Teman sejawat dimanapun berada, terima kasih telah berkunjung di bangsal sehat.

kali ini kami bagikan laporan pendahuluan fibroadenoma mammae (FAM) lengkap pdf dan doc, mulai dari tinjauan teori hingga konsep asuhan keperawatan, yang kami susun dengan lengkap menurut beberapa refferensi terpercaya, dengan keinginan bisa membantu sobat perawat ataupun  bidan untuk pembuatan kiprah praktikum ataupun akademik.

Laporan pendahuluan / LP fibroadenoma mammae (FAM) ini tersedia dalam bentuk pdf dan doc sehingga memudahkan sobat sekalian, tinggal download dan edit sesuai dengan kebutuhan.\

Untuk mendownload laporan pendahuluan / LP fibroadenoma (FAM) lengkap pdf dan doc telah kami sediakan link unduhan diakhir postingan yang sanggup digunakan. 

Laporan Pendahuluan Fibroadenoma mammae


Definisi 

Fibroadenoma ialah benjolan padat yang kecil dan jinak pada payudara yang teridiri dari jaringan kelenjar dan fibrosa. Benjolan ini biasanya ditemukan pada perempuan muda, seringkali ditemukan pada dewasa putri. (www.medicastore.com 2004)

Fibroadenoma ialah tumor jinak payudara yang keras, bulat, dan sanggup digerakkan yang biasanya mengenai perempuan pada usia tamat belasan atau tamat tigapuluhan.  (Brunner & Suddarth, 2001)

Tumor ialah untuk semua benjolan yang ada di payudara baik jinak maupun ganas. Sedangkan sebutan kanker payudara ialah tumor ganas pada payudara.

Jika dalam investigasi dokter terdahulu dikatakan tumor jinak payudara, sedikit kemungkinan berubah bentuk menjadi kanker payudara dalam jangka waktu 6(enam) bulan. Selain itu untuk mendiagnosa kanker payudara ada tanda - tanda lain seperti: terbentuknya luka (ulcus), rasa nyeri yang hebat, keluar darah dari putting susu, luka pada permukaan payudara berkerut menyerupai kulit jeruk (pear d'orange). (www.adihusada.com,2004)


Etiologi 

Penyebabnya tidak diketahui

Faktor predisposisi
  • Siklus menstruasi yang tidak teratur
Faktor resiko dari penyakit tumor payudara adalah
  • Nulliparitas
  • paritas yang rendah
  • Menopouse yang terlambat
  • Terapi estrogen

Patofisiologi 

Sampai dikala ini penyebab dari tumor jinak payudara belum diketahui (idiopatik). Namun, ada faktor predisposisi yang mendukung terjadinya tumor pada payudara ialah siklus menstruasi yang tidak teratur. Suatu teori menyatakan bahwa pada fase luteal dalam siklus menstruasi terjadi peningkatan kadar hormon estrogen dan penurunan kadar hormon progesteron. Sedangkan secara fisiologisnya pada dikala menstruasi hormon estrogen dan progesteron meningkat dan dua hari sebelum menstruasi berakhir hormon estrogen dan progesteron menurun. Secara normalnya, fungsi estrogen untuk perkembangan jaringan stroma pada payudara, pertumbuhan sistem duktus yang luas, dan untuk deposit lemak pada payudara. Sedangkan progesteron berfungsi untuk peningkatan perkembanagn dari lobulus dan alveoli payudara, menimbulkan sel-sel alveolar berproliferasi, membesar dan bersifat sekretorik. Pembesaran jaringan payudara terjadi tanggapan meningkatnya kadar estrogen dan defisiensi kadar hormon progesteron dari ketidakteraturan siklus menstruasi. Sehingga terjadi peningkatan deposit lemak dan perkembangan jaringan payudara. Dan juga penurunan pembentukan lobulus dan alveoli. Apabila bencana ini berlangsung secara terus-menerus sanggup menimbulkan tumor payudara.  (Guyten & Hall, 1997) 

Pathway FAM

Untuk mendownload Pathway FAM doc, DISINI



Manifestasi Klinis

Benjolan gampang digerakkan, batasnya terperinci dan bisa dirasakan pada SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri). Teraba kenyal alasannya ialah mengandung kolagen (serat protein yan gkuat yang ditemukan di dalam tulang rawan, urat daging dan kulit). (www.medicastore.com 2004)

Biasanya terjadi sebagai massa tunggal pada perempuan yang berusia antara 15 hingga 35 tahun. Biasanya tidak terasa nyeri tekan, mungkin lingkaran / lobular, keras, sanggup digerakkan, dan tidak terikat pada jaringan payudara atau dinding dada. (Brunner & Suddarth, 2001)

Suatu tumor jinak tidak menunjukkan suatu keadaan yang berbahaya, mungkin hanya mencicipi tanda - tanda tumor sedikit membesar, tanda-tanda nyeri seringkali juga timbul, akan tetapi biasanya mengikuti siklus menstruasinya. (www.adihusada.com,2004)


Komplikasi 

Bila pengangkatan tumor tidak sempurna, maka sisa dari tumor akan menimbulkan terjadinya sistosarkoma Filoides. (Sylvia A & Lorraine M, 1995)


Pemeriksaan

Pemeriksaan yang dilakukan adalah 

1. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) 
  • Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting susu berkerut. 
  • Masih bangun di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi menyerupai ini maka akan lebih gampang untuk menemukan perubahan kecil tanggapan kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara serpihan bawah. 
  • Kedua tangan di letakkan di pinggang dan tubuh agak condong ke arah cermin, tekan pundak dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara. 
  • Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara kemudian bergerak ke arah dalam hingga ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri. Perhatikan juga kawasan antara kedua payudara dan ketiak. 
  • Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan. 
  • Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah pundak kiri dan lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan. Dengan posisi menyerupai ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah pundak kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri. 
Pemeriksaan ke 4 dan 5 akan lebih gampang dilakukan ketika mandi alasannya ialah dalam keadaan lembap tangan lebih gampang digerakkan dan kulit lebih licin. (www.medicastore.com 2004)

2. Mamografi

Mamografi ialah suatu investigasi untuk mammae (payudara) dengan menggunakan sinar x-ray takaran rendah. Dipakai untuk mendeteksi dini tumor payudara pada wanita, tanpa disertai keluhan atau yang disertai keluhan. Keluhan menyerupai adanya benjolan pada payudara, cairan yang tidak normal keluar dari puting payudara atau adanya nyeri pada payudara (sebelum atau setelah menstruasi - untuk menyingkirkan bahwa nyeri yang ditimbulkan bukan dikarenakan sindroma pre menstrual). Skrining mamografi biasanya direkomendasi untuk setiap perempuan diatas 40 tahun atau dibawah usia 40 tahun jikalau memiliki faktor resiko terkena kanker payudara.

a. Indikasi : 
  • Skrining pada perempuan yang memiliki faktor resiko tinggi untuk menerima kanker payudara (ada 10 faktor resiko, lihat pembahasan diatas)
  • Jika massa / benjolan yang teraba pada payudara tidak jelas. 
  • Jika dokter meraba adanya benjolan pada kelenjar getah bening aksila (ketiak) dan supra klavikula (diatas tulang klavikula / leher) walaupun tidak disertai terabanya massa / benjolan pada payudara .
  • Untuk usia 40 - 50 tahun dilakukan 2 tahun sekali, sedangkan lebih dai 50 tahun dilakukan setahun sekali.
b. Pada waktu melaksanakan mamografi : 
  • Jangan menggunakan deodorant pada ketiak, talk / bedak pada ketiak atau payudara dan sekitarnya. Karena sanggup mengaburkan hasil pemeriksaan, berupa spots / bintik Kalsium 
  • Beritahu semua keluhan / tanda-tanda yang dirasakan pada jago yang melaksanakan mamografi 
  • Tanyakan dengan terperinci apa yang didapat dari hasil investigasi mamografi 
  • Jangan menggunakan embel-embel atau baju diatas pinggang, Pasien akan mengenakan pakaian khusus yang telah disediakan
c. Keuntungan Mamografi :
  • Pemeriksaan mamografi tergantung pada operator / jago yang melaksanakan pemeriksaan. Apakah bisa mendeteksi tumor payudara yang kecil tergantung dari kemampuan operator. Idealnya yang melaksanakan investigasi mamografi ialah dokter yang sebelumnya telah melaksanakan investigasi terhadap payudara pasien sehingga hasilnya lebih akurat. 
  • Jika investigasi mamografi di lakukan oleh yang benar-benar ahli, maka mamografi sanggup mendeteksi adanya jenis tumor ductal carcinoma in situ (DCIS) - jenis tumor yang paling tidak membahayakan , yang pada investigasi fisik tidak akan bisa terdeteksi. 
d. Kerugian Mamografi : 
  • Tidak boleh dilakukan jikalau hamil 
  • Banyak yang mengalami false positive, artinya pada investigasi mamografi hasilnya positif (berarti pasien yang bersangkutan mengidap kanker), ternyata pada investigasi lanjutan yaitu biopsi (pemeriksaan dengan mengambil sedikit jaringan tersangka kanker untuk diperiksa di Lab.Patologi Anatomi) hasilnya negatif (pasien yang bersangkutan tadi tidak mengidap kanker payudara). Biopsi ini ialah investigasi invasif yang termasuk gold standard untuk investigasi tumor payudara (dilakukan dengan jalan melaksanakan tindakan / operasi) Kejadian false positif (hasil mamografi positif kanker tapi ternyata pada hasilnya tidak terbukti ganas), pada usia 40 - 49 tahun sebesar 30 % , sedangkan diatas usia 50 tahun, sebanyak 25 % . (sumber : American College of Radiology) 
  • Tidak semua kanker payudara sanggup tervisualisasi dengan baik lewat investigasi Mamografi 
  • Pemeriksaan mamografi dilakukan dengan cara menekan payudara. Untuk sebagian pasien, pemfokusan payudara dirasa sesuatu yang tidak menyenangkan bahkan menyakitkan terutama bagi mereka yang sebelumnya memiliki tanda-tanda nyeri pada payudara. 
  • Hati-hati bagi pengguna payudara implant. Bagi perempuan yang telah menjalani operasi implant payudara terbuat dari silikon atau salin, maka jaringan payudara yang asing bisa tidak terdeteksi kalau jaringan implant tadi di letakkan diatas / di permukaan jaringan payudara tersangka kanker. Bahkan dengan metode menekan payudara pada investigasi mamografi ini sanggup menimbulkan ruptur / pecahnya implant payudara yang terbuat dari silikon atau salin. Sehingga bagi perempuan pemakai implant, harap memberitahu sebelumnya kepada operator yang melaksanakan mamografi. Akhirnya, mengingat keterbatasan dari investigasi mamografi ini maka tidak setiap perempuan wajib melaksanakan mamografi. 
Prosedur  :

Prosedur ini membutuhkan waktu sekitar 20 menit dan sanggup dilakukan dibagian radiologi rumah sakit atau pada tempat-tempat praktek pencitraan swasta. Skining mamografi dikombinasikan dengan investigasi fisik. 
  • Dilakukan dua posisi pemotretan untuk tiap payudara, yaitu kraniokaudal dan mediolateral. Untuk posisi kraniokaudal dosisnya 0,05 rad (radiation absorption dose) dan untuk posisi mediolateral 0,06 rad.
  • Setiap payudara dimampat dan diratakan yaitu dengan menekan dari atas ke bawah dan dari sisi ke sisi oleh alatan tertentu apabila imej sinar-X diambil.
  • Pemotretan dengan sinar X  sesuai dengan takaran radiasi mamografi yang dihitung ialah skin dose (dosis di permukaan kulit) menyerupai diatas.
3. Biopsi

Biopsi bedah biasanya dilakukan di unit rawat jalan dibawah anastesi lokal. Biopsi meliputi eksisi lesi dan mengirimkannya ke laboraturium untuk dilakukan investigasi patologis.
 
Bila ukuran tumor tidak terlalu besar, maka semua benjolan diangkat dengan cara operasi yang dilakukan dalam pembiusan total, disebut biopsi eksisi. Bila tumor ukurannya besar, biasanya diambil sampel atau pola yaitu dengan mengambil sebagian kecil saja dari benjolan yang ada, disebut biopsi insisi. Setelah dilakukan biopsi, jaringan tumor dikirim kepada seorang patolog, dan diperiksa , hasilnya berupa hasil investigasi patologi anatomi (PA) . Hasil investigasi PA ini biasanya membutuhkan waktu 4-7 hari.

Biopsi dilakukan untuk investigasi histopatologik yang merupakan investigasi jaringan. Kadang dilakukan investigasi sitologi untuk memilih diagnosis . Hasil investigasi PA inilah yang menjadi golden standart atau diagnosis niscaya apakah suatu benjolan itu jinak atau ganas (kanker).
Pada proses ganas terdapat penyusupan sel ganas ke jaringan sehat sekitarnya. Sedangkan pada proses jinak tidak terdapat penyusupan ke jaringan sehat sekitarnya.

Tindakan biopsi itu sendiri sanggup merupakan tindakan pengobatan. Bila hasil PA jinak maka dengan pengangkatan tumor berarti pengobatan sudah selesai. Namun bila hasilnya ialah kanker , harus dilanjutkan oleh operasi kedua yaitu dengan tindakan bedah kuratif. 

Bedah kuratif yang mungkin dilakukan ialah mastektomi radikal (pengangkatan payudara dengan sebagian besar kulitnya, m.pektoralis mayor dan minor, serta semua kelenjar ketiak sekaligus), bedah radikal yang diubah (m. Pektoralis mayor dan minor dipertahankan jikalau tumor mamae terperinci bebas dari otot tersebut), dan bedah konservatif yang merupakan eksisi tumor luas. Biasanya badah konservatif selalu ditambah diseksi kelenjar aksila dan radioterapi pada (sisa) payudara tersebut. Ketiga tindakan tersebut merupakan satu paket terapi yang harus dilaksanakan serentak. (Copyright © 2002 Pontianak Post )


Penatalaksanaan

Fibroadenoma seringkali berhenti tumbuh atau bahkan mengecil dengan sendirinya. Pada masalah menyerupai ini, tumor biasanya tidak diangkat. Jika fibroadenoma terus membesar, maka harus dibuang melalui pembedahan

1. Pembekuan Cryoablation

Teknik gres operasi tumor jinak payudara dilakukan dengan teknik beku cryoablation (Visica Treatment System). Dengan teknik gres ini, selain tanpa perlu dibius umum (narkose), sayatan yang dibentuk pun tak perlu lebar, cukup sekadar untuk memasukkan semacam instrumen jarum khusus yang ditusukkan mencapai lokasi tumornya. Sayatannya itu mungkin cuma 3 milimeter saja.

Agar jarum yang dimasukkan ke dalam jaringan payudara lebih akurat mencapai sasaran tumornya, memasukkan arah jarumnya perlu dipandu dengan proteksi USG (Ultrasonography). Pada dikala ujung jarumnya sudah menyentuh serpihan tumornya, instrumen tersebut melaksanakan proses pembekuan (cryoablation) terhadap tumornya, sehingga jaringan tumornya menjadi hancur. Oleh alasannya ialah yang berlangsung proses membekuan jaringan (freezing), tentu tak terasakan nyeri apa pun. Setelah jaringan tumornya hancur, instrumen kemudian dicabut, dan oleh alasannya ialah sayatannya hanya minimal, bekas sayatan tak memerlukan jahitan sebagaimana lazimnya pembedahan umumnya, melainkan cukup diberi plester khusus untuk merapatkan kembali bekas luka sayat yang minimal itu. Proses operasi dengan teknik ini rata-rata menghabiskan waktu sekitar 30 menit saja. 

Jaringan tumor yang sudah hancur oleh proses pembekuan dibiarkan tak dikeluarkan dari dalam payudara. Diharapkan dalam beberapa bulan kemudian sisa-sisa jaringan tumor yang hancur itu akan diserap sendiri oleh tubuh tanpa bersisa. (Copyright @ PT. Kompas Cyber Media, 2004)


2. Teknik Pemanasaan (heating)

Teknik pemanasaan (heating) menggunakan alat ultrasound yang dipandu oleh MRI (Magnetic Resonance Imaging). Teknik ini dinamakan Magnetic Resonance guided Focus Ultrasound Therapy (RgFUS). Dengan teknik ini malah sama sekali tidak memerlukan sayatan pada payudara, namun perlu waktu operasi hingga 2-3 jam.

Dengan pemidaian MRI, selain untuk melihat di mana persis lokasi jaringan tumor payudaranya, juga untuk mengetahui apakah pada jaringan tumornya sudah berlangsung proses pemanasan yang dilakukan oleh efek ultrasound. Cara pemanasan ini yang akan menghancurkan jaringan tumornya. Sama halnya dengan teknik cryoablation, jaringan tumor yang sudah dihancurkan itu juga akan diserap sendiri oleh tubuh. (Copyright @ PT. Kompas Cyber Media, 2004)


Konsep Asuhan Keperawatan 

Pengkajian 

Inspeksi 

Pasien telanjang dari kepala hingga sebatas pinggang dan duduk dalam posisi yang nyaman menghadapi pemeriksa. Yang perlu diinspeksi adalah:
a. Payudara 
  • Ukuran
  • Kesimetrisan 
b. Kulit 
  • Warna : eritema (kemerahan)
  • Pola venosa :  menonjol
  • Edema : (-)
c. Puting susu : ulserasi, ruam, atau rabas puting susu dan adanya dimpling atau retraksi.

Palpasi
  • Seluruh payudara, dari parasternal ke arah garis aksila belakang, dan dari subklavikular ke arah paling distal.
  • Area aksilaris dan klavikularis
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
  • Nodus limfe
  • Nodus sentral, lateral, subskapular, dan pektoralis
  • Konsistensi jaringan
  • Nyeri tekan
  • Adanya massa. (Brunner & Suddarth, 2001 & Wiknjosastro, 1999)

Diagnosa Keperawatan
  1. Nyeri akut berafiliasi dengan kerusakan jaringan syaraf, suplay vaskularisasi atau efek samping therapy/tindakan
  2. Gangguan ganbaran diri (body image) berafiliasi dengan tindakan pembedahan
  3. Resiko tinggi gangguan integritas jaringan/kulit berafiliasi dengan efek treatment. Integritas jaringan/kulit adekuat
  4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) ihwal penyakit, prognosis dan tindakan yang diperlukan berafiliasi dengan informasi yang kurang, interpretasi yang keliru

Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan. 1. 

Nyeri akut berafiliasi dengan kerusakan jaringan syaraf, suplay vaskularisasi atau efek samping therapy/tindakan, ditandai dengan :

DS : 
  • Klien mengeluhkan rasa nyeri
  • Meringis alasannya ialah nyeri (facial mask of pain)
  • Lemah dan istirahat kurang
DO :
  • Gangguan tonus otot
  • Gangguan prilaku
  • Respon autonomic
Nyeri berkurang/dapat teratasi dengan kriteria :
  • Melaporkan rasa nyeri yang sudah teratasi (rasa nyeri berkurang)
  • Dapat mongontrol ADLs seminimal mungkin.
  • Dapat mendemontrasikan keterampilan relaksasi dan kegiatan diversional sesuai situasi individu. 
Intervensi

Mandiri
  • Kaji riwayat nyeri menyerupai lokasi; frekwensi ; durasi dan intensitas (skala 1 – 10) dan upaya untuk mengurangi nyeri.
  • Beri kenyamanan dengan mengatur posisi klien dan kegiatan diversional.
  • Dorong penggunaan stress management menyerupai tehnik relaksasi, visualisasi, komunikasi therapeutik melalui sentuhan.
  • Evaluasi/Kontrol berkurangnya rasa nyeri. Sesuaikan pemberian medikasi sesuai kebutuhannya
Kolaborasi :
  • Kembangkan planning management penanganan sakit dengan klien dan dokter
  • Beri analgetik sesuai indikasi dan takaran yang tepat.

Diagnosa Keperawatan. 2. 

Gangguan ganbaran diri (body image) berafiliasi dengan tindakan pembedahan ditandai dengan :

DS :
  • Verbalisasi perubahan pola hidup.
  • Reaksi ketakutan dan menolak perubahan pada serpihan tubuh.
  • Tidak sanggup mendapatkan perubahan struktur dan fungsi tubuh
  • Perasaan/pandangan negatif terhadap tubuh
  • Mengungkapkan keputus asaan.
  • Mengungkapkan ketakutan ditolak
  • Mengungkapkan kelemahan
DO :
  • Menolak untuk melihat dan menyentuh serpihan tubuh yang berubah
  • Mengurangi kontak sosial
  • Pre okupasi dengan serpihan tubuh/fungsi tubuh yang hilang
  • Menolak klarifikasi perubahan tubuh
  • Tidak mau turut bertanggung jawab dalam perawatan diri
Gambaran diri berkembang secara positif dengan kriteria :
  • Mengerti ihwal perubahan pada tubuh.
  • Menerima situasi yang terjadi pada dirinya.
  • Mulai berbagi mekanisme koping pemecahan masalah.
  • Menunjukkan pembiasaan terhadap perubahan.
  • Dapat mendapatkan realita.
  • Hubungan interpersonal adekuat. 
Intervensi

Mandiri
  • Diskusi dengan klien ihwal diagnosa dan tindakan guna membantu klien supaya sanggup aktif kembali sesuai ADLs.
  • Review/antisipasi efek samping kaitan dengan tindakan yang dilakukan termasuk efek yang mengganggu kegiatan seksual
  • Dorong untuk melaksanakan diskusi dan mendapatkan pemecahan dilema dari efek yang terjadi.
  • Beri informasi/konseling sesering mungkin.
  • Beri dorongan/support psikologis.
  • Gunakan sentuhan perasaan selama melaksanakan interaksi (pertahankan kontak mata)
Kolaborasi :
  • Refer klien pada kelompok acara tertentu.
  • Refer pada sumber/ahli lain sesuai indikasi. 

Diagnosa Keperawatan. 3. 

Resiko tinggi gangguan integritas jaringan/kulit berafiliasi dengan efek treatment. Integritas jaringan/kulit adekuat dengan kriteria :
  • Indentifikasi intervensi pada kondisi-kondisi khusus.
  • Partisipasi aktif dalam tehnik guna pencegahan komplikasi/ meningkatkan penyembuhan. 
Intervensi 

Mandiri
  • Kaji kondisi kulit dari efek samping : robekan, penyembuhan lambat.
  • Dorong klien untuk tidak menggaruk area yang terkena gangguan.
  • Sarankan klien untuk menghindari pemakaian cream kulit, salep dan powder jikalau bukan order/ijin dari dokter atau perawatnya.
  • Atur posisi sesuai kebutuhan.
Kolaborasi :
  • Administrasi pemberian antidote sesuai indikasi.
  • Berikan therapi kompres hangat dan hirau taacuh sesuai petunjuk. 

Diagnosa Keperawatan. 4

Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) ihwal penyakit, prognosis dan tindakan yang diperlukan berafiliasi dengan informasi yang kurang, interpretasi yang keliru, ditandai dengan :

DS :
  • Bertanya ihwal dilema yang dirasakannya.
  • Meminta informasi ihwal keadaan penyakitnya.
  • Mengatakan konsepsi yang keliru ihwal penyakitnya.
DO :
  • Tidak mengenal prognosa dan tindakan yang dilakukan.
  • Tidak tahu dampak bila tidak dilakukan tindakan pembedahan. Klien mengenal dan mengetahui informasi penyakit, prognosa, dan tindakan yang perlu dilakukan dengan kriteria :
  • Mengatakan keakuratan dari informasi yang didapat ihwal diagnosa, tindakan dan kesiapan /penerimaan diri atas perawatan.
  • Dapat membenarkan mekanisme yang dibutuhkan.
  • Menjelaskan dan merespon tindakan yang dilakukan.
  • Mengindentifikasi / menggunakan sumber /ahli dengan tepat.
  • Berpartisipasi pada kegiatan perawatan dan pengobatan. 
Intervensi 

Mandiri
  • Review ihwal hal-hal yang khusus mengenai diagnosa, alternatif tindakan dan keinginan mendatang dengan persepsi yang adekuat.
  • Jelaskan, beri gambaran dan kaji persepsi klien ihwal neoplasma dan penanganannya. Kaitkan dengan pengalaman dari klien yang sama.
  • Jelaskan dan tanya klien untuk komunikasi (umpan balik) dan mengkoreksi konsepsi yang keliru ihwal penyakit yang dideritanya.
  • Review medikasi secara khusus dan cara-cara penggunaan obat.
  • Jelaskan cara perawatan kulit khususnya area incisi post neoplasma.
  • Dorong klien untuk menggunakan sumber / jago guna mengontrol status kesehatannya.
  • Lakukan pre discharge planning sesuai indikasi. 

Daftar Pustaka
  • Doenges. M. et. all, (1993), Nursing Care Plans Guidelines for Planning and Documentating Patients
  • Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia.
  • Joyce & Esther, (1997), Medical Surgical Nursing : Clinical Management for Continuity of Care, Edition 5, W.B. Saunders Company, Philadelphia.
  • Robbins & Kumar, (1992), Basic Pathology, Part I –II, Edition 4, W.B. Saunders Company, Philadelphia.
  • Shirley E. Otto, (1994), Oncology Nursing, Edition 2, Mosby – Year Book-Inc, St. Louis Missouri.
Untuk mendownload laporan pendahuluan fibroadenoma mammae (FAM) pdf dan doc dibawah
Link Alternatif
Demikian laporan pendahuluan fibroadenoma mammae (FAM), download pdf dan doc kami bagikan, semoga bisa menjadi refferensi sobat sejawat sekalian dalam pembuatan kiprah keperawatan ataupun kebidanan, terima kasih.
 
Top