Malaria merupaka penyakit infeksi benalu yang disebabka oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya benalu didalam darah. Selain menginfeksi insan benalu ini juga menghinfeksi golongan burung, reptil dan mamalia.
Berdasarkan sejarahnya infeksi malaria sudah ada semenjak 1750 SM di Cina 1700 SM di Mesir. Penyakit ini sempat menyebabkan final hidup yang besar pada milenium ke-3 di negara berkembang dan negara maju. Dan diperkirakan sekarang ini diperkirakan satu juta penduduk meninggal pertahun, dan kasus terjadi 200-300 juta/tahun.
Pengontrolan terhadap penyakit ini dilakukan dengan banyak sekali cara, dari di temukannya obat pembunuh nyamuk dan di temukannya kina. Penatalaksanaan ini hanya dapat mengontrol di banyak sekali kawasan saja terutama Jawa dan Bali, tetapi hingga sekarang masih didapatkan kantung-kantung malaria terutama di Indonesia adegan timur.
DAUR HIDUP PARASIT MALARIA
Beberapa jenis malaria adalah plasmodium falciparum, plasmodium malariae, plasmodium vivax dan ovale. Infeksi malaria pada insan mulai jikalau nyamuk anopheles betina menggigit insan dan nyamuk akan melepaskan parasit-parasit ke dalam pembuluh darah dimana sebagian besar dalam waktu 45 menit akan menuju ke hati dan sebagian kecil sisanya akan mati di darah. Parasit akan berkembang di dalam hati yang akan merubah bentuk dan menyebar di seluruh pembuluh darah, dan pada plasmodium vivax dan ovale akan menjadi bentuk yang dapat bertahan bertahun-tahun yang memungkinkan terjadinya malaria berulang.
Setelah berada didalam darah benalu akan masuk ke dalam eritrosit, memakan enzim darah dan berkembang biak membentuk beberapa benalu yang lebih kecil lagi. Pada suatu ketika sel darah merah tersebut akan pecah dan mengeluarkan 6-36 benalu / satu sel darah merah, yang akan menginfeksi sel darah merah lainnya. Parasit-parasit ini akan beredar didalam darah menginfeksi sel darah lainnya atau jikalau terdapat nyamuk yang sesuai, parasit-parasit tersebut akan berkembang biak di dalam tubuh nyamuk dan membentuk benalu menyerupai pertama lagi.
Dalam perjalanan hidup benalu didalam pembuluh darah yang menyebabkan timbul gejala-gejala malaria. Pada ketika malaria didalam darah, ada sebagian malaria yang dihancurkan oleh organ limpa, menyebabkan organ limpa menjadi lebih besar dari normal. Pecahnya sel darah merah dalam jumlah yang banyak akan menyebabkan kekurangan darah (anemia). Reaksi tubuh terhadap parasit, dan racun-racun yang dikeluarkan benalu menyebabkan timbul keluhan peradangan menyerupai demam, lemas badan, dsb.
GEJALA KLINIS
Manifestasi malaria bergantung pada daya tahan tubuh penderita, jenis malaria yang menginfeksi, usia, genetik, keadaan kesehatan, nutrisi dan pengobatan sebelumnya. Plasmodium vivax merupakan infeksi yang paling sering, menyebabkan malaria tertiana / vivax. Plasmodium falciparum, menyebabkan malaria tropika, menunjukkan banyak komplikasi dan mudah terjadi kembali. Plasmodium malariae, menyebabkan malaria quartana, cukup jarang tetapi dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Plasmodium ovale, ditemukan di Afrika dan Pasifik Barat, menyebabkan malaria ovale, menunjukkan infeksi yang paling ringan dan sering kambuh spontan tanpa pengobatan.
Malaria memiliki gambaran karakteristik demam periodik anemia dan splenomegali. Masa inkubasi bervariasi pada masing-masing plasmodium. Keluhan yang dapat terjadi sebelum serangan dapat berupa lesu, lemah, sakit kepala, sakit belakang, terasa hambar di punggung , nyeri sendi dan tulang, diare ringan, perut tak enak. Keluhan ini biasanya terjadi pada infeksi P. vivax dan ovale.
Gejala klasik berupa ”trias malaria” adalah secara berurutan :
• Periode hambar (15-60 menit) mulai menggigil, penderita sering membungkus diri dengan selimut, tubuh gemetar, dan gigi terantuk-antuk, suhu tubuh tinggi.
• Periode panas muka merah, nadi cepat, berkeringat, suhu tubuh tetap tinggi.
• Periode berkeringat penderita berkeringat banyak, suhu tubuh turun dan penderita merasa lebih sehat.
Gejala klasik ini akan berulang-ulang, dengan lamanya bergantunga pada jenis malaria adalah 12 jam pada p. falciparum, 36 jam pada p. vivax dan ovale, dan 60 jam pada p. malariae.
Anemia merupakan gejala yang paling sering ditemukan pada infeksi malaria, hal ini disebabkan kerusakan sel darah merah baik oleh benalu maupun sistem pertahanan tubuh, dan gangguan fungsi pembuatan sel darah merah. Pembesaran limpa disertai dengan nyeri dan kemerahan, diakibatkan oleh organ limpa berusaha menghancurkan infeksi malaria.
Plasmodium Masa Inkubasi (hr) Tipe Panas (Jam) Relaps Rekurensi Manifestasi
Falciparum 12 (9-14) 24,36,48 -- + Gangguan pencernaan, kesadaran, mata, kehamilan, abses paru, kematian
Vivax 13 (12-17) 12 bulan 48 ++ -- Anemia kronik, p > limpa
Ovale 17 (16-18) 48 ++ -- Sama dengan vivax
Malariae 28 (18-40) 72 -- ++ P> limpa, gangguan ginjal
Beberapa Istilah Perjalan Penyakit
1. Serangan primer : terjadinya gejala umum malaria
2. Periode laten : periode tanpa gejala dan tanpa adanya basil didalam darah
3. Rekudensis : berulangnya gejala dan adanya benalu dalam darah dalam masa 8 ahad sesudah berakhirnya serangan primer.
4. Rekurensi : berulangnya gejala klinis dan adanya benalu dalam darah setelah 24 ahad berakhirnya serangan awal.
5. Relaps : berulangnya gejala klinik atau adanya benalu dalam darah lebih lama dari masa latent (sampai 5 tahun)
DIAGNOSIS
Diagnosis malaria dapat mendekati dengan anamnesa yang tepat, menyerupai asal penderita, apakah pernah berada di kawasan endemik malaria, riwayat berpergian ke kawasan endemik malaria, riwayat pengobatan.
Pemeriksaan tetes darah merupakan pemeriksaan yang paling mudah dan dapat menegakkan secara sempurna kasus malaria. Pemeriksaan malaria sebaiknya dilakukan di laboratorium dengan cara tetesan darah tebal atau tetesan darah tipis. Apabila didapatkan satu kali hasil negatif belum dapat menghilangkan kemungkinan malaria, apabila dilakukan 3 kali pemeriksaan dan hasil negatif, diagnosis tidak ada malaria dapat di tegakkan.
Pemeriksaan lain dapat berupa tes antigen P-F test (antigen plasmodium falciparum), tes serologis, dan tes DNA
KOMPLIKASI
Penyakit malaria dapat menyebabkan komplikasi berupa
1. Gangguan sistem saraf pusat. Gangguan ini disebabkan penyumbatan pemikiran darah jawaban sel darah merah yang rusak.
2. Gagal ginjal akut. Gangguan ini disebabkan pula oleh sumbatan pemikiran darah ginjal oleh sel darah merah yang rusak sehingga sistem penyaringan ginjal terjadi kegagalan yang menyebabkan tidak dapat dibuangnya racun di dalam tubuh.
3. Kelainan hati. Diakibatkan kerusakan sel hati oleh parasit-parasit yang menginfeksi sel hati. Ditandai dengan peningkatan serum hati (SGOT/SGPT)
4. Blackwater Fever. Merupakan gabungan gejala yang terdiri atas serangan akut, menggigil, demam, hemolisis intravaskular, urin berwarna merah, dan gagal ginjal. Kondisi ini terjadi biasanya pada infkesi P. Falciparum yang berulang dan pengobatan yang tidak cukup.
5. Perdarahan. Akibat gangguan sistem perdarahan terjadi penurunan jumlah trombosit dan perdarahan pun terjadi.
6. Bengkak paru. Merupakan komplikasi paling berat.
PENGOBATAN
Pengobatan yang direkomendasikan oleh WHO berupa pemakaian ACT (artemisinin base combination terapi). Obat ini bekerja sangat cepat dengan waktu paruh 2 jam, larut dalam air. Penggunaan obat golongan artemisin tunggal menyebabkan terjadinya rekurdensi sehingga pengobatan kombinasi lebih baik.
Golongan obat artemisinin mempunyai beberapa formula menyerupai : artemisinin, artemeter, arte-eter, artesunat, asam artelinik dan dihidroartemisinin.
Pengobatan non-ACT berupa klorokuin difosfat, kina sulfat, sulfadoksin-pirimetamin, primakuin dan kombinasi dari obat-obat ini.
Tindakan umum penderita malaria
• Pertahankan fungsi vital : nadi, tekanan darah, pernafasan dan cairan
• Hindari syok lain : menjaga tidak jatuh atau terkena tempat tidur
• Pengawasan fungsi vital
• Baringkan sesuai kebutuhan apabila nadi lemah posisikan kaki lebih tinggi dari kepala
• Hati-hati jikalau ada muntahan segera baringkan ke samping dan bersihkan semua muntahan
• Mengurangi demam kompres air/alkohol/air es, kipas, baju yang tipis/terbuka, cairan cukup.
• Asupan cairan per verbal secukupnya, dihitung cairan yang masuk dan cairan yang keluar (air seni)
• Asupan makanan makanan lunak, porsi kecil tetapi sering
• Kebersihan tubuh bersihkan jikalau ada kotoran di tubuh
PENCEGAHAN DAN VAKSI MALARIA
Tindakan pencegahan terutama untuk mereka yang tidak berasal dari kawasan endemis malaria (diperkirakan tidak memiliki imun terhadap malaria), tindakah yang paling mudah dapat berupa :
• Tidur dengan kelambu
• Menggunakan obat pembunuh nyamuk
• Mencegah berada di alam bebas (nyamuk sering menggigit antara pukul 18.00 – 06.00)
• Menggunakan kawat anti nyamuk di jendela kamar
Kemoprofilaktik dapat digunakan dengan mengkonsumsi obat klorokuin 2 tablet (250 mg) tiap minggu, selama 1 ahad sebelum berangkat dan dilanjutkan hingga 4 ahad setelah tiba kembali. Pada kawasan resisten klorokuin dapat menggunakan doksisiklin 100 mg/hari atau mefloquin 250 mg/minggu atau klorokuin 2 tablet/minggu + proguanil 200 mg/hari. Obat lain yang dapat di gunakan sebagai pencegah adalah primakuin dosis 0,5 mg/kgBB/hari (Etaquin, atovaquone / proguanil dan azitromycin).
Vaksin malaria hingga ketika ini masih di kembangkan dan diteliti efektifitasnya karena banyaknya antigen yang terdapat pada plasmodium.