Teman -teman perawat dimanapun berada, terima kasih telah setia mengunjungi bangsal sehat, biar kesehatan selalu menyertai.

Kebahagiaan tersendiri bagi kami hingga dikala ini bangsal sehat masih bisa share materi dan kiprah keperawatan, ibarat bahasan kita kali ini ialah LP stroke, kalau sebelumnya telah kami share LP stroke hemoragik kali ini kami bagikan lagi LP stroke non hemoragik.

Laporan pendahuluan / LP stroke non hemoragik ini telah kami susun dengan lengkap mulai tinjauan teori hingga konsep askep berdasarkan beberapa refferensi terpercaya yang telah kami lampirkan didaftar pustaka pecahan bawah.

Laporan pendahuluan / LP stroke non hemoragik atau SNH ini kami sediakan dalam format pdf dan doc yang sanggup didownload melalui link unduhan yang telah kami sediakan diakhir artikel.

Laporan Pendahuluan Stroke Non Hemoragik


Pengertian

Stroke yaitu disfungsi neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan tanda-tanda sesuai dengan kawasan fokal pada otak yang terganggu (WHO, 1989).

Cidera serebro vaskuler atau stroke mencakup awitan tiba-tiba defisit neurologis lantaran insufisiensi suplai darah kesuatu pecahan dari otak. Insufisiensi suplai darah disebabkan oleh thrombus, biasanya sekunder pada arteri sclerosis, terhadap embolisme barasal dari tempat lain dalam badan atau terhadap perdarahan akhir rupfur arteri (aneurisma). (Linda Juall Carpenito, 1995).

Stroke non hemoregik yaitu sindroma klinis yang awalnya timbul mendadak, progresi cepat berupa deficit neurologis fokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau pribadi menimbul maut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non straumatik (Arif Mansjoer, 2000, hal- 17).

Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akhir emboli dan trombosis serebral biasanya terjadi setelah usang beristirahat, gres bangkit tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya sanggup timbul edema sekunder. (Arif Muttaqin, 2008, hlm. 130).


Klasifikasi

Secara non hemoragik, stroke sanggup dibagi berdasarkan manifestasi klinik dan proses patologik (kausal):

1. Berdasarkan manifestasi klinis

a. Serangan Iskemik Sepintas/Transient Ischemic Attack (TIA)

Gejala neurologik yang timbul akhir gangguan peredaran darah di otak akan menghilang dalam waktu 24 jam.

b. Defisit Neurologik Iskemik Sepintas/Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND)

Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih usang dari 24 jam, tapi tidak lebih dari seminggu.
c. Stroke Progresif (Progressive Stroke/Stroke In Evaluation)

Gejala neurologik makin usang makin berat.

d. Stroke komplet (Completed Stroke/Permanent Stroke)

Kelainan neurologik sudah menetap, dan tidak berkembang lagi.

2. Berdasarkan kausal

a. Stroke Trombotik

Stroke trombotik terjadi lantaran adanya penggumpalan pada pembuluh darah di otak. Trombotik sanggup terjadi pada pembuluh darah yang besar dan pembuluh darah yang kecil. Pada pembuluh darah besar trombotik terjadi akhir aterosklerosis yang diikuti oleh terbentuknya gumpalan darah yang cepat. Selain itu, trombotik juga diakibatkan oleh tingginya kadar kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein(LDL). Sedangkan pada pembuluh darah kecil, trombotik terjadi lantaran aliran darah ke pembuluh darah arteri kecil terhalang. Ini terkait dengan hipertensi dan merupakan indikator penyakit aterosklerosis.

b. Stroke Emboli/Non Trombotik

Stroke emboli terjadi lantaran adanya gumpalan dari jantung atau lapisan lemak yang lepas. Sehingga, terjadi penyumbatan pembuluh darah yang menjadikan darah tidak bisa mengaliri oksigen dan nutrisi ke otak.


Etiologi

Berdasarkan Pendapat beberapa mahir stroke non hemoragik sanggup timbul akhir salah satu penyebab dibawah ini.

1. Trombosis cerebral
Thrombosit ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menimbulkan iskemi jaringan otak yang sanggup menimbulkan oedema dan kongesti disekitarnya.

Keadaan yang sanggup menimbulkan thrombosit cerebral:
  • Atherosklerosis/arterioskerosis
yaitu mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya ketentuan atau elastisitas pembuluh darah
  • Hypercoagulasi pada polysitemia
Darah bertambah kental, peningkatan viskositas hematokrit meningkat sanggup melambatkan aliran darah serebral
  • Arteritis (radang pada arteri)

2. Emboli

Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan tanda-tanda timbul kurang dari 10-30 detik.

3. Haemortologi

Perdarahan intrakranial atau intra serebral termasuk perdarahan dalam ruang sub arachnoid/kedalam jaringan otak sendiri. Ini terjadi lantaran atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak menimbulkan peresapan darah kedalam parenkim otak yang sanggup menjadikan penekanan, pengerasan dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan sehingga terjadi infark otak, oedema dan mungkin hemiasi otak.

4. Hypoksia Umum
  • Hipertensi yang parah
  • Cardiac pulmonary arrest
  • CO turun akhir aritmia
5. Hypoksia setempat
  • Spasme arteri serebral yang disertai perdarahan sub aradinoid
  • Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migran.

Patofisiologi
Suplai darah ke otak sanggup berubah pada gangguan fokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh lantaran gangguan umum (Hypoksia lantaran gangguan paru dan jantung). Arterosklerosis sering/cenderung sebagai faktor penting trhadap otak. Thrombus sanggup berasal dari flak arterosklerotik atau darah sanggup beku pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menimbulkan oedema dan nekrosis diikuti thrombosis dan hypertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan menimbulkan maut dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebrovaskuler. Jika sirkulasi serebral terhambat, sanggup berkembang cerebral. Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral sanggup revensibel untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan irreversible sanggup anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral sanggup terjadi oleh lantaran gangguan yang bervariasi, salah satunya cardiac arrest.

Untuk mendownload pathway SNH, DISINI


Manifestasi Klinik

Gejala - tanda-tanda stroke muncul akhir kawasan tertentu tak berfungsi yang disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. Gejala itu muncul bervariasi, bergantung pecahan otak yang terganggu.

Gejala-gejala itu antara lain bersifat:

a. Sementara

Timbul hanya sebentar selama beberapa menit hingga beberapa jam dan hilang sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini disebut Transient ischemic attack (TIA). Serangan bisa muncul lagi dalam wujud sama, memperberat atau malah menetap.

b. Sementara,namun lebih dari 24 jam

Gejala timbul lebih dari 24 jam dan ini dissebut reversible ischemic neurologic defisit (RIND)

c. Gejala makin usang makin berat (progresif)

Hal ini desebabkan gangguan aliran darah makin usang makin berat yang disebut progressing stroke atau stroke inevolution

d. Sudah menetap/permanen (Harsono,1996, hal 67)

Tanda dan tanda-tanda dari stroke berdasarkan Baughman, C Diane.dkk yaitu sebagai berikut:

1. Kehilangan motorik

Disfungsi motorik paling umum yaitu hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) dan hemiparesis (kelemahan salah satu sisi) dan disfagia

2. Kehilangan komunikasi

Disfungsi bahasa dan komunikasi yaitu disatria (kesulitan berbicara) atau afasia (kehilangan berbicara).

3. Gangguan persepsi

Meliputi disfungsi persepsi visual humanus, heminapsia atau kehilangan penglihatan perifer dan diplopia, gangguan kekerabatan visual, Istimewa dan kehilangan sensori.

4. Kerusakan fungsi kognitif parestesia (terjadi pada sisi yang berlawanan).

5. Disfungsi kandung kemih meliputi: inkontinensiaurinarius transier, inkontinensia urinarius peristen atau retensi urin (mungkin simtomatik dari kerusakan otak bilateral), Inkontinensia urinarius dan defekasiyang berlanjut (dapat mencerminkan kerusakan neurologi ekstensif).

Tanda dan tanda-tanda yang muncul sangat tergantung dengan kawasan otak yang terkena:
  1. Pengaruh terhadap status mental: tidak sadar, konfus, lupa badan sebelah
  2. Pengaruh secara fisik: paralise, disfagia, gangguan sentuhan dan sensasi, gangguan penglihatan
  3. Pengaruh terhadap komunikasi, bicara tidak jelas, kehilangan bahasa.
Dilihat dari pecahan hemisfer yang terkena tanda dan tanda-tanda sanggup berupa:

Hemisfer kiri
Hemisfer kanan
·         Mengalami hemiparese kanan
·         Perilaku lambat dan hati-hati
·         Kelainan lapan pandang kanan
·         Disfagia global
·         Afasia
·         Mudah frustasi
·         Hemiparese sebelah kiri tubuh
·         Penilaian buruk
·         Mempunyai kerentanan terhadap sisi kontralateral sehingga memungkinkan terjatuh ke sisi yang berlawanan tersebut


Pemeriksaan Penunjang

1. CT Scan

Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark

2. Angiografi serebral

membantu memilih penyebab stroke secara spesifik ibarat perdarahan atau obstruksi arteri

3. Pungsi Lumbal
  • menunjukan adanya tekanan normal
  • tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan adanya  perdarahan 
4. MRI : Menunjukan kawasan yang mengalami infark, hemoragik.

5. EEG: Memperlihatkan kawasan lesi yang spesifik

6. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena

7. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal. (DoengesE, Marilynn,2000 hal 292)


Penatalaksanaan

Tujuan intervensi yaitu berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan melaksanakan tindakan sebagai berikut:
  • Mempertahankan kanal nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu pernafasan.
  • Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk untuk perjuangan memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
  • Berusaha memilih dan memperbaiki aritmia jantung.
  • Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif.
  • Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK, Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan,
Pengobatan Konservatif
  • Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara percobaan, tetapi maknanya: pada badan insan belum sanggup dibuktikan.
  • Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.
  • Anti agregasi thrombosis ibarat aspirin dipakai untuk menghambat reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi setelah ulserasi alteroma.
  • Anti koagulan sanggup diresepkan untuk mencegah terjadinya/ memberatnya trombosis atau emboli di tempat lain di sistem kardiovaskuler.
Pengobatan Pembedahan

Tujuan utama yaitu memperbaiki aliran darah serebral :
  • Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan membuka arteri karotis di leher.
  • Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan keuntungannya paling dirasakan oleh pasien TIA.
  • Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut
  • Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma

Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian

a. Pengkajian Primer
  • Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akhir kelemahan reflek batuk
  • Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, bunyi nafas terdengar ronchi /aspirasi
  • Circulation
TD sanggup normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut

b. Pengkajian Sekunder

1. Aktivitas dan istirahat

Data Subyektif:
  • kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi atau paralysis.
  • mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot )
Data obyektif:
  • Perubahan tingkat kesadaran 
  • Perubahan tonus otot  ( flaksid atau spastic),  paraliysis ( hemiplegia ) , kelemahan umum.
  • gangguan penglihatan
2. Sirkulasi

Data Subyektif:
  • Riwayat penyakit jantung (  penyakit katup jantung, disritmia, gagal jantung , endokarditis bacterial ), polisitemia.
Data obyektif:
  • Hipertensi arterial
  • Disritmia, perubahan EKG
  • Pulsasi : kemungkinan bervariasi 
  • Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal
3. Integritas ego

Data Subyektif:
  • Perasaan tidak berdaya, hilang harapan
Data obyektif:
  • Emosi yang labil dan murka yang tidak tepat, kesediahan , kegembiraan
  • kesulitan berekspresi diri
4. Eliminasi

Data Subyektif:
  • Inkontinensia, anuria
  • distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ),  tidak adanya bunyi usus( ileus paralitik )
5. Makan/ minum

Data Subyektif:
  • Nafsu makan hilang
  • Nausea / vomitus pertanda adanya PTIK
  • Kehilangan sensasi pengecap , pipi , tenggorokan, disfagia
  • Riwayat DM, Peningkatan lemak dalam darah
Data obyektif:
  • Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum dan faring )
  • Obesitas ( factor resiko )
6. Sensori neural

Data Subyektif:
  • Pusing / syncope  (sebelum CVA / sementara selama TIA)
  • nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral  atau perdarahan sub arachnoid.
  • Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat ibarat lumpuh/mati
  • Penglihatan berkurang
  • Sentuhan  : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada muka ipsilateral ( sisi yang sama )
  • Gangguan rasa pengecapan dan penciuman
Data obyektif:
  • Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan , gangguan tingkah laku (seperti: letergi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi kognitif
  • Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua jenis stroke, genggaman tangan tidak imbang, berkurangnya reflek tendon dalam  ( kontralateral )
  • Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral )
  • Afasia  ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif/ kesulitan berkata kata, reseptif / kesulitan berkata kata komprehensif, global / kombinasi dari keduanya.
  • Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran, stimuli taktil
  • Apraksia : kehilangan kemampuan memakai motorik
  • Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi ipsi lateral
7. Nyeri / kenyamanan

Data Subyektif:
  • Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya
Data obyektif:
  • Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial
8. Respirasi

Data Subyektif:
  • Perokok ( factor resiko )
9. Keamanan

Data obyektif:
  • Motorik/sensorik : problem dengan penglihatan
  • Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek, hilang kewasadaan terhadap pecahan badan yang sakit
  • Tidak bisa mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah dikenali
  • Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi suhu tubuh
  • Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan, berkurang kesadaran diri
10. Interaksi social

Data obyektif:
  • Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi (Doenges E, Marilynn,2000 hal 292)

Diagnosa Keperawatan

  1. Perubahan perfusi jaringan serebral b.d terputusnya aliran darah  : penyakit oklusi,  perdarahan, spasme pembuluh darah serebral, edema serebral
  2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d kerusakan batuk, ketidakmampuan mengatasi lendir
  3. Pola nafas tak efektif bekerjasama dengan adanya depresan sentra pernapasan


Intervensi Keperawatan

Diagnosa keperawatan. 1.

Perubahan perfusi jaringan serebral b.d terputusnya aliran darah  : penyakit oklusi,  perdarahan, spasme pembuluh darah serebral, edema serebral

Dibuktikan oleh  :
  • Perubahan tingkat kesadaran , kehilangan memori
  • Perubahan respon sensorik / motorik, kegelisahan
  • Deficit sensori , bahasa, intelektual dan emosional
  • Perubahan tanda tanda vital
Tujuan  Pasien / criteria penilaian ;
  • Terpelihara dan meningkatnya tingkat kesadaran, kognisi dan fungsi sensori / motor
  • Menampakan stabilisasi tanda vital dan tidak ada PTIK
  • Peran pasien menampakan tidak adanya kemunduran  / kekambuhan
Intervensi ;

Mandiri
  • Tentukan factor factor yang bekerjasama dengan situasi  individu/ penyebab koma / penurunan perfusi serebral dan potensial PTIK
  • Monitor dan catat status neurologist secara  teratur 
  • Monitor tanda tanda vital
  • Evaluasi pupil  (ukuran bentuk kesamaan dan reaksi terhadap cahaya )
  • Bantu untuk mengubah pandangan , misalnay pandangan kabur, perubahan lapang pandang  / persepsi lapang pandang
  • Bantu meningkatakan fungsi, termasuk bicara kalau pasien mengalami gangguan fungsi
  • Kepala dielevasikan perlahan lahan pada posisi netral . 
  • Pertahankan tirah baring , sediakan lingkungan yang damai , atur kunjungan sesuai indikasi
Kolaborasi
  • berikan komplemen oksigen sesuai indikasi
  • berikan medikasi sesuai indikasi :Antifibrolitik, misal aminocaproic acid ( amicar ), Antihipertensi, Vasodilator perifer, missal cyclandelate,  isoxsuprine, Manitol

Diagnosa Keperawatan. 2.

Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d kerusakan batuk, ketidakmampuan mengatasi lendir

Kriteria hasil:
  • Pasien menunjukkan kepatenan jalan napas
  • Ekspansi dada simetris
  • Bunyi napas higienis dikala auskultasi
  • Tidak terdapat tanda distress pernapasan
  • GDA dan tanda vital dalam batas normal
Intervensi:
  • Kaji dan pantau pernapasan, reflek batuk dan sekresi
  • Posisikan badan dan kepala untuk menghindari obstruksi jalan napas dan menunjukkan pengeluaran sekresi yang optimal
  • Penghisapan sekresi
  • Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi jalan napas setiap 4 jam
  • Berikan oksigenasi sesuai advis
  • Pantau BGA dan Hb sesuai indikasi

Diagnosa Keperawatan. 3

Pola nafas tak efektif bekerjasama dengan adanya depresan sentra pernapasan

Tujuan :
  • Pola nafas efektif
Kriteria hasil:
  • RR 18-20 x permenit
  • Ekspansi dada normal
Intervensi :
  • Kaji frekuensi, irama, kedalaman pernafasan.
  • Auskultasi  bunyi nafas.
  • Pantau penurunan bunyi nafas.
  • Pastikan kepatenan O2 binasal
  • Berikan posisi yang nyaman : semi fowler
  • Berikan instruksi untuk latihan nafas dalam
  • Catat kemajuan yang ada pada klien perihal pernafasan

Daftar Pustaka
  • Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2, Bandung, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996
  • Tuti Pahria, dkk, Asuhan Keperawatan  pada Pasien dengan Ganguan Sistem Persyarafan, Jakarta, EGC, 1993
  • Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan , Jakarta, Depkes, 1996
  • Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth,   Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, EGC ,2002
  • Marilynn E, Doengoes, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta,  EGC, 2000
  • Harsono, Buku Ajar : Neurologi Klinis,Yogyakarta, Gajah Mada university press, 1996.
Untuk mendownload laporan pendahuluan / LP stroke non hemoragik atau SNH pdf dan doc, dibawah.
Link Alternatif
Demikian laporan pendahuluan / LP stroke non hemoragik atau SNH, download pdf dan doc kami bagikan, biar bisa menjadi refferensi teman-teman perawat sekalian, terima kasih.
 
Top