Laporan Pendahuluan / Lp Hipoparatiroidisme, Download Pdf Dan Doc

<div style="text-align: justify;"> Kami bagikan Laporan pendahuluan / LP hipoparatiroidisme pdf dan doc, yang telah kami susun dengan lengkap berdasarkan beberapa refferensi terpercaya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bagi teman-teman perawat yang membutuhkannya sebagai kiprah akademik keperawatan, telah kami sediakan link unduhan diakhir artikel ini yang bisa sobat sejawat gunakan untuk mendownload.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <h3 style="text-align: justify;"> <b>Laporan Pendahuluan Hipoparatiroidisme</b></h3> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pengertian</b></div> <div style="text-align: justify;">       </div> <div style="text-align: justify;"> Hipoparatiroidisme yakni hiposekresi kelenjar para tyroid yang menimbulkan syndroma berlawanan dengan hiperparatyroid, konsentrasi kalsium rendah tetapi phosfatnya tinggi dan bisa menimbulkan tetani akhir dari pengangkatan atau kerusakan kelenjar paratyroid (Tjahjono, 1996)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Etiologi</b> </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Hipoparatiroidisme sanggup bersifat akut atau kronis dan bisa diklasifikasikan sebagai kelainan idiopatik atau didapat (akuisitas). Keadaan yang mungkin menimbulkan hipoparatiroidisme meliputi:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pankreatitis akut atau malabsorbsi </li> <li style="text-align: justify;">Gagal ginjal </li> <li style="text-align: justify;">Osteomalasia </li> <li style="text-align: justify;">Gangguan genetik autoimun atau kondisi konginetal tidak adanya kelenjar paratiroid (idiopatik) </li> <li style="text-align: justify;">Secara tidak sengaja terjadi pengangkatan atau cedera kelenjar paratiroid (idiopatik) ketika dilakukan tiroidektomi atau pembedahan leher lain atau kadang kala radiasi yang masif pada kelenjar paratiroid (akuisitas) </li> <li style="text-align: justify;">Infark iskemik kelenjar paratiroid selama pembedahan, amiloidosis, neoplasma, atau stress berat (akuisitas) </li> <li style="text-align: justify;">Kerusakan sintesis dan pelepasan hormon akhir hipomaknesemia, supresif fungsi kelenjar yang normal akhir hiperkalsemia, dan keterlambatan maturasi fungsi paratiroid (akuisitas), reversibel.</li> <li style="text-align: justify;">Pengangkatan kelenjar paratyroid akhir pengangkatan tyroidektomi.</li> <li style="text-align: justify;">terjadi sumbatan pada kelenjar tyroid akhir dar peredaran darah yang tidak adekuat.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Patofisiologi</b></div> <div style="text-align: justify;">  <span style="white-space: pre;"> </span></div> <div style="text-align: justify;"> Hipoparatyroidisme (rendahnya kadar PTH) merupakan kelainan metabolik yang ditandai dengan hipokalsemia, yang secara klnik akan menimbulkan tetani. Dalam keadaan normal, kadar kalsum dalam plasma yakni 2,3 – 2,6 mmol. Hperkalsemia hingga 3.00 mmol/l, masih belum menimbulkan gejala. Demikian pula hipokalsemia derajat ringan (kalsium turun hingga 2.00 mmol/l ) masih belum menimbulkan gejala. Terdapat 2 ts klink utama untuk mendeteksi terdapatnua titan, yaitu tanda chvostek dan tanda trousseau.</div> <div style="text-align: justify;"> <span style="white-space: pre;"> </span></div> <div style="text-align: justify;"> Penyebab umum yakni ikut terangkatnya kelenjar para tyrod pada ketika tyroidektomi (angkanya berkisar  0 – 25 %). Penyebab lannya yakni ideopatik. Pemberian tera radioyodin erdapat kelanan kelenjar tyroid serng kuat pula terhadap rendahnya hormon PTH.</div> <div style="text-align: justify;"> <span style="white-space: pre;"> </span></div> <div style="text-align: justify;"> Hipoparatyroidisme merupakan kelainan metabolik dengan tanda-tanda klink yang nyata, tetapi perubahan morfologik yang minimal. Terdapat kecacatan biokimia ( hipokalsemia dan hiperfosfatemia) dengan manifestasi klinik yang sangat luas. Yang menonjol yakni tetani, konvulsi, laringospasme ( sanggup menimbulkan anoksia yang fatal). Hipokalsemia akan merangsang timbulnya manifestasi neuromuskuler, yaitu paraestasi dan kejang. Iritabilitas neuomuskuler ini sanggup diperiksa dengan menilik ada tidaknya tanda chvostek (chvostek's sign). Disamping itu terdapat barbagai abnormaitas sistem saraf lainnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pathway Hipoparatiroidisme</b></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuHjqlTNfZrAcURXP1SOgjDVh-_bh9K1IPk1AHhZCPHBtqSBJ6Q7w_CCKOxsyCd7yoWbeuGzmnd5_46LUoD7GchlU3I8QiTpbRys_-AAx_wxd-PgCzSWI6fq1SLIOZLVjz6Hgv8Eqslweq/s1600/Pathway+Hipoparatiroidisme.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="563" data-original-width="549" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuHjqlTNfZrAcURXP1SOgjDVh-_bh9K1IPk1AHhZCPHBtqSBJ6Q7w_CCKOxsyCd7yoWbeuGzmnd5_46LUoD7GchlU3I8QiTpbRys_-AAx_wxd-PgCzSWI6fq1SLIOZLVjz6Hgv8Eqslweq/s640/Pathway+Hipoparatiroidisme.png" width="624" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Untuk mendownload Pathway hipoparatiroidisme doc,<a href="https://drive.google.com/file/d/1kP3ddSKxzAF7e62xSKlYc4WGpqidnPoF/view?usp=sharing" target="_blank"> <span style="background-color: cyan;"><b>DISINI</b></span></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Manifestasi Klinik</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> a. Hipoparatiroidisme yang ringan sanggup asimtomatik, namun biasanya menyebabkan:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Hipokalsemia dan kadar fosfat serum yang tinggi yang mengenai sistem saraf pusat dan sistem lain.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> b. Hipoparatiroidisme kronis, mencakup :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Iritabilitas neuromuskuler, peningkatan refleks tendon dalam, tanda Chvostek (spasme nervus fasialis yang hiperiritabel ketika saraf tersebut diketuk), disfagia, sindrome otak organik, psikosis, defisiensi mental pada belum dewasa dan tetani.</li> <li style="text-align: justify;">Sulit berjalan dan tendensi terjatuh atau roboh (tetani kronis)</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> c. Hipoparatiroidisme akut, mencakup :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Rasa kesemutan pada ujung-ujung jari tangan, disekitar mutut dan kadang kala pada kaki (gejala pertama), ketegangan serta spasme otot yang menjalar serta bertambah parah dan kesudahannya aduksi ibu jari tangan, pergelangan tangan, serta sendi siku, rasa nyeri yang bervariasi berdasarkan derajat ketegangan otot tetapi jarang mengenai wajah, tungkai dan kaki (overt tetany yang akut)</li> <li style="text-align: justify;">Laringospasme, stridor, sianosis dan serangan kejang/bangkitan (kelainan SSP) semakin parah pada hiperventilasi, kehamilan, infeksi, penghentian terapi hormon tiroid atau pemberian diuretik dan sebelum menstruasi (tetani akut)</li> <li style="text-align: justify;">Nyeri abdomen, malabsorbsi intestinal disertai steatore, rambut kering dan kusam, kerontokan rambut spontan, kuku jari tangan ringkih dan mempunyai garis tonjolan (krista) atau terlepas, kulit kering dan bersisik, dermatitis eksfoliatif, bisul kandida, katarak dan email gigi yang lemah sehingga gigi gampang berubah warna, pecah dan keropos (efek hipokalsemia)</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Secara umum tanda dan tanda-tanda hipoparatyroidisme yakni sebagai berikut</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Konsentrasi kadar kalsium dalam darah menurun.</li> <li style="text-align: justify;">Peningkatan serum fosfat dalam darah </li> <li style="text-align: justify;">Peningkatan iritabilitas neromuskuler</li> <li style="text-align: justify;">Nyeri otot</li> <li style="text-align: justify;">Gemetar/tremor</li> <li style="text-align: justify;">Lethargi</li> <li style="text-align: justify;">Laringospasme</li> <li style="text-align: justify;">Aritmia</li> <li style="text-align: justify;">Kulit kering dan kuku gampang rusak</li> <li style="text-align: justify;">Munculnya Chvostek's sign ( kejang otot wajah, hiperritabilitas pada saraf wajah)</li> <li style="text-align: justify;">Munculnya tanda trousseau's (kejang jari dan telapak tangan)</li> <li style="text-align: justify;">Dari hasil investigasi mata : tanda-tanda katarak.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Komplikasi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita hipoparatiroidisme, mencakup :</div> <ol> <li style="text-align: justify;">Aritmia jantung, gagal jantung</li> <li style="text-align: justify;">Katarak</li> <li style="text-align: justify;">Klasifikasi ganglia basalis</li> <li style="text-align: justify;">Pertumbuhan yang terhenti, malformasi gigi, dan retardasi mental</li> <li style="text-align: justify;">Gejala parkinson</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Pemeriksaan Penunjang</b></div> <ol> <li style="text-align: justify;">Radioimmunoassay untuk hormon paratiroid yang menunjukkan penurunan kadar hormon tersebut </li> <li style="text-align: justify;">Penurunan kadar kalsium serum dan urine yang berkisar dari 5-6 mg/dl (1,2-1,5 mmol/L)</li> <li style="text-align: justify;">Peningkatan kadar fosfor serum </li> <li style="text-align: justify;">Penurunan kadar kreatinin </li> <li style="text-align: justify;">EKG yang menunjukkan pemanjangan interval QT dan ST akhir hipokalsemia </li> <li style="text-align: justify;">Tindakan menggelembungkan manset tensimeter yang dipasang pada lengan atas hingga mencapai tekanan di antara tekanan sistolik dan diastolik serta mempertahankan penggelembungan manset tersebut pada tekanan ini selama tiga menit akan menimbulkan tanda-tanda Trousseau (spasme karpal) yang merupakan bukti klinis hipoparatiroidisme. </li> <li style="text-align: justify;">Menunjukkan hasil positif pada investigasi tanda Chvostek, yaitu apabila pengetukan yang dilakukan secara tiba-tiba di tempat nervus fasialis sempurna di depan kelenjar parotis dan di sebelah anterior indera pendengaran menimbulkan spasme atau gerakan kedutan pada mulut, hidung dan mata (Smeltzer : 2002)</li> <li style="text-align: justify;">Pada investigasi sinar-X tulang akan menunjukkan peningkatan densitas.</li> </ol> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Penatalaksanaan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan terapi pada pasien hipoparatiroidisme yakni untuk menaikkan kadar kalsium serum hingga 9 hingga 10 mg/dl (2,2 hingga 2,5 mmol/L) dan menghilangkan tanda-tanda hipoparatiroidisme dan hipokalsemia. Penatalaksanaan pada pasien hipoparatiroidisme, anatar lain:</div> <ol> <li style="text-align: justify;">Penyuntikan segera garam kalsium secara IV, menyerupai larutan kalsium glukonat 10% untuk meningkatkan kadar kalsium serum terionisasi (tetani akut yang mengancam nyawa pasien). Jika terapi ini tidak segera menurunkan iritabilitas neuromuskuler dan serangan kejang, preparat sedatid menyerupai pentobarbital sanggup diberikan (Smeltzer, 2002)</li> <li style="text-align: justify;">Bernapas di dalam kantung kertas dan menghirup gas CO2 yang dihembuskan pasien sendiri akan menimbulkan asidosis respiratorik ringan yang meningkatkan kadar kalsium serum (pasien yang sadar sanggup bekerja sama)</li> <li style="text-align: justify;">Pemberian sedatif dan antikonvulasan untuk mengendalikan spasme hingga kadar kalsium meningkat</li> <li style="text-align: justify;">Peningkatan asupan kalsium dari makanan</li> <li style="text-align: justify;">Terapi rumatan dengan pemberian komplemen kalsium dan vitamin D per oral (tetani kronis)</li> <li style="text-align: justify;">Pemberian komplemen vitamin D dan kalsium, alasannya absorbsi kalsium dalam usus halus memerlukan keberadaan vitamin D (terapi penyakit yang reversibel dan biasanya harus dilakukan seumur hidup)</li> <li style="text-align: justify;">Pemberian kalsitriol (Calcijex, Rocaltrol) jikalau ada gangguan hepar atau renal yang menciptakan pasien tidak toleran terhadap vitamin D</li> <li style="text-align: justify;">Pemberian preparat parathormon parenteral sanggup dilakukan untuk mengatasi hipoparatiroidisme akut disertai tetanus. Pasien yang mendapat parathormon memerlukan pemantauan akan adanya perubahan kadar kalsium serum dan reaksi alergi</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Konsep Asuhan Keperawatan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pengkajian</b></div> <ol> <li style="text-align: justify;">Neurologis  : Paraestesia, kesemutan, tremor, peka rangsang, kejang, adanya tanda Chvostek's/trousseou's, perubahan tingkat kesadaran.</li> <li style="text-align: justify;">Muskoleskeletal  : kekakuan dan kelelahan</li> <li style="text-align: justify;">Kardiovaskuler  : sianosis, palpitasi dan disritmia jantung</li> <li style="text-align: justify;">Pernafasan : bunyi serak, strdor, edema laring</li> <li style="text-align: justify;">Gastrointestinal : mual dan muntah</li> <li style="text-align: justify;">Integumen : Kulit kering dan kuku keras/ kuku rapuh</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Diagnosa Keperawatan</b></div> <ol> <li style="text-align: justify;">Jalan nafas tidak efektif berafiliasi dengan spasme/edema laring</li> <li style="text-align: justify;">Resiko cidera berafiliasi dengan kejang akhir hipokalsemia</li> <li style="text-align: justify;">Resiko tinggi terjadi bisul berafiliasi dengan adal\nya luka pembedahan  dan pemasangan alat-alat medis </li> <li style="text-align: justify;">Gangguan komunikasi  verbal berafiliasi dengan stress berat pita bunyi akhir operas paratyroid</li> <li style="text-align: justify;">Intoleransi aktifitas berafiliasi dengan kelemahan fisik</li> </ol> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Intervensi Keperawatan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 1</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jalan nafas tidak efektif berafiliasi dengan spasme/edema laring</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan : jalan nafas klien efektif</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil : bunyi nafas bersih, tidak apnoe, sputum sanggup keluar dengan bak</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi  :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kaji kecepatan dan kedalaman pernafasan, catat penggunaan alat bantu pernafasan ketika klien bernafas.</li> <li style="text-align: justify;">Auskultasi bunyi nafas dan catat bila ada buny tambahan (krekles, ronchi dan wheezing)</li> <li style="text-align: justify;">Beri posisi tdur semi fowler</li> <li style="text-align: justify;">Lakukan sap lendir secara oral atau nasotrakeal bila ada indikasi</li> <li style="text-align: justify;">Kerja sama dengan tim kesehatan lain untuk : Pemberian oksigen sesuai dengan peogram, Pemberian bronchodilator dan Pemberian cairan parental</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa keperawatan. 2</div> <br /> <div style="text-align: justify;"> Resiko cidera berafiliasi dengan kejang akhir hipokalsemia :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan  : Klien terhindar dari cider</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil  :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Klien tidak cidera akhir rangsangan kejang</li> <li style="text-align: justify;">Hasil elektrolit (khususnya kalsium pada batas normal)</li> <li style="text-align: justify;">Klien damai tidak kejang</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Intervensi :  </div> <ul> <li style="text-align: justify;">Tempatkan klien pada tempat tidur yang memakai pengaman dan di ruangan yang kondusif dan nyaman.</li> <li style="text-align: justify;">Catat : waktu terjadinya kejang, lamanya, pecahan badan yang kejang, dan gejala-gejala lain yang timbul selama kejang.</li> <li style="text-align: justify;">Observas tanda-anda vital seelah klien kejang</li> <li style="text-align: justify;">Sediakan dekan tempat tidur klien spatel ldah dan gudel untuk mencegah ldah ke belakang apabla erjadi kejang.</li> <li style="text-align: justify;">Observasi kadar elektrollit</li> <li style="text-align: justify;">Observas adanya depres pernafasan dan gangguan irama jantung</li> <li style="text-align: justify;">Kerja sama dengan tim kesehatan lain untuk : Pemberian anti konvulsi, Pemberian obat untuk meningkatkan kalsium dan Pemberian Oksigen</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa keperawatan. 3</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Resiko tinggi terjadi bisul berafiliasi dengan adal\nya luka pembedahan  dan pemasangan alat-alat medis </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tuuan : Klen terhindar dari infeksi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil  :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Suhu badan normal</li> <li style="text-align: justify;">Hasil investigasi leukosit pada batas normal</li> <li style="text-align: justify;">Luka higienis dan kering, tidak mengatakan tanda-tanda nfeksi.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Intervensi :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Rawat luka iperasi, drain, kateter dan infus secara seril</li> <li style="text-align: justify;">Ukur tanda-tanda vital, observasi adanya peningkatan suhu</li> <li style="text-align: justify;">Batasi pengunjung untuk mencegah infeks silang</li> <li style="text-align: justify;">Anjurkan pengunjung untuk memakai pakaian khusus ketika berkunjung</li> <li style="text-align: justify;">Observas keadaan luka dan tanda-tanda adanya infeksi</li> <li style="text-align: justify;">Kerja sama dengan tim kesehatan lain untuk : Pemeriksaan darah lengkap dan Pemberan antibotika.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 4</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gangguan komunikas  verbal berafiliasi dengan stress berat pita bunyi akhir operas paratyroid</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan  :  Klien sanggup berkomunikasi verbal  secara bertahab.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil  :  </div> <ul> <li style="text-align: justify;">Klien sanggup mengekspresikan perasaannya dan kebutuhannya dengan goresan pena atau bahasa isarat.</li> <li style="text-align: justify;">Klien sanggup memahami apa yang dijelaskan oleh perawat</li> <li style="text-align: justify;">Kebutuhan klien sanggup terpenuhi</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Intervensi  :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Bicara pelan-pelan dan terang ketika berkomunikasi dengan klien</li> <li style="text-align: justify;">Tunjukkan rasa tenggang rasa dan sabar ketika berkomunikasi dengan klien</li> <li style="text-align: justify;">Sediakan alat bantu goresan pena huruf atau kertas dan alat tulis untuk berkomunikasi dengan klien</li> <li style="text-align: justify;">Gunakan bahasa isarat ketika berkomunikasi dengan klien</li> <li style="text-align: justify;">Upayakan biar perawat sanggup mengerti ketika klien mengekspresikan perasaan dan kebutuhannya</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 5</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intoleransi aktifitas berafiliasi dengan kelemahan fisik</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan : Klien sanggup beraktifitas secara bertahab</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil  :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Klien sanggup memenuhi kebutuhan nutrisi, eliminasi dan personal hygiene secara mandiri</li> <li style="text-align: justify;">Klien sanggup melakukan aktifitas hariannya menyerupai semula.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Intervensi  : </div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kaji tingkat ketidakmampuan klien</li> <li style="text-align: justify;">Bantu aktifitas yang tidak sanggup dilakukan sendiri (mandi, makan, minum, kebersihan diri/lingkungan dan eliminasi)</li> <li style="text-align: justify;">Secara bertahab libatkan klien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari sesuai dengan kondisinya</li> <li style="text-align: justify;">Buat aktivitas istirahat/ aktifitas klien</li> <li style="text-align: justify;">Kerja sama dengan keluarga untuk memenuhi kebutuhan klien.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Daftar Pustaka</b></div> <ul> <li style="text-align: justify;">Tjahjono, (1996), Patologi Endoktrin, Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang</li> <li style="text-align: justify;">Elisabeth J. Corwin, (2001), Buku Saku Patofisiologi, Jakarta, EGC</li> <li style="text-align: justify;">Marily E. Doengoes, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC</li> <li style="text-align: justify;">S. harun, (1996),  Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta, Balai Penerbit FK. UI.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Untuk mendownload laporan pendahuluan / LP hipoparatiroidisme pdf dan doc, dibawah :</div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;"><b><span style="background-color: cyan;">Laporan pendahuluan hipoparatiroidisme pdf</span>, <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1nT9cNEpsD6l-aPnsXna8EhI2ijl3T4mA/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> <li style="text-align: justify;"><b><span style="background-color: lime;">Laporan pendahuluan hipoparatiroidisme doc</span>, <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1D3A77_8OOxoJtQmbe19kmUSbfNJAhLFf/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Link Alternatif</div> </div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;"><b>LP Hipoparatiroidisme doc</b></li> </ul> <ul> <li style="text-align: justify;"><b><a href="https://drive.google.com/file/d/1nT9cNEpsD6l-aPnsXna8EhI2ijl3T4mA/view?usp=sharing" target="_blank">LP Hipoparatiroidisme pdf</a></b></li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Demikian laporan pendahuluan / LP hipoparatitoidisme, download pdf dan doc kami bagikan semoga bisa membantu menuntaskan kiprah keperawatan teman-teman sekalian. Terima kasih.</div> </div>

Laporan Pendahuluan / Lp Hipoparatiroidisme, Download Pdf Dan Doc

Kami bagikan Laporan pendahuluan / LP hipoparatiroidisme pdf dan doc, yang telah kami susun dengan lengkap berdasarkan beberapa refferensi ...

+ Baca selengkapnya »

Patofisiologi Dan Pathway Hiperemesis Gravidarum

<div style="text-align: justify;"> Mual (nausea) dan muntah(emesis gravidarum) ialah tanda-tanda yang masuk akal dan sering kedapatan pada trisemester I.Nausea dan muntah terjadi pada 60% hingga 80% perempuan hamil.Perasaan mual ini disebabkan oleh lantaran meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum.Pengaruh fisiologik kenaikan hormone ini belum jelas, mungkin lantaran system saraf pusat atau pengosongan lambung yang kurang.Pada umumnya perempuan sanggup menyesuaikan dengan keadaan ini,meskipun demikian tanda-tanda mual dan muntah yang berat sanggup berlangsung hingga 4 bulan.Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umumnya menjadi buruk.Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum.1 hingga 200 atau 1 hingga 300 membutuhkan terapi hidrasi parental.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Hiperemesis gravidarum </b>adalah tanda-tanda yang masuk akal dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi sanggup pula timbul setiap dikala dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 ahad sesudah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.(Wikinjosastro Hanifah, 2002)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <h3 style="text-align: justify;"> <b>Patofisiologi</b></h3> <div style="text-align: justify;"> Perasaan mual ialah akhir dari meningkatnya kadar estrogrn, yang terjadi pada trimester pertama.hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal mungkin berasaldari sistm saraf  pusat atau akhir berkurangnya pengosongan lambung. </div> <div style="text-align: justify;">    </div> <div style="text-align: justify;"> Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pad hamil muda, jika terjadi terus menerus sanggup menimbulkan kehilangan cairan tubuh dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan tanda-tanda tak suka maka dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat.</div> <div style="text-align: justify;">    </div> <div style="text-align: justify;"> Hiepremesis gravidarum ini sanggup menimbulkan sanggup menimbulkan cadangan karbohidrat karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidrosi butirik dan aseton dalam darah.Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan lantaran muntah menimbulkan dehidrasi,sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang.Natrium dan khorida darah turun, demikian pula khorida air kemih.Selain itu kehilangan cairan tubuh menimbulkan hemokonsentrasi, sehingga fatwa darah ke jaringan berkurang.Hal ini menimbulkan jumah zat masakan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan tertimbunnya zat metabolic yang toksik.Kekurangan kalium sebagai akhir dari muntah dan bertambahnya ekresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak,dapat merusak hati dan terjadinya bulat setan yang sulit dipatahkan.Disamping kehilangan cairan tubuh dan terganggunya keseimbangan elektrolit, sanggup terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan lambung(sindrom Mallory-Weiss)dengan akhir perdarahan  GI.Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan sanggup berhenti sendiri.Jarang hingga dibutuhkan transfuse atau tindakan operatif. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <h3 style="text-align: justify;"> Pathway Hiperemis gravidarum</h3> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <img border="0" data-original-height="1160" data-original-width="656" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoVAugHWYhabEzay77y343HHoncwePd2qj5c82LZfBdoLkuFg6m_9H3NsBWrAWfM2ePHQzX0R6M8bNaAkE2KJod_YiCk2CL2qelAuuZKRTcjPlSvd_Wq8-eeag2qGOLqxF9KealI0QKNhz/s1600/Pathway+Hiperemis+Gravidarum+1.png" /></div> <div> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Untuk mendownload pathway hiperemesis gravidarum format doc, <b style="background-color: cyan;"><a href="https://drive.google.com/file/d/1--KU7tlOgo0URYpCy9b7Q5AJKQPVQxQ7/view?usp=sharing" target="_blank">DISINI</a></b></div>

Patofisiologi Dan Pathway Hiperemesis Gravidarum

Mual (nausea) dan muntah(emesis gravidarum) ialah tanda-tanda yang masuk akal dan sering kedapatan pada trisemester I.Nausea dan muntah ter...

+ Baca selengkapnya »

Laporan Pendahuluan / Lp Hiperemesis Gravidarum Format Pdf Dan Doc

<div style="text-align: justify;"> Merupakan Kebahagaiaan tersendiri hingga ketika ini bangsal sehat masih sanggup menyediakan materi - materi dan banyak sekali macam LP juga askep. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kali ini kami bagikan laporan pendahuluan / LP hiperemesis gravidarum yaitu sebuah tinjauan teori hingga konsep asuhan keperawatan perihal suatu keadaan mual dan muntah yang berlebih sehingga sangat mengganggu pada ibu hamil.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Laporan pendahuluan / LP hiperemesis gravidarum ini telah kami susun dengan lengkap dengan tujuan mempermudah teman-teman perawat ataupun bidan dalam pembuatan kiprah baik itu askep, makalah ataupun LP yang berafiliasi dengan hiperemesis gravida.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Untuk mendownload laporan pendahuluan / LP hiperemesis gravidarum pdf dan doc, telah kami sediakan link unduhan diakhir postingan ini.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <h3 style="text-align: justify;"> <b>Laporan Pendahuluan Hiperemesis Gravidarum</b></h3> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Definisi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>   </b></div> <div style="text-align: justify;"> Hiperemesis gravidarum yaitu tanda-tanda yang masuk akal dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi sanggup pula timbul setiap ketika dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 ahad sesudah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.(Wikinjosastro Hanifah, 2002)</div> <div style="text-align: justify;">    </div> <div style="text-align: justify;"> Hiperemesis gravidarum yaitu mual dan muntah yang hiperbola pada perempuan hamil hingga menggangu pekerjaan sehari-hari lantaran keadaan umumnya menjadi jelek lantaran dehidrasi. (Rustam Mochtar,1998)</div> <div style="text-align: justify;">    </div> <div style="text-align: justify;"> Mual (nausea) dan muntah(emesis gravidarum) yaitu tanda-tanda yang masuk akal dan sering kedapatan pada trisemester I.Nausea dan muntah terjadi pada 60% hingga 80% perempuan hamil.Perasaan mual ini disebabkan oleh lantaran meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum.Pengaruh fisiologik kenaikan hormone ini belum jelas, mungkin lantaran system saraf pusat atau pengosongan lambung yang kurang.Pada umumnya perempuan sanggup menyesuaikan dengan keadaan ini,meskipun demikian tanda-tanda mual dan muntah yang berat sanggup berlangsung hingga 4 bulan.Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umumnya menjadi buruk.Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum.1 hingga 200 atau 1 hingga 300 membutuhkan terapi hidrasi parental.</div> <div style="text-align: justify;">    </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Anatomi fisiologi</b></div> <div style="text-align: justify;">    </div> <div style="text-align: justify;"> a. Anatomi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Alat kelamin luar (genetalia eksterna) </div> <ul> <li style="text-align: justify;"> Monsveneris</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Bagian yang menonjol mencakup kepingan simfisis yang terdiri dari jaringan lemak, kawasan ini ditutupi bulu pada masa pubertas.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Vulva</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Adalah tempat bermuara sistem urogenital. Di sebelah luar vulva dilingkari oleh labio mayora (bibir besar) yang ke belakang, menjadi satu dan membentuk kommisura posterior dan perineam. Di bawah kulitnya terdapat jaringan lemak ibarat yang ada di mons veneris.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Labio mayora</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Labio mayora (bibir besar) yaitu dua lipatan besar yang membatasi vulva, terdiri atas kulit, jaringan ikat, lemak dan kelenjar sebasca. Saat pubertas tumbuh rambut di mons veneris dan pada sisi lateral.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Labio minora</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Labio minora (bibir kecil) yaitu dua lipatan kecil diantara labio mayora, dengan banyak kelenjar sebasea. Celah diantara labio minora yaitu vestibulum.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Vestibulum</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Vestibulum merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil (labio minora), maka belakang dibatasi oleh klitoris dan perineum, dalam vestibulum terdapat muara-muara dari liang senggama (introetus vagina uretra), kelenjar bartholimi dan kelenjar skene kiri dan kanan.</div> <ul> <li style="text-align: justify;"> Himen (selaput dara)</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dan liang senggama ditengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi sanggup mengalir keluar, letaknya lisan vagina pada kepingan ini, bentuknya berbeda-beda ada yang ibarat bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan yang lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang sanggup dilalui satu jari.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Perineum</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Terbentuk dari korpus perineum, titik temu otot-otot dasar panggul yang ditutupi oleh kulit perineum.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 2. Alat kelamin dalam (genetalia interna)</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Vagina</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Tabung, yang dilapisi membran dari jenis jenis epitelium bergaris, khusus dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf. Panjangnya dari vestibulum hingga uterus 7½ cm. Merupakan penghubung antara introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama (vagina) 9 cm, lebih pendek dari dinding belakang. Pada puncak vagina sebelah dalam berlipat-lipat disebut rugae.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Uterus</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Organ yang tebal, berotot berbentuk buah Pir, terletak di dalam pelvis antara rectum di belakang dan kandung kemih di depan, ototnya disebut miometrium. Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan ikat dan ligament. Panjang uterus 7½ cm, lebar ? 5 cm, tebal ? 2 cm. Berat 50 gr, dan berat 30-60 gr. Uterus terdiri dari :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Fundus uteri (dasar rahim)</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Bagian uterus yang terletak antara pangkal saluran telur. Pada investigasi kehamilan, perabaan fundus uteri sanggup memperkirakan usia kehamilan.</div> <ul> <li style="text-align: justify;"> Korpus uteri</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bgian ini berfungsi sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Servix uteri</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Ujung servix yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri internum.</div> <div style="text-align: justify;">    </div> <div style="text-align: justify;"> Lapisan-lapisan uterus, mencakup :</div> <ol> <li style="text-align: justify;"> Endometrium</li> <li style="text-align: justify;">Myometrium</li> <li style="text-align: justify;">Parametrium</li> </ol> <ul> <li style="text-align: justify;">Ovarium</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Merupakan kelenjar berbentuk kenari, terletak kiri dan kanan uterus dibawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Tuba Fallopi</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Tuba fallopi dilapisi oleh epitel bersilia yang tersusun dalam banyak lipatan sehingga memperlambat perjalanan ovum ke dalam uterus. Sebagian sel tuba mensekresikan cairan serosa yang memperlihatkan nutrisi pada ovum. Tuba fallopi disebut juga saluran telur terdapat 2 saluran telur kiri dan kanan. Panjang kira-kira 12 cm tetapi tidak berjalan lurus. Terus pada ujung-ujungnya terdapat fimbria, untuk memeluk ovum ketika ovulasi semoga masuk ke dalam tuba (Tambayong, 2002).</div> <br /> <div style="text-align: justify;">    </div> <div style="text-align: justify;"> <b>Etiologi</b></div> <div style="text-align: justify;">    </div> <div style="text-align: justify;"> Penyebab hiperemesis grafidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan lantaran toksik,juga tidak ditemukan kelainan secara kimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan sumsum saraf, disebabkan oleh kekurangan vitaminserta zat-zat lainakibat inanisi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Beberapa faktor predisposisidan faktor lain yang telah ditemukanoleh beberapa penulis sebagai berikut:</div> <ol> <li style="text-align: justify;">Faktor predisposisi yang sering dikemukakan yaitu primigrafida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa fakor hormon memegang peranan, lantaran pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibuat berlebihan.</li> <li style="text-align: justify;">Masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akhir hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organik.</li> <li style="text-align: justify;">Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik.</li> <li style="text-align: justify;">faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, sanggup menimbulkan konflik mental yang sanggup memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.</li> <li style="text-align: justify;">zat Fe: imbas samping Fe sanggup menimbulkan mual atau muntah. (Wikinjosastro Hanifah, 2002)</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Patologi</b></div> <div style="text-align: justify;">    </div> <div style="text-align: justify;"> Pada otopsi perempuan meninggal lantaran hiperemesis Gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadinya kelainan pada organ-organ tubuh yaitu sebagai berikut :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Heper : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis.</li> <li style="text-align: justify;">Jantung : jantung atrofi,  menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai perdarahan sub-endokardial.</li> <li style="text-align: justify;">Otak : terdapat bercak-bercak perdarahan pada otak dan kelainan ibarat pada ensepalopati wirnicke.</li> <li style="text-align: justify;">Ginjal : ginjal tampak pucatdan degenerasi lem sanggup ditemukan pada tubuli kontorti. </li> </ul> <div style="text-align: justify;">    </div> <div style="text-align: justify;"> <b>Patofisiologi</b></div> <div style="text-align: justify;">    </div> <div style="text-align: justify;"> Perasaan mual yaitu akhir dari meningkatnya kadar estrogrn, yang terjadi pada trimester pertama.hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal mungkin berasaldari sistm saraf  pusat atau akhir berkurangnya pengosongan lambung. </div> <div style="text-align: justify;">    </div> <div style="text-align: justify;"> Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pad hamil muda, bila terjadi terus menerus sanggup menimbulkan kekurangan cairan tubuh dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan tanda-tanda tak suka maka dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat.</div> <div style="text-align: justify;">    </div> <div style="text-align: justify;"> Hiepremesis gravidarum ini sanggup menimbulkan sanggup menimbulkan cadangan karbohidrat karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidrosi butirik dan aseton dalam darah.Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan lantaran muntah menimbulkan dehidrasi,sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang.Natrium dan khorida darah turun, demikian pula khorida air kemih.Selain itu kekurangan cairan tubuh menimbulkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.Hal ini menimbulkan jumah zat kuliner dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan tertimbunnya zat metabolic yang toksik.Kekurangan kalium sebagai akhir dari muntah dan bertambahnya ekresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak,dapat merusak hati dan terjadinya bundar setan yang sulit dipatahkan.Disamping kekurangan cairan tubuh dan terganggunya keseimbangan elektrolit, sanggup terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan lambung(sindrom Mallory-Weiss)dengan akhir perdarahan  GI.Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan sanggup berhenti sendiri.Jarang hingga diharapkan transfuse atau tindakan operatif. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pathway Hiperemis gravidarum</b></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOax5nkfD0JTXuGXRZJnqqicI4kBdsquqlpjIa0HiwRdlwVn_fXcoRRtB-Jx-rUKgKNc5LVoCiY8KzwzsElAF5YE6Hdn097h1yjvHhP8pCi0IACUsg6vyFs1JRxgQUm6TYViQVZfbfm6BR/s1600/Pathway+Hiperemis+Gravidarum+1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1160" data-original-width="656" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOax5nkfD0JTXuGXRZJnqqicI4kBdsquqlpjIa0HiwRdlwVn_fXcoRRtB-Jx-rUKgKNc5LVoCiY8KzwzsElAF5YE6Hdn097h1yjvHhP8pCi0IACUsg6vyFs1JRxgQUm6TYViQVZfbfm6BR/s1600/Pathway+Hiperemis+Gravidarum+1.png" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> Untuk mendownload Pathway hiperemesis gravidarum doc, <b style="background-color: cyan;"><a href="https://drive.google.com/file/d/1--KU7tlOgo0URYpCy9b7Q5AJKQPVQxQ7/view?usp=sharing" target="_blank">DISINI</a></b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Manifestasi Klinis</b></div> <div style="text-align: justify;">    </div> <div style="text-align: justify;"> Batas terperinci antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tidak ada; tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum, berdasarkan berat ringannya tanda-tanda sanggup dibagi dalam 3 tingkat:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tingkatan I<span style="white-space: pre;"></span>: <span style="white-space: pre;"></span></div> <ul> <li style="text-align: justify;">Muntah terus menerus yang menghipnotis keadaan umum penderita</li> <li style="text-align: justify;">Ibu merasa lemah, </li> <li style="text-align: justify;">Nafsu makan tidak ada,</li> <li style="text-align: justify;">Berat tubuh menurun dan</li> <li style="text-align: justify;">Merasa nyeri pada epigastrium</li> <li style="text-align: justify;">Nadi meningkat sekitar 100 permenit, </li> <li style="text-align: justify;">Tekanan darah sistolik menurun, </li> <li style="text-align: justify;">Turgor kulit mengurang, </li> <li style="text-align: justify;">Lidah mengering </li> <li style="text-align: justify;">Mata cekung.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Tingkatan II<span style="white-space: pre;"></span>: </div> <ul> <li style="text-align: justify;">Penderita tampak lebih lemah dan apatis, </li> <li style="text-align: justify;">Turgor kulit lebih mengurang,</li> <li style="text-align: justify;">Lidah mengering dan tampak kotor,</li> <li style="text-align: justify;">Nadi kecil dan cepat,</li> <li style="text-align: justify;">Suhu kadang-kadang naik </li> <li style="text-align: justify;">Mata sedikit ikterus. </li> <li style="text-align: justify;">Berat tubuh turun </li> <li style="text-align: justify;">Mata menjadi cekung, </li> <li style="text-align: justify;">Tensi turun, </li> <li style="text-align: justify;">Hemokonsentrasi, </li> <li style="text-align: justify;">Oliguria </li> <li style="text-align: justify;">Konstipasi. </li> <li style="text-align: justify;">Aseton sanggup tercium dalam hawa pernapasan lantaran memiliki aroma yang khas dan sanggup pula ditemukan dalam  kencing.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Tingkatan III<span style="white-space: pre;"></span>:  </div> <ul> <li style="text-align: justify;">Keadaan umum lebih parah , muntah berhenti,</li> <li style="text-align: justify;">Kesadaran menurun dari somnolen hingga koma, </li> <li style="text-align: justify;">Nadi kecil dan cepat; </li> <li style="text-align: justify;">Suhu meningkat</li> <li style="text-align: justify;">Tensi menurun. </li> <li style="text-align: justify;">Komplikasi terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati. Wernicke, dengan gejala: nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini yaitu akhir kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus memperlihatkan adanya payah hati. (Wikinjosastro Hanifah, 2002)</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Pengeluaran Cairan Tubuh Harian</b></div> <div style="text-align: justify;">    </div> <div style="text-align: justify;"> Pengeluaran cairan yang tidak dirasakan (insensible fluid loss). Variasi asupan cairan harus hati-hati diadaptasi dengan pengeluaran cairan harian. Beberapa pengeluaran cairan tidak sanggup diatur dengan tepat. Sebagai contoh, ada pengeluaran cairan yang berlangsung terus menerus melalui evaporasi dari traktus respiratorius dan difusi melalui kulit, yang keduanya mengeluarkan cairan sekitar 700 ml/hari pada keadaan normal. Hal ini lah yang disebut insibie water loss lantaran kita tidak menyadarinya, walupun terjadi terus menerus pada mahluk hidup.</div> <div style="text-align: justify;">    </div> <div style="text-align: justify;"> Asupan dan pengeluaran cairan harian (dalam ml/hari)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: none; margin-left: 36pt; text-align: justify;"> <tbody> <tr> <td style="border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> <o:p> Jenis</o:p></div> </td> <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> <b>Normal<o:p></o:p></b></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> Asupan<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> Cairan dari makanan<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> Dari metabolisme<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> Asupan total<o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> 2100<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> <u>200<o:p></o:p></u></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> 2300<o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> Keluaran<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> Insensible kulit<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> Insensible paru<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> Keringat<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> Feses <o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> Urin<o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> 350<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> 350<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> 100<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> 100<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> <u>1400<o:p></o:p></u></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> Total pengeluaran<o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> 2300<o:p></o:p></div> </td> </tr> </tbody></table> <br /> <ul> <li style="text-align: justify;">Kehilangan cairan lewat keringat.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Jumlah cairan yang hilang melalui keringat sangat bervariasi, bergantung pada acara fisik dan suhu lingkungan. Volume keringat normal hanya sekitar 100 ml/hari, tapi pada keadaan cuaca panas ataupun latihan berat, kehilangan cairan kadang-kadang meningkat hingga 1-2 L/jam. Hal ini akan dengan cepat mengurangi volume cairan tubuh kalau asupan tidak ditingkatkan.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kehilangan cairan lewat feses.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Hanya sejumlah kecil cairan yang dikeluarkan melalui feses (100 ml/hari). Jumlah ini sanggup meningkat hingga beberapa liter sehari pada penderita diare.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kehilangan cairan lewat ginjal. </li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Kehilangan cairan tubuh lainnya yaitu dalam urin yang diekskresikan lewat ginjal. Ada prosedur multiple yang mengendalikan kecepatan ekskresi urin. Cara paling penting yang dilakukan oleh tubuh dalam mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran cairan ibarat juga keseimbangan antara asupan dan keluaran hamper semua elektrolit dalam tubuh ialah dengan mengendalikan kecepatan ginjal dalam mengekskresikan zat-zat ini.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pemeriksaan Penunjang</b></div> <ol> <li style="text-align: justify;">USG (dengan memakai waktu yang tepat) </li> <li style="text-align: justify;">Pemeriksaan darah lengkap</li> <li style="text-align: justify;">Kadar gula darah</li> <li style="text-align: justify;">Analisis gas darah</li> <li style="text-align: justify;">Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN (Blood Urea Nitrogen)</li> <li style="text-align: justify;">Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH (Hazlynpotc, 2013).</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Penatalaksanaan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Pencegahan dengan memperlihatkan informasi dan edukesi perihal kehamilan kepada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan factor psikis, rasa takut juga perihal diet ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit-sedikit namun sering, jangan tiba-tiba berdiri waktu berdiri pagi,karena akan terasa goyang, mual/ muntah. Defekasi hendaknya diusahakan teratur.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 2. Terapi obat memakai sedative (luminal, stesolid); vitamin (B1 dan B2) anti muntah (mediamer B6, drammamin, avomin, torecan), antasida dan anti mulas.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Farmakologi:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Factor pemberian:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">B1: mempertahankan kesehatan syaraf, jantung, otot dan jaringan GI, meningkatkan pertumbukan dan perbaikan sel.</li> <li style="text-align: justify;">B6:<span style="white-space: pre;"></span>membantu dalam sintesa lemak, dalam pembentukan sel darah merah.</li> <li style="text-align: justify;">B12:<span style="white-space: pre;"></span>mengatur sintesa SDM dan mengatur perkembangan sel-sel saraf fetus.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> 3. hiperemesis gravidarum tingkat I dan III haris rawat inap di RS.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di RS saja telah banyak mengurangi mual muntahnya.</li> <li style="text-align: justify;">Isolasi: jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk, adakala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual muntah.</li> <li style="text-align: justify;">Terapi psikologik: berikan pengertian bahwa kehamilan yaitu suatu hal tang wajar, normal dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir, cari dan coba hilangkan faktor psikologis ibarat keadaan sosial ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan.</li> <li style="text-align: justify;">Penambahan cairan.Berikan infuse dekstrosa atau glukosa 5% sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam.</li> <li style="text-align: justify;">Berikan obat-obatan ibarat telah dikemukakan diatas</li> <li style="text-align: justify;">Pada beberapa kasus dan bila terapi tidak sanggup dengan cepat memperbaiki keadaan umum penderita, sanggup dipertimbangkan suatu aboertus buatan.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Komplikasi</b></div> <div style="text-align: justify;">    </div> <div style="text-align: justify;"> Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai esenfalopati warnickle dan tanda-tanda nistagmus diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini yaitu akhir sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus memperlihatkan adanya payah hati.</div> <div style="text-align: justify;">    </div> <div style="text-align: justify;"> Secara umum komplikasi hyperemesis gravidarum sebagai berikut</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Dehidrasi berat</li> <li style="text-align: justify;">Takikardi</li> <li style="text-align: justify;">Ensefalopati Wernicke dengan tanda-tanda nistagmus</li> <li style="text-align: justify;">diplopia dan perubahan mental</li> <li style="text-align: justify;">Alkalosis</li> <li style="text-align: justify;">Ikterik</li> <li style="text-align: justify;">payah hati dengan tanda-tanda timbulnya ikterus (Arif, 2000).</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Konsep Asuhan Keperawatan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pengkajian</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu pemantauan status kesehatan dan pola pertahanan pasien, mengidentifikasi kekuatan pasien serta merumuskan diagnosa keperawatan (Mocthar, 2006)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> a. Data dasar pengkajian</div> <ol> <li style="text-align: justify;">Aktifitas istirahat; tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (>100 kali per menit)</li> <li style="text-align: justify;">Integritas ego; konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi perihal kondisinya, kehamilan tak direncanakan.</li> <li style="text-align: justify;">Eliminasi; perubahan pada konsistensi, defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalis ;peningkatan konsistensi urine.</li> <li style="text-align: justify;">Makanan/cairan; mual dan muntah yang hiperbola (4-8 minggu), nyeri epigastrium, pengurangan berat tubuh (5-10 kg), membrane mukosa lisan iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan pengecap kering.</li> <li style="text-align: justify;">Pernafasan; frekuensi pernapasan meningkat.</li> <li style="text-align: justify;">Keamanan; suhu kadang naik, tubuh lemah, ikterus, dan sanggup jatuh dalam koma</li> <li style="text-align: justify;">Seksualitas; penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.</li> <li style="text-align: justify;">Interaksi sosial; perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang sanggup bervariasi terhadap hospotalisasi dan sakit, system pendukung yang kurang.</li> <li style="text-align: justify;">Pembelajaran dan penyuluhan; segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi kalau berlangsung lama, berat tubuh turun lebih dari 1/10 dari berat badab normal, turgor kulit, pengecap kering, adanya aseton dalam urine.</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Diagnosa Keperawatan</b></div> <ol> <li style="text-align: justify;">gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berafiliasi dengan mual dan muntah</li> <li style="text-align: justify;">penurunan COP berafiliasi dengan penurunan kontriktilitas jantung.</li> <li style="text-align: justify;">gangguan perpusi jaringan berafiliasi dengan penurunan perfusi jaringan.</li> <li style="text-align: justify;">gangguan pola nafas tidak efektif berafiliasi dengan adanya edema pada paru.</li> <li style="text-align: justify;">hipotermi berafiliasi adanya dehidrasi.</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Rencana Asuhan Keperawatan</b><br /> <b><br /></b> <b>Untuk intervensi hiperemesis gravidarum lengkap dengan rasional dalam bentuk tabel, <span style="background-color: cyan;"><a href="https://drive.google.com/file/d/1L7WLr3XTyUhip6i243LBeRrbAQxKJXxQ/view?usp=sharing" target="_blank">DISINI</a></span></b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 1. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Ganguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berafiliasi dengan mual/ muntah.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Data obyektif: </div> <ul> <li style="text-align: justify;">HT menurun</li> <li style="text-align: justify;">Konjungtiva pucat</li> <li style="text-align: justify;">TD menurun, suhu meningkat, nadi meningkat, RR meningkat.</li> <li style="text-align: justify;">Mata cekumg.</li> <li style="text-align: justify;">Turgor kulit: tidak elastis.</li> <li style="text-align: justify;">Mukosa lisan kering.</li> <li style="text-align: justify;">Oliguri</li> <li style="text-align: justify;">BUN meningkat</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Data subjektif:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Haus/ dehidrasi</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Tujuan: keseimbangan cairan dan elektrolit sesuai dengan kebutuhan tubuh.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Turgor kulit kembali normal sanggup balik kembali dalam dan delik</li> <li style="text-align: justify;">Haluaran urin normal 3-5 ml/ jam.</li> <li style="text-align: justify;">Mukosa mulut: lembab.</li> <li style="text-align: justify;">Turgor kulit: elastis.</li> <li style="text-align: justify;">BUN normal (of= 10-25 mg/ 100 ml; of= 8-20 mg/ 100 ml)</li> <li style="text-align: justify;">TTV: TD: N (120/ 180 mmHg), T º: 36-37,5 ºC, RR: 16-20 x/ mnt, N: 80-100 x/ mnt, HT: N 37-47 </li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Intervensi </div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, tekanan darah, suhu, masukan/ haluaran dan berat jenis urin. Timbang berat tubuh klien dengan standar.</li> <li style="text-align: justify;">Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat, makan 6 kali sehari dengan jumlah yang sedikit dan kuliner tinggi KH (mis: pop corn, roti kering sebelum berdiri tidur).</li> <li style="text-align: justify;">Tentukan adanya/ frekuensi mual hiperbola atau menetap muntah.</li> <li style="text-align: justify;">Kaji hal-hal yang meningkatkan mual dan muntah. Misalnya bau-bauan yang terlalu, kuliner yang terlalu asin atau manis.</li> <li style="text-align: justify;">Kaji hal-hal yang menurunkan mual dan muntah missal kuliner diberikan waktu hangat, suasana yang menyenangkan.</li> <li style="text-align: justify;">Ajarkan pada ibu waktu berdiri tidur pagi hari: Jangan eksklusif pergi dari tempat tidur. dan Minum air putih.</li> <li style="text-align: justify;">Libatkan keluarga: Menghadirkan suami dan keluarga terdekat klien ketika klien dirawat dan Keluarga/suami berusaha meyakinkan klien bahwa klien tidak perlu cemas menghadapi kehamilannya.</li> <li style="text-align: justify;">Kolaborasi dengan tim medis lain : Pantau hasil investigasi laboratorium sesuai indikasi : Elektrolit, Ht BUN</li> <li style="text-align: justify;">Berikan cairan elektrolit glukosa atau vitamin secara parentera/ sesuai indikasi.</li> <li style="text-align: justify;">Lakukan tes urine.<span style="white-space: pre;"></span></li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 2</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Penurunan COP berafiliasi dengan penurunan kontrktilitas jantung</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Data obyektif:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Dispnea</li> <li style="text-align: justify;">Nadi perifer</li> <li style="text-align: justify;">Kulit dingin/pucat</li> <li style="text-align: justify;">Perubahan status mental</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Data subjektif</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Gelisah</li> <li style="text-align: justify;">Kelemahan</li> <li style="text-align: justify;">Nyeri dada</li> <li style="text-align: justify;">Tujuan: curah jantung kembali normal.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Berpartisipasi pada perilaku/aktivitas yang menurunkan kerja jantung.</li> <li style="text-align: justify;">TTV: TD: 120/80 mmHg, RR 16-20 x/menit, N: regular, 60-100 x/menit, T º: 36-37,5 ºC</li> <li style="text-align: justify;">Kulit hangtat</li> <li style="text-align: justify;">Kesadaran komposmentis<span style="white-space: pre;"></span></li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Intervensi</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pantau tanda vital, pola frekuensi jantung, TD</li> <li style="text-align: justify;">Catat warna kulit dan adanya kualitas nadi </li> <li style="text-align: justify;">auskultasi suara nafas dan suara jantung dengarkan murmur<span style="white-space: pre;"></span></li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 3</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Ganguan perfusi jaringan berafiliasi dengan perfusi jaringan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Data obyektif:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">TD</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Data subjektif:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Akral dingin</li> <li style="text-align: justify;">Kesadaran menurun<span style="white-space: pre;"></span></li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Tujuan: memperlihatkan perfusi adekuat.</div> <br /> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">TTV stabil:</li> <li style="text-align: justify;">Kulit hangat dan kering</li> <li style="text-align: justify;">Tingkat kesadaran membaik (komposmentis).</li> <li style="text-align: justify;">Haluaran urin normal 2/3 ml/ jam.</li> </ul> <span style="text-align: justify;">Intervensi Mandiri:</span><br /> <ul> <li style="text-align: justify;">Pertahankan tirah baring, Bantu dengan acara perawatan.</li> <li style="text-align: justify;">Pantau TTV.</li> <li style="text-align: justify;">Kaji perubahan pada sensori, NN ex kesuraman mental, agitasi, supor, koma, delirium.</li> <li style="text-align: justify;">Kaji kulit terhadap perubahan warna, suhu, kelembaban.</li> <li style="text-align: justify;">Catat haluaran urin setiap jam dan setiap menit.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Kolaborasi:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Berikan obat-obatan sesuai petunjuk: kortisteroid</li> <li style="text-align: justify;">Pantau investigasi laboratorium misalnya: GDA, kadar laktat.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 4</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gangguan pola napas tidak efektif berafiliasi dengan adanya oedema pada paru.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Data obyektif:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Takipnea</li> <li style="text-align: justify;">Dispnea (pernafasan tersengal-sengal)</li> <li style="text-align: justify;">Penurunan suara nafas krekels.</li> <li style="text-align: justify;">Batuk (sputum)</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Data subjektif:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Mengeluh gangguan pola tidur.</li> <li style="text-align: justify;">gelisah<span style="white-space: pre;"></span></li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Tujuan: pola pernafasan menjadi efektif.</div> <br /> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Menunjukkan pola nafas efektif dengan frekuensi dan kedalaman dalam rentang normal dan pural terperinci bersih.</li> <li style="text-align: justify;">Bunyi nafas: vasikuler.</li> <li style="text-align: justify;">RR: reguler, 16-20 x/ menit.<span style="white-space: pre;"></span></li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Intervensi Mandiri:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan perluasan dada. Catat upaya pernafasan, termasuk penggunaan otot bantu/ pelebaran nasal.</li> <li style="text-align: justify;">Auskultasi suara nafas dan catat adanya suara nafas adventisius ibarat krekels.</li> <li style="text-align: justify;">Tinggikan kepala dan bantu pengubahan posisi.</li> <li style="text-align: justify;">Observasi pola batuk dan karaktre secret.</li> <li style="text-align: justify;">Dorong/ bantu pasien dalam nafas dalam dan latihan batuk.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Kolaborasi:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Berikan O2 tambahan</li> <li style="text-align: justify;">Berikan humidifikasi pemanis mis: nebuliser ultra sonic.</li> <li style="text-align: justify;">Bantu fisioterapi dada (mis: drainase portural dan perkusi area yang tak sakit/ tiupan botol).<span style="white-space: pre;"></span></li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 5</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Ganguan integritas kulit berafiliasi dengan penurunan turgor kulit.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Data Objektif:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Turgor kulit menurun</li> <li style="text-align: justify;">Membran mukosa menurun</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Data Subjektif:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Mengeluh kulit kering<span style="white-space: pre;"></span></li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Tujuan: Integritas kulit kembali normal</div> <br /> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Turgor kulit meningkat</li> <li style="text-align: justify;">Membran mukosa lembab</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Intervensi</div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;">mandikan dengan air hangat dan sabun ringan</li> <li style="text-align: justify;">dorong pasien mengubah posisi dengan sering</li> <li style="text-align: justify;">anjurkan klien untuk menghindari kering kulit apapun, kecuali dengan ijin dokter</li> <li style="text-align: justify;">anjurkan memakai pakaian lembut dan longgar</li> </ul> </div> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Daftar Pustaka</b></div> <ul> <li style="text-align: justify;">Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku saku diagnosa keperawatan. Jakarta ; EGC</li> <li style="text-align: justify;">Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal atau Bayi. Jakarta ; EGC</li> <li style="text-align: justify;">Farrer, Helen. 1999. Perawatan Maternitas. Jakarta ; EGC</li> <li style="text-align: justify;">Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta ; EGC</li> <li style="text-align: justify;">Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta ; Arcan </li> <li style="text-align: justify;">Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo</li> <li style="text-align: justify;">Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Untuk mendownload laporan pendahuluan / LP hiperemesis gravidarum format pdf dan doc, dibawah</div> <div style="text-align: justify;"> <ul> <li><b><span style="background-color: cyan;">Laporan pendahuluan hiperemesis gravidarum pdf,</span> <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1L-2wwc0oSelVOjQg7o91lqPTipBCdEzF/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> <li><b><span style="background-color: lime;">Laporan pendahuluan hiperemesis gravidarum doc,</span> <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1D2aAw8dBTELWUYKlFsRGrptU7Sp_btcb/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> </ul> <div> Link Alternatif</div> <div> <ul> <li><b><a href="https://drive.google.com/file/d/1L-2wwc0oSelVOjQg7o91lqPTipBCdEzF/view?usp=sharing" target="_blank">LP hiperemesis gravidarum pdf </a></b></li> </ul> <ul> <li><b><a href="https://drive.google.com/file/d/1D2aAw8dBTELWUYKlFsRGrptU7Sp_btcb/view?usp=sharing" target="_blank">LP hiperemesis gravidarum doc</a></b></li> </ul> <div> Demikian Laporan pendahuluan / LP hiperemesis gravidarum format pdf dan doc kami bagikan, semoga sanggup menjadi salah satu materi refferensi sahabat sejawat dalam pembuatan kiprah akep, makalah ataupun LP itu sendiri. Terima kasih.</div> </div> </div>

Laporan Pendahuluan / Lp Hiperemesis Gravidarum Format Pdf Dan Doc

Merupakan Kebahagaiaan tersendiri hingga ketika ini bangsal sehat masih sanggup menyediakan materi - materi dan banyak sekali macam LP juga...

+ Baca selengkapnya »

Laporan Pendahuluan / Lp Endometriosis Lengkap, Download Pdf Dan Doc

<div style="text-align: justify;"> Kami bagikan laporan pendahuluan / LP endometriosis lengkap pdf dan doc.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Memudahkan teman-teman sejawat ialah misi kami, terutama dalam hal menyediakan refferensi tugas-tugas keperawatan ataupun kebidanan, kali ini kami posting laporan pendahuluan / LP endometriosis yaitu sebuah tinjauan teori hingga konsep askep ihwal maternitas,dengan masalah endometriosis.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Laporan pendahuluan / LP endometriosis ini kami susun selengkap mungkin menurut beberapa refferensi terpercaya dan juga kami sediakan file dalam bentuk pdf dan doc, sehingga memudahkan sobat sejawat, tinggal download dan edit sesuai dengan kebutuhan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Untuk mendownload file LP endometriosis pdf dan doc telah kami sediakan link unduhan diakhir artikel ini.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <h3> <b>Laporan Pendahuluan Endometriosis</b></h3> </div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pengertian</b></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="white-space: pre;"></span></div> <div style="text-align: justify;"> Endometriosis ialah lapisan selaput yang sepatutnya melapisi dinding dalam rahim (uterus) ada di luar rongga uterine atau pada otot rahim. Biasanya di atas permukaan organ dalam pelvik dan abdomen, boleh dianggap tumor atau pertumbuhan gres (neoplasma) yang bertindak setempat dan boleh merebak. Ia bukan barah, tetapi bisa merebak menyerupai barah, biasanya didapati di atas atau bawah ovari, belakang uterus, atas selaput yang memegang uterus, atas usus atau vesika urinaria. Dalam sesetengah kasus, endometriosis bisa tumbuh di dalam paru-paru atau organ lain, tetapi masalah menyerupai ini jarang berlaku.(Utamadi, Gunadi, 2004)</div> <div style="text-align: justify;"> <span style="white-space: pre;"></span></div> <div style="text-align: justify;"> Endometriosis merupakan duduk kasus bagi perempuan lantaran penderita terganggu dengan nyeri yang selalu muncul tiap haid, selain menurunkan kemampuan mereka untuk hamil. (Bramundito,dr,2005). Rasa sakit sanggup timbul ketika jaringan yang secara normal melapisi rahim (endometrium) tumbuh di belahan lain, keadaan ini disebut endometriosis. –Kalbefarma-(Ferrero,dr,2005)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Etiologi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="white-space: pre;"></span></div> <div style="text-align: justify;"> Endometriosis terjadi bila endometrium tumbuh di luar rahim. Lokasi tumbuhnya bermacam-macam di rongga perut, menyerupai di ovarium, tuba falopii, jaringan yang menunjang uterus, tempat di antara vagina dan rectum, juga di kandung kemih. Endometriosis bukanlah suatu nanah menular seksual, sehingga tidak ada hubungannya dengan apakah seorang terpelajar balig cukup akal pernah bekerjasama seksual atau tidak.</div> <div style="text-align: justify;"> <span style="white-space: pre;"></span></div> <div style="text-align: justify;"> Sampai ketika ini para dokter belum mengetahui alasan yang niscaya mengapa endometrium hingga sanggup tumbuh di luar rahim. Sejauh ini hanya diketahui bahwa endometriosis banyak ditemui di kalangan perempuan yang keluarganya menderita endometriosis juga. Ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa endometrial implant sanggup hingga keluar rahim.</div> <div style="text-align: justify;"> <span style="white-space: pre;"></span></div> <div style="text-align: justify;"> Kista endometriosis biasanya mengenai salah satu atau kedua ovarium (indung telur) kiri atau kanan. Sifatnya memang ikut tumbuh sesuai dengan siklus menstruasi lantaran sel-sel endometriosis ini sangat peka terhadap imbas hormon estrogen dan progesteron yang berfluktuasi setiap bulannya sesuai dengan siklus menstruasi tsb. Yang namanya kista berarti suatu kantung yang didalamnya berisi cairan, sehingga bila kista tersebut bertambah besar maka akan sanggup mengganggu proses ovulasi (pematangan sel telur).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Patofisiologi</b><span style="white-space: pre;"><b></b></span></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Endometriosis berasal dari kata endometrium, yaitu jaringan yang melapisi dinding rahim. Endometriosis terjadi bila endometrium tumbuh di luar rahim. Lokasi tumbuhnya bermacam-macam di rongga perut, menyerupai di ovarium, tuba falopii, jaringan yang menunjang uterus, tempat di antara vagina dan rectum, juga di kandung kemih. Endometriosis bukanlah suatu nanah menular seksual, sehingga tidak ada hubungannya dengan apakah seorang terpelajar balig cukup akal pernah bekerjasama seksual atau tidak. <span style="white-space: pre;"></span></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Untuk memahami duduk kasus endometriosis ini, kita perlu memahami siklus menstruasi. Dalam setiap siklus menstruasi lapisan dinding rahim menebal dengan tumbuhnya pembuluh darah dan jaringan, untuk mempersiapkan diri mendapatkan sel telur yang akan dilepaskan oleh indung telur yang terhubungkan dengan rahim oleh kanal yang disebut tuba falopii atau kanal telur. Apabila, telur yang sudah matang tersebut tidak dibuahi oleh sel sperma, maka lapisan dinding rahim tadi luruh pada simpulan siklus. Lepasnya lapisan dinding rahim inilah yang disebut dengan insiden menstruasi. Keseluruhan proses ini diatur oleh hormon, dan biasanya memerlukan waktu 28 hingga 30 hari hingga kembali lagi ke awal proses. Salah satu teori menyampaikan bahwa darah menstruasi masuk kembali ke tuba falopii dengan membawa jaringan dari lapisan dinding rahim, sehingga jaringan tersebut menetap dan tumbuh di luar rahim.<span style="white-space: pre;"></span></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Teori lain menyampaikan bahwa sel-sel jaringan endometrium keluar dari rahim melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening, kemudian mulai tumbuh di lokasi baru. Namun, ada pula teori yang menyampaikan bahwa beberapa perempuan memang terlahir dengan sel-sel yang "salah letak", dan sanggup tumbuh menjadi endometrial implant kelak. Berbagai penelitian masih terus dilakukan untuk memahami endometriosis ini dengan baik sehingga sanggup memilih cara yang sempurna untuk mengobatinya. Dalam masalah endometriosis, walaupun jaringan endometrium tumbuh di luar rahim dan menjadi "imigran gelap" di rongga perut menyerupai sudah disebutkan tadi, struktur jaringan dan pembuluh darahnya juga sama dengan endometrium yang berada di dalam rahim. Si imigran gelap (yang selanjutnya akan kita sebut endometrial implant) ini juga akan merespons perubahan hormon dalam siklus menstruasi.<span style="white-space: pre;"></span></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Menjelang masa menstruasi, jaringannya juga menebal menyerupai saudaranya yang berada di "tanah air". Namun, bila endometrium sanggup luruh dan melepaskan diri dari rahim dan ke luar menjadi darah menstruasi, endometrial implant ini tidak punya jalan ke luar. Sehingga, mereka membesar pada setiap siklus, dan tanda-tanda endometriosis (yaitu rasa sakit hebat di tempat perut) cenderung makin usang makin parah. Intensitas rasa sakit yang disebabkan oleh endometriosis ini sangat tergantung pada letak dan banyaknya endometrial implant yang ada pada kita. Walaupun demikian, endometrial implant yang sangat kecil pun sanggup menimbulkan kita kesakitan luar biasa apabila terletak di akrab saraf.(Utamadi, Gunadi, 2004). Setiap bulan, selaput endometrium akan berkembang dalam rahim dan membentuk satu lapisan menyerupai dinding.<span style="white-space: pre;"></span>Lapisan ini akan menebal pada awal siklus haid sebagai persediaan mendapatkan telur tersenyawa (embrio). Bagaimanapun jikalau tidak ada, dinding ini akan runtuh dan dibuang sebagai haid. Endometriosis yang ada di luar rahim juga akan mengalami proses sama menyerupai dalam rahim dan berdarah setiap bulan. Oleh lantaran selaput ini ada di tempat tidak sepatutnya, ia dilarang keluar dari tubuh menyerupai lapisan endometrium dalam rahim. Pada masa sama, selaput ini akan menghasilkan materi kimia yang akan mengganggu selaput lain dan menimbulkan rasa sakit. Lama kelamaan, lapisan endometriosis ini semakin tebal dan membentuk benjolan atau kista (kantung berisi cecair) dalam ovari.</div> <div style="text-align: justify;"> <span style="white-space: pre;"></span></div> <div style="text-align: justify;"> Endometriosis perlu dibuang segera lantaran ia akan menyebabkan:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Tidak bisa ovulasi.<span style="white-space: pre;"></span>                       </li> <li style="text-align: justify;">Folikel tidak pecah.Luteolisis.<span style="white-space: pre;"></span>                  </li> <li style="text-align: justify;">Oosit tidak matang.<span style="white-space: pre;"></span>                  </li> <li style="text-align: justify;">Hubungan seks menjadi sakit dan ini menimbulkan ia jarang dilakukan.     <span style="white-space: pre;"></span>      </li> <li style="text-align: justify;">Kadar keguguran yang tinggi (45 %). (Prof.Dr.Nik Mohd Nasri Ismail,2005)</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Pathway Endometriosis</b></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <img border="0" data-original-height="710" data-original-width="636" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbvXsBjp61t8cfXro-iyIkyHbaTNeaMlVGfBNjOQzZID05ZBa9LFrvUkSvPwsn_RMgaR5h1SifyaGy_HdRpsQlUYrd2NSKU4kr00UQfasaWPjw1die3ToGaluYF_j9GGtr829O-toXEOcv/s1600/Pathway+Endometriosis+1.png" /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Untuk mendownload Pathway endometrisosis doc, <span style="background-color: cyan;"><a href="https://drive.google.com/file/d/1x240sGGO4AtHMaYlfDwt29s-GtSokhi0/view?usp=sharing" target="_blank">DISINI</a></span></b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Manifestasi Klinis</b></div> <div> <div style="text-align: justify;"> <span style="white-space: pre;"></span></div> <div style="text-align: justify;"> Tanda paling umum ialah rasa sakit yang parah pada perut belahan bawah, bisa terasa sekali-kali maupun terus-menerus, atau bisa juga terkait dengan masa menstruasi. Rasa sakit ini seringkali tidak tertahankan sehingga menimbulkan penderitanya tidak bisa melaksanakan acara menyerupai biasa, sehingga ia harus absen pelajaran olahraga, atau bahkan absen sekolah atau kuliah dan acara lainnya. Rasa sakit ini sering kali menjadi lebih parah selama berolahraga, selama bekerjasama seks, atau setelah investigasi panggul. </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="white-space: pre;"></span></div> <div style="text-align: justify;"> Gejala lainnya bisa berupa menstruasi yang sangat berat, sakit punggung belahan bawah, sulit buang air besar, diare, atau merasa sakit bahkan mengeluarkan darah ketika buang air kecil. Endometrial implant ini juga bahkan sanggup menekan organ tubuh yang membawa kotoran keluar dari tubuh, menyerupai kandung kemih, usus, dan rectum.(Utamadi, Gunadi, 2004)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Simptom endometriosis termasuk:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Sakit ketika melaksanakan hubungan seks (dyspareunia).</li> <li style="text-align: justify;">Sakit ketika ovulasi.</li> <li style="text-align: justify;">Sakit pinggang.</li> <li style="text-align: justify;">Rasa sakit ketika hendak buang air besar, terutama ketika haid.</li> <li style="text-align: justify;">Perdarahan sebelum dan antara waktu haid.</li> <li style="text-align: justify;">Tidak subur dan sukar hamil.</li> <li style="text-align: justify;">Gangguan kesehatan, terutama ketika haid menyerupai cepat sakit kepala, dan cepat lelah. (Prof.Dr.Nik Mohd Nasri Ismail,2005)</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Dr. Simone Ferrero dan beberapa rekannya dari San Martino Hospital di University of Genoa melaksanakan penilaian terhadap fungsi seksual 299 perempuan yang menjalani operasi infertilitas atau nyeri perlvis. Tim peneliti tersebut menemukan bahwa 170 perempuan diantaranya menderita endometriosis, dan 129 perempuan tidak menderita penyakit tersebut. Wanita yang mengalami rasa nyeri yang hebat selama bekerjasama seksual, yang disebut dispareunia, lebih banyak terdapat pada kelompok yang menderita endometriosis (61 persen) daripada mereka yang tidak menderita endometriosis (35 persen). Hasil penelitian ini dilaporkan dalam jurnal medis Fertility and Sterility. Bahkan,” lebih dari 50 persen perempuan yang menderita endometriosis mengalami dispareunia berat selama kehidupan seks mereka selama ini,” ungkap para peneliti. Menurut hasil penelitian tersebut, perempuan dengan endometriosis yang menginfiltrasi ligamen uterus lebih jarang bekerjasama seksual dan jarang pula mengalami orgasme yang memuaskan. Mereka juga sering mengalami gangguan selama bekerjasama seksual lantaran rasa nyeri yang dialami, kurang rileks dan kurang puas setelah bekerjasama seksual dibandingkan perempuan lain. Menurut Dr. Ferrero, penelitian ini merupakan yang pertama kali menggambarkan keganjilan fungsi seksual perempuan yang menderita lesi endometriosis pada ligamen utero-sakral.<span style="white-space: pre;"></span></div> <br /> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pemeriksaan Diagnostik</b><span style="white-space: pre;"><b></b></span></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Laparoskopi <span style="white-space: pre;"></span>         </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Membuat lubang kecil pada pusar dan memasukkan sebuah batang yang diujungnya mempunyai kamera yang dihubungkan dengan monitor TV sehingga sanggup dilihat pribadi kondisi organ kandungan didalam sana, tanpa harus menyayat perut.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 2. MRI (magnetic imaging resonance)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dengan memakai gelombang magnetik untuk memilih posisi serta besar/ luas.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 3. Thorax X ray</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Untuk mengidentifikasi keadaan pulmo.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 4. Analisa Gas Darah</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Menunjukan efektifitas dari pertukaran gas dan perjuangan pernafasan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Penatalaksanaan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="white-space: pre;"></span></div> <div style="text-align: justify;"> Menurut sebuah penelitian gres di Italia perempuan yang lebih banyak makan buah-buahan dan sayuran lebih jarang mengalami endometriosis. Endometriosis terjadi bila jaringan yang melapisi uterus tumbuh di luar uterus dan mulai menutupi organ-organ lain dalam abdomen. Keadaan tersebut sanggup menimbulkan pendarahan, nyeri, dan rasa tidak nyaman. Kelainan ini merupakan salah satu penyakit kandungan yang paling sering terjadi. Para peneliti tetapkan untuk mengamati kiprah apa yang dimainkan oleh teladan makan dalam terjadinya kelainan tersebut. Mereka melaksanakan survey terhadap 504 orang perempuan yang didiagnosa menderita endometriosis, untuk diperbandingkan dengan 504 perempuan yang tidak menderita penyakit tersebut. Semua partisipan berusia di bawah 65 tahun. Hasilnya memperlihatkan bahwa konsumsi buah-buahan dan sayuran hijau melindungi perempuan dari penyakit tersebut. </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="white-space: pre;"></span></div> <div style="text-align: justify;"> Dibandingkan dengan mereka yang memakannya dalam jumlah paling sedikit, mereka yang memakannya dalam jumlah paling banyak mempunyai risiko 40 persen lebih kecil terhadap penyakit tersebut. Namun memakan daging merah menimbulkan imbas yang berlawanan. Mereka yang memakan paling banyak daging merah dan ham mengalami peningkatan risiko 100 persen dibandingkan yang makan paling sedikit. Wanita sanggup mengurangi risiko terhadap endometriosis dengan lebih sedikit memakan daging merah. Penelitian yang dipimpin oleh Dr Fabio Parazzini ini diterbitkan dalam jurnal Human Reproduction. Ia mengatakan, “ Penelitian kami memperlihatkan bahwa ada hubungan antara teladan makan dan risiko endometriosis dan kini kita membutuhkan penelitian prospektif yang sempurna untuk mempelajari faktor-faktor tersebut.” Bila inovasi ini telah dikonfirmasikan, maka dengan teladan makan yang sempurna masalah endometriosis sanggup turun sebanyak 3-4%, yang berarti mengurangi 800.000 perempuan yang sanggup terkena penyakit ini di Eropa. “Endometriosis menghipnotis kualitas hidup penderitanya dan bila ada pembiasaan yang sanggup dilakukan dalam teladan makan untuk mengurangi risiko terhadap penyakit tersebut, sangat penting bagi kami untuk memperoleh bukti yang terperinci ihwal masakan apa yang melindungi dan apa yang meningkatkan risiko,” katanya Dr Janice Rymer, seorang konsultan kandungan dan kebidanan di London’s Guy and St Thomas’ hospital, mengatakan: “ Hal ini sangat menarik. Tidak ada alasan mengapa faktor teladan makan tidak endometriosis lantaran kita belum tahu dengan niscaya apa sebetulnya penyebab endometriosis. Kaprikornus faktor teladan makan mungkin merupakan faktor yang penting.” Ia menyampaikan beberapa pasienya yang mengalami endometriosis menyampaikan bahwa perubahan teladan makan memang bermanfaat. Seorang juru bicara dari British Nutrition Foundation menyampaikan bahwa terlalu dini untuk menciptakan kesimpulan, namun inovasi ini sanggup menjanjikan sesuatu. “Endometriosis ialah penyakit yang terkait-estrogen.  Makanan sepertinya memodifikasi beberapa penyakit terkait-estrogen menyerupai kanker endometium dan ovarium.” Ia menyampaikan masakan yang mengandung zat yang dikenal sebagai phytoestrogen – ditemukan dalam kedelai, sayuran hijau tua, kacang-kacangan – mengurangi kadar estrogen dalam aliran darah dan sepertinya mempunyai sifat protektif terhadap penyakit ini. “Telah dilakukan beberapa penelitian ihwal imbas diet dalam endometriosis, namun penelitian pada binatang memang memperlihatkan bahwa makanan-makanan tertentu sanggup memperlihatkan proteksi menyerupai asam lemak omega-3 yang ditemukan pada ikan,” katanya. (Kalbefarma,2004)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Konsep Asuhan Keperawatan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pengkajian</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Riwayat Kesehatan Dahulu</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pernah terpapar distributor toksin berupa pestisida, atau pernah ke daaerah pengolahan katu dan produksi kertas, serta terkena limbah pembakaran sampah medis dan sampah perkotaan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 2. Riwayat kesehatan sekarang</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Dysmenore primer ataupun sekunder</li> <li style="text-align: justify;">Nyeri ketika latihan fisi</li> <li style="text-align: justify;">Dispareun</li> <li style="text-align: justify;">Nyeri ovulasi</li> <li style="text-align: justify;">Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada belahan abdomen bawah selama siklus menstruasi.</li> <li style="text-align: justify;">Nyeri akhir latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual</li> <li style="text-align: justify;">Nyeri pada ketika investigasi dalam oleh dokter</li> <li style="text-align: justify;">Hipermenorea</li> <li style="text-align: justify;">Menoragia</li> <li style="text-align: justify;">Feces berdarah</li> <li style="text-align: justify;">Nyeri sebelum, setelah dan ketika defekasi.</li> <li style="text-align: justify;">Konstipasi, diare, kolik</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> 3. Riwayat kesehatan keluarga</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Memiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara kembar) yang menderita endometriosis.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 4. Riwayat obstetri dan menstruasi</div> <div style="text-align: justify;"> Mengalami hipermenorea, menoragia, siklus menstruasi pendek, darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di simpulan menstruasi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Diagnosa Keperawatan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :</div> <ol> <li style="text-align: justify;">Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit.</li> <li style="text-align: justify;">Resiko gangguan harga diri b.d infertilitas</li> <li style="text-align: justify;">Resiko tinggi koping individu / keluarga tidak efektif b.d imbas fisiologis dan emosional gangguan, kurang pengetahuan mengenai penyebab penyakit.</li> <li style="text-align: justify;">Resiko tinggi gangguan gambaran tubuh b.d gangguan menstruasi</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Intervensi Keperawatan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 1</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama …..x 24 jam nyeri klien akan berkurang.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria evaluasi: klien menyampaikan nyeri berkurang, klien tidak meringis kesakitan, keringat berkurang.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi ;</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pantau/ catat karakteristik nyeri (respon verbal, non verbal, dan respon hemodinamik) klien.R/ untuk mendapatkan indicator nyeri.</li> <li style="text-align: justify;">Kaji lokasi nyeri dengan memantau lokasi yang ditunjuk oleh klien. R/untuk mendapatkan sumber nyeri.</li> <li style="text-align: justify;">Kaji intensitas nyeri dengan memakai skala 0-10. R/ nyeri merupakan pengalaman subyektif klien dan metode skala merupakan metode yang gampang serta terpercaya untuk memilih intensitas nyeri.</li> <li style="text-align: justify;">Tunjukan perilaku penerimaan respon nyeri klien dan akui nyeri yang klien rasakan. R/ ketidakpercayaan orang lain menciptakan klien tidak toleransi terhadap nyeri sehingga klien mencicipi nyeri semakin meningkat.</li> <li style="text-align: justify;">Jelaskan penyebab nyeri klien. R/dengan mengetahui penyebab nyeri klien sanggup bertoleransi terhadap nyeri.</li> <li style="text-align: justify;">Bantu untuk melaksanakan tindakan relaksasi, distraksi, massage. R/ memodifikasi reaksi fisik dan psikis terhadap nyeri.</li> <li style="text-align: justify;">Berikan kebanggaan untuk kesabaran klien. R/meningkatkan motivasi klien dalam mengatasi nyeri.</li> <li style="text-align: justify;">Kolaborasi pertolongan analgetik ( ibuprofen, naproksen, ponstan) dan Midol. R/ analgetik tersebut bekerja menghambat sintesa prostaglandin dan midol sebagai relaksan uterus.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 2</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Resiko gangguan harga diri bekerjasama dengan infertile pada endometriosis</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria Hasil :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Berikan motivasi kepada pasien. R/; mningkatkan harga diri klien dan merasa di perhatikan.</li> <li style="text-align: justify;">Bina hubungan saling percaya. R /: hubungan saling percaya memungkinkan klien terbuka pada perawat dan sebagai dasar untuk intervensi selanjutnya.</li> <li style="text-align: justify;">Diskusikan kemampuan dan aspek faktual yang di miliki. R /: mengidentifikasi hal – hal faktual yang masih di miliki klien.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 3. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Resiko gangguan gambaran tubuh bekerjasama dengan gangguan menstruasi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan …..x 24 gambaran diri klien akan meningkat.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria evaluasi: klien menyampaikan tidak malu, merasa berguna, penampilan klien rapi, mendapatkan apa yang sedang terjadi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Bina hubungan saling percaya dengan klien.. R/klien dengan gampang mengungkapkan masalahnya hanya kepada orang yang dipercayainya.</li> <li style="text-align: justify;">Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, dan pandangan ihwal dirinya. R/meningkatkan kewaspadaan diri klien dan membantu perawat dalam menciptakan penyelesaian.</li> <li style="text-align: justify;">Diskusikan dengan system pendukung klien ihwal perlunya memberikan nilai dan arti klien bagi mereka. R/ penyampaian arti dan nilai klien dari system pendukung menciptakan klien merasa diterima.</li> <li style="text-align: justify;">Gali kekuatan dan sumber-sumber yang ada pada klien dan dukung kekuatan tersebut sebagai aspek positif. R/mengidentifikasi kekuatan klien sanggup membantu klien berfokus pada karakteristik faktual yang mendukung keseluruhan konsep diri.</li> <li style="text-align: justify;">Libatkan klien pada setiap acara di kelompok. R/ Memungkinkan mendapatkan stimulus social dan intelektual yang sanggup meningkatkan konsep diri klien.</li> <li style="text-align: justify;">Informasikan dan diskusikan dengan jujur dan terbuka ihwal pilihan penanganan gangguan menstruasi menyerupai ke klinik kewanitaan, dokter hebat kebidanan. R/ Jujur dan terbuka sanggup mengontrol perasaan klien dan gosip yang diberikan sanggup menciptakan klien mencari penanganan terhadap duduk kasus yang dihadapinya.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Daftar Pustaka</b></div> <ul> <li style="text-align: justify;">Price, Sylvia Anderson.,Wilson, Lorraine McCarty.1994. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC</li> <li style="text-align: justify;">Winarta, Sastra., Prof. Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung: Elemen</li> <li style="text-align: justify;">Carpenito, Lynda Juall, (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Untuk mendownload laporan pendahuluan / LP endometriosis pdf dan doc dibawah</div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;"><b><span style="background-color: cyan;">Laporan pendahuluan endometriosis pdf</span>, <a href="https://drive.google.com/file/d/173xciY8m1IkFqjK5Zjkv0YnwytX6iIbl/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></b></li> <li style="text-align: justify;"><b><span style="background-color: lime;">Laporan pendahuluan endometriosis doc</span>, <a href="https://drive.google.com/file/d/1tj_OTp51zHGcusXx-FFfGA1YtqW8xltq/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></b></li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Link Alternatif</div> </div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;"><b><a href="https://drive.google.com/file/d/1tj_OTp51zHGcusXx-FFfGA1YtqW8xltq/view?usp=sharing" target="_blank">LP Endometriosis doc</a></b></li> </ul> <ul> <li style="text-align: justify;"><b><a href="https://drive.google.com/file/d/173xciY8m1IkFqjK5Zjkv0YnwytX6iIbl/view?usp=sharing" target="_blank">LP Endometriosis pdf</a></b></li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Demikian laporan pendahuluan / LP endometriosis lengkap, download pdf dan doc kami bagikan, biar bisa membantu teman-teman perawat ataupun bidan dalam pembuatan tugas. Terima kasih.</div> </div>

Laporan Pendahuluan / Lp Endometriosis Lengkap, Download Pdf Dan Doc

Kami bagikan laporan pendahuluan / LP endometriosis lengkap pdf dan doc. Memudahkan teman-teman sejawat ialah misi kami, terutama dalam...

+ Baca selengkapnya »