Cara Membuat Masker Wajah yang Alami: Hasil penelusuran untuk laporan-pendahuluan-lp-stroke-lengkap

Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri laporan-pendahuluan-lp-stroke-lengkap. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan

Laporan Pendahuluan Thalasemia Lengkap, Download Pdf Dan Doc

<div style="text-align: justify;"> Teman perawat dimanapun berada, kali ini kami ingin menyebarkan laporan pendahuluan thalasemia pada anak, yaitu suatu gangguan darah yang diturunkan ditandai oleh defisiensi produksi rantai globin dan hemoglobin.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bertujuan membantu teman-teman perawat dalam pembuatan kiprah askep, makalah ataupun LP thalasemia, baik sobat sejawat yang masih dalam pendidikan ataupun yang sudah kerja. Disini kami sediakan laporan pendahuluan thalasemia selengkap mungkin, biar sobat sekalian tinggal sedikit mengedit saja, dan tentu saja LP ini sangat bisa dipakai sebagai materi acuan dalam pembuatan kiprah lainnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pada postingan kali ini telah kami sediakan file yang sanggup anda download mencakup LP thalasemia pdf dan doc, fathway dalam bentuk ms.word, dan juga Format checklist pengkajian sistem hemotologi pada pasien thlasemia.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Untuk mendownload file laporan pendahuluan thalasemia pdf dan doc telah kami sediakan link unduhan diakhir artikel.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <h3 style="text-align: justify;"> <b>Laporan Pendahuluan Thalasemia.</b></h3> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pengertian</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Thalasemia yaitu suatu gangguan darah yang diturunkan yang ditandai oleh defisiensi produksi rantai globin pada hemoglobin.</div> <div style="text-align: justify;">   </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Thalasemia merupakan penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan secara resesif. Ditandai oleh defisiensi produksi globin pada hemoglobin. dimana terjadi kerusakan sel darah merah di dalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit menjadi pendek (kurang dari 100 hari) (Yuwono, 2012).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Thalasemia yaitu suatu gangguan darah yang diturunkan ditandai oleh defisiensi produksi rantai globin pada hemoglobin (Suryadi dan rita, 2001).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Thalasemia merupakan penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan secara resesif (Arif Manjoer, 2000).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Thalasemia kelompok heterogen anemia hemolitik herediter yang ditandai oleh penurunan kecepatan sintesis satu rantai polipeptida hemoglobin atau lebih diklasifikasikan berdasarkan rantai yang terkena (alfa, beta, gamma) ; dua kategori mayor yaitu alfa-dan beta-thalasemia, alfa-t, thalasemia yang disebabkan oleh penurunan kecepatan sintesis rantai alfa hemoglobin (Kamus Dorlan,2000).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Thalasemia merupakan penyakit anemia hemolitik dimana terjadi kerusakan sel darah merah didalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit menjadi pendek (kurang dari 120 hari). Penyebab kerusakan tersebut yaitu Hb yang tidak normal sebagai akhir dari gangguan dalam pembentukan jumlah rantai globin atau struktur Hb (Nursalam,2005).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Thalasemia merupakan keadaan yang diwarisi, yaitu diwariskan dari keluarga kepada anak. Kecacatan gen mengakibatkan haemoglobin dalam sel darah merah menjadi tidak normal. Mereka yang memiliki penyakit Thalasemia tidak sanggup menghasilkan haemoglobin yang mencukupi dalam darah mereka. Haemoglobin yaitu bahagian sel darah merah yang mengangkut oksigen daripada paru-paru keseluruh tubuh. Semua tisu tubuh insan memerlukan oksigen. Akibat kekurangan sel darah merah yang normal akan mengakibatkan pesakit kelihatan pucat kerana paras hemoglobin (Hb) yang rendah (anemia).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b><i>Macam – macam Thalasemia :</i></b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Thalasemia beta</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Merupakan anemia yang sering dijumpai yang diakibatkan oleh defek yang diturunkan dalam sintesis rantai beta hemoglobin.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Thalasemia beta meliputi:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> a. Thalasemia beta mayor</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bentuk homozigot merupakan anemia hipokrom mikrositik yang berat dengan hemolisis di dalam sumsum tulang dimulai pada tahun pertama kehidupan. Kedua orang renta merupakan pembawa “ciri”. Gejala – tanda-tanda bersifat sekunder akhir anemia dan mencakup pucat, wajah yang karakteristik akhir pelebaran tulang tabular pada tabular pada kranium, ikterus dengan derajat yang bervariasi, dan hepatosplenomegali.    </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> b. Thalasemia Intermedia dan minor</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pada bentuk heterozigot, sanggup dijumpai tanda – tanda anemia ringan dan splenomegali. Pada investigasi darah tepi didapatkan kadar Hb bervariasi, normal agak rendah atau meningkat (polisitemia). Bilirubin dalam serum meningkat, kadar bilirubin sedikit meningkat.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 2. Thalasemia alpa</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Merupakan thalasemia dengan defisiensi pada rantai a</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Etiologi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Adapun etiologi dari thalasemia yaitu faktor genetik (herediter). Faktor genetik yaitu perkawinan antara 2 heterozigot (carier) yang menghasilkan keturunan Thalasemia (homozigot).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Thalasemia merupakan penyakit anemia hemolitik dimana terjadi kerusakan sel darah merah di dalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit menjadi pendek (kurang dari 100 hari). Kerusakan tersebut terjadi lantaran gangguan struktural pembentukan hemoglobin (hemoglobin abnormal) dan atau gangguan jumlah (salah satu/beberapa) rantai globin.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Patofisiologi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="white-space: pre;"> </span></div> <div style="text-align: justify;"> Hemoglobin paska kelahiran yang  normal terdiri dari dua rantai alpa dan beta polipeptide. Dalam beta thalasemia ada penurunan sebagian atau keseluruhan dalam proses sintesis molekul hemoglobin rantai beta. Konsekuensinya adanya peningkatan compensatori dalam proses pensintesisan rantai alpa dan produksi rantai gamma tetap aktif, dan mengakibatkan ketidaksempurnaan deretan hemoglobin. Polipeptid yang tidak seimbang ini sangat tidak stabil, gampang terpisah dan merusak sel darah merah yang sanggup mengakibatkan anemia yang parah. Untuk menanggulangi proses hemolitik, sel darah merah dibuat dalam jumlah yang banyak, atau setidaknya bone marrow ditekan dengan terapi transfusi. Kelebihan fe dari penambahan RBCs dalam transfusi serta kerusakan yang cepat dari sel defectif, disimpan dalam banyak sekali organ (hemosiderosis).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Fathway Thalasemia</b></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <img border="0" data-original-height="840" data-original-width="584" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijaF-LxYgrtHZsT0L8DQrTkbJbeYSvewAUSACeDF1Ycp3MhG6mQAP2mozx24Pnf7tfVWIS2YUHT70UCuXoVA9C9_I_8U26c-5BESDxwK3wcHrasV_hyphenhyphenyyZzi6hpuUmO93JpLix_LVM8moK/s1600/Fathway+Thalasemia.png" /></div> <h3 style="text-align: justify;"> Untuk download Fathway Thalasemia format doc, <b style="background-color: cyan;"><a href="https://drive.google.com/file/d/13gkHrj25SpN5hILQ7HNLSNs1E5_cOegd/view?usp=sharing" target="_blank">DISINI</a></b></h3> <div> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Manifestasi Klinik</b></div> <div style="text-align: justify;">   </div> <div style="text-align: justify;"> Bayi gres lahir dengan thalasemia beta mayor tidak anemis. Gejala awal pucat mulanya tidak jelas, biasanya menjadi lebih berat dalam tahun pertama kehidupan dan pada kasus yang berat terjadi beberapa ahad pada sehabis lahir. Bila penyakit ini tidak ditangani dengan baik, tumbuh kembang masa kehidupan anak akan terhambat. Anak tidak nafsu makan, diare, kehilangan lemak tubuh dan sanggup disertai demam berulang akhir infeksi. Anemia berat dan usang biasanya mengakibatkan pembesaran jantung.</div> <div style="text-align: justify;">   </div> <div style="text-align: justify;"> Terdapat hepatosplenomegali. Ikterus ringan mungkin ada. Terjadi perubahan pada tulang yang menetap, yaitu terjadinya bentuk muka mongoloid akhir system eritropoesis yang hiperaktif. Adanya penipisan korteks tulang panjang, tangan dan kaki sanggup menimbulkan fraktur patologis. Penyimpangan pertumbuhan akhir anemia dan kekurangan gizi mengakibatkan perawakan pendek. Kadang-kadang ditemukan epistaksis, pigmentasi kulit, koreng pada tungkai, dan watu empedu. Pasien menjadi peka terhadap jerawat terutama jikalau limpanya telah diangkat sebelum usia 5 tahun dan gampang mengalami septisemia yang sanggup menimbulkan kematian. Dapat timbul pensitopenia akhir hipersplenisme.</div> <div style="text-align: justify;">   </div> <div style="text-align: justify;"> Hemosiderosis terjadi pada kelenjar endokrin  (keterlambatan dan gangguan perkembangan sifat seks sekunder), pancreas (diabetes), hati (sirosis), otot jantung (aritmia, gangguan hantaran, gagal jantung), dan pericardium (perikerditis).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Secara umum, tanda dan tanda-tanda yang sanggup dilihat antara lain:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Letargi</li> <li style="text-align: justify;">Pucat</li> <li style="text-align: justify;">Kelemahan</li> <li style="text-align: justify;">Anoreksia</li> <li style="text-align: justify;">Sesak nafas</li> <li style="text-align: justify;">Tebalnya tulang kranial</li> <li style="text-align: justify;">Pembesaran limpa</li> <li style="text-align: justify;">Menipisnya tulang kartilago </li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pemeriksaan Penunjang</b></div> <ul> <li style="text-align: justify;">Studi hematologi : terdapat perubahan – perubahan pada sel darah merah, yaitu mikrositosis, hipokromia, anosositosis, poikilositosis, sel target, eritrosit yang immature, penurunan hemoglobin dan hematrokrit.</li> <li style="text-align: justify;">Elektroforesis hemoglobin : peningkatan hemoglobin </li> <li style="text-align: justify;">Pada thalasemia beta mayor ditemukan sumsum tulang hiperaktif terutama seri eritrosit. Hasil foto rontgen mencakup perubahan pada tulang akhir hiperplasia sumsum yang berlebihan. Perubahan mencakup pelebaran medulla, penipisan korteks, dan trabekulasi yang lebih kasar.</li> <li style="text-align: justify;">Analisis DNA, DNA probing, gone blotting dan investigasi PCR (Polymerase Chain Reaction) merupakan jenis investigasi yang lebih maju.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Penatalaksanaan</b></div> <ol> <li style="text-align: justify;">Transfusi sel darah merah (SDM) hingga kadar Hb sekitar 11 g/dl. Pemberian sel darah merah sebaiknya 10 – 20 ml/kg berat badan. </li> <li style="text-align: justify;">Pemberian chelating agents (Desferal) secara intravena atau subkutan. Desferiprone merupakan sediaan dalam bentuk peroral. Namun keuntungannya lebih rendah dari desferal dan memperlihatkan ancaman fibrosis hati. </li> <li style="text-align: justify;">Tindakan splenektomi perlu dipertimbangkan terutama jikalau ada tanda – tanda hipersplenisme atau kebutuhan transfusi meningkat atau lantaran sangat besarnya limpa.</li> <li style="text-align: justify;">Transplantasi sumsum tulang  biasa dilakukan pada thalasemia beta mayor.</li> </ol> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Konsep Asuhan Keperawatan Thalasemia</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pengkajian</b></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div style="text-align: justify;"> 1. Pengkajian Fisik</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Melakukan investigasi fisik.</li> <li style="text-align: justify;">Kaji riwayat kesehatan, terutama yang berkaitan dengan anemia dan riwayat penyakit tersebut dalam keluarga.</li> <li style="text-align: justify;">Observasi tanda-tanda penyakit anemia.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 2. Pengkajian Umum</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pertumbuhan yang terhambat </li> <li style="text-align: justify;">Anemia kronik.</li> <li style="text-align: justify;">Kematangan seksual yang tertunda.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 3. Krisis Vaso-Occlusive</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Sakit yang dirasakan </li> <li style="text-align: justify;">Gejala yang berkaitan dengan ischemia dan tempat yang berhubungan.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> - Ekstremitas: kulit tangan dan kaki yang mengelupas disertai rasa sakit yang menjalar.</div> <div style="text-align: justify;"> - Abdomen : sakit yang sangat sehingga sanggup dilakukan tindakan pembedahan</div> <div style="text-align: justify;"> - Cerebrum  : stroke, gangguan penglihatan.</div> <div style="text-align: justify;"> - Pinggang   : gejalanya menyerupai pada penyakit paru-paru basah.</div> <div style="text-align: justify;"> - Liver         : obstruksi jaundise, koma hepatikum.</div> <div style="text-align: justify;"> - Ginjal        : hematuria.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Efek dari krisis vaso-occclusive kronis adalah:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Hati: cardiomegali, murmur sistolik</li> <li style="text-align: justify;">Paru-paru: gangguan fungsi paru-paru, gampang terinfeksi.</li> <li style="text-align: justify;">Ginjal: ketidakmampuan memecah senyawa urin, gagal ginjal.</li> <li style="text-align: justify;">Genital: terasa sakit, tegang.</li> <li style="text-align: justify;">Liver: hepatomegali, sirosis.</li> <li style="text-align: justify;">Mata: ketidaknormalan lensa yang menimbulkan gangguan penglihatan, kadang mengakibatkan terganggunya lapisan retina dan sanggup mengakibatkan kebutaan.</li> <li style="text-align: justify;">Ekstremitas: perubahan tulang-tulang terutama bisa menciptakan bungkuk, gampang terserang virus salmonela osteomyelitis.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Diagnosa Keperawatan</b></div> <ol> <li style="text-align: justify;">Resiko tinggi injuri berafiliasi dengan hemoglobin abnormal, penurunan kadar oksigen , dehidrasi.</li> <li style="text-align: justify;">Nyeri berafiliasi dengan anoxia membran (vaso occlusive krisis)</li> <li style="text-align: justify;">Perubahan proses dalam keluarga berafiliasi dengan dampak penyakit anak pada fungsi keluarga; resiko penyembuhan yang usang pada anak.</li> </ol> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Intervensi Keperawatan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 1</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Resiko tinggi injuri berafiliasi dengan ketidaknormalan hemoglobin, penurunan oksigen, dehidrasi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> a. Jaga biar pasien menerima oksigen yang cukup</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi keperawatan:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Ukur tekanan untuk meminimalkan komplikasi berkaitan dengan eksersi fisik dan stres emosional. Rasional: menghindari penambahan oksigen yang dibutuhkan</li> <li style="text-align: justify;">Jangan hingga terjadi infeksi</li> <li style="text-align: justify;">Jauhkan dari lingkungan yang beroksigen rendah.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Hasil yang diharapkan: Hindarkan anak dari situasi yang sanggup mengakibatkan kekurangan oksigen dalam otak.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> b. Jaga biar anak tidak mengalami dehidasi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi keperawatan.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Observasi cairan infus sesuai anjuran (150ml/kg) dan kebutuhan minimum cairan anak; infus. Rasional: biar kebutuhan cairan ank sanggup terpenuhi.</li> <li style="text-align: justify;">Meningkatkan jumlah cairan infus diatas kebutuhan minimum saat ada latihan fisik atau stress dan selam krisis. Rasional: biar tercukupi kebutuhan cairan melalui infus.</li> <li style="text-align: justify;">Beri inforamasi tertulis pada orang renta berkaitan dengan kebutuhan cairan yang spesifik. Rasional: untuk mendorong complience.</li> <li style="text-align: justify;">Dorong anak untuk banyak minum. Rasional: untuk mendorong complience.</li> <li style="text-align: justify;">Beri informasi pada keluarga perihal tanda – tanda dehidrasi. Rasional: untuk menghindari penundaan terapi pertolongan cairan.</li> <li style="text-align: justify;">Pentingnya pengutamaan akan pentingnnya menghindari panas. Rasional: menghindari penyebab kehilangan cairan.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Hasil yang diharapkan: Anak banyak minum dan jumlah cairan terpenuhi sehingga tidak terjadi dehidarsi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> c. Bebas dari infeksi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi keperawatan</div> <ol> <li style="text-align: justify;">Tekankan pentingnya pertolongan nutrisi; imunisasi yang rutin, termasuk vaksin pneumococal dan meningococal; proteksi dari sumber – sumber jerawat yang diketahui; pengawasan kesehatan secara berkala.</li> <li style="text-align: justify;">Laporkan setiap tanda jerawat pada yang bertanggung jawab dengan segera. Rasional: biar tidak terjadi keterlambatan dalam penanganan.</li> <li style="text-align: justify;">Beri terapi antibiotika. Rasional: untuk mencegah dan merawat infeksi.</li> </ol> <div style="text-align: justify;"> Hasil yang diharapkan: Anak terbebas dari infeksi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> d. Menurunnya resiko yang berafiliasi dengan imbas pembedahan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi keperawatan</div> <ol> <li style="text-align: justify;">Jelaskan pentingnya transfusi darah. Rasional: untuk meningkatkan konsentrasi Hb A</li> <li style="text-align: justify;">Jaga anak biar tidak dehidrasi</li> <li style="text-align: justify;">Bujuk anak biar tidak tegang. Rasional: Kecemasan sanggup meningkatkan kebutuhan oksigen.</li> <li style="text-align: justify;">Beri anlgesik. Rasional: biar anak merasa nyaman dan menurunkan respon cemas.</li> <li style="text-align: justify;">Mencegah kegiatan yang tidak perlu. Rasional: untuk mencegah penambahan kebutuhan oksigen.</li> <li style="text-align: justify;">Jaga bersihan jalan nafas postoperasi. Rasional: untuk mencegah infeksi</li> <li style="text-align: justify;">Lakukan latihan ROM pasif. Rasional: untuk memacu sirkulasi.</li> <li style="text-align: justify;">Kolaborasi untuk pertolongan oksigen. Rasional: untuk menambah kadar hemoglobin.</li> <li style="text-align: justify;">Obsevasi tanda – tanda infeksi. Rasional: biar sanggup cepat ditangani.</li> </ol> <div style="text-align: justify;"> Hasil yang diharapkan: Ketika anak dioperasi tidak mengalami krisis.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa. 2.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Nyeri berafiliasi dengan anoksia membran (krisis vaso-occlusive)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan: Agar terhindar dari rasa sakit atau setidaknya rasa sakit tidak terlalu menyakitkan bagi si anak.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi keperawatan:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Jadwalkan medikasi untuk pencegahan secara terus – menerus meskipun tidak dibutuhkan. Rasional: untuk mencegah sakit.</li> <li style="text-align: justify;">Kenali macam – macam analgetik termasuk opioid dan kegiatan medikasi mungkin diperlukan. Rasional: untuk mengetahui sejauh mana rasa sakit sanggup diterima.</li> <li style="text-align: justify;">Yakinkan si anak dan keluarga bahwa analgetik termasuk opioid, secara medis dibutuhkan dan mungkin dibutuhkan dalam takaran yang tinggi. Rasional: lantaran rasa sakit yang hiperbola bisa saja terjadi lantaran sugesti mereka.</li> <li style="text-align: justify;">Beri stimulus panas pada area yang dimaksud lantaran area yang sakit</li> <li style="text-align: justify;">Hindari pengompresan dengan air dingin. Rasional: lantaran sanggup meningkatkan vasokonstriksi</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Hasil yang diharapkan: Agar terhindar dari rasa sakit atau setidaknya rasa sakit tidak terlalu menyakitkan bagi si anak.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnoa. 3.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Perubahan proses dalam keluarga berafiliasi dengan dampak penyakit anak terhadap fungsi keluarga; resiko penyembuhan yang usang pada anak. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan: Agar mendapatkan pemahaman perihal penyakit tersebut</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi keperawatan:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Ajari keluarga dan anak yang lebih renta perihal karakteristik dari pengukuran – pengukuran. Rasional: untuk meminimalkan komplikasi.</li> <li style="text-align: justify;">Tekankan akan pentingnya menginformasikan perkembangan kesehatan, penyakit si anak. Rasional: untuk mendapatkan hasil kemajuan dari perawatan yang tepat.</li> <li style="text-align: justify;">Jelaskan tanda – tanda adanya peningkatan krisis terutama demam, pucat dan gangguan pernafasan. Rasional: untuk menghindari keterlambatan perawatan.</li> <li style="text-align: justify;">Berikan citra perihal penyakit keturunan dan berikan pendidikan kesehatan pada keluargatentang genetik keluarga mereka. Rasional: biar keluarga tahu apa yang harus dilakukan.</li> <li style="text-align: justify;">Tempatkan orang renta sebagai pengawas untuk anak mereka. Rasional: biar mendapatkan perawatan yang terbaik.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Hasil yang diharapkan:</div> <ol> <li style="text-align: justify;">Anak dan keluarga sanggup benar – benar mengetahui perihal penyakit si anak secara etiologi dan terapi – terapinya.</li> <li style="text-align: justify;">Agar mendapatkan dorongan yang cukup.</li> </ol> <div style="text-align: justify;"> Intervensi keperawatan:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Mengacu pada organisasi yang terpercaya. Rasional: Untuk mendukung proses perawatan.</li> <li style="text-align: justify;">Daftarkan anak pada klinik anemia. Rasional: untuk mendapatkan perawatan yang tepat.</li> <li style="text-align: justify;">Selalu waspada terhadap suatu keluarga jikalau 2 atau lebih anggota keluarganya terserang penyakit ini.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Hasil yang diharapkan: Keluarga sanggup mengambil manfaat dari layanan tersebut dan abnak sanggup mendapatkan perawatan dari akomodasi yang tepat.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Daftar Pustaka</b></div> <ul> <li style="text-align: justify;">Arif Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius, 2000</li> <li style="text-align: justify;">Sacharin, Rossa M. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi 1. Alih Bahasa R.F. Maulany. Jakarta : EGC, 1996.</li> <li style="text-align: justify;">Suriadi, Rita Yuliani. Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi 1. Jakarta, 2001. </li> <li style="text-align: justify;">Wong, Donna L, Christina Algiere Kasparisin, Caryn Stoer mer Hess. Clinical Manual Pediatric Nursing. Fourth edition. St. Louis : Mosby Year Book, 1996. </li> <li style="text-align: justify;">Wong, Donna L, Shannon E. Perry, Marilyn J. Hockenberry. Maternal Child Nursing Care. St. Louis : Mosby Company, 2002.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Download Laporan pendahuluan thalasemia pdf dan doc, dibawah :</div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;"><b><span style="background-color: cyan;">Laporan pendahuluan thalasemia doc</span>, <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1mszq2-7uca79SPTnJMeQI9EOL6-ZVkg1/view?usp=sharing" target="_blank"><span id="goog_361164933"></span>(Ambil File)</a><span id="goog_361164934"></span></i></b></li> <li style="text-align: justify;"><b><span style="background-color: lime;">Laporan pendahuluan thalasemia pdf</span>, <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1KM9yEx-iwV9ECyjco6ixc6__cJg9zJQ3/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Link Alternatif</div> </div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;"><b><a href="https://drive.google.com/file/d/1mszq2-7uca79SPTnJMeQI9EOL6-ZVkg1/view?usp=sharing" target="_blank">Alternatif doc 1</a></b></li> <li style="text-align: justify;"><b><a href="https://drive.google.com/file/d/1KM9yEx-iwV9ECyjco6ixc6__cJg9zJQ3/view?usp=sharing" target="_blank">Alternatif pdf 1</a></b></li> </ul> <ul> <li style="text-align: justify;"><b><a href="https://drive.google.com/file/d/1mszq2-7uca79SPTnJMeQI9EOL6-ZVkg1/view?usp=sharing" target="_blank">Alternatif doc 2</a></b></li> <li style="text-align: justify;"><b><a href="https://drive.google.com/file/d/1KM9yEx-iwV9ECyjco6ixc6__cJg9zJQ3/view?usp=sharing" target="_blank">Alternatif pdf 2</a></b></li> </ul> <h3 style="text-align: justify;"> <b>Download Format Pengkajian sistem hematologi pasien dengan thalasemia <span style="background-color: cyan;"><a href="https://drive.google.com/file/d/1hdJOHufTUvB0rTUUzXM_ELd1Os7eGSvX/view?usp=sharing" target="_blank">disini </a></span></b></h3> <div style="text-align: justify;"> Demikian laporan pendahuluan thalasemia pdf dan doc kami bagikan, semoga sanggup membantu sobat sejawat sekalian.</div> </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Senang bisa berbagi, terima kasih</div>

Laporan Pendahuluan Thalasemia Lengkap, Download Pdf Dan Doc

Teman perawat dimanapun berada, kali ini kami ingin menyebarkan laporan pendahuluan thalasemia pada anak, yaitu suatu gangguan darah yang d...

+ Baca selengkapnya »

Laporan Pendahuluan / Lp Delirium Lengkap, Download Pdf Dan Doc

<div style="text-align: justify;"> Kami bagikan laporan pendahuluan delirium pdf dan doc</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Teman-teman perawat sekalian, kali ini kami posting laporan pendahuluan / LP delirium lengkap dari tinjauan teori hingga konsep askep, disusun berdasarkan beberapa tumpuan terpercaya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bagi teman-teman yang sedang menjalani stase keperawatan jiwa, delirium menjadi salah satu pilihan perkara yang bisa diangkat, dari itu kali ini kami bagikan laporan pendahuluan delirium dalam format dan pdf.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Untuk mendownload laporan pendahuluan / LP delirium pdf dan doc telah kami sediakan link unduhan diakhir artikel ini.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <h3> <b>Laporan Pendahuluan Delirium</b></h3> </div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pengertian </b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Delirium ialah sindroma otak organik lantaran fungsi atau metabolisme otak secara umum atau lantaran keracunan yan menghambat mnetabolisme otak.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Delirium ialah keadaan yang bersifat sementara dan biasanya terjadi secara mendadak, dimana penderita mengalami penurunan kemampuan dalam memusatkan perhatiannya dan menjadi linglung, mengalami disorientasi dan tidak bisa berfikir secara jernih. Sindrom klinis akut dan sejenak dengan ciri penurunan taraf kesadaran, gangguan kognitif, gangguan persepsi, termasuk halusinasi dan amp; ilusi, khas ialah visual juga di pancaindera lain, dan gangguan perilaku, menyerupai agitasi. Gangguan ini berlangsung pendek dan ber-jam hingga berhari-hari, taraf hebatnya berfluktuasi, bereaksi di malam hari, kegelapan menciptakan halusinasi visual dan amp; gangguan sikap meningkat. Biasanya reversibel. Penyebabnya termasuk penyakit fisik, intoxikasi obat (zat). Diagnosis klinis biasanya dengan laboratorium dan investigasi pencitraan (imaging) dan terapi untuk menemukan penyebabnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Etiologi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Penyebab delirium:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Alkohol, obat-obatan dan materi beracun</li> <li style="text-align: justify;">Efek toksik dari pengobatan</li> <li style="text-align: justify;">Kadar elektrolit, garam dan mineral (misalnya kalsium, natrium atau magnesium) yang tidak normal tanggapan pengobatan, kehilangan cairan tubuh atau penyakit tertentu.</li> <li style="text-align: justify;">Infeksi akut disertai demam</li> <li style="text-align: justify;">Hidrosefalus bertekanan normal, yaitu suatu keadaan dimana cairan yang membantali otak tidak diserap sebagaimana mestinya dan menekan otak.</li> <li style="text-align: justify;">Hematoma subdural, yaitu pengumpulan darah di bawah tengkorak yang sanggup menekan otak.</li> <li style="text-align: justify;">Meningitis, ensefalitis, sifilis (penyakit nanah yang menyerang otak).</li> <li style="text-align: justify;">Kekurangan tiamin dan vitamin B129. Hipotiroidisme maupun hipotiroidisme3.</li> <li style="text-align: justify;">Tumor otak (beberapa diantaranya kadang mengakibatkan linglung dengan gangguan ingatan)</li> <li style="text-align: justify;">Patah tulang panggul dan tulang-tulang panjang.</li> <li style="text-align: justify;">Fungsi jantung atau paru-paru yang buruk dan mengakibatkan rendahnya kadar oksigen atau tingginya kadar karbon dioksida di dalam darah</li> <li style="text-align: justify;">Stroke.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Patofisiologi</b></div> <ul> <li style="text-align: justify;">Banyak kondisi sistemik dan obat bisa mengakibatkan delirium, pola antikolinergika, psikotropika, dan opioida.</li> <li style="text-align: justify;">Mekanisme tidak jelas, tetapi mungkin terkait dengan gangguan reversibilitas dan metabolisme oxidatif otak, keanehan neurotransmiter multiple, dan pembentukan sitokines (cytokines).</li> <li style="text-align: justify;">Stress dari penyebab apapun bisa meningkatkan kerja saraf simpatik sehingga mengganggu fungsi cholinergic dan mengakibatkan delirium.</li> <li style="text-align: justify;">Usia lanjut memang dasarnya rentan terhadap penurunan transmisi cholinergic sehingga lebih gampang terjadi delirium. Apapun sebabnya, yang terang hemisfer otak dan prosedur (arousal mechanism) dari talamus dan sistem aktivasi retikular batang otak jadi terganggu.</li> <li style="text-align: justify;">Terdapat faktor predisposisi gangguan otak organik: menyerupai demensia, stroke. Penyakit parkinson, usia lanjut, gangguan sensorik, dan gangguan multipel.</li> </ul> <div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQvX-OIBmCNXT9QG6SZd-upXrpiDf_mt3gCQf_8gZQTB5s7GV09M2kxA8MT2qzccZa7NFgYyuSCtIL9vAtEEhCX_VRPoG6vDVC32nitYFIV88aPB0XsJac_XqbeISIthDhm8sShzWLOy4J/s1600/pathway+Delirium.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="589" data-original-width="547" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQvX-OIBmCNXT9QG6SZd-upXrpiDf_mt3gCQf_8gZQTB5s7GV09M2kxA8MT2qzccZa7NFgYyuSCtIL9vAtEEhCX_VRPoG6vDVC32nitYFIV88aPB0XsJac_XqbeISIthDhm8sShzWLOy4J/s640/pathway+Delirium.png" width="594" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Gejala</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gejala utama ialah kesadaran menurun. Kesadaran yang menurun ialah suatu keadaan dengan kemampuan persepsi perhatian dan anutan yan berkurang secara keseluruhan (secara kuantitatif).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gejala-gejala lainnya penderita tidak bisa mengenal orang dan berkomunikasi dengan baik, ada yang galau atau cemas, gelisah dan panik, adanya  klien yan terutama halusinasi dan ada yang hanya berbicara komat-kamit dan inkohern.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dari gejala-gejala psikiatrik tidak sanggup diketahui etiologi penyakit badaniah itu, tetapi perlu dilakukan investigasi intern dan nerologik yang teliti. Gejala tersebut lebih ditentukan oleh keadaan jiwa premorbidnya, prosedur pembelaaan psikologiknya, keadaan psikososial, sifat proteksi dari keluarga, sahabat dan petugas kesehatan, struktur sosial serta ciri-ciri kebudayaan sekelilingnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Psikopatologi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Delirium biasanya hilang bila penyakit badaniah yang mengakibatkan sudah sembuh, mungkin hingga kira-kira 1 bulan sesudahnya. Gangguan jiwa yang psikotik atau nonpsikotik yang disebabkan oleh gangguan jaringan fungsi otak. Gangguan fungsi jaringan otak ini sanggup disebabkan oleh penyakit badaniah yang terutama mengenai otak (meningoensephalitis, gangguan pembuluh darah ootak, tumur otak dan sebagainya) atau yang terutama di luar otak atau tengkorak (tifus, endometriasis, payah jantung, toxemia kehamilan, intoksikasi dan sebagainya). Bila kepingan otak yang terganggu itu luas, maka gangguan dasar mengenai fungsi mental sama saja, tidak tergantung pada penyakit yang menyebabkannya. Jika disebabkan oleh proses yang pribadi menyerang otak , bila proses itu sembuh maka gejala-gejalanya tergantung pada besarnya kerusakan yang ditinggalkan gejala-gejala neurologik dan atau gangguan mental dengan tanda-tanda utama gangguan intelegensi. Bisa juga didapatkan adanya febris. Terdapat tanda-tanda psikiatrik bila sangat mengganggu sanggup diberikan neroleptika, terutama yang mempunyai takaran efektif tinggi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pemeriksaan Diagnostik</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Biasanya klinis. Semua pasien dengan tanda dan tanda-tanda gangguan fungsi kognitif perlu dilakukan investigasi kondisi mental formal. Kemampuan atensi bisa diperiksa dengan:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pengulangan sebutan 3 benda</li> <li style="text-align: justify;">Pengulangan 7 angka ke depan dan 5 angka ke belakang (mundur)</li> <li style="text-align: justify;">Sebutkan nama hari dalam seminggu ke depan dan ke belakang (mundur)</li> <li style="text-align: justify;">Ikuti kriteria diagnostik dari lCD-10 atau DSM-IV-TR</li> <li style="text-align: justify;">Confusion Assessment Method (CAM)</li> <li style="text-align: justify;">Wawancarai anggota keluarga</li> <li style="text-align: justify;">Penggunaan obat atau zat psikoaktif overdosis atau penghentian mendadak.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Penatalaksanaan</b></div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pengobatan etiologik harus sedini mungkin  dan di samping faal otak dibantu semoga tidak terjadi kerusakan otak yang menetap.</li> <li style="text-align: justify;">Peredaran darah harus diperhatikan (nadi, jantung dan tekanan darah), bila perlu diberi stimulansia.</li> <li style="text-align: justify;">Pemberian cairan harus cukup, lantaran tidak jarang terjadi dehidrasi. Hati-hati dengan sedativa dan narkotika (barbiturat, morfin) lantaran adakala tidak menolong, tetapi sanggup menjadikan imbas paradoksal, yaitu klien tidak menjadi tenang, tetapi bertambah gelisah.</li> <li style="text-align: justify;">Klien harus dijaga terus, lebih-lebih bila ia sangat gelisah, lantaran berbahaya untuk dirinya sendiri (jatuh, lari dan loncat keluar dari jendela dan sebagainya) ataupun untuk orang lain.</li> <li style="text-align: justify;">Dicoba menenangkan klien dengan kata-kata (biarpun kesadarannya menurun) atau dengan kompres es. Klien mungkin lebih hening bila ia sanggup melihat orang atau barang yang ia kenal dari rumah. Sebaiknya kamar jangan terlalu gelap , klien tidak tahan terlalu diisolasi.</li> <li style="text-align: justify;">Terdapat tanda-tanda psikiatrik bila sangat mengganggu sanggup diberikan neroleptika, terutama yang mempunyai takaran efektif tinggi.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Konsep Asuhan Keperawatan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pengkajian</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Identitas </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Indentias klien mencakup nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa/latar belakang kebudayaan, status sipil, pendidikan, pekerjaan dan alamat. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 2. Keluhan utama </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Keluhan utama atau lantaran utama yang menyebbkan klien tiba berobat (menurut klien dan atau keluarga). Gejala utama ialah kesadaran menurun.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 3. Faktor predisposisi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Menemukan gangguan jiwa yang ada sebagai dasar pembuatan diagnosis serta memilih tingkat gangguan serta menggambarkan struktur kepribadian yang mungkin sanggup menandakan riwayat dan perkembangan gangguan jiwa yang terdapat. Dari gejala-gejala psikiatrik tidak sanggup diketahui etiologi penyakit badaniah itu, tetapi perlu dilakukan investigasi intern dan nerologik yang teliti. Gejala tersebut lebih ditentukan oleh keadaan jiwa premorbidnya, prosedur pembelaaan psikologiknya, keadaan psikososial, sifat proteksi dari keluarga, sahabat dan petugas kesehatan, struktur sosial serta ciri-ciri kebudayaan sekelilingnya. Gangguan jiwa yang psikotik atau nonpsikotik yang disebabkan oleh gangguan jaringan fungsi otak. Gangguan fungsi jaringan otak ini sanggup disebabkan oleh penyakit badaniah yang terutama mengenai otak (meningoensephalitis, gangguan pembuluh darah ootak, tumur otak dan sebagainya) atau yang terutama di luar otak atau tengkorak (tifus, endometriasis, payah jantung, toxemia kehamilan, intoksikasi dan sebagainya).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 4. Pemeriksaan fisik </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kesadran yang menurun dan sesudahnya terdapat amnesia. Tensi menurun, takikardia, febris, BB menurun lantaran nafsu makan yang menurun dan tidak mau makan. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 5. Psikososial</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> a. Genogram Dari hasil penelitian ditemukan kembar monozigot memberi imbas lebih tinggi dari kembar dizigot .</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> b. Konsep diri</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Ganbaran diri, tressor yang mengakibatkan berubahnya gambaran diri lantaran proses patologik penyakit.</li> <li style="text-align: justify;">Identitas, bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangan  individu.</li> <li style="text-align: justify;">Peran, transisi kiprah sanggup dari sehat ke sakit, ketidak sesuaian antara satu kiprah dengan kiprah yang lain dan kiprah yang ragu diman aindividu tidak tahun dengan terang perannya, serta kiprah hiperbola sementara tidak mempunyai kemmapuan dan sumber yang cukup.</li> <li style="text-align: justify;">Ideal diri, keinginann yang tidak sesuai dengan kenyataan dan kemampuan yang ada.</li> <li style="text-align: justify;">Harga diri, tidakmampuan dalam mencapai tujuan sehingga klien merasa harga dirinya rendah lantaran kegagalannya.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> c. Hubungan sosial</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Berbagai faktor di masyarakat yang menciptakan seseorang disingkirkan atau kesepian, yang selanjutnya tidak sanggup diatasi sehingga timbul tanggapan berat menyerupai ilusi dan halusinasi. Konsep diri dibuat oleh pola kekerabatan sosial khususnya dengan orang yang penting dalam kehidupan individu. Jika kekerabatan ini tidak sehat  maka individu dalam kekosongan internal. Perkembangan kekerabatan sosial yang tidak adeguat mengakibatkan kegagalan individu untuk mencar ilmu mempertahankan komunikasi dengan orang lain, kesudahannya klien cenderung memisahkan diri dari orang lain dan hanya terlibat dengan pikirannya sendiri yang tidak memerlukan kontrol orang lain. Keadaa ini menjadikan kesepian, isolasi sosial, kekerabatan dangkal dan tergantung.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> d. Spiritual</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Keyakina klien terhadapa agama dan keyakinannya masih kuat.a tetapi tidak atau kurang bisa dalam melaksnakan ibadatnmya sesuai dengan agama dan kepercayaannya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 6. Status mental</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> a. Penampilan klien tidak rapi dan tidak bisa utnuk merawat dirinya sendiri.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> b. Pembicaraan keras, cepat dan inkoheren.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> c. Aktivitas motorik, Perubahan motorik sanggup dinmanifestasikan adanya peningkatan kegiatan motorik, gelisah, impulsif, manerisme, otomatis, steriotipi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> d. Alam perasaan, Klien nampak ketakutan dan putus asa.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> e. Afek dan emosi. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Perubahan afek terjadi lantaran klien berusaha menciptakan jarak dengan perasaan tertentu lantaran kalau pribadi mengalami perasaa tersebut sanggup menjadikan ansietas. Keadaan ini menjadikan perubahan afek yang digunakan klien untukj melindungi dirinya, lantaran afek yang telah berubahn memampukan kien mengingkari dampak emosional yang menyakitkan dari lingkungan eksternal. Respon emosional klien mungkin tampak bizar dan tidak sesuai lantaran tiba dari kerangka pikir yang telah berubah. Perubahan afek ialah tumpul, datar, tidak sesuai, hiperbola dan ambivalen.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> f. Interaksi selama wawancara</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sikap klien terhadap pemeriksa kurawng kooperatif, kontak mata kurang.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> g. Persepsi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Persepsi melibatkan proses berpikir dan pemahaman emosional terhadap suatu obyek. Perubahan persepsi sanggup terjadi pada satu atau kebiuh panca indera yaitu penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan. Perubahan persepsi sanggup ringan, sedang dan berat atau berkepanjangan. Perubahan persepsi yang paling sering ditemukan ialah halusinasi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> h. Proses berpikir</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Klien yang terganggu pikirannya sukar berperilaku kohern, tindakannya cenderung berdasarkan evaluasi pribadi klien terhadap realitas yang tidak sesuai dengan evaluasi yang umum diterima.</div> <div style="text-align: justify;"> Penilaian realitas secara pribadi oleh klien merupakan evaluasi subyektif yang dikaitkan dengan orang, benda atau insiden yang tidak logis.(Pemikiran autistik). Klien tidak menelaah ulang kebenaran realitas. Pemikiran autistik dasar perubahan proses pikir yang sanggup dimanifestasikan dengan pemikian primitf, hilangnya asosiasi, anutan magis, ilusi (waham), perubahan linguistik (memperlihatkan gangguan pola pikir ajaib sehingga tampak klien regresi dan pola pikir yang sempit contohnya ekholali, clang asosiasi dan neologisme.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> i. Tingkat kesadaran</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kesadran yang menurun, bingung. Disorientasi waktu, daerah dan orang.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> j. Memori</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gangguan daya ingat yang gres saja terjadi )kejadian pada beberapa jam atau hari yang lampau) dan yang sudah usang berselang terjadi (kejadian beberapa tahun yang lalu).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> k. Tingkat konsentrasi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Klien tidak bisa berkonsentrasi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> l. Kemampuan penilaian</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gangguan ringan dalam evaluasi atau keputusan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 7. Kebutuhan klien sehari-hari</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> a. Tidur, klien sukar tidur lantaran cemas, gelisah, berbaring atau duduk dan gelisah . Kadang-kadang terbangun tengah malam dan sukar tidur kemabali. Tidurnya mungkin terganggu sepanjang malam, sehingga tidak merasa segar di pagi hari.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> b. Selera makan, klien tidak mempunyai selera makan atau makannya hanya sedikit, karea putus asa, merasa tidak berharga, kegiatan terbatas sehingga bisa terjadi penurunan berat badan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> c. Eliminasi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Klien mungkin tergnaggu buang air kecilnya, kadang-kdang lebih sering dari biasanya, lantaran sukar tidur dan stres. Kadang-kadang sanggup terjadi konstipasi, tanggapan terganggu pola makan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 8. Mekanisme koping</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Apabila klien merasa tridak berhasil, kegagalan maka ia akan menetralisir, mengingkari atau meniadakannya dengan menyebarkan banyak sekali pola koping mekanisme. Ketidak mampuan mengatasi secara konstruktif merupakan faktor penyebab primer terbentuknya pola tiungkah laris patologis. Koping prosedur yang digunakan seseorang dalam keadaan delerium ialah mengurangi kontak mata, menggunakan kata-kata yang cepat dan keras (ngomel-ngomel) dan menutup diri.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 9. Dampak masalah</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> a. Individu</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Perilaku, klien muningkin mengbaikan atau menerima kesulitan dalam melaksanakan kegiatas sehari-hari menyerupai kebersihan diri contohnya tidak mau mandi, tidak mau menyisir atau mengganti pakaian.</li> <li style="text-align: justify;">Kesejahateraan dan konsep diri, klien merasa kehilangan harga diri, harga diri rendah, merasa tidak berarti, tidak berkhasiat dan frustasi sehingga klien perlu diisolasi.</li> <li style="text-align: justify;">Kemadirian , klien kehilangan kemandirian adan hidup ketergantungan pada keluarga atau oorang yang merawat cukup tinggi, sehingga menjadikan stres fisik.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Diagnosa Keperawatan</b></div> <ol> <li style="text-align: justify;">Risiko terhadap penyiksaan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan berafiliasi dengan berespon pada pikiran ilusi dan halusinasi.</li> <li style="text-align: justify;">Koping individu yang tidak efektif berafiliasi dengan ketidakmampuan cara mengekspresikan secara konstruktif.</li> <li style="text-align: justify;">Perubahahn proses berpikir berafiliasi dengan ketidakmampuan untuk mempercayai orang </li> <li style="text-align: justify;">Risiko terjadi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berafiliasi dengan intake yang kurang, status emoosional yang meningkat.</li> <li style="text-align: justify;">Kesukaran komunikasi mulut berafiliasi dengan pola komunikasi yang tak logis atau inkohern dan imbas samping obat-obatan, tekanan bicara dan hiperaktivitas.</li> <li style="text-align: justify;">Kurangnya interaksi sosial (isolasi sosial) berafiliasi dengan sistem penbdukung yang tidak adequat.</li> <li style="text-align: justify;">Kurangnya perawatan diri berhubugan dengan kemauan yang menurun</li> <li style="text-align: justify;">Perubahan pola tidur berafiliasi dengan hiperaktivitas, respon tubuh pada halusinasi.</li> <li style="text-align: justify;">Ketidaktahuan keluarga dan klien perihal imbas samping obat antipsikotik berafiliasi dengan kurangnya informasi.</li> </ol> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Intervensi Keperawatan / Rencana Tindakan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 1</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Risiko terhadap penyiksaan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan berafiliasi dengan berespon pada pikiran ilusi dan halusinasi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Batasan kriteria :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sasaran jangka pendek :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Dalam 2 ahad klien sanggup mengenal tanda-tanda peningkatan kegelisahan dan melaprkan pada perwat agasr sanggup diberikan intervensi sesuai kebutuhan.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Sasaran jangka panjang :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Klien tidak akan membahayakan diri, orang lain dan lingkungan selama di rumah sakit.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Intervensi 1</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: none; margin-left: 24.1pt; text-align: justify;">  <tbody> <tr>   <td style="border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 196.35pt;" valign="top" width="262"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"> <b><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Arial Narrow";">INTERVENSI<o:p></o:p></span></b></div> </td>   <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 229.75pt;" valign="top" width="306"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"> <b><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Arial Narrow";">RASIONAL<o:p></o:p></span></b></div> </td>  </tr> <tr>   <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 196.35pt;" valign="top" width="262"><div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">1.   Pertahankan semoga lingkungan klien pada tingkat stimulaus yang rendah   (penyinaran rendah, sedikit orang, dekorasi yang sederhana dan tingakat   kebisingan yang rendah)<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">2. Ciptakan   lingkungan psikososial :<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 13.3pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -13.3pt;"> <span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">      </span></span><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">sikap perawat yang bersahabat, penuh   perhatian, lembuh dan hangat)<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 13.3pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -13.3pt;"> <span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">      </span></span><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Bina kekerabatan saling percaya (menyapa   klien dengan rama memanggil nama klien, jujur , sempurna janji, tenggang rasa dan   menghargai.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 13.3pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -13.3pt;"> <span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">      </span></span><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Tunjukkan perwat yang  bertanggung jawab<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">3. Observasi   secara ketat sikap klien (setiap 15 menit)<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">4.   Kembangkan orientasi kenyataan :<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 13.3pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -13.3pt;"> <span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">      </span></span><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Bantu kien untuk mengenal persepsinya<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 13.3pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -13.3pt;"> <span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">      </span></span><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Beri umpan balik perihal sikap klien   tanpa menyokong atau membantah kondoisinya<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 13.3pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -13.3pt;"> <span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">      </span></span><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Beri kesempatan untuk mengungkapkan   persepsi an daya orientasi<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">5. Lindungi   klien dan keluarga dari ancaman halusinasi :<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 13.3pt; text-indent: -36.0pt;"> <span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">      </span></span><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kajiu halusinasi klien<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 13.3pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 13.3pt; text-indent: -13.3pt;"> <span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">      </span></span><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Lakukan tindakan pengawasan ketat,   upayakan tidak melaksanakan pengikatan.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">6.   Tingkatkan kiprah serta keluarga pada tiap tahap perawatan dan jelaskan   prinsip-prinsip tindakan pada halusinasi.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">7. Berikan   obat-obatan antipsikotik sesuai dengan acara terapi (pantau keefektifan dan   imbas samping obat). <o:p></o:p></span></div> </td>   <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 229.75pt;" valign="top" width="306"><div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">1. Tingkat   ansietas atau gelisah akan meningkat dalam lingkungan yang penuh stimulus. <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">2.   Lingkungan psikososial yang terapeutik akan menstimulasi kemampuan perasaan   kenyataan.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">3. Observasi   ketat merupakan hal yang penting, lantaran dengan demikian intervensi yang   sempurna sanggup diberikan segera dan untuk selalu memastikan bahwa kien berada   dalam keadaan aman<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">4. Klien   perlu dikembangkan kemampuannya untuk menilai realita secara adequat semoga   klien sanggup mengikuti keadaan dengan lingkungan.Klien yang berada dalam keadaan   gelisah, bingung, klien tidak menggunakan benda-benda tersebut untuk   membahayakan diri sendiri maupun orang lain.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">5. Klien   halusinasi pada faase berat tidak dapat    mengontrol perilakunya. Lingkungan yang kondusif dan pengawasan yang sempurna   sanggup mencegah cedera.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">6. Klien   yang sudah sanggup mengontrol halusinasinya perlu sokongan keluarga untuk   mempertahnkannya.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">7. Obat ini   digunakan untuk mengendalikan psikosis dan mengurangi tanda-tanda agitasi.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> </td>  </tr> </tbody></table> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 2</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berafiliasi dengan intake yang kurang, status emosional yang meningkat.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Batasan kriteria :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Penurunan berat badan, konjunctiva dan membran mukosa pucat, turgor kulit jelek, ketidakseimbangan elktrolit dan kelemahan)</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Sasaran jangka pendek :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Klien sanggup mencapai pertambahan 0,9 kg t hari kemudian</li> <li style="text-align: justify;">Hasil laboratorium elektrolit sserum klien akan kembali dalam batas normal dalam 1 minggu</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Sasaran jangka panjang :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Klien tidak menunjukkan tanda-tanda /gejala malnutrisi dikala pulang.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Intervensi 2</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: none; margin-left: 24.1pt; text-align: justify;">  <tbody> <tr>   <td style="border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 196.35pt;" valign="top" width="262"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"> <b><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Arial Narrow";">INTERVENSI<o:p></o:p></span></b></div> </td>   <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 229.75pt;" valign="top" width="306"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"> <b><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Arial Narrow";">RASIONAL<o:p></o:p></span></b></div> </td>  </tr> <tr>   <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 196.35pt;" valign="top" width="262"><div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">1. Monitor   masukan, haluaran dan jumlah kalori sesuai kebutuhan.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">2. timbang   berat tubuh setiap pagi sebelum bangun<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">3. Jelaskan   pentingnya nutrisi yang cukup bagi kesehatan dan proses penyembuhan.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">4.   Kolaborasi <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 13.3pt; mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 13.3pt; text-indent: -13.3pt;"> <span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">      </span></span><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dengan jago gizi untuk menyediakan   kuliner dalam porsi yang cukup sesuai dengan kebutuhan<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 13.3pt; mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 13.3pt; text-indent: -13.3pt;"> <span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">      </span></span><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Pemberian cairan perparenteral (IV-line)<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 13.3pt; mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 13.3pt; text-indent: -13.3pt;"> <span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">      </span></span><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Pantau hasil laboraotirum (serum   elektrolit)<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">5. Sertakan   keluarga dalam memnuhi kebutuhan sehari-hari (makan dan kebutuhan fisiologis   lainnya)<o:p></o:p></span></div> </td>   <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 229.75pt;" valign="top" width="306"><div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">1. Informasi   ini penting untuk menciptakan pengkajian nutrisi yang akurat dan mempertahankan   keamanan klien.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">2.   Kehilangan berat tubuh merupakan informasi penting untuk mengethui   perkembangan status nutrisi klien.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Klien   mungkin tidak mempunyai pengetahuan yang cukup atau akurat berkenaan dengan   donasi nutrisi yang baik untuk kesehatan.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">4.   Kolaborasi :<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 13.3pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 13.3pt; text-indent: -13.3pt;"> <span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">      </span></span><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Klien lebih suka menghabiskan makan yang   disukai oleh klien.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 13.3pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 13.3pt; text-indent: -13.3pt;"> <span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">      </span></span><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Cairan infus diberikan pada klien yang   tidak, kurang dalam mengintake makanan.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 13.3pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 13.3pt; text-indent: -13.3pt;"> <span style="font-family: "symbol"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">      </span></span><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Serrum elektrolit yang normal   menyampaikan adanya homestasis dalam tubuh.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">5. Perawat   bersama keluarga harus memperhatikan pemenuhan kebutuhan secara adequat.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> </td>  </tr> </tbody></table> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 2</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kurangnya interaksi sosial (isolasi sosial) berafiliasi dengan sistem penbdukung yang tidak adequat.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Batasan kriteria :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kurang rasa percaya pada orang lain, sukar berinteraksi dengan orang lain, komnuikasi yang tidak realistik, kontak mata kurang, berpikir perihal sesuatu berdasarkan pikirannya sendiri, afek emosi yang dangkal.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Sasaran jangka pendek :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Klien siap masuk dalam terapi kegiatan ditemani oleh seorang perawat yang dipercayai dalam 1 minggu.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Sasaran jangka panjang :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Klien sanggup secara sukarela meluangkan waktu bersama klien lainnya dan perawat dalam kegiatan kelompok di unit rawat inap.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Intervensi 3</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: none; margin-left: 24.1pt; text-align: justify;">  <tbody> <tr>   <td style="border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 196.35pt;" valign="top" width="262"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"> <b><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Arial Narrow";">INTERVENSI<o:p></o:p></span></b></div> </td>   <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 229.75pt;" valign="top" width="306"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"> <b><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Arial Narrow";">RASIONAL<o:p></o:p></span></b></div> </td>  </tr> <tr>   <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 196.35pt;" valign="top" width="262"><div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">1. Ciptakan   lingkungan terapeutik :<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">- bina   kekerabatan saling percaya ((menyapa klien dengan rama memanggil nama klien,   jujur , sempurna janji, tenggang rasa dan menghargai).<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">- tunjukkan   perawat yang bertanggung jawab<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">- tingkatkan   kontak klien dengan lingkungan sosial secara bertahap<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">2.   Perlihatkan penguatan positif pada klien. <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Temani klien   untuk menunjukkan dukungan selama kegiatan kelompok yang mungkin   mnerupakan hal yang sukar bagi klien.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">3.   Orientasikan klien pada waktu, daerah dan orang.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">4. Berikan   obat anti psikotik sesuai dengan acara terapi.<o:p></o:p></span></div> </td>   <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 229.75pt;" valign="top" width="306"><div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">1.   Lingkungan fisik dan psikososial yang terapeutik akan menstimulasi kemmapuan   klien terhadap kenyataan.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">2. hal ini   akan menciptakan klien merasa menjado orang yang berguna.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">3. kesadran   diri yang meningkat dalam hubungannya dengan lingkungan waktu, daerah dan   orang.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">4. Obat ini   digunakan untuk mengendalikan psikosis dan mengurangi tanda-tanda agitasi<o:p></o:p></span></div> </td>  </tr> </tbody></table> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 4</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kurangnya perawatan diri berhubugan dengan kemauan yang menurun</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Batasan kriteria :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kemauan yang kurang untuk membersihkan tubuh, defekasi, be3rkemih dan kurang minat dalam berpakaian yang rapi.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Sasaran jangka pendek :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Klien sanggup menyampaikan impian untuk melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari dalam 1 minggu</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Sasaran jangka panjang :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Klien ampu melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara berdikari dan mendemosntrasikan suatu impian untuk melakukannya.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Intervensi 4</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: none; margin-left: 24.1pt; text-align: justify;">  <tbody> <tr>   <td style="border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 196.35pt;" valign="top" width="262"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"> <b><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Arial Narrow";">INTERVENSI<o:p></o:p></span></b></div> </td>   <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 229.75pt;" valign="top" width="306"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"> <b><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Arial Narrow";">RASIONAL<o:p></o:p></span></b></div> </td>  </tr> <tr>   <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 196.35pt;" valign="top" width="262"><div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">1. Dukung   klien untuk melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari sesuai dengan tingkat   kemampuan kien.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">2. Dukung   kemandirina klien, tetapi beri proteksi kien dikala kurang bisa melaksanakan   beberapa kegiatan.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">3. Berikan   ratifikasi dan penghargaan positif untuk kemampuan mandiri.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">4.   Perlihatkan secara konkrit, bagaimana melaksanakan kegiatan yang berdasarkan kien   sulit untuk dilakukaknya.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> </td>   <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 229.75pt;" valign="top" width="306"><div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">1.   Keberhasilan menampilkan kemandirian dalam melaksanakan suatu kegiatan akan meningkatkan   harga diri.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">2.   Kenyamanan dan keamanan klien merupakan priotoritas dalam keperawatan.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">3. Penguatan   positif akan menignkatakan harga diri dan mendukung terjadinya pengulangan   sikap yang diharapkan.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">4. Karena   berlaku pikiran yang konkrit, klarifikasi harus diberikan sesuai tingkat  pengetian yang nyata.<o:p></o:p></span></div> </td>  </tr> </tbody></table> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 5</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Ketidaktahuan keluarga dan klien perihal imbas samping obat antipsikotik berafiliasi dengan kurangnya informasi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Batasan kriteria :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Adanya pertanyaan kurangnya pengetahuan, permintaaan untuk mendaptkan informasi dan mengastakan adanya permaslah yang dialami kien.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Sasaran jangka pendek :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Klien sanggup menyampaikan imbas terhadap tubuh yang diikuti dengan implemetasi rencana pengjaran.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Sasaran jangka panjang :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Klien sanggup mengatan pentingnya mengetahui  dan kolaborasi dalam memantau tanda-tanda dan tanda imbas samping obat.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Intervensi 5</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: none; margin-left: 24.1pt; text-align: justify;">  <tbody> <tr>   <td style="border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 196.35pt;" valign="top" width="262"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"> <b><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Arial Narrow";">INTERVENSI<o:p></o:p></span></b></div> </td>   <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 229.75pt;" valign="top" width="306"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"> <b><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Arial Narrow";">RASIONAL<o:p></o:p></span></b></div> </td>  </tr> <tr>   <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 196.35pt;" valign="top" width="262"><div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">1. Pantau   tanda-tanda vital<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">2. Tetaplah   bersama klien ketika minum obat antipsikotik<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">3. Amati   klien akan adanya EPS, 4. Pantau keluaran urine,dan glukosa urine<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">4. Beritahu   klien bahwa sanggup terjadi perubahan yang berkaitandengan fungsi seksual dan   menstruasi.<o:p></o:p></span></div> </td>   <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 229.75pt;" valign="top" width="306"><div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">1. Hipotensi   ortostatik mungikn terjadi pada pemakain obat antipsikotik, Pemeriksaan   tekanan darah dalam posisi berbaring, dudujk dan berdiri. <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">2. Beberapa   klien mungkin menyembusnyikan oabt-obat tersebut.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">3. distonia   akut (spame lidah, wajah, leher dan punggung), akatisia (gelisah, tidak sanggup   duduk dengantenag, mengetuk-negetukan kaki,pseudoparkinsonisme (tremor otot,   rifgiditas, berjalan dengan menyeret kaki) dan diskinesia tardif (mengecapkan   bibir, menjulurkan pengecap dan gerakan mengunyah yang konstan).<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">4. Wanita   sanggup mempunyai periode menstruasi yang tidak teratus atau amenorhea dan laki-laki   mungkin mengalmi impotens atau ginekomastik.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> </td>  </tr> </tbody></table> <div style="text-align: justify;"> <br /> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Daftar Pustaka</b></div> <ul> <li style="text-align: justify;">Boyd dan Nihart. 1998. Psichiatric Nursing & Contenporary Practice . I Edition .       Lippincot . Philadelphia .</li> <li style="text-align: justify;">Carpenito , Lynda Juall. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan . EGC. Jakarta .</li> <li style="text-align: justify;">Schultz dan Videback. 1998. Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5 th Edition . Lippincott. Philadelphia .</li> <li style="text-align: justify;">Keliat , Budi Anna. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa . EGC. Jakarta.</li> <li style="text-align: justify;">Stuart dan sundeen . 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa . Edisi 3. EGC.Jakarta . </li> <li style="text-align: justify;">Townsend . 1995. Nursing Diagnosis In Psychiatric Nursing a Pocket Guide For Care Plan Construction . Edisi 3 . EGC. Jakarta. </li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Untuk mendownload Laporan pendahuluan / LP delirium lengkap pdf dan doc, dibawah</div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;"><b><span style="background-color: cyan;">laporan pendahuluan delirium pdf</span>, <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1UCvaR6H21qHiamBme1l6YhyWYZ7S2V_o/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> <li style="text-align: justify;"><b><span style="background-color: lime;">laporan pendahuluan delirium doc</span>, <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1AD6MClVEVhl3rtaiU1nPaZmCHjlS0giC/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Link Alternatif</div> </div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;"><b><a href="https://drive.google.com/file/d/1AD6MClVEVhl3rtaiU1nPaZmCHjlS0giC/view?usp=sharing" target="_blank">LP Delirium doc 1</a></b></li> <li style="text-align: justify;"><b><a href="https://drive.google.com/file/d/1UCvaR6H21qHiamBme1l6YhyWYZ7S2V_o/view?usp=sharing" target="_blank">LP Delirium pdf 1</a></b></li> <li style="text-align: justify;"><b><a href="https://drive.google.com/file/d/1AD6MClVEVhl3rtaiU1nPaZmCHjlS0giC/view?usp=sharing" target="_blank">LP Delirium doc 2</a></b></li> <li style="text-align: justify;"><b><a href="https://drive.google.com/file/d/1UCvaR6H21qHiamBme1l6YhyWYZ7S2V_o/view?usp=sharing" target="_blank">LP Delirium pdf 2</a></b></li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Demikian laporan pendahuluan / LP Delirium lengkap, download pdf dan doc kami bagikan, semoga bisa menjadi tumpuan dalam pembuatan kiprah keperawatan jiwa teman-teman perawat sekalian. Terima kasih.</div> </div>

Laporan Pendahuluan / Lp Delirium Lengkap, Download Pdf Dan Doc

Kami bagikan laporan pendahuluan delirium pdf dan doc Teman-teman perawat sekalian, kali ini kami posting laporan pendahuluan / LP deli...

+ Baca selengkapnya »

Laporan Pendahuluan / Lp Stroke Non Hemoragik Atau Snh, Download Pdf Dan Doc

<div style="text-align: justify;"> Teman -teman perawat dimanapun berada, terima kasih telah setia mengunjungi bangsal sehat, biar kesehatan selalu menyertai.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kebahagiaan tersendiri bagi kami hingga dikala ini bangsal sehat masih bisa share materi dan kiprah keperawatan, ibarat bahasan kita kali ini ialah <a href="https://caramembuatmaskerwajah.blogspot.com//search?q=laporan-pendahuluan-lp-stroke-lengkap" target="_blank">LP stroke</a>, kalau sebelumnya telah kami share <a href="https://caramembuatmaskerwajah.blogspot.com//search?q=laporan-pendahuluan-lp-stroke-lengkap" target="_blank">LP stroke hemoragik</a> kali ini kami bagikan lagi LP stroke non hemoragik.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Laporan pendahuluan / LP stroke non hemoragik ini telah kami susun dengan lengkap mulai tinjauan teori hingga konsep askep berdasarkan beberapa refferensi terpercaya yang telah kami lampirkan didaftar pustaka pecahan bawah.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Laporan pendahuluan / LP stroke non hemoragik atau SNH ini kami sediakan dalam format pdf dan doc yang sanggup didownload melalui link unduhan yang telah kami sediakan diakhir artikel.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <h3 style="text-align: justify;"> <b>Laporan Pendahuluan Stroke Non Hemoragik</b></h3> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pengertian</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Stroke yaitu disfungsi neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan tanda-tanda sesuai dengan kawasan fokal pada otak yang terganggu (WHO, 1989).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Cidera serebro vaskuler atau stroke mencakup awitan tiba-tiba defisit neurologis lantaran insufisiensi suplai darah kesuatu pecahan dari otak. Insufisiensi suplai darah disebabkan oleh thrombus, biasanya sekunder pada arteri sclerosis, terhadap embolisme barasal dari tempat lain dalam badan atau terhadap perdarahan akhir rupfur arteri (aneurisma). (Linda Juall Carpenito, 1995).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Stroke non hemoregik yaitu sindroma klinis yang awalnya timbul mendadak, progresi cepat berupa deficit neurologis fokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau pribadi menimbul maut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non straumatik (Arif Mansjoer, 2000, hal- 17).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akhir emboli dan trombosis serebral biasanya terjadi setelah usang beristirahat, gres bangkit tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya sanggup timbul edema sekunder. (Arif Muttaqin, 2008, hlm. 130).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Klasifikasi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Secara non hemoragik, stroke sanggup dibagi berdasarkan manifestasi klinik dan proses patologik (kausal):</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Berdasarkan manifestasi klinis</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> a. Serangan Iskemik Sepintas/Transient Ischemic Attack (TIA)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gejala neurologik yang timbul akhir gangguan peredaran darah di otak akan menghilang dalam waktu 24 jam.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> b. Defisit Neurologik Iskemik Sepintas/Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih usang dari 24 jam, tapi tidak lebih dari seminggu.</div> <div style="text-align: justify;"> c. Stroke Progresif (Progressive Stroke/Stroke In Evaluation)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gejala neurologik makin usang makin berat.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> d. Stroke komplet (Completed Stroke/Permanent Stroke)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kelainan neurologik sudah menetap, dan tidak berkembang lagi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 2. Berdasarkan kausal</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> a. Stroke Trombotik</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Stroke trombotik terjadi lantaran adanya penggumpalan pada pembuluh darah di otak. Trombotik sanggup terjadi pada pembuluh darah yang besar dan pembuluh darah yang kecil. Pada pembuluh darah besar trombotik terjadi akhir aterosklerosis yang diikuti oleh terbentuknya gumpalan darah yang cepat. Selain itu, trombotik juga diakibatkan oleh tingginya kadar kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein(LDL). Sedangkan pada pembuluh darah kecil, trombotik terjadi lantaran aliran darah ke pembuluh darah arteri kecil terhalang. Ini terkait dengan hipertensi dan merupakan indikator penyakit aterosklerosis.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> b. Stroke Emboli/Non Trombotik</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Stroke emboli terjadi lantaran adanya gumpalan dari jantung atau lapisan lemak yang lepas. Sehingga, terjadi penyumbatan pembuluh darah yang menjadikan darah tidak bisa mengaliri oksigen dan nutrisi ke otak.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Etiologi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Berdasarkan Pendapat beberapa mahir stroke non hemoragik sanggup timbul akhir salah satu penyebab dibawah ini.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Trombosis cerebral</div> <div style="text-align: justify;"> Thrombosit ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menimbulkan iskemi jaringan otak yang sanggup menimbulkan oedema dan kongesti disekitarnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Keadaan yang sanggup menimbulkan thrombosit cerebral:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Atherosklerosis/arterioskerosis</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> yaitu mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya ketentuan atau elastisitas pembuluh darah</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Hypercoagulasi pada polysitemia</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Darah bertambah kental, peningkatan viskositas hematokrit meningkat sanggup melambatkan aliran darah serebral</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Arteritis (radang pada arteri)</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 2. Emboli</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan tanda-tanda timbul kurang dari 10-30 detik.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 3. Haemortologi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Perdarahan intrakranial atau intra serebral termasuk perdarahan dalam ruang sub arachnoid/kedalam jaringan otak sendiri. Ini terjadi lantaran atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak menimbulkan peresapan darah kedalam parenkim otak yang sanggup menjadikan penekanan, pengerasan dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan sehingga terjadi infark otak, oedema dan mungkin hemiasi otak.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 4. Hypoksia Umum</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Hipertensi yang parah</li> <li style="text-align: justify;">Cardiac pulmonary arrest</li> <li style="text-align: justify;">CO turun akhir aritmia</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> 5. Hypoksia setempat</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Spasme arteri serebral yang disertai perdarahan sub aradinoid</li> <li style="text-align: justify;">Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migran.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Patofisiologi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="white-space: pre;"> </span></div> <div style="text-align: justify;"> Suplai darah ke otak sanggup berubah pada gangguan fokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh lantaran gangguan umum (Hypoksia lantaran gangguan paru dan jantung). Arterosklerosis sering/cenderung sebagai faktor penting trhadap otak. Thrombus sanggup berasal dari flak arterosklerotik atau darah sanggup beku pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menimbulkan oedema dan nekrosis diikuti thrombosis dan hypertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan menimbulkan maut dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebrovaskuler. Jika sirkulasi serebral terhambat, sanggup berkembang cerebral. Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral sanggup revensibel untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan irreversible sanggup anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral sanggup terjadi oleh lantaran gangguan yang bervariasi, salah satunya cardiac arrest.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"> <img border="0" data-original-height="643" data-original-width="510" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwOGcL_X1omS88sWNuVZpVXEM3WK8ZtX-1r9NS4AbBtYpP3tELXnkpcfiaUhMn2t8rUpOJhoCGcKw6jMM6d8aiqKT07cHTzSAnX-rk0mMoOt1lK22XI_gn62-tmi_VJ-SjqGtVePNgEShS/s1600/Pathway+SNH.png" /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Untuk mendownload pathway SNH, <span style="background-color: cyan;"><a href="https://drive.google.com/file/d/17njFFV0HTQBKoRqQaRmQW8094q0NFEPV/view?usp=sharing" target="_blank">DISINI</a></span></b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Manifestasi Klinik</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gejala - tanda-tanda stroke muncul akhir kawasan tertentu tak berfungsi yang disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. Gejala itu muncul bervariasi, bergantung pecahan otak yang terganggu.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gejala-gejala itu antara lain bersifat:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> a. Sementara</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Timbul hanya sebentar selama beberapa menit hingga beberapa jam dan hilang sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini disebut Transient ischemic attack (TIA). Serangan bisa muncul lagi dalam wujud sama, memperberat atau malah menetap.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> b. Sementara,namun lebih dari 24 jam</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gejala timbul lebih dari 24 jam dan ini dissebut reversible ischemic neurologic defisit (RIND)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> c. Gejala makin usang makin berat (progresif)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Hal ini desebabkan gangguan aliran darah makin usang makin berat yang disebut progressing stroke atau stroke inevolution</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> d. Sudah menetap/permanen (Harsono,1996, hal 67)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tanda dan tanda-tanda dari stroke berdasarkan Baughman, C Diane.dkk yaitu sebagai berikut:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Kehilangan motorik</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Disfungsi motorik paling umum yaitu hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) dan hemiparesis (kelemahan salah satu sisi) dan disfagia</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 2. Kehilangan komunikasi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Disfungsi bahasa dan komunikasi yaitu disatria (kesulitan berbicara) atau afasia (kehilangan berbicara).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 3. Gangguan persepsi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Meliputi disfungsi persepsi visual humanus, heminapsia atau kehilangan penglihatan perifer dan diplopia, gangguan kekerabatan visual, Istimewa dan kehilangan sensori.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 4. Kerusakan fungsi kognitif parestesia (terjadi pada sisi yang berlawanan).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 5. Disfungsi kandung kemih meliputi: inkontinensiaurinarius transier, inkontinensia urinarius peristen atau retensi urin (mungkin simtomatik dari kerusakan otak bilateral), Inkontinensia urinarius dan defekasiyang berlanjut (dapat mencerminkan kerusakan neurologi ekstensif).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tanda dan tanda-tanda yang muncul sangat tergantung dengan kawasan otak yang terkena:</div> <ol> <li style="text-align: justify;">Pengaruh terhadap status mental: tidak sadar, konfus, lupa badan sebelah</li> <li style="text-align: justify;">Pengaruh secara fisik: paralise, disfagia, gangguan sentuhan dan sensasi, gangguan penglihatan</li> <li style="text-align: justify;">Pengaruh terhadap komunikasi, bicara tidak jelas, kehilangan bahasa.</li> </ol> <div style="text-align: justify;"> Dilihat dari pecahan hemisfer yang terkena tanda dan tanda-tanda sanggup berupa:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="background: rgb(127, 255, 212); border-collapse: collapse; margin-left: 22.5pt; text-align: justify;">  <tbody> <tr>   <td style="border: solid black 1.0pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 239.4pt;" valign="top" width="319"><div class="MsoNormal"> Hemisfer kiri<o:p></o:p></div> </td>   <td style="border-left: none; border: solid black 1.0pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 239.4pt;" valign="top" width="319"><div class="MsoNormal"> Hemisfer kanan<o:p></o:p></div> </td>  </tr> <tr>   <td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 239.4pt;" valign="top" width="319"><div class="MsoNormal"> ·         Mengalami   hemiparese kanan<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal"> ·         Perilaku   lambat dan hati-hati<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal"> ·         Kelainan   lapan pandang kanan<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal"> ·         Disfagia   global<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal"> ·         Afasia<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal"> ·         Mudah   frustasi<o:p></o:p></div> </td>   <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 239.4pt;" valign="top" width="319"><div class="MsoNormal"> ·         Hemiparese   sebelah kiri tubuh<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal"> ·         Penilaian   buruk<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal"> ·         Mempunyai   kerentanan terhadap sisi kontralateral sehingga memungkinkan terjatuh ke sisi   yang berlawanan tersebut<o:p></o:p></div> </td>  </tr> </tbody></table> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pemeriksaan Penunjang</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. CT Scan<span style="white-space: pre;"> </span></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 2. Angiografi serebral</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> membantu memilih penyebab stroke secara spesifik ibarat perdarahan atau obstruksi arteri</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 3. Pungsi Lumbal</div> <ul> <li style="text-align: justify;">menunjukan adanya tekanan normal</li> <li style="text-align: justify;">tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan adanya  perdarahan </li> </ul> <div style="text-align: justify;"> 4. MRI : Menunjukan kawasan yang mengalami infark, hemoragik.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 5. EEG: Memperlihatkan kawasan lesi yang spesifik</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 6. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 7. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal. (DoengesE, Marilynn,2000 hal 292)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Penatalaksanaan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan intervensi yaitu berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan melaksanakan tindakan sebagai berikut:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Mempertahankan kanal nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu pernafasan.</li> <li style="text-align: justify;">Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk untuk perjuangan memperbaiki hipotensi dan hipertensi.</li> <li style="text-align: justify;">Berusaha memilih dan memperbaiki aritmia jantung.</li> <li style="text-align: justify;">Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif.</li> <li style="text-align: justify;">Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK, Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan,</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Pengobatan Konservatif</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara percobaan, tetapi maknanya: pada badan insan belum sanggup dibuktikan.</li> <li style="text-align: justify;">Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.</li> <li style="text-align: justify;">Anti agregasi thrombosis ibarat aspirin dipakai untuk menghambat reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi setelah ulserasi alteroma.</li> <li style="text-align: justify;">Anti koagulan sanggup diresepkan untuk mencegah terjadinya/ memberatnya trombosis atau emboli di tempat lain di sistem kardiovaskuler.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Pengobatan Pembedahan</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan utama yaitu memperbaiki aliran darah serebral :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan membuka arteri karotis di leher.</li> <li style="text-align: justify;">Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan keuntungannya paling dirasakan oleh pasien TIA.</li> <li style="text-align: justify;">Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut</li> <li style="text-align: justify;">Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Konsep Asuhan Keperawatan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pengkajian</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> a. Pengkajian Primer</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Airway</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akhir kelemahan reflek batuk</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Breathing</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, bunyi nafas terdengar ronchi /aspirasi</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Circulation</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> TD sanggup normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> b. Pengkajian Sekunder</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Aktivitas dan istirahat</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Data Subyektif:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi atau paralysis.</li> <li style="text-align: justify;">mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot )</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Data obyektif:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Perubahan tingkat kesadaran </li> <li style="text-align: justify;">Perubahan tonus otot  ( flaksid atau spastic),  paraliysis ( hemiplegia ) , kelemahan umum.</li> <li style="text-align: justify;">gangguan penglihatan</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> 2. Sirkulasi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Data Subyektif:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Riwayat penyakit jantung (  penyakit katup jantung, disritmia, gagal jantung , endokarditis bacterial ), polisitemia.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Data obyektif:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Hipertensi arterial</li> <li style="text-align: justify;">Disritmia, perubahan EKG</li> <li style="text-align: justify;">Pulsasi : kemungkinan bervariasi </li> <li style="text-align: justify;">Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> 3. Integritas ego</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Data Subyektif:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Perasaan tidak berdaya, hilang harapan</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Data obyektif:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Emosi yang labil dan murka yang tidak tepat, kesediahan , kegembiraan</li> <li style="text-align: justify;">kesulitan berekspresi diri</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> 4. Eliminasi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Data Subyektif:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Inkontinensia, anuria</li> <li style="text-align: justify;">distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ),  tidak adanya bunyi usus( ileus paralitik )</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> 5. Makan/ minum</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Data Subyektif:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Nafsu makan hilang</li> <li style="text-align: justify;">Nausea / vomitus pertanda adanya PTIK</li> <li style="text-align: justify;">Kehilangan sensasi pengecap , pipi , tenggorokan, disfagia</li> <li style="text-align: justify;">Riwayat DM, Peningkatan lemak dalam darah</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Data obyektif:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum dan faring )</li> <li style="text-align: justify;">Obesitas ( factor resiko )</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> 6. Sensori neural</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Data Subyektif:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pusing / syncope  (sebelum CVA / sementara selama TIA)</li> <li style="text-align: justify;">nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral  atau perdarahan sub arachnoid.</li> <li style="text-align: justify;">Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat ibarat lumpuh/mati</li> <li style="text-align: justify;">Penglihatan berkurang</li> <li style="text-align: justify;">Sentuhan  : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada muka ipsilateral ( sisi yang sama )</li> <li style="text-align: justify;">Gangguan rasa pengecapan dan penciuman</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Data obyektif:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan , gangguan tingkah laku (seperti: letergi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi kognitif</li> <li style="text-align: justify;">Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua jenis stroke, genggaman tangan tidak imbang, berkurangnya reflek tendon dalam  ( kontralateral )</li> <li style="text-align: justify;">Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral )</li> <li style="text-align: justify;">Afasia  ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif/ kesulitan berkata kata, reseptif / kesulitan berkata kata komprehensif, global / kombinasi dari keduanya.</li> <li style="text-align: justify;">Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran, stimuli taktil</li> <li style="text-align: justify;">Apraksia : kehilangan kemampuan memakai motorik</li> <li style="text-align: justify;">Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi ipsi lateral</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> 7. Nyeri / kenyamanan</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Data Subyektif:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Data obyektif:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> 8. Respirasi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Data Subyektif:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Perokok ( factor resiko )</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> 9. Keamanan</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Data obyektif:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Motorik/sensorik : problem dengan penglihatan</li> <li style="text-align: justify;">Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek, hilang kewasadaan terhadap pecahan badan yang sakit</li> <li style="text-align: justify;">Tidak bisa mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah dikenali</li> <li style="text-align: justify;">Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi suhu tubuh</li> <li style="text-align: justify;">Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan, berkurang kesadaran diri</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> 10. Interaksi social</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Data obyektif:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi (Doenges E, Marilynn,2000 hal 292)</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Diagnosa Keperawatan</b></div> <br /> <ol> <li style="text-align: justify;">Perubahan perfusi jaringan serebral b.d terputusnya aliran darah  : penyakit oklusi,  perdarahan, spasme pembuluh darah serebral, edema serebral</li> <li style="text-align: justify;">Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d kerusakan batuk, ketidakmampuan mengatasi lendir</li> <li style="text-align: justify;">Pola nafas tak efektif bekerjasama dengan adanya depresan sentra pernapasan</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Intervensi Keperawatan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa keperawatan. 1.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Perubahan perfusi jaringan serebral b.d terputusnya aliran darah  : penyakit oklusi,  perdarahan, spasme pembuluh darah serebral, edema serebral</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dibuktikan oleh  :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Perubahan tingkat kesadaran , kehilangan memori</li> <li style="text-align: justify;">Perubahan respon sensorik / motorik, kegelisahan</li> <li style="text-align: justify;">Deficit sensori , bahasa, intelektual dan emosional</li> <li style="text-align: justify;">Perubahan tanda tanda vital</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Tujuan  Pasien / criteria penilaian ;</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Terpelihara dan meningkatnya tingkat kesadaran, kognisi dan fungsi sensori / motor</li> <li style="text-align: justify;">Menampakan stabilisasi tanda vital dan tidak ada PTIK</li> <li style="text-align: justify;">Peran pasien menampakan tidak adanya kemunduran  / kekambuhan</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Intervensi ;</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Mandiri</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Tentukan factor factor yang bekerjasama dengan situasi  individu/ penyebab koma / penurunan perfusi serebral dan potensial PTIK</li> <li style="text-align: justify;">Monitor dan catat status neurologist secara  teratur </li> <li style="text-align: justify;">Monitor tanda tanda vital</li> <li style="text-align: justify;">Evaluasi pupil  (ukuran bentuk kesamaan dan reaksi terhadap cahaya )</li> <li style="text-align: justify;">Bantu untuk mengubah pandangan , misalnay pandangan kabur, perubahan lapang pandang  / persepsi lapang pandang</li> <li style="text-align: justify;">Bantu meningkatakan fungsi, termasuk bicara kalau pasien mengalami gangguan fungsi</li> <li style="text-align: justify;">Kepala dielevasikan perlahan lahan pada posisi netral . </li> <li style="text-align: justify;">Pertahankan tirah baring , sediakan lingkungan yang damai , atur kunjungan sesuai indikasi</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Kolaborasi</div> <ul> <li style="text-align: justify;">berikan komplemen oksigen sesuai indikasi</li> <li style="text-align: justify;">berikan medikasi sesuai indikasi :Antifibrolitik, misal aminocaproic acid ( amicar ), Antihipertensi, Vasodilator perifer, missal cyclandelate,  isoxsuprine, Manitol</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 2.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d kerusakan batuk, ketidakmampuan mengatasi lendir</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pasien menunjukkan kepatenan jalan napas</li> <li style="text-align: justify;">Ekspansi dada simetris</li> <li style="text-align: justify;">Bunyi napas higienis dikala auskultasi</li> <li style="text-align: justify;">Tidak terdapat tanda distress pernapasan</li> <li style="text-align: justify;">GDA dan tanda vital dalam batas normal</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Intervensi:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kaji dan pantau pernapasan, reflek batuk dan sekresi</li> <li style="text-align: justify;">Posisikan badan dan kepala untuk menghindari obstruksi jalan napas dan menunjukkan pengeluaran sekresi yang optimal</li> <li style="text-align: justify;">Penghisapan sekresi</li> <li style="text-align: justify;">Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi jalan napas setiap 4 jam</li> <li style="text-align: justify;">Berikan oksigenasi sesuai advis</li> <li style="text-align: justify;">Pantau BGA dan Hb sesuai indikasi</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 3</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pola nafas tak efektif bekerjasama dengan adanya depresan sentra pernapasan</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pola nafas efektif</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">RR 18-20 x permenit</li> <li style="text-align: justify;">Ekspansi dada normal</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Intervensi :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kaji frekuensi, irama, kedalaman pernafasan.</li> <li style="text-align: justify;">Auskultasi  bunyi nafas.</li> <li style="text-align: justify;">Pantau penurunan bunyi nafas.</li> <li style="text-align: justify;">Pastikan kepatenan O2 binasal</li> <li style="text-align: justify;">Berikan posisi yang nyaman : semi fowler</li> <li style="text-align: justify;">Berikan instruksi untuk latihan nafas dalam</li> <li style="text-align: justify;">Catat kemajuan yang ada pada klien perihal pernafasan</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Daftar Pustaka</b></div> <ul> <li style="text-align: justify;">Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2, Bandung, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996</li> <li style="text-align: justify;">Tuti Pahria, dkk, Asuhan Keperawatan  pada Pasien dengan Ganguan Sistem Persyarafan, Jakarta, EGC, 1993</li> <li style="text-align: justify;">Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan , Jakarta, Depkes, 1996</li> <li style="text-align: justify;">Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth,   Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, EGC ,2002</li> <li style="text-align: justify;">Marilynn E, Doengoes, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta,  EGC, 2000</li> <li style="text-align: justify;">Harsono, Buku Ajar : Neurologi Klinis,Yogyakarta, Gajah Mada university press, 1996.</li> </ul> <div> <div style="text-align: justify;"> Untuk mendownload laporan pendahuluan / LP stroke non hemoragik atau SNH pdf dan doc, dibawah.</div> </div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;"><b><span style="background-color: cyan;">Laporan Pendahuluan stroke non hemoragik pdf</span>, <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1mp17LTCjBC1GbMDkCbG5T23OInFnFMnH/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> <li style="text-align: justify;"><b><span style="background-color: lime;">Laporan Pendahuluan stroke non hemoragik doc</span>, <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1o9_BxZez9Loz7T8lgQoZnnlh4TYQ9Q2D/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> </ul> <div> <div style="text-align: justify;"> Link Alternatif</div> </div> </div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;"><b><a href="https://drive.google.com/file/d/1o9_BxZez9Loz7T8lgQoZnnlh4TYQ9Q2D/view?usp=sharing" target="_blank">LP Stroke Non Hemoragik doc</a></b></li> <li style="text-align: justify;"><b><a href="https://drive.google.com/file/d/1mp17LTCjBC1GbMDkCbG5T23OInFnFMnH/view?usp=sharing" target="_blank">LP Stroke Non Hemoragik pdf</a></b></li> </ul> <div> <div style="text-align: justify;"> Demikian laporan pendahuluan / LP stroke non hemoragik atau SNH, download pdf dan doc kami bagikan, biar bisa menjadi refferensi teman-teman perawat sekalian, terima kasih.</div> </div> </div>

Laporan Pendahuluan / Lp Stroke Non Hemoragik Atau Snh, Download Pdf Dan Doc

Teman -teman perawat dimanapun berada, terima kasih telah setia mengunjungi bangsal sehat, biar kesehatan selalu menyertai. Kebahagiaan...

+ Baca selengkapnya »