjaan apakah pasien terpapar suhu tinnggi,keterbatasan kegiatan ,misalnya lantaran penyakit yang kronis atau adanya cedera pada medulla Spinalis.

2) Sirkulasi

Kaji terjadinya peningkatan tekanan Darah/Nadi, yang disebabkan ;nyeri,ansietas atau gagal ginjal.Daerah ferifer apakah teraba hangat(kulit) merah atau pucat.

3) Eliminasi

Kaji adanya riwayat ISK kronis.obstruksi sebelumnya(kalkulus)
Penurunan haluaran urinr, kandung kemih penuh, rasa terbekar ketika BAK. Keinginan /dorongan ingin berkemih terus, oliguria, haematuria, piuri atau perubahan contoh berkemih.

4) Makanan / cairan;

Kaji adanya mual, muntah, nyeri tekan abdomen, diit tinggi purin, kalsium oksalat atau fosfat, atau ketidak cukupan pemasukan cairan tidak cukup minum, terjadi distensi abdominal, penurunan bising usus.

5) Nyeri/kenyamanan

Kaji episode akut nyeri berat, nyeri kolik.lokasi tergantung pada lokasi kerikil contohnya pada panggul di regio sudut kostovertebral sanggup menyebar ke punggung, abdomen, dan turun ke lipat paha’genetalia, nyeri dangkal konstan mengambarkan kalkulus ada di pelvis atau kalkulus ginjal. Nyeri yang khas yaitu nyeri akut tidak hilang dengan posisi atau tindakan lain, nyeri tekan pada area ginjal pada palpasi.

6) Keamanan

Kaji terhadap penggunaan alkohol proteksi ketika demam atau menggigil.

7) Riwayat Penyakit :

Kaji adanya riwayat kerikil terusan kemih pada keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout, ISK kronis, riwayat penyakit, usus halus, bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme, penggunaan antibiotika, anti hipertensi, natrium bikarbonat, alupurinol, fosfat, tiazid, pemasukan hiperbola kalsium atau vitamin D.


Diagnosa Keperawatan

  1. Nyeri berafiliasi dengan iritasi pada terusan kemih
  2. Perubahan contoh eliminasi: urine berafiliasi dengan obstruksi lantaran batu.
  3. Risiko tinggi kekurangan volume cairan berafiliasi dengan mual dan muntah
  4. Ketidakefektifan management regiment terapeutik ihwal perawatan post operasi dan pencegahan berafiliasi dengan kurangnya pengetahuan/informasi 





Rencana Asuhan Keperawatan 


No
Diagnosa
Tujuan/KH
Intervensi
Rasional
1.
Nyeri berafiliasi dengan adanya iritasi pada terusan kemih
Hasil yang diharapkan:
-            Pasien bebas dari rasa nyeri
-            Pasien tampak rileks, bisa tidur dan istirahat.
1. Kaji karakteristik nyeri ( lokasi, lama, intensitas dan radiasi)
2.Observasi gejala vital, tensi, nadi, cemas
3.       Jelaskan  penyebab rasa nyeri
4.       Ciptakan lingkungan yang nyaman
5.       Bantu untuk mengalihkan rasa nyeri: teknik napas dalam.
6.       Beri kompres hangat pada punggung
7.       Kolaborasi dengan dokter untuk pinjaman analgetik
1.      membantu mengevaluasi perkembangan dari obstruksi.
2.      nyeri ahli ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan nadi.
3.      mengurangi kecemasan pasien.
4.      meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot.
5.      meningkatkan relaksasi dan mengurangi nyeri.
6.      mengurangi ketegangan otot.
7.      analgetik menghilangkan rasa nyeri.
2.
Perubahan contoh elminasi: urine berafiliasi dengan inflamasi, obstruksi lantaran batu.
Hasil yang diharapkan:
-            Pola eliminasi urine dan output dalam batas normal.
-            Tidak menunjukkan gejala obstruksi (tidak ada rasa sakit ketika berkemih, pengeluaran urin lancar).
1.       Monitor intake dan output.
2.       Anjurkan untuk meningkatkan cairan per oral 3 – 4 liter per hari.
3.       Kaji karakteristik urine
4.       Kaji contoh Bak normal pasien, catat kelainnya.
1.      menginformasikan fungsi ginjal.
2.      mempermudah pengeluaran batu, mencegah terjadinya pengendapan.
3.      adanya darah merupakan indikasi meningkatnya obstruksi/iritasi ureter.
4.      batu sanggup menjadikan rangsangan mervus yang menjadikan sensasi untuk buang air kecil
3.
Risiko tinggi kekurangan volume cairan berafiliasi dengan mual dan muntah.
Hasil yang diharapkan:
-           Keseimbangan cairan adekuat
-            Turgor kulit baik
1.       Monitor intake dan output
2.       Berikan intake cairan 3 – 4 liter per hari.
3.       Monitor gejala vital, turgor kulit, membran mukosa.
4.       Berikan cairan intra vena sesuai intruksi dokter.
5.       Kalau perlu berikan obat anti enemik.
1.      membandingkan secara positif dan mengantisipasi output yang sanggup dijadikan tanda adanya renal stasis
2.      menjaga keseimbangan cairan untuk homeostasis.
3.       dapat menunjukkan gejala dehidrasi.
4.      menjaga keseimbangan cairan jikalau intake per oral kurang.
5.      mengurangi mual dan muntah.
4.
Ketidakefektifan management regiment terapeutik ihwal perawatan post operasi dan pencegahan berafiliasi dengan kurangnya pengetahuan/informasi
Hasil yang diharapkan:
-            Pasien mengungkapkan proses penyakit, faktor-faktor penyebab.
-            Pasien sanggup berpartisipasi dalam perawatan.
1.       Kaji pengetahuan pasien/tanyakan proses sakit dan impian pasien.
2.       Jelaskan pentingnya peningkatan cairan per oral 3 – 4 liter per hari.
3.       Jelaskan dan anjurkan pasien untuk melaksanakan kegiatan secara teratur.
4.       Identifikasi gejala nyeri, hematuri, oliguri.
5.       Jelaskan mekanisme pengobatan dan perubahan gaya hidup.
1.      mengetahui tingkat pengetahuan pasien dan memimih cara untuk komunikasi yang tepat.
2.      dapat mengurangi stasis urine dan mencagah terjadinya batu.
3.      kurang kegiatan mensugesti terjadinya batu.
4.      mendeteksi secara dini, komplikasi yang  serius dan berulangnya penyakit.
5.      membantu pasien merasakan, mengontrol melalui apa yang terjadi dengan dirinya.


Daftar Pustaka
  • Carpenito, Linda Juall (1995) Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan ( terjemahan) PT EGC, Jakarta.
  • Doenges,et al, (2000). Rencana Asyuhan Keperawatan ( terjemahan), PT EGC, Jakarta
  • Soeparman, ( 1990), Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
  • Purnomo, B.B., 2011. Dasar-dasar Urologi. Edisi ke 3, CV. Sagung Seto, Jakarta. Pilasri C., 2007. 
  • Depkes RI., 2005. Distribusi Penyakit-Penyakit Sistem Kemih Kelamin Pasien Rawat Inap Menurut Golongan Sebab Sakit Indonesia.
Untuk mendownload laporan pendahuluan kerikil terusan kemih (Ureterolithiasis) pdf dan doc dibawah :
  • Laporan pendahuluan kerikil terusan kemih (ureterolithiasis) doc (Ambil File)
  • Laporan pendahuluan kerikil terusan kemih (ureterolithiasis) pdf (Ambil File)
Link Alternatif
 
Top