Laporan Pendahuluan / Lp Perdarahan Susukan Cerna Lengkap Atas Dan Bawah, Download Doc Dan Pdf

<div style="text-align: justify;"> Masih perihal laporan pendahuluan, kali ini kami bagikan laporan pendahuluan / LP perdarahan kanal cerna lengkap atas dan bawah. yaitu sebuah laporan pendahuluan yang sering dibentuk mahasiswa perawat yang sedang menjalani profesi ners pada stage kegawat daruratan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Laporan pendahuluan / LP perdarahan kanal cerna ini telah kami susun selengkap mungkin berdasarkan beberapa rujukan yang terpercaya mulai dari pengertian, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, pathway, tanda dan gejala, investigasi penunjang, penatalaksanaan hingga konsep asuhan keperawatan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Untuk sanggup mempermudah sahabat perawat sekalian, telah kami sediakan link unduhan diakhir artikel untuk mendownload lp perdarahan kanal cerna dalam format doc dan pdf. </div> <h3 style="text-align: justify;"> <br /><b>Laporan Pendahuluan Perdarahan Saluran Cerna</b></h3> <div style="text-align: justify;"> <b>Pengertian</b> </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Perdarahan pada kanal cerna terutama disebabkan oleh tukak lambung atau gastritis.  Perdarahan kanal cerna dibagi menjadi perdarahan kanal cerna potongan atas dan potongan bawah.  Perdarahan yang terjadi di kanal cerna bila disebabkan oleh adanya abrasi arteri akan mengeluarkan darah lebih banyak dan tidak sanggup dilarang dengan penatalaksanaan medis saja.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Perdarahan kanal cerna yakni suatu perdarahan yang bisa terjadi dimana saja di sepanjang kanal pencernaan, mulai dari verbal hingga anus. Bisa berupa ditemukannya darah dalam tinja atau muntah darah, tetapi tanda-tanda bisa juga tersembunyi dan hanya bisa diketahui melalui investigasi tertentu. Perdarahan yang terjadi di kanal cerna bila disebabkan oleh adanya abrasi arteri akan mengeluarkan darah lebih banyak dan tidak sanggup dilarang dengan penatalaksanaan medis saja. (Mansjoer, 2000)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Klasifikasi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Perdarahan kanal cerna sanggup dibagi menjadi 2 yaitu</div> <ol> <li style="text-align: justify;">Perdarahan kanal cerna potongan atas</li> <li style="text-align: justify;">Perdarahan kanal cerna potongan bawah /Lower gastrointestinal bleeding (LGIB). (Mansjoer, 2000)</li> </ol> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Etiologi </b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Penyebab perdarahan kanal cerna potongan atas terbanyak di Indonesia yakni lantaran pecahnya varises esophagus, dengan rata-rata 45-50% seluruh perdarahan kanal cerna potongan atas.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Perdarahan kanal cerna potongan atas</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Esophageal : varises, inflamasi, ulkus, tumor, Perlukaan Mallory-Weiss.</li> <li style="text-align: justify;">Gaster : Ulkus, gastritis, tumor, angiodiplasia</li> <li style="text-align: justify;">Usus Halus : ulkus peptikum, angiodiplasia, Penyakit Chron, Divertikulum Meckel.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> 2. Perdarahan kanal cerna potongan bawah</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Tumor ganas</li> <li style="text-align: justify;">Polip</li> <li style="text-align: justify;">Kolitis ulseratif</li> <li style="text-align: justify;">Penyakit Chron</li> <li style="text-align: justify;">Angiodiplasia</li> <li style="text-align: justify;">Divertikula</li> <li style="text-align: justify;">Hemorhoid</li> <li style="text-align: justify;">Fistula rectal</li> <li style="text-align: justify;">Hemoragik massif kanal cerna potongan atas</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Patofisiologi </b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pada gagal hepar sirosis kronis, kematian sel dalam hepar menimbulkan peningkatan tekanan vena porta. Sebagai karenanya terbentuk kanal kolateral dalam submukosa esopagus dan rektum serta pada dinding abdomen anterior untuk mengalihkan darah dari sirkulasi splenik menjauhi hepar. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dengan meningkatnya teklanan dalam vena ini, maka vena tersebut menjadi mengembang dan membesar (dilatasi) oleh darah (disebut varises). Varises sanggup pecah, menimbulkan perdarahan gastrointestinal masif. Selanjutnya sanggup menimbulkan kehilangan darah tiba-tiba, penurunan arus balik vena ke jantung, dan penurunan curah jantung. Jika perdarahan menjadi berlebihan, maka akan menimbulkan penurunan perfusi jaringan. Dalam berespon terhadap penurunan curah jantung, tubuh melaksanakan prosedur kompensasi untuk mencoba mempertahankan perfusi. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Mekanisme ini merangsang tanda-tanda dan gejala-gejala utama yang terlihat pada dikala pengkajian awal. Jika volume darah tidak digantikan, penurunan perfusi jaringan menimbulkan disfungsi seluler. Sel-sel akan menjelma metabolsime anaerobi, dan terbentuk asam laktat. Penurunan anutan darah akan menawarkan imbas pada seluruh sistem tubuh, dan tanpa suplai oksigen yang mencukupi sistem tersebut akan mengalami kegagalan</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pathway</b></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"> <img border="0" data-original-height="535" data-original-width="805" height="425" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEje1CKM35lip9ImxQr5Kr6pM7HJL9IBlvyewizjAgtw6LqR1Ytg8ViNorENFzdxWavP63l6hdORWDGd1hFyQByapGByV2D24Z5AA2rVpV_5Yq7tLArmq4YnVAcj0s0pifoVBc6JZ5sGrCaO/s640/Pathway+perdarah+saluran+cerna.png" width="640" /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Tanda Dan Gejala</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gejalanya bisa berupa : </div> <ol> <li style="text-align: justify;">Muntah darah (hematemesis). Hematemesis yakni muntah darah dan biasanya disebabkan oleh penyakit kanal cerna potongan atas. Melena yakni keluarnya feses berwarna hitam per rektal yang mengandung adonan darah, biasanya disebabkan oleh perdarahan usus proksimal (Grace & Borley, 2007)</li> <li style="text-align: justify;">Mengeluarkan tinja yang kehitaman (melena). Tinja yang kehitaman biasanya merupakan akhir dari perdarahan di kanal pencernaan potongan atas, contohnya lambung atau usus dua belas jari. Warna hitam terjadi lantaran darah terkotori oleh asam lambung dan oleh pencernaan basil selama beberapa jam sebelum keluar dari tubuh. Sekitar 200 gram darah sanggup menghasilkan tinja yang berwarna kehitaman. </li> <li style="text-align: justify;">Mengeluarkan darah dari rektum (hematoskezia) </li> <li style="text-align: justify;">Waterbrash merupakan regurgitasi isi lambung kedalam rongga mulut. Gangguan ini dirasakan terdapat pada tenggorokan sebagai rasa asam atau cairan panas yang pahit</li> <li style="text-align: justify;">Pirosis ( nyeri uluhati ). Pirosis sering ditandai sensasi panas. Nyeri uluhati sanggup disebabkan oleh refluks asam lambung atau sekrat empedu kedalam esofahus potongan bawah, keduanya sangat mengiritasi mukosa. </li> <li style="text-align: justify;">Penderita dengan perdarahan jangka panjang, bisa memperlihatkan gejala-gejala anemia, menyerupai gampang lelah, terlihat pucat, nyeri dada dan pusing. Jika terdapat gejala-gejala tersebut, dokter bisa mengetahui adanya penurunan absurd tekanan darah, pada dikala penderita bangun sesudah sebelumnya berbaring. </li> <li style="text-align: justify;">Gejala yang pertanda adanya kehilangan darah yang serius yakni denyut nadi yang cepat, tekanan darah rendah dan berkurangnya pembentukan air kemih. Tangan dan kaki penderita juga akan teraba hambar dan basah. Berkurangnya anutan darah ke otak lantaran kehilangan darah, bisa mengakibatkan bingung, disorientasi, rasa mengantuk dan bahkan syok</li> <li style="text-align: justify;">Pada penderita perdarahan kanal pencernaan yang serius, tanda-tanda dari penyakit lainnya, menyerupai gagal jantung, tekanan darah tinggi, penyakit paru-paru dan gagal ginjal, bisa bertmbah buruk. Pada penderita penyakit hati, perdarahan ke dalam usus bisa mengakibatkan pembentukan racun yang akan menimbulkan tanda-tanda menyerupai perubahan kepribadian, perubahan kesiagaan dan perubahan kemampuan mental (ensefalopati hepatik). (Sylfia A. Price, 1994 : 359)</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;">  <b>Pemeriksaan Penunjang</b></div> <ul> <li style="text-align: justify;">Hitung darah lengakap : Pe ↓ Hb, pe ↓ Ht, pe ↑ SDP</li> <li style="text-align: justify;">Elektrolit : Pe ↓ Kalium, pe ↑ Natrium, pe ↑ glukosa, ↑ asam laktat</li> <li style="text-align: justify;">Hematologi : Perpanjangan masa protrombin, perpanjangan masa tromboplastin</li> <li style="text-align: justify;">Analisa gas darah : Alkalosis respiratorik, hipoksemia</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Penatalaksanaan Medis</b><br /> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> Penatalaksanaan kolaboratif, intervensinya meliputi 4 langkah :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kaji keparahan perdarahan</li> <li style="text-align: justify;">Gantikan cairan dan produk darah, untuk mencegah syok</li> <li style="text-align: justify;">Tegakkan diagnosa penyebab perdarahan</li> <li style="text-align: justify;">Rencanakan dan laksanakan perawatan definitive dengan ;Terapi endoskopi, bilas lambung, derma Pitresin, menguarngi asam lambung, Memperbaiki status hipokoagulai, balon tamponade.</li> <li style="text-align: justify;">Terapi pembedahan ( antrektomi, gastrektomi, gastroenterostomi, dan vagotomi.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Komplikasi</b></div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;">Koma hepatikum ( encephalopathy hepatikum )</li> </ul> </div> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Konsep Asuhan Keperawatan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pengkajian</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pengkajian yakni langkah awal dan dasar bagi seorang perawat dalam melaksanakan pendekatan secara sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisa, sehingga sanggup diketahui kebutuhan klien tersebut. Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu memilih status kesehatan dan contoh pertahanan klien serta memudahkan dalam perumusan diagnosa keperawatan. (Doenges,2000).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Cara pengumpulan data sanggup dilakukan dengan beberapa cara yaitu observasi, wawancara dan investigasi fisik. Selain itu sanggup juga dengan catatan klien menyerupai catatan klinik, dokumentasi dan kasus klien, dan literatur yang meliputi semua material, buku-buku, majalah dan surat kabar.</div> <div style="text-align: justify;"> Pengkajian pada klien Hematemesis Melena yang merujuk pada kasus Perdarahan Gastrointestinal atas berdasarkan Doenges (2000):</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> a. Anamnesis, Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Anamnesis: perlu ditanyakan tentang:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Riwayat penyakit dahulu: hepatitis, penyakit hati menahun, alkohlisme, penyakit lambung, pemakaian obat-obat ulserogenik dan penyakit darah menyerupai leuikemia, dll.</li> <li style="text-align: justify;">Pada perdarahan lantaran pecahnya varises esophgaus, tidak ditemukan keluhan nyeri atau pedih di kawasan epigastrium</li> <li style="text-align: justify;">Tanda-gejala hemel timbul mendadak</li> <li style="text-align: justify;">Tanyakan prakiraan jumlah darah: contohnya satu gelas, dua gelas atau lainnya</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Pemeriksaan Fisik:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Keadaan umum</li> <li style="text-align: justify;">Kesadaran</li> <li style="text-align: justify;">Nadi, tekanan darah</li> <li style="text-align: justify;">Tanda-tanda anemia</li> <li style="text-align: justify;">Gejala hipovolemia</li> <li style="text-align: justify;">Tanda-tanda hipertensi portal dan sirosis hati: spider nevi, ginekomasti, eritema palmaris, capit medusae, adanya kolateral, asites, hepatosplenomegali dan edema tungkai.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> a. Laboratorium:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Hitung darah lengkap: penurunan Hb, Ht, peningkatan leukosit</li> <li style="text-align: justify;">Elektrolit: penurunan kalium serum; peningkatan natrium, glukosa serum dan laktat.</li> <li style="text-align: justify;">Profil hematologi: perpanjangan masa protrombin, tromboplastin</li> <li style="text-align: justify;">Gas darah arteri: alkalosis respiratori, hipoksemia.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> b. Pemeriksaan Radiologis</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Dilakukan dengan investigasi esopagogram untuk kawasan esopagus dan double contrast untuk lambung dan duodenum.</li> <li style="text-align: justify;">Pemeriksaan tersebut dilakukan pada banyak sekali posisi terutama pada 1/3 distal esopagus, kardia dan fundus lambung untuk mencari ada tidaknya varises, sedini mungkin sesudah hematemisis berhenti.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> c. Pemeriksaan Endoskopi</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Untuk memilih asal dan sumber perdarahan</li> <li style="text-align: justify;">Keuntungan lain: sanggup diambil foto, aspirasi cairan dan biopsi untuk investigasi sitopatologik</li> <li style="text-align: justify;">Dilakukan sedini mungkin sesudah hematemisis berhenti.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Diagnosa Keperawatan</b></div> <ol> <li style="text-align: justify;">Resiko tinggi terhadap nanah berafiliasi dengan anutan intravena.</li> <li style="text-align: justify;">Kekurangan volume cairan berafiliasi dengan perdarahan (kehilangan secara aktif)</li> <li style="text-align: justify;">Resiko gangguan perfusi jaringan berafiliasi dengan hipovolemik lantaran perdarahan.</li> <li style="text-align: justify;">Kurangnya pengetahuan berafiliasi dengan kurangnya gosip perihal penyakitnya.</li> </ol> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Intervensi Keperawatan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 1. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Resiko tinggi terhadap nanah berafiliasi dengan anutan intravena. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan : Pasien tidak akan mengalami nanah nosokomial Pantau adanya distensi abdomen</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Baringkan pasien pada potongan kepala tempat tidur yang ditinggikan kalau segalanya memungkinkan</li> <li style="text-align: justify;">Pertahankan fungsi dan patensi NGT dengan tepat</li> <li style="text-align: justify;">Atasi segera mual</li> <li style="text-align: justify;">Pertahankan kestabilan selang intravena.</li> <li style="text-align: justify;">Ukur suhu tubuh setiap jam</li> <li style="text-align: justify;">Pantau sistem intravena terhadap patensi, infiltrasi, dan tanda-tanda infeksi</li> <li style="text-align: justify;">Ganti letak intravena setiap 48-72 jam dan kalau perlu</li> <li style="text-align: justify;">Ganti larutan intravena sedikitnya tiap 24 jam</li> <li style="text-align: justify;">Letak insersi setiap shift</li> <li style="text-align: justify;">Gunakan tehnik aseptik dikala mengganti balutan dan selang. Pertahankan balutan higienis dan steril</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa keperawatan. 2</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kekurangan voleme cairan berafiliasi dengan perdarahan (kehilangan secara aktif).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan : Kebutuhan cairan terpenuhi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi : </div> <ul> <li style="text-align: justify;">Catat karakteristik muntah dan/ atau drainase.</li> <li style="text-align: justify;">Awasi tanda vital; bandingkan dengan hasil normal klien/sebelumnya. Ukur TD dengan posisi duduk, berbaring, bangun bila mungkin .</li> <li style="text-align: justify;">Catat respons fisiologis individual pasien terhadap perdarahan, contohnya perubahan mental, kelemahan, gelisah, ansietas, pucat, berkeringat, takipnea, peningkatan suhu.</li> <li style="text-align: justify;">Awasi masukan dan haluaran dan hubungkan dengan perubahan berat badan. Ukur kehilangan darah/ cairan melalui muntah dan defekasi.</li> <li style="text-align: justify;">Pertahankan tirah baring; mencegah muntah dan tegangan pada dikala defekasi. Jadwalkan kegiatan untuk menawarkan periode istirahat tanpa gangguan. Hilangkan rangsangan berbahaya.</li> <li style="text-align: justify;">Tinggikan kepala tempat tidur selama derma antasida.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Kolaborasi:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Berikan cairan/darah sesuai indikasi.</li> <li style="text-align: justify;">Berikan obat antibiotik sesuai indikasi.</li> <li style="text-align: justify;">Awasi investigasi laboratorium; contohnya Hb/ Ht</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 3</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Resiko gangguan perfusi jaringan berafiliasi dengan hipovolemik lantaran perdarahan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan : Resiko gangguan perfusi jaringan tidak terjadi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Selidiki perubahan tingkat kesadaran, keluhan pusing/ sakit kepala.</li> <li style="text-align: justify;">Auskultasi nadi apikal. Awasi kecepatan jantung/irama bila EKG kontinu ada.</li> <li style="text-align: justify;">Kaji kulit terhadap dingin, pucat, berkeringat, pengisian kapiler lambat, dan nadi perifer lemah.</li> <li style="text-align: justify;">Catat laporan nyeri abdomen, khususnya tiba-tiba nyeri andal atau nyeri menyebar ke bahu.</li> <li style="text-align: justify;">Observasi kulit untuk pucat, kemerahan. Pijat dengan minyak. Ubah posisi dengan sering.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Kolaborasi</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Berikan oksigen pelengkap sesuai indikasi</li> <li style="text-align: justify;">Berikan cairan IV sesuai indikasi.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 4. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kurangnya pengetahua berafiliasi dengan kurangnya gosip perihal penyakitnya</div> <div style="text-align: justify;"> <br /> Tujuan : Pengetahuan klien perihal perawatan di rumah bertambah sesudah diberikan pendidikan kesehatan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kaji sejauh mana ketidakmengertian klien dan keluarga perihal penyakit yang diderita.</li> <li style="text-align: justify;">Diskusikan dengan klien untuk melaksanakan pendidikan kesehatan.</li> <li style="text-align: justify;">Berikan klarifikasi perihal penyakit yang klien derita, cara pengobatan dan perawatan di rumah serta pencegahan kekambuhan penyakit.</li> <li style="text-align: justify;">Berikan kesempatan klien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam pendidikan kesehatan.</li> <li style="text-align: justify;">Berikan penilaian terhadap keefektifan pendidikan kesehatan.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Daftar Pustaka</b></div> <ul> <li style="text-align: justify;">Eliastam, M., Sternbach, G., & Bresler, M. (1998). Buku saku : Penuntun kedaruratan medis. ( edisi 5 ). Jakarta ; EGC.</li> <li style="text-align: justify;">Hudak dan Galo. (1996). Keperawatan kritis: Pendekatan holistik. (Vol. II, edisi 6). Jakarta: EGC.</li> <li style="text-align: justify;">Suparman. (1987). Ilmu penyakit dalam. (Jilid I, edisi kedua). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.</li> <li style="text-align: justify;">Eliastam, M., Sternbach, G., & Bresler, M. (1998). Buku saku : Penuntun kedaruratan medis. ( edisi 5 ). Jakarta ; EGC.</li> <li style="text-align: justify;">Hudak & Gallo.(1994). Critical care nursing : a holistic approach. (7th edition). Lippincott : Philadelphia..</li> <li style="text-align: justify;">Thelan, et.al. (1994).  Critical care nursing ; Diagnosis and management. (2nd edition). St. louis ; Mosby Company.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Untuk mendownload laporan pendahuluan / LP perdarahan kanal cerna lengkap atas dan bawah, download doc dan pdf, dibawah :</div> <div style="text-align: justify;"> <ul> <li><b>Laporan pendahuluan perdarahan kanal cerna doc, <i><a href="https://drive.google.com/file/d/16wh9EkJLFAYvdqinUPqSKM8UF3WVsPYQ/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> <li><b>Laporan pendahuluan perdarahan kanal cerna pdf, <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1W7QMQN9MbnXt1ifG-McIkJhtSSxk-RCA/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> </ul> <div> Link Alternatif</div> <div> <ul> <li><b><a href="https://drive.google.com/file/d/16wh9EkJLFAYvdqinUPqSKM8UF3WVsPYQ/view?usp=sharing" target="_blank">LP perdarahan kanal cerna doc</a></b></li> <li><b><a href="https://drive.google.com/file/d/1W7QMQN9MbnXt1ifG-McIkJhtSSxk-RCA/view?usp=sharing" target="_blank">LP perdarahan kanal cerna pdf</a></b></li> </ul> <div> Demikian <b>laporan pendahuluan / LP perdarahan kanal cerna lengkap atas dan bawah, download doc dan pdf</b> kami bagikan, agar bisa membantu teman-teman perawat sekalian dalam pembuatan tugas. silahkan didownload dan diedit sesuai dengan kebutuhan.</div> </div> </div>

Laporan Pendahuluan / Lp Perdarahan Susukan Cerna Lengkap Atas Dan Bawah, Download Doc Dan Pdf

Masih perihal laporan pendahuluan, kali ini kami bagikan laporan pendahuluan / LP perdarahan kanal cerna lengkap atas dan bawah. yaitu sebu...

+ Baca selengkapnya »

Penunjukan Dan Penggantian Dpjp, Download Formatnya

<div style="text-align: justify;"> Dokter penanggung jawab pasien atau lebih sering disingkat DPJP merupakan seorang dokter yang bertanggung jawab atas pengelolaan asuhan medis seorang pasien.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Setiap pasien biasanya dpjp ditentukan dengan melihat jenis penyakit yang dideritanya, namun yang niscaya dpjp merupakan seorang dokter spesialis. biasanya satu pasien akan ditangani oleh satu orang dokter sebagai dpjp nya, namun untuk kasus tertentu sanggup ditangani oleh dua atau lebih dpjp namun tetap satu dpjp yang menjadi koordinatornya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Saat pasien gres masuk rumah sakit, pasien diperbolehkan menunjuk seorang dokter menjadi seorang hebat suatu penyakit yang dideritanya apabila dalam rumah sakit tersebut terdapat lebih dari satu dokter seorang hebat tersebut. Dan juga pasien diperbolehkan meminta untuk mengganti dpjp nya apabila sesuai dengan lantaran dan sanggup diterima oleh pihak rumah sakit. Kedua ketentuan ini tentu saja sanggup dilaksanakan dengan memperhatikan cara dan ketentuannya salah satu nya dengan cara mengisi form penentuan dpjp dan penggantian dpjp.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sebagai pihak rumah sakit yang tentu saja dalam hal ini rumah sakit yang telah terakreditasi haruslah mempunyai form penentuan dan peggantian DPJP. yang telah diperiksa tim pengakuan dan sesuai dengan standar yang digunakan oleh tim KARS.</div> <br /> <ul> <li style="text-align: justify;"><b><a href="https://drive.google.com/file/d/1BQt2xhrkeuYIgvHltaKgIZIk8nvmwxP7/view?usp=sharing" target="_blank">Format penunjukan DPJP</a></b></li> </ul> <ul> <li style="text-align: justify;"><b><a href="https://drive.google.com/file/d/1c_cc7N8VtidMHtfOhNb_4GhQrWvIzo2E/view?usp=sharing" target="_blank">Format Penggantian DPJP</a></b></li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Nah dengan tersedianya dua form ini, diperlukan sanggup menjadi komitmen antara rumah sakit dan pasien terhadap DPJP, sehingga tidak terjadinya kesalah pahaman dikemudian hari, format ini juga dijadikan dokumentasi yang diikutsertakan dalam berkas pasien.</div> <div style="text-align: justify;"> <img border="0" data-original-height="521" data-original-width="654" height="508" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAwgvpOV4RKx36lQVK_NG4369UzZQRGi3-Pr5uwI_GDesz0uQw_vISq6fXGuihlNuXlCFPterwBroBqRN8MklBkXFhRC8drpR7IDfEmlsyrh5e68OXyun77ERU1fvNnSqPdoU2R4CXIzT5/s640/form+penggantian+dan+penunjukan+dpjp.png" width="640" /></div> <div style="text-align: justify;"> Pada form ini berisikan keterangan penanggung jawab dan keterangan pasien dan juga klarifikasi perihal dokter akan diminta untuk menjadi dpjpnya yang ditanda tangani oleh penanggungg jawab dan juga perawat atau petugas kesehatan sebagai saksinya.</div>

Penunjukan Dan Penggantian Dpjp, Download Formatnya

Dokter penanggung jawab pasien atau lebih sering disingkat DPJP merupakan seorang dokter yang bertanggung jawab atas pengelolaan asuhan med...

+ Baca selengkapnya »

Surat Kontrol / Ringkasan Pulang (Discharge Summary) Sesuai Standar Akreditasi, Download Format Doc

<div style="text-align: justify;"> Berdasarkan standar tim KARS yaitu APK dan JCI setiap rumah sakit diharuskan mempunyai surat ringkasan pulang (Discharge Summary) untuk pasien telah menjalani rawat inap dan surat ini pun nantinya akan dibawa pulang oleh pasien dan copy nya akan disimpan oleh petugas kesehatan kedalam berkas pasien. </div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHwM7faos0GyP9ryDqV8wb_Pw6I0v9Y07B9jL4d4fPlyy89fr4oRLLLojNTLvcj3I2WINALRSWE0jDePIBBfDDG9fMvtwgY5oDLWQnlBcv-T2_YtpcJXgDcLQr3EUPUQlLrIDn-Yy43AEj/s1600/format+discharge+summary.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="479" data-original-width="758" height="403" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHwM7faos0GyP9ryDqV8wb_Pw6I0v9Y07B9jL4d4fPlyy89fr4oRLLLojNTLvcj3I2WINALRSWE0jDePIBBfDDG9fMvtwgY5oDLWQnlBcv-T2_YtpcJXgDcLQr3EUPUQlLrIDn-Yy43AEj/s640/format+discharge+summary.png" width="640" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Adapun isi dari surat ringkasan pulang (Discharge Summary) ini yaitu sebagai berikut :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Tanggal masuk dan keluar, diagnosa, kamar rawat, dokter dpjp dan indikasi rawat inap</li> <li style="text-align: justify;">Anamnesis</li> <li style="text-align: justify;">Pemeriksaan fisik</li> <li style="text-align: justify;">Pemeriksaan penunjang</li> <li style="text-align: justify;">Diagnosa, primer dan sekunder (Diikuti instruksi ICD)</li> <li style="text-align: justify;">Tindakan</li> <li style="text-align: justify;">Obat selama dirawat</li> <li style="text-align: justify;">cara pulang</li> <li style="text-align: justify;">kondisi dikala pulang</li> <li style="text-align: justify;">rencana selanjtnya </li> <li style="text-align: justify;">obat pulang</li> <li style="text-align: justify;">Berkas atau hasil investigasi yang dibawa pulang</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Tujuan dari surat ringkasan pulang (Discharge summary) atau dalam bahasa awamnya surat kontrol ini ialah supaya penanganan pasien berkelanjutan sanggup berjalan dengan baik, alasannya yaitu surat ini berfungsi sebagai isu kepada dokter yang akan menyidik selanjutnya, dengan adanya surat ini diperlukan seluruh isu ihwal riwayat pasien yang dibutuhkan oleh dokter yang menyidik selanjutnya sanggup tersampaikan dengan baik. alasannya yaitu jikalau tidak ada surat ini ditakutkan isu tidak sanggup tersampaikan dengan baik jikalau hanya mengandalkan isu dari pasien semata.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam pelaksanaannya surat ini dibentuk oleh petugas kesehatan dan ditandatangani oleh dokter yang merawat pada dikala itu, lalu lembaran orisinil dibawa oleh pasien sebagai surat kontrol yang harus dibawa pada dikala kontrol dan yang copy menjadi dokumentasi pihak rumah sakit.</div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;"><b>Format surat kontrol / ringkasan pulang (Discharge summary), <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1YB3t8LM7VVidsRUiBTLBMNtXISQX2Awn/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> </ul> </div>

Surat Kontrol / Ringkasan Pulang (Discharge Summary) Sesuai Standar Akreditasi, Download Format Doc

Berdasarkan standar tim KARS yaitu APK dan JCI setiap rumah sakit diharuskan mempunyai surat ringkasan pulang (Discharge Summary) untuk pas...

+ Baca selengkapnya »

Surat / Formulir Transfer Pasien Intra Rumah Sakit, Ruangan Ke Ruangan Dalam Satu Rumah Sakit

<div style="text-align: justify;"> Transfer Intra rumah sakit merupakan sebuah proses transfer pasien yang dilakukan dari suatu rangan keruangan lain dalam satu rumah sakit yang sama.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam pelaksanaannya menurut tim pengakuan sebuah rumah sakit haruslah mempunyai sebuah surat atau formulir transfer pasien intra rumah sakit semoga proses transfer pasien sanggup berjalan dengan baik dan info yang ingin disampaikan terhadap status pasien tersampaikan dengan komunikasi tertulis dan sanggup didokumentasikan dalam rekam medis pasien tersebut.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Adapun isi dari surat atau formulir transfer pasien intra rumah sakit yakni sebagai berikut :</div> <ol> <li style="text-align: justify;">Tanggal masuk rumah sakit, tanggal transfer, ruang asal, kesiapan ruang yang dituju, diagnosis MRS, Indikasi rawat, staff yang menerima, waktu datang dan ruangan yang dituju.</li> <li style="text-align: justify;">Ringkasan riwayat pasien</li> <li style="text-align: justify;">Tindakan dan terapi yang sudah diberikan</li> <li style="text-align: justify;">Pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan</li> <li style="text-align: justify;">Status pasien</li> <li style="text-align: justify;">kondisi pasien</li> <li style="text-align: justify;">catatan penting.</li> </ol> <div style="text-align: justify;"> Yang nantinya ditanda tangani oleh dokter pengirim dan petugas yang menerima. Adapun manfaast dari surat / formulir transfer pasien intra rumah sakit ini ialah sebagai media info wacana pasien yang dikirim dan dokumentasi bagi ruangan yang mentransfer pasien.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> sebagai pola silahkan lihat gambar dubawah ini.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgltwIic4_Dhp_YacnoXqZBicHautOl6-vOSJjzggJGp_pOiSw2wq2u5zhY5TWw4XXvNsNe5i-uBW_Y7hPbYeaz4SAHd_hbfCrYk87tIZ8RkVHHcrga0RGHk4DRs3kuwxG63Q5vLwPd0vi0/s1600/transfer+pasien+intra.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="493" data-original-width="901" height="350" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgltwIic4_Dhp_YacnoXqZBicHautOl6-vOSJjzggJGp_pOiSw2wq2u5zhY5TWw4XXvNsNe5i-uBW_Y7hPbYeaz4SAHd_hbfCrYk87tIZ8RkVHHcrga0RGHk4DRs3kuwxG63Q5vLwPd0vi0/s640/transfer+pasien+intra.png" width="640" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div> <div style="text-align: justify;"> Untuk mendownload Formulir transfer pasien intra rumah sakit dibawah :</div> <ul> <li style="text-align: justify;"><b>Surat / formulir transfer pasien intra rmah sakit, <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1GhwMLmnLLBfJP3GhHK97mCCA8ozh6Y4i/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> </ul> </div>

Surat / Formulir Transfer Pasien Intra Rumah Sakit, Ruangan Ke Ruangan Dalam Satu Rumah Sakit

Transfer Intra rumah sakit merupakan sebuah proses transfer pasien yang dilakukan dari suatu rangan keruangan lain dalam satu rumah sakit y...

+ Baca selengkapnya »

Formulir Transfer Pasien Antar Rumah Sakit Sesuai Standar Akreditasi

<div style="text-align: justify;"> Transfer pasien antar rumah sakit merupakan proses pemindahan pasien dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain dikarenakan rumah sakit asal tidak dapt menyediakan pelayanan dan kebutuhan medis yang diperlukan pasien.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam pelaksanaannya transfer pasien antar rumah sakit harus mempunyai persiapan yang harus sudah terkoordinasi sebelum berangkat menyerupai :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kesiapan rumah sakit penerima</li> <li style="text-align: justify;">kestabilan kondisi pasien</li> <li style="text-align: justify;">Petugas yang kompeten</li> <li style="text-align: justify;">Berkas pasien</li> <li style="text-align: justify;">Formulir transfer pasien antar rumah sakit.</li> </ul> <div> <div style="text-align: justify;"> Salah satu persiapan diatas ialah formulir transfer pasien antar rumah sakit, yang merupakan sebuah surat yang berisikan isu perihal keadaan pasien.</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Adapun isi dari formulir transfer pasien antar rumah sakit ialah sebagai berikut :</div> </div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;">Tanggal masuk rumah sakit, tanggal transfer, ruang asal, kesiapan ruang yang dituju, diagnosis MRS, Indikasi rawat, staff yang menerima, waktu datang dan ruangan yang dituju.</li> <li style="text-align: justify;">Ringkasan riwayat pasien</li> <li style="text-align: justify;">Tindakan dan terapi yang sudah diberikan</li> <li style="text-align: justify;">Pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan</li> <li style="text-align: justify;">Status pasien</li> <li style="text-align: justify;">kondisi pasien</li> <li style="text-align: justify;">catatan penting.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Formulir transfer pasien antar rumah sakit merupakan salah satu berkas yang penting alasannya ialah didalamnya termuat keterangan penyakit pasien, obat , diagnosa dokter dan keterangan-keterangan lain termasuk serah terima transfer pasien.</div> </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> dari itu formulir transfer pasien antar rumah sakit ini merupakan salah satu syarat wajib akreditasi  rumah sakit menurut standar APK.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Berikut referensi formulir transfer pasien antar rumah sakit sesuai dengan standar APK dan JCI tim KARS.</div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"> <img border="0" data-original-height="495" data-original-width="902" height="350" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9wU_4fXlOqi4PlRTxSxD0CKk1UtkT0NWs8wAWOCF9eKVIpbbMKecB5iJPtXutvdrWUnugPEK2LmRTPFebatQJsVXdpgApS2GJquEp_02oRgAF_S8bQLD5Xqr2fwldlFtGn4ZsoMj31N4I/s640/transfer+pasien+antar.png" width="640" /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Untuk mendownload formulir transfer pasien antar rumah sakit, dibawah :</div> <div style="text-align: justify;"> <ul> <li><b>Formulir transfer pasien antar rumah sakit, <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1pxMTfDB1IfchnkDOQT8eWHoil9WNydZw/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> </ul> </div>

Formulir Transfer Pasien Antar Rumah Sakit Sesuai Standar Akreditasi

Transfer pasien antar rumah sakit merupakan proses pemindahan pasien dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain dikarenakan rumah sakit asal...

+ Baca selengkapnya »

Transfer Pasien, Alasan, Jenis, Standar Dan Tujuan

<div style="text-align: justify;"> Proses transfer merupakan salah satu hal penting yang niscaya terjadi pada pasien di sebuah rumah sakit. Transfer pasien ialah proses perpindahan pasien dari satu daerah pelayanan ke daerah pelayanan yang lain dengan tetap berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien. Proses transfer sanggup dilakukan kapanpun dan dimanapun pasien bedara dan mendapat pelayanan. Agar pelayanan transfer atau perpindahan pasien ini sanggup berjalan dengan baik dan tercapai sesuai kebutuhan pasien, maka dibutuhkan persamaan persepsi perihal visi, misi dan tujuan RS dalam dalam memperlihatkan pelayanan kesehatan pada pasien. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu adanya panduan pada unit kerja atau unit pelayanan dimana pasien mendapat pelayanan kesehatan tersebut dan sanggup tercipta peningkatan pelayanan pasien yang lebih optimal.</div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <img border="0" data-original-height="199" data-original-width="222" height="356" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJVz4w7sn_AotfHozSh2bXXR6s6l0-4G65CYbmq5S8V4gPkGf4PC_BuhUQaLXy24N4cz0G_L991i2ZXh_S9jyDVzt0xhELZIl1FlpvCXBIjUnX3hOzVYV4tuRcpSs5-alF6xyIR-u6BN_2/s400/transfer+pasien.png" width="400" /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Alasan mengapa dilakukan transfer ada dua yaitu :</b></div> <br /> <ol> <li style="text-align: justify;">Transfer untuk perawatan klinis, ini ialah proses transfer dimana pasien membutuhkan pengobatan atau tindakan medis spesialistik yang tidak sanggup disediakan oleh rumah sakit asal ketika pasien pertama berobat.</li> <li style="text-align: justify;">Transfer untuk non klinis, ini ialah proses trnsfer pasien dengan alasan kurang SDM atau kurang daerah tidur ibarat dimana situasi suatu ruang perawatan penuh sehingga harus dilakukan transfer pasien ke gedung yang masih mempunyai ruang rawat kosong.</li> </ol> <div style="text-align: justify;"> <b>Jenis transfer pasien</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Didalam pelaksanaannya transfer pasien terbagi menjadi dua yaitu :</div> <div> <ol> <li style="text-align: justify;"><b>transfer intra rumah sakit</b>, merupakan transfer pasien yang dilakukan dari satu ruangan keruangan lain yang masih berada dalam satu rumah sakit tersebut dengan alasan tertentu. Contoh transfer pasien dari UGD ke ruang rawat inap, dan transfer pasien dari ruang rawat inap ke ICU, dll. Untuk format transfer intra rumah sakit <b><a href="https://caramembuatmaskerwajah.blogspot.com//search?q=surat-formulir-transfer-pasien-intra-rumah-sakit" target="_blank">Disini</a></b></li> <li style="text-align: justify;"><b>Transfer antar rumah sakit</b>, merupakan transfer pasien yang dilakukan dari satu rumah sakit kerumah sakit lainnya dengan aneka macam alasan ibarat kebutuhan penganganan dan tindakan medis yang tidak sanggup diberikan oleh rumah sakit asal. Untuk format transfer antar rumah sakit <b><a href="https://caramembuatmaskerwajah.blogspot.com//search?q=surat-formulir-transfer-pasien-intra-rumah-sakit" target="_blank">Disini</a></b></li> </ol> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div style="text-align: justify;"> <b>Standarisasi transfer pasien</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam melaksanakan transfer pasien baik intra rumah sakit maupun antar rumah sakit haruslah membutuhkan tenaga sdm yang kompeten dan kerjasama yang baik antar semua pihak ibarat rumahsakit, ambulance dan lain-lain. dan ketersediaan peralatan yang telah terstandarisasi sesuai dengan perundangan yang berlaku.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Adapun tujuan dari transfer pasien ialah supaya pasien mendapat pelayanan kesehatan yang maksimal.</div>

Transfer Pasien, Alasan, Jenis, Standar Dan Tujuan

Proses transfer merupakan salah satu hal penting yang niscaya terjadi pada pasien di sebuah rumah sakit. Transfer pasien ialah proses perpi...

+ Baca selengkapnya »

Laporan Pendahuluan / Lp Bronkiektasis Lengkap, Download Doc Dan Pdf

<div style="text-align: justify;"> Teman Sejawat sekalian, tak henti-hentinya kami selalu menyajikan laporan pendahuluan dengan aneka macam judul, tak terkecuali kali ini, kali ini kami bagikan laporan pendahuluan / LP bronkiektasis yaitu suatu kelainan yang terjadi pada salah satu sistem alat pernafasan manusia, lebih tepatnya pada bronkus.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Laporan pendahuluan / LP bronkiektasis yang kami bagikan ini telah kami susun selengkap mungkin menurut beberapa refferensi yang telah kami tuliskan pada daftar pustaka. kelengkapan lp bronkiektasis ini mulai dari pengertian, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, pathway, manifestasi klinik, investigasi penunjang, penatalaksanaan hingga konsep asuhan keperawatan / askep pada pasien bronkiektasis.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dan juga untuk mempermudah sahabat sejawat sekalian laporan pendahuluan / lp bronkiektasis ini telah kami sediakan dalam dua bentuk file dengan format doc dan pdf, yang sanggup teman-teman sekalian download melalui link unduhan yang telah kami selipkan diakhir artikel.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <h3 style="text-align: justify;"> <b>Laporan Pendahuluan Bronkiektasis</b></h3> <div style="text-align: justify;"> <b>Pengertian.</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bronkiektasis merupakan kelainan morfologis yang terdiri dari pelebaran bronkus yang gila dan menetap disebabkan kerusakan komponen lentur dan muscular dinding bronkus ( Soeparman & Sarwono, 1990)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bronkiektasis berarti suatu  dilatasi yang tak sanggup pulih lagi dari bronchial yang disebabkan oleh episode pnemonitis  berulang dan memanjang,aspirasi benda asing, atau massa ( mis. Neoplasma) yang menghambat lumen bronchial dengan obstruksi ( Hudak & Gallo,1997). </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bronkiektasis yakni dilatasi permanen gila dari salah satu atau lebih cabang-vabang bronkus yang besar ( Barbara E, 1998).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Klasifikasi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Berdasarkan bronkografi dan patologi bronkiektasis sanggup dibagi menjadi 3 yaitu :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Bronkiektasis silindris</li> <li style="text-align: justify;">Bronkiektasis fusiform</li> <li style="text-align: justify;">Bronkiektasis kistik atau sakular.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Etiologi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Menurut Suyono(2001) etiologi dari penyakit bronkiektasis yakni :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Infeksi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bronkiektasis sering terjadi setelah seorang anak menderita pneumonia yang sering kambuh dan berlangsung lama.Pneumonia ini umumnya merupakan komplikasi pertusis maupun influenza yang diderita semasa anak, tuberculosis paru, dan sebagainya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 2. Kelainan herediter atau kelainan konginetal</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam hal ini bronkiektasis terjadi semenjak dalam kandungan. Faktor genetik atau faktor pertumbuhan dan perkembangan fetus memegang kiprah penting. Biasanya mempunyai ciri mengenai hampir seluruh cabang bronkus pada satu atau dua paru. Biasanya disertai dengan penyakit kongenital lainnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 3. Obstruksi bronkus</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Obstruksi yang dimaksud ibarat korpus alienum, karsinoma bronkus dan tekanan dari luar lainnya terhadap bronkus..</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Menurut teori lain bronkiektasis disebabkan oleh :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Infeksi primer (bakteri, jamur dan virus)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bronkiektasis mungkin sebagai sequel dari nekrosis setelah infeksi akhir pengobatan yang jelek atau tidak diobati sama sekali. Infeksi sanggup disebabkan oleh kuman tipikal ibarat Klebsiela, Staphilococcus aureus, Mycobacterium tuberculosis, Mycoplasma pneumonia, measles, pertusis, influenza, herpes simplex dan beberapa tipe adenovirus. Pada anak respiratory syncytial virus sanggup mengakibatkan bronkiektasis. Bronkiektasis juga sanggup juga disebabkan oleh Mycobacterium avium complex (MAC) yang terjadi pada penderita HIV dan imunokompremis.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 2. Obstruksi bronkus</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tumor endobronkial, benda asing atau stenosis bronkus lantaran pementingan akhir kelenjar getah bening leher yang membesar sanggup mengakibatkan BE. Sindrom lobus tengah kanan merupakan bentuk spesifik obstruksi bronkus yang karenanya akan mengakibatkan BE lantaran angulasi gila lobus tersebut. Timbulnya obstruksi bronkus dan infeksi kronik merupakan faktor predisposisi terbentuknya bronkiektasis</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 3. Fibrosis kistik</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Ini merupakan penyakit autosomal resesif dengan kelainan utama pada paru dengan citra umum bronkiektasis. Bronkiektasis bekerjasama dengan fibrosis kistik terjadi secara sekunder lantaran terkumpulnya mucus pada jalan napas potongan atas dan terjadinya infeksi kronis.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 4. Sindroma Young</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gambaran klinis sama denga fibrosis kistik. Sindrom ini ditemukan BE disertai sinusitis dan azoospermia, sering terjadi pada laki-laki usia pertengahan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 5. Diskinesia siliar primer</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Manifestasinya yakni immotile dan/atau diskinetik silia dan spermatozoa. Keadaan ini mengakibatkan gangguan bersihan mukosilier infeksi berulang dan karenanya terjadi bronkiektasis. Sindrom Kartagener dengan triad citra klinik berupa situs inversus, sinusitis dan bronkiektasis yakni sebagai akhir immobility silia pada saluran napas.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 6. Aspergilosis bronkopulmoner alergi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Merupakan reaksi hipersensitiviti terhadap inhalan antigen Aspergilus dengan citra bronkospasme, bronkiektasis dan reaksi imunologi oleh spesies Aspergilus. Dikatakan aspergilus bronkopulmoner alergi yakni apabila pada penderita tersebut ditemukan batuk produktif dan juga mempunyai riwayat asma yang tidak respons dengan terapi konvensional.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 7. Keadaan imunodefisiensi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Imunodefisiensi sanggup terjadii secara congenital maupun didapat. Imunodefisiensi ini melibatkan gangguan gangguan fungsi limfosit B. penderita dengan hipogammaglobulinemia biasanya muncul dikala anak dengan riwayat sinusitis atau infeksi paru berulang. Penderita HIV/AIDS merupakan implikasi terjadinya bronkiektasis dan digambarkan dengan timbulnya percepatan</div> <div style="text-align: justify;"> kerusakan bronkus lantaran infeksi berulang.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 8. Defek anatomi kongenital</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Skuester bronkopulmoner, sindroma Williams-Campbell (defisiensi congenital kartilago), Sindrom Mounier-Kuhn (tracheobronkomegali), Sindrome Swyer-Jamer (unilateral hyperlucent lung) dan sindrom yellow-nail mempermudah timbulnya bronkiektasis.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 9. Defisiensi alpha 1-antitripsin</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Patogenesisnya belum jelas</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 10. Penyakit reumatik</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Komplikasi rheumatoid arthritis dan sindrom Sjogren sanggup terjadi bronkiektasis, tetapi patogenesisnya belum jelas.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 11. Traksi bronkiektasis</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Ini merupakan distorsi jalan napas sekunder lantaran distorsi parenkim paru dari fibrosis pulmoner.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 12. Merokok</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bagaimana merokok sanggup mengakibatkan terjadinya bronkiektasis masih belum terang namun demikian asap rokok dan infeksi berulang sanggup mempercepat kerusakan dinding bronkus.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Patofisiologi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bronkiektasis yakni dilatasi gila bronkus, pada kawasan proksimal bronkus (diameter > 2 mm) disertai destruksi komponen otot dan jaringan elastik dinding bronkus yang sanggup terjadi secara kongenital ataupun didapat lantaran alasannya infeksi kronik saluran napas. Bronkiektasis kongenital terjadi pada bayi dan anak sebagai akhir kegagalan pembentukan cabang-cabang bronkus. Kerusakan komponen otot dan jaringan elastik dinding bronkus merupakan respon tubuh terhadap infeksi berupa proses inflamasi yang melibatkan sitokin, oksida nitrit dan neutrofil protease sehingga terjadi kerusakan pada jaringan alveolar peribronkial dan selanjutnya terjadi fibrosis peribronkial. Akhirnya terjadi kerusakan dinding bronkus dan inflamasi transmural sehingga terjadi dilatasi gila bronkus. Pada keadaan ini biasanya ditemukan gangguan pencucian sekresi (mucous clearance) pada bronkus dan cabang-cabangnya. Kegagalan proses pencucian sekresi mengakibatkan kolonisasi kuman dan timbul infeksi oleh kuman pathogen yang ikut berperan dalam pembentukan mucus yang purulen pada penderita bronkiektasis.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Menurut Brunner dan Suddarth (2002) patofisiologi dari bronkiektasis dimulai dari Infeksi merusak dinding bronkial, mengakibatkan kehilangan struktur pendukungnya dan menghasilkan sputum kental yang karenanya sanggup menyumbat bronki. Dinding bronkial menjadi teregang secara permanen akhir batuk hebat, infeksi melebar hingga ke peribronkial, sehingga dalam kasus bronkiektasis sekular, setiap tuba yang berdilatasi bekerjsama yakni jerawat paru, yang eksudatnya mengalir bebas melalui bronkus. Brokiektasis biasanya setempat, menyerang lobus segmen paru. Lobus yang paling bawah sering terkena.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Retensi sekresi dan obstruksi yang diakibatkannya pada karenanya mengakibatkan alveoli disebelah distal obstruksi mengalami kolaps (atelektasis). Jaringan parut atau fibrosis akhir reaksi inflamasi menggantikan jaringan paru yang berfungsi. Pada waktunya pasien mengalami insufisiensi pernapasan dengan penurunan kapasitas vital, penurunan ventilasi, dan peningkatan rasio volume residual terhadap kapasitas paru total. Terjadi kerusakan adonan gas yang di ide (ketidakseimbangan ventilasi-perfusi) dan hipoksimia.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pathway Bronkiektasis</b></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"> <img border="0" data-original-height="486" data-original-width="670" height="464" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipQVOfdGoqD32ECjQZG4tvFoEgn5Z0RrRh3tXmf2lm-NlPddqI1MkOyjqp1OB__INsi2wv66GPac2X9E1PY9Ei675zw-Ohobczxw3B5ktkusYx3cA5gwYIrN_RLpNGLvlF-lvwBuyUM_bp/s640/Pathway+bronkiektasis.png" width="640" /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Manifestasi Klinik</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bronkiektasis merupakan penyakit yang sering dijumpai pada usia muda, 69 % penderita berumur  kurang dari 20 tahun. Gejala dimulai semenjak masa kanak-kanak, 60 % dari penderita gejalanya timbul semenjak umur kurang dari 10 tahun. Gejalanya tergantung dari luas, berat, lokasi ada atau tidaknya komplikasi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Adapun tanda dan tanda-tanda bronkiektasis, antara lain :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Batuk kronik dan pembentukan sputum purulen dalam jumlah yang sangat banyakterutama pada pagi hari, setelah tiduran dan berbaring. Specimen sputum akan secara khas “membentuk lapisan” menjadi tiga lapisan dari atas, yaitu: lapisan atas berbusa, lapisan tengah yang bening, dan lapisan bawah berpartikel tebal.</li> <li style="text-align: justify;">Batuk dengan sputum menyertai batuk pilek selama 1-2 ahad atau tidak ada tanda-tanda sama sekali ( Bronkiektasisringan ).</li> <li style="text-align: justify;">Batuk yang terus menerus dengan sputum yang banyak kurang lebih 200 - 300 cc, disertai demam, tidak ada nafsu makan, penurunan berat badan, anemia, nyeri pleura, dan lemah tubuh kadang kala sesak nafas dan sianosis, sputum sering mengandung bercak darah,dan batuk darah.</li> <li style="text-align: justify;">Ditemukan jari-jari tabuh (clubbing finger) pada 30-50 % kasus.</li> <li style="text-align: justify;">Wheezing (bunyi napas mengi)</li> <li style="text-align: justify;">Sianosis</li> <li style="text-align: justify;">Pucat</li> <li style="text-align: justify;">Bau mulut</li> <li style="text-align: justify;">Hemoptisis</li> <li style="text-align: justify;">Infeksi paru berulang.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bronkiektasis tidak gampang didiagnosis lantaran gejala-gejalanya sanggup tertukar dengan bronchitis kronik. Tanda yang niscaya yakni riwayat batuk produktif yang berkepanjangan, dengan sputum yang secara konsisten negative terhadap tuberkel basil.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pemeriksaan Penunjang</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Pemerisaan Laboratorium.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pemeriksaan sputum mencakup Volume sputum, warna sputum, sel-sel dan basil dalam sputum. </li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Bila terdapat infeksi volume sputum akan meningkat, dan menjadi purulen dan mengandung lebih banyak leukosit dan bakteri. Biakan sputum sanggup menghasilkan tanaman normal dari nasofaring, streptokokus pneumoniae, hemofilus influenza, stapilokokus aereus,klebsiela, aerobakter,proteus, pseudomonas aeroginosa. Apabila ditemukan sputum berbau busuk  menunjukkan adanya infeksi kuman anaerob.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pemeriksaan darah tepi.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Biasanya ditemukan dalam batas normal. Kadang  ditemukan adanya leukositosis menunjukkan adanya supurasi yang aktif dan anemia menunjukkan adanya infeksi yang menahun.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pemeriksaan urin</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Ditemukan dalam batas normal, kadang  ditemukan adanya proteinuria yang bermakna yang disebabkan oleh amiloidosis, Namun Imunoglobulin serum biasanya dalam batas normal Kadan sanggup meningkat atau menurun.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pemeriksaan EKG</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> EKG biasa dalam batas normal kecuali pada kasus lanjut yang sudah ada komplikasi korpulmonal atau tanda pendorongan jantung. Spirometri pada kasus ringan mungkin normal tetapi pada kasus berat ada kelainan obstruksi dengan penurunan volume ekspirasi paksa 1 menit  atau penurunan kapasitas vital, biasanya disertai insufisiensi pernafasan  yang sanggup menjadikan :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi </li> <li style="text-align: justify;">Kenaikan perbedaan tekanan PO2 alveoli-arteri</li> <li style="text-align: justify;">Hipoksemia</li> <li style="text-align: justify;">Hiperkapnia</li> <li style="text-align: justify;">Pemeriksaan tambahan untuk mengetahui faktor predisposisi dilakukan pemerisaan : Pemeriksaan imunologi, Pemeriksaan spermatozoa, Biopsi bronkus dan mukosa nasal( bronkopulmonal berulang).</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 2. Pemeriksaan Radiologi.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Foto dada  PA dan Lateral</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Biasanya ditemukan corakan paru menjadi lebih kasar  dan batas-batas corakan menjadi kabur, mengelompok,kadang-kadang ada citra sarang tawon  serta citra kistik dan batas-batas permukaan udara cairan. Paling banyak mengenai lobus paru kiri, lantaran mempunyai diameter yang lebih kecil kanan dan letaknya menyilang mediastinum,segmen lingual lobus atas kiri  dan lobus medius paru kanan.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pemeriksaan bronkografi</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Bronkografi tidak rutin dikerjakan namun bila ada indikasi dimana untuk mengevaluasi penderita yang akan dioperasi yaitu pendereita dengan pneumoni yang terbatas pada suatu tempat dan berulang yang tidak menunjukkan perbaikan klinis setelah menerima pengobatan konservatif  atau penderita dengan hemoptisis yang masif.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bronkografi dilakukan sertalah keadaan stabil,setalah pemberian antibiotik dan postural drainage yang adekuat sehingga bronkus  higienis dari sekret.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Penatalaksanaan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan pengobatan yakni memperbaiki drainage sekret dan mengobati infeksi.</div> <div style="text-align: justify;"> Penatalaksanaan mencakup :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pemberian antibiotik dengan spekrum luas ( Ampisillin,Kotrimoksasol, atau amoksisilin ) selama 5- 7 hari pemberian</li> <li style="text-align: justify;">Drainage postural dan latihan fisioterapi untuk pernafasan.serta batuk yang efektif untuk mengeluarkan sekret secara maksimal </li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Pada dikala dilakukan drainage perlu diberikan  bronkodilator  untuk mencegah bronkospasme dan memperbaiki drainage sekret. Serta dilakukan hidrasi yang adekuat untuk mencegah sekret menjadi kental dan dilengkapi dengan alat pelembab serta nebulizer untuk melembabkan sekret.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Konsep Asuhan Keperawatan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pengkajian data dasar</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Riwayat atau adeanya faktor-faktor penunjang</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Merokok produk tembakau sebagai factor penyebab utama</li> <li style="text-align: justify;">Tinggal atau bekerja kawasan dengan polusi udara berat</li> <li style="text-align: justify;">Riwayat alergi pada keluarga</li> <li style="text-align: justify;">Ada riwayat asam pada masa anak-anak</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> 2. Riwayat atau  adanya faktor-faktor penggagas eksaserbasi ibarat :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Allergen ( serbuk, debu, kulit, serbuk sari atau jamur)</li> <li style="text-align: justify;">Sress emosional</li> <li style="text-align: justify;">Aktivitas fisik yang berlebihan </li> <li style="text-align: justify;">Polusi udara</li> <li style="text-align: justify;">Infeksi saluran nafas</li> <li style="text-align: justify;">Kegagalan acara pengobatan yang dianjurkan</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> 3. Pemeriksaan fisik menurut focus pada system pernafasan yang mencakup :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kaji frekuensi dan irama pernafasan</li> <li style="text-align: justify;">Inpeksi warna kulit dan warna menbran mukosa</li> <li style="text-align: justify;">Auskultasi suara nafas</li> <li style="text-align: justify;">Pastikan bila pasien memakai otot-otot perhiasan bila bernafas :</li> <li style="text-align: justify;">Mengangkat pundak pada dikala bernafas</li> <li style="text-align: justify;">Retraksi otot-otot abdomen pada dikala bernafas</li> <li style="text-align: justify;">Pernafasan cuping hidung</li> <li style="text-align: justify;">Kaji bila perluasan dada simetris atau asimetris</li> <li style="text-align: justify;">Kaji bila nyeri dada pada pernafasan</li> <li style="text-align: justify;">Kaji batuk (apakah produktif atau nonproduktif). Bila produktif tentukan warna sputum.</li> <li style="text-align: justify;">Tentukan bila pasien mengalami  dispneu atau orthopneu</li> <li style="text-align: justify;">Kaji tingkat kesadaran.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> 4. Pemeriksaan diagnostik mencakup :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Gas darah arteri (GDA) menunjukkan PaO2 rendah dan PaCO2 tinggi</li> <li style="text-align: justify;">Sinar X dada memunjukkan peningkatan kapasitas paru dan volume  cadangan</li> <li style="text-align: justify;">Klutur sputum kasatmata bila ada infeksi</li> <li style="text-align: justify;">Esei imunoglobolin menunjukkan adanya peningkatan IgE serum</li> <li style="text-align: justify;">Tes fungsi paru untuk mengetahui penyebab dispneu dan menentukan apakah fungsi gila paru ( obstruksi atau restriksi).</li> <li style="text-align: justify;">Tes hemoglobolin.</li> <li style="text-align: justify;">EKG ( peninggian gelombang P pada lead II, III, AVF dan aksis vertikal.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> 5. Kaji persepsi diri pasien</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 6. Kaji berat tubuh dan masukan rata-rata cairan dan diet.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Diagnosa keperawatan</b></div> <ol> <li style="text-align: justify;">Tak efektif bersihan jalan nafas bekerjasama dengan peningkatan produksi sekret atau sekresi kental</li> <li style="text-align: justify;">Gangguan pertukaran gas bekerjasama dengan gangguan suplai oksigen dan kerusakan alveoli</li> <li style="text-align: justify;">Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bekerjasama dengan mual muntah,produksi sputum, dispneu</li> <li style="text-align: justify;">Resiko tinggi terhadap infeksi bekerjasama dengan proses penyakit kronis, malnutrisi. </li> <li style="text-align: justify;">Ansietas bekerjasama dengan takut kesulitan bernafas selama fase eksaserbasi,  kurang pengetahuan perihal pengobatan yang akan dilaksanakan</li> <li style="text-align: justify;">Intoleransi acara bekerjasama dengan kerusakan pertukaran gas</li> </ol> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Intervensi keperawatan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 1</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tidak efektif bersihan jalan nafas bekerjasama dengan peningkatan produksi   sekret, sekret kental.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan : Mempertahakan jalan nafas paten dengan suara nafas bersih/jelas.<span style="white-space: pre;"> </span></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil : Menujukkan sikap untuk memperbaiki bersihan jalan nafas( batuk yang     efektif, dan mengeluarkan secret.<span style="white-space: pre;"> </span></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Rencana Tindakan :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kaji /pantau frekuensi pernafasan.Catat rasio ide dan ekspirasi. R/ Tachipneu biasanya ada pada beberapa derajat sanggup ditemukan pada penerimaan atau selam stress/ proses infeksi akut. Pernafasan melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang disbanding inspirasi</li> <li style="text-align: justify;">Auskultasi suara nafas dan catat adanya suara nafas. R/  Derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan sanggup /tak dimanisfestasikan adanya suara nafas.</li> <li style="text-align: justify;">Kaji pasien untuk posisi yang nyaman,Tinggi kepala tempat tidur dan duduk pada sandaran  tempat tidur. R/  Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan mempergunakan gravitasi. Dan mempermudah untuk bernafas serta membantu menurunkan kelemahan otot-otot dan sanggup sebagai alat perluasan dada.</li> <li style="text-align: justify;">Bantu latihan nafas abdomen atau bibir. R/   Untuk mengatasi dan mengontrol dispneu dan menurunkan jebakan udara.</li> <li style="text-align: justify;">Observasi karakteriktik  batuk dan Bantu tindakan untuk efektifan upaya batuk. R/   Mengetahui keefktifan batuk </li> <li style="text-align: justify;">Tingkatan masukan cairan samapi 3000ml/hari sesuai toleransi jantung serta berikan hangat dan masukan cairan antara sebagai penganti makan. R/ Hidrasi membantu menurunkan kekentalan secret,mempermudah pengeluaran.cairan hangat sanggup menurunkan spasme bronkus. Cairan antara makan sanggup meningkatkan distensi gaster dan tekana diafragma.</li> <li style="text-align: justify;">Berikan obat sesuai indikasi. R/   Mempercepat proses penyembuhan.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 2</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gangguan pertukaran gas bekerjasama dengan gangguan suplai oksigen dan   kerusakan alveoli.<span style="white-space: pre;"> </span></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas tanda-tanda distress pernafasan.<span style="white-space: pre;"> </span></div> <div style="text-align: justify;">        </div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil : GDA dalam batas normal, warna kulit membaik, frekuensi nafas 12-  24x/mt,bunyi nafas bersih, tidak ada batuk,frekuensi nadi 60-100x/mt,tidak dispneu.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Rencana Tindakan :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan serta catat penggunaan otot aksesori. R/  untuk mengevaluasi derajat distress pernafsan/ kronisnya suatu penyakit.</li> <li style="text-align: justify;">Tingikan kepala tempat tidur dan Bantu untuk menentukan posisi yang gampang untuk bernafas .Kaji / awasi secara rutin kulit dan warna membran mukosa. R/  Suplai oksigen sanggup diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latihan nafas untuk menurunkan kolaps jalan nafas.</li> <li style="text-align: justify;">Dorong untuk pengeluaran sputum/ penghisapan bila ada indikasi. R/  Sputum menganggu proses pertukaran gas  serta penghisapan dilakukan bila batuk tidak efektif.</li> <li style="text-align: justify;">Awasi tingkat kesadaran / status mental. R/ Manisfestasi umum dari hipoksia</li> <li style="text-align: justify;">Awasi tanda vital dan status jantung. R/ Perubahan tekanan darah menunjukkan imbas hipoksia sistemik pada fungsi jantung</li> <li style="text-align: justify;">Berikan oksigen tambahan dan pertahankan ventilasi mekanik dan Bantu intubasi. R/  Dapat memperbaiki atau mencegah terjadinya hipoksia dan kegagalan nafas serta tindakan untuk evakuasi hidup.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 3</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bekerjasama dengan mual muntah,produksi sputum, dispneu</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan  : Peningkatan dalam status nutrisi dan berta tubuh pasien</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil : Pasien tidak mengalami kehilangan berat tubuh lebih lanjut atau mempertahankan berat badan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Rencana tindakan :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pantau masukan dan keluaran tiap 8 jam, jumlah makanan yang dikonsumsi serta timbang berta tubuh tiap minggu. R/ Untuk mengidentifikasi adanya kemajuan atau penyimpangan dari yang diharapkan</li> <li style="text-align: justify;">Ciptakan suasana yang menyenangkan ,lingkungan yang bebas dari anyir selama waktu makan. R/ suasana dan lingkungan yang tak sedap selama waktu makan sanggup meyebakan anoreksia</li> <li style="text-align: justify;">Rujuk pasien ke andal diet untuk memantau merencanakan makanan yang akan dikonsumsi. R/ Dapat membantu pasien dalam merencanakan makan dengan gisi yang sesuai.</li> <li style="text-align: justify;">Dorong klien untuk minum minimal 3 liter cairan perhari, jikalau tidak menerima infus. R/ untuk mengatasi kehilangan cairan tubuh pada pasien</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 4</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Resiko tinggi terhadap infeksi bekerjasama dengan proses penyakit kronis, malnutrisi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan : Tidak terjadi/ adanya tanda-tanda –gejala infeksi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil : Tidak terjadi infeksi suhu tbuh berkisar 36-37 0c,Sel darah putih 5000-10000/mm.batuk produktif tidak ada.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Rencana intervensi :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pantau suhu pasien tiap 4 jam, hasil kultur sputum dan hasil investigasi leokusit serta warna dan konsistensi sputum. R/  Untuk mengidentifikasi  kemajuan yang sanggup dicapai dan penyimpangan dari sasaran yang diharapkan ( infeksi yang mungkin terjadi ).</li> <li style="text-align: justify;">Lakukan investigasi sputum untuk investigasi kultur. R/Dapat membantu menegakkan diagnosa infeksi saluran nafas dan mengidentifikasi kuman penyebabnya.</li> <li style="text-align: justify;">Berikan nutrisi yan adekuat. R/ malnutrisi sanggup mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tahan terhadap infeksi.</li> <li style="text-align: justify;">Berikan antibiotik sesuai anjuran dan penilaian keefektifannya. R/ Sebagai pencegahan dan pengobatan infeksi dan mempercepat proses penyembuhan.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 5</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Ansietas bekerjasama dengan takut kesulitan bernafas selama fase eksaserbasi,  kurang pengetahuan perihal pengobatan yang akan dilaksanakan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan : Hilangnya ansietas</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil :  Ekspresi wajah rileks, frekuensi nafas antara 12-24 x/mt,frekuensi   nadi 60-100x/mt.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi Keperawatan :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Selama periode distress pernafasan akut : Batasi jumlah dan frekuensi pengunjung, Mulai berikan oksigen lewat kanula sebanyak 2 ltr/mt, Demontrasikan untuk kontrol pernafasan, Ijinkan seseorang untuk menemani pasien, Pertahankan posisi fowler dengan posisi lengan menopang. R/  Membantu pasien untuk mengontrol keadaannya dengan meningkatkan relaksasi  dan meningkatkan jumlah udara yang masuk paru-paru</li> <li style="text-align: justify;">Hindari pemberian informasi  dan arahan yang bertele-tele/sederhana mungkin ketika pasien mengalami distress dan lakukan pendekatan dengan pasien secara damai dan menyakinkan. R/   Pasien sanggup mendapatkan sedikit informasi dalam keadaan gelisah dan terlalu banyak informasi sanggup meningkatkan ansietas dan memberitauhkan apa yang diharpkan makakan sanggup membantu penurunan ansietas.</li> <li style="text-align: justify;">Gunakan obat sedatif sesui dengan yang diresepkan. R/ Obat penenang sanggup mengontrol tingkat ansietasnya.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 6</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intoleransi acara bekerjasama dengan kerusakan pertukaran gas</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan :Klien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil : Menurunnya keluhan perihal napas pendek dan lemah dalam melakukan aktivitas</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Rencana Tindakan</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pantau nadi dan frekuensi nafas sebelum dan setelah aktivitas. R/  Mengidentifikasi kemabali penyimpangan tujuan yang diharapkan.</li> <li style="text-align: justify;">Berikan sumbangan dalam melakukan acara sesuai yang diperlukan  dan dilakukan secara bertahap. R/  Dapat mengurangi pengunaan energi yang berlebihan</li> <li style="text-align: justify;">Anjurkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dengan makanan yang gampang dikunyah. R/  Makanan dalam porsi besar sasah dikunyah dan memerlukan banyak energi</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Daftar Pustaka</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Soeparman & Sarwono W, (1998), Ilmu penyakit dalam Jilid II Balai Penerbit FKUI, Jakarta</li> <li style="text-align: justify;">Barbara E.,(1999), Rencana Asuhan keperawatan Medikal- Bedah Volume I, EGC, Jakarta</li> <li style="text-align: justify;">Barbara E.,(1999), Rencana Asuhan keperawatan Medikal- Bedah Volume  III, EGC, Jakarta</li> <li style="text-align: justify;">Barbara C. long,( 1996), Perawatan Medikal Bedah : suatu pendekatan proses keperawatan, Alih bahasa Yayasan ikatan alumni pendidikan keperawatan bandung,Yayasan IAPK, Bandung</li> <li style="text-align: justify;">Hudak & Gallo, ( 1997), Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik, EGC, Jakarta</li> <li style="text-align: justify;">Marylin E doengoes. (2000). Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk Perencnaan /pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC.Jakarta.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Untuk mendownload laporan pendahuluan / lp bronkiektasis doc dan pdf dibawah.</div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;"><b>Laporan pendahuluan bronkiektasis doc, <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1dablmax4fyiYABMMIrI81ULtLoIFe_mK/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> <li style="text-align: justify;"><b>Laporan pendahuluan bronkiektasis pdf, <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1kG5f6Tz3de54TAltWOzXBtOdtpEi2buJ/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Link Alternatif</div> </div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;"><b><a href="https://drive.google.com/file/d/1dablmax4fyiYABMMIrI81ULtLoIFe_mK/view?usp=sharing" target="_blank">LP Bronkiektasis doc</a></b></li> <li style="text-align: justify;"><b><a href="https://drive.google.com/file/d/1kG5f6Tz3de54TAltWOzXBtOdtpEi2buJ/view?usp=sharing" target="_blank">LP Bronkiektasis pdf</a></b></li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Demikian laporan pendahuluan / LP bronkiektasis lengkap, download doc dan pdf kami bagikan, agar sanggup membantu sahabat perawat sekalian dalam pembuatan kiprah keperawatan khusunya laporan pendahuluan. </div> </div>

Laporan Pendahuluan / Lp Bronkiektasis Lengkap, Download Doc Dan Pdf

Teman Sejawat sekalian, tak henti-hentinya kami selalu menyajikan laporan pendahuluan dengan aneka macam judul, tak terkecuali kali ini, ka...

+ Baca selengkapnya »