Laporan Pendahuluan / Lp Kanker / Ca Vulva Terbaru Dan Lengkap, Download Doc Dan Pdf

<div style="text-align: justify;"> Kami bagikan laporan pendahuluan / LP Kanker / Ca vulva dalam format doc dan pdf.</div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> Kali ini kami share laporan pendahuluan kanker vulva atau biasa disingkat lp ca vulva, yakni sebuah tinjauan teori mulai dari pengertian, etiologi, patofisiologi, pathway, tanda dan gejala, investigasi penunjang dan penatalaksanaan hingga konsep asuhan keperawatan perihal penyakit ca vulva.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> pada lp ca vulva kali ini telah kami buat secara lengkap menurut beberapa refferensi terbaru perihal penyakit kanker yang menyerang organ kewanitaan ini.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Untuk memepermudah sobat sejawat sekalian dalam pembuatan tugas, telah kami sediakan link unduhan diakhir artikel untuk mengambil laporan pendahuluan / LP kanker / ca vulva ini.</div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <h3 style="text-align: justify;"> <b>Laporan Pendahuluan Kanker / Ca Vulva</b></h3> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pengertian</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dari semua kanker yang ada pada organ reproduksi wanita, 3-4% merupakan kanker vulva.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kanker vulva ialah tumor ganas yang tumbuh di dalam vulva, Vulva merupakan potongan luar dari sistem reproduksi wanita, yang meliputi labia, lubang vagina, lubang uretra dan klitoris.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kanker vulva ialah kanker yang terjadi di potongan luar permukaan alat kelamin wanita. Kebanyakan kanker vulva ialah jenis dari squamous cell carcinoma – jenis kanker kulit – yang berkembang secara lambat dalam hitungan tahun.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kanker vulva ialah neoplasma/keganasan pada organ kelamin terluar wanita. Kanker vulva lebih sering terjadi pada perempuan dengan kanker primer (awal) pada serviks atau yang biasa kita kenal dengan kanker leher rahim.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kanker vulva ialah suatu kondisi medis yang ditandai dengan kanker pada genitalia potongan luar perempuan termasuk labia (bibir di sekeliling lubang vagina), klitoris (jaringan kecil di atas lubang keluar vagina) dan potongan luar dari vagina.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pada umumnya 80% kanker vulva merupakan hasil metastatis (penyebaran) dari kanker serviks, endometrium, koriokarsinoma, ovarium, vagina, kandung kemih, uretra (saluran kemih), dan paru-paru. Kanker vulva biasanya terjadi sesudah menopause, rata-rata pada usia 70 tahun.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><br /></span></div> <b></b><br /> <div style="text-align: justify;"> <b><b>Tipe-Tipe Kanker Vulva</b></b></div> <b> </b><br /> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Kanker Vulva Epidermoid</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kanker epidermoid paling sering mengenai separuh anterior vulva dan timbul di labia (mayor dan minor) pada 65% pasien, dan di klitoris pada 25% pasien. Lebih dari sepertiga tumor terletak di garis tengah atau bilateral. Tidak ada korelasi positif anara kekerapan metastasis dengan tampilan umum tumor yang berbentuk eksofitik (menyerupai kembang kol), lesi ulseratif, atau tumor merah mirip beludru. Penentu utama metastasis dan hasil berikutnya ialah ukuran tumor. Namun derajat histologi berafiliasi dengan kemungkinan metastasis jikalau tumor berukuran <2 cm. Karsinoma epidermoid vulva derajaz I yang khas cersusun atas sel-sel lancip atau berduri dengan diferensiasi baik, banyak yang membentuk mutiara keratin. Kadang-kadang terlihat mitosis. Sel-sel ganas menginvasi jaringan subepitel, leukosit dan limfosit menginfiltrasi stroma dan jaringan yang berbatasan pribadi dengan tumor. Kanker epidermoid derajat II dan III tersusun atas sel-sel dengan diferensiasi semakin buruk. Karsinoma verukosa, suatu varian kanker epidermoid secara umum mirip kondilomata akuminata. Penyebaran lokal umum terjadi, tetapi metastasis limfatik pada pasien usia lanjut jarang terjadi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 2. Melanoma Maligna</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Melanoma maligna meliputi 6%-11% dari seluruh kanker vulva. merupakan tipe kanker vulva paling umum nomor dua. Melanoma merupakan keganasan yang sangat bergairah biasanya berasal dari nevi berpigmen pada vulva. Melanoma terutama menyerang perempuan kulit putih pascamenopause. Melanoma maligna paling sering mengenai labia minor atau klitoris. Biasanya melanoma maligna berupa lesi tunggal, meninggi, tidak nyeri tekan, dengan hiperpigmentasi dan ulserasi yang gampang berdarah. Semua melanoma maligna cepat menyebar melalui sistem vena. Juga sering terjadi kekambuhan setempat. Pengobatan serupa dengan pengobatan karsinoma sel skuarnosa.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 3. Karsinoma Sel Basal</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Karsinoma sel basal ialah lesi ulseratif yang terdiri atas sel ganas basofilik, bulat, kecil berasal dari lapisan epidermis paling dalam. Sel-sel ini tersusun dalam kelompok yang tidak beraturan dan seringkali menembus jaringsm penghubung yang mendasari. Kadang-kadang terlihat micosis, cetapi tidak ada keratinisasi. Tidak mirip karsinoma sel skuamosa dengan keratinisasi. metastasis karsinoma sel basal jarang dan lambat. Namun kekambuhan setempat umum terjadi. Karsinoma sel basal meliputi 2%-3% kanker vulva, dan hampir selalu muncul pada kulit labia mayor. Pengobatan biasanya dengan eksisi luas lokal lantaran tumor belum metastasis. Namun kira-kira 20% mengalarni kekambuhan. Satu pengecualian terapi ini ialah tumor tipe sel skumosa-basal yang memerlukan pengobatan serupa dengan karsinoma sel skuamosa invasif.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 4. Karsinoma Kelenjar Bartolin</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Meskipun angka kesembuhan karsinoma kenjar Bartolin dan karsinoma sel skuamosa sama. untuk semua stadium. ada dua faktor yang menciptakan karsinoma kelenjar Bartolin lebih berbahaya. Biasanya diagnosis kanker kelenjar Bartolin terlambat lantaran letaknya yang agak lebih sulit dicapai dibanding kanker serviks. dan mungkin diduga sebagai kista Bartolin. Disamping itu, lantaran tumor mempunyai kanal ke saluran limfa yang mengalir ke rektum, mereka sanggup metastasis pribadi ke nodus limfatikus pelvis dalam. Namun, terapi karsinoma kelenjar Bartolin saupa dcngan karsinoma sel skuamosa.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 5. Sarkoma Vubra</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sarkoma vulva meliputi <2% kanker vulva. Kanker sel stroma yang paling umum ialah leiomiosarkoma dan histiositoma fibrosa. Adenokarsinoma vulva (kecuali yang berasal dari Bartolin) sangat jarang. Metastasis kanker ke vulva sanggup berasal dari tumor traktus genitalis lain atau dari ginjal atau uretra.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Etiologi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tidak diketahui secara pasti, diduga lantaran adanya faktor iritasi eksterna dan kronik atau pada kasus-kasus seperti:Penyakit kelamin (granuloma inguinal) yang mengakibatkan vulvitis kronik.Lesi-lesi kronik mengakibatkan gatal, kadang kala multifokal dari vulva (leukoplakia dan kraurosis).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Namun beberapa factor resiko dibawah ini sanggup menjadi pencetusnya.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Infeksi HPV atau kutil kelamin (kutil genitalis), HPV merupakan virus penyebab kutil kelamin dan ditularkan melalui korelasi seksual. </li> <li style="text-align: justify;">Pernah menderita kanker leher rahim atau kanker vagina </li> <li style="text-align: justify;">Infeksi sifilis </li> <li style="text-align: justify;">Diabetes </li> <li style="text-align: justify;">Obesitas </li> <li style="text-align: justify;">Tekanan darah tinggi. </li> <li style="text-align: justify;">Usia, Tiga perempat penderita kanker vulva berusia diatas 50 tahun dan dua pertiganya berusia diatas 70 tahun ketika kanker pertama kali terdiagnosis. Usia rata-rata penderita kanker invasif ialah 65-70 tahun. </li> <li style="text-align: justify;">Hubungan seksual pada usia dini </li> <li style="text-align: justify;">Berganti-ganti pasangan seksual </li> <li style="text-align: justify;">Merokok </li> <li style="text-align: justify;">Infeksi HIV, HIV ialah virus penyebab AIDS. Virus ini mengakibatkan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh sehingga perempuan lebih gampang mengalami jerawat HPV menahun. </li> <li style="text-align: justify;">Golongan sosial-ekonimi rendah. Hal ini berafiliasi dengan pelayanan kesehatan yang adekuat, termasuk investigasi kandungan yang rutin. </li> <li style="text-align: justify;">Neoplasia intraepitel vulva (NIV) </li> <li style="text-align: justify;">Liken sklerosus. Penyakit ini mengakibatkan kulit vulva menjadi tipis dan gatal. </li> <li style="text-align: justify;">Peradangan vulva menahun </li> <li style="text-align: justify;">Melanoma atau tahi lalat atipik pada kulit selain vulva. </li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <b>Stadium kanker Vulva</b></div> <div style="text-align: justify;">     </div> <div style="text-align: justify;"> Stadium kanker vulva dari sistem FIGO:</div> <ol> <li style="text-align: justify;">Stadium 0 (karsinoma in situ, penyakit Bowen) : kanker hanya ditemukan  permukaan kulit vulva </li> <li style="text-align: justify;">Stadium I : kanker ditemukan di vulva dan/atau perineum (daerah antara rektum dan vagina). Ukuran tumor sebesar 2 cm atau kurang dan belum menyebar ke kelenjar getah bening </li> <li style="text-align: justify;">Stadium IA : kanker stadium I yang telah menyusup hingga kedalaman kurang dari 1 mm </li> <li style="text-align: justify;">Stadium IB: kanker stadium I yang telah menyusup lebih dalam dari 1 mm </li> <li style="text-align: justify;">Stadium II : kanker ditemukan di vulva dan/atau perineu, dengan ukuran lebih besar dari 2 cm tetapi belum menyebar ke kelenjar getah bening </li> <li style="text-align: justify;">Stadium III : kanker ditemukan di vulva dan/atau perineum serta telah menyebar ke jaringan terdekat (misalnya uretra, vagina, anus) dan/atau telah menyebar ke kelenjar getah bening selangkangan terdekat. </li> <li style="text-align: justify;">Stadium IVA : kanker telah menyebar keluar jaringan terdekat, yaitu ke uretra potongan atas, kandung kemih, rektum atau tulang panggul, atau telah menyebar ke kelenjar getah bening kiri dan kanan </li> <li style="text-align: justify;">Stadium IVB : kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di dalam panggul dan/atau ke organ tubuh yang jauh.</li> </ol> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Fatofisiologi dan Pathway kanker / Ca Vulva</b></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5t1krQH8QDAwHab47zjJJ1eH6s1XcHlNByPTbGSFSzAEw8tG0_aNZEmPU6bK-5N4BKpFkpgtzbyjOj8L0htOXfl9s9H-LbGnfPu__ElQSpElowy1XqW0nHXmDy-jTEa_wEPJk56lt-SHz/s1600/pathway+ca+vulva+1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="876" data-original-width="634" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5t1krQH8QDAwHab47zjJJ1eH6s1XcHlNByPTbGSFSzAEw8tG0_aNZEmPU6bK-5N4BKpFkpgtzbyjOj8L0htOXfl9s9H-LbGnfPu__ElQSpElowy1XqW0nHXmDy-jTEa_wEPJk56lt-SHz/s1600/pathway+ca+vulva+1.png" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Tanda dan Gejala</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kanker vulva gampang dilihat dan teraba sebagai benjolan, penebalan ataupun luka terbuka pada atau di sekitar lubang vagina.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kadang terbentuk bercak bersisik atau perubahan warna. Jaringan di sekitarnya mengkerut disertai gatal-gatal. Pada hasilnya akan terjadi perdarahan dan keluar cairan yang encer.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gejala lainnya adalah:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">nyeri ketika berkemih </li> <li style="text-align: justify;">nyeri ketika melaksanakan korelasi seksual. </li> <li style="text-align: justify;">Hampir 20% penderita yang tidak memperlihatkan gejala. </li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Manifestasi Klinik</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosis ditegakkan menurut gejala, hasil investigasi fisik dan hasil biopsi jaringan. Staging (Menentukan stadium kanker). Staging merupakan suatu peroses yang memakai hasil-hasil investigasi fisik dan investigasi diagnostik tertentu untuk memilih ukuran tumor, kedalaman tumor, penyebaran ke organ di sekitarnya dan penyebaran ke kelenjar getah bening atau organ yang jauh. Dengan mengetahui stadium penyakitnya maka sanggup ditentukan rencana pengobatan yang akan dijalani oleh penderita.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pemeriksaan penunjang</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jika hasil biopsi memperlihatkan bahwa telah terjadi kanker vulva, maka dilakukan beberapa investigasi untuk mengetahui penyebaran kanker ke kawasan lain:</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Sistoskopi (pemeriksaan kandung kemih) </li> <li style="text-align: justify;">Proktoskopi (pemeriksaan rektum) </li> <li style="text-align: justify;">Pemeriksaan panggula dibawah dampak obat bius </li> <li style="text-align: justify;">Rontgen dada </li> <li style="text-align: justify;">CT scan dan MRI. </li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Penatalaksanaan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Terdapat 3 jenis pengobatan untuk penderita kanker vulva:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Pembedahan</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Eksisi lokal luas : dilakukan pengangkatan kanker dan sejumlah jaringan normal di sekitar kanker Eksisi lokal radikal : dilakukan pengangkatan kanker dan sejumlah besar jaringan normal di sekitar kanker, mungkin juga disertai dengan pengangkatan kelenjar getah bening </li> <li style="text-align: justify;">Bedah laser : memakai sinar laser untuk mengangkat sel-sel kanker </li> <li style="text-align: justify;">Vulvektomi skinning : dilakukan pengangkatan kulit vulva yang mengandung kanker </li> <li style="text-align: justify;">Vulvektomi simplek : dilakukan pengangkatan seluruh vulva. Vulvektomi parsial : dilakukan pengangkatan sebagian vulva dan Vulvektomi radikal : dilakukan pengangkatan seluruh vulva dan kelenjar getah bening di sekitarnya. </li> <li style="text-align: justify;">Eksenterasi panggul : jikalau kanker telah menyebar keluar vulva dan organ perempuan lainnya, maka dilakukan pengangkatan organ yang terkena (misalnya kolon, rektum atau kandung kemih) bersamaan dengan pengangkatan leher rahim, rahim dan vagina. </li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Untuk menciptakan vulva atau vagina buatan sesudah pembedahan, dilakukan pencangkokan kulit dari potongan tubuh lainnya dan bedah plastik.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 2. Terapi penyinaran</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pada terapi penyinaran dipakai sinar X atau sinar berenergi tinggi lainnya utnuk membunuh sel-sel kanker dan memperkecil ukuran tumor.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pada radiasi eksternal dipakai suatu mesin sebagai sumber penyinaran; sedangkan pada radiasi internal, ke dalam tubuh penderita dimasukkan suatu kapsul atau tabung plastik yang mengandung materi radioaktif.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 3. Kemoterapi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pada kemoterapi dipakai obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Obat tersedia dalam bentuk tablet/kapsul atau suntikan (melalui pembuluh darah atau otot). Kemoterapi merupakan pengobatan sistemik lantaran obat masuk ke dalam anutan darah sehingga hingga ke seluruh tubuh dan bisa membunuh sel-sel kanker di seluruh tubuh.</div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div> <div style="text-align: justify;"> <b>Penatalaksanaan menurut stadium </b></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Pengobatan kanker vulva tergantung kepada stadium dan jenis penyakit serta usia dan keadaan umum penderita. </div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <b>Kanker vulva stadium 0 </b></div> </div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;">Eksisi lokal luas atau bedah laser, atau kombinasi keduanya </li> <li style="text-align: justify;">Vulvektomi skinning </li> <li style="text-align: justify;">Salep yang mengandung obat kemoterapi </li> </ul> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <b>Kanker vulva stadium I</b> </div> </div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;">Eksisi lokal luas </li> <li style="text-align: justify;">Eksisi lokal radikal ditambah pengangkatan seluruh kelenjar getah bening selangkangan dan paha potongan atas terdekat pada sisi yang sama dengan kanker </li> <li style="text-align: justify;">Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening selangkangan pada salah satu atau kedua sisi tubuh </li> <li style="text-align: justify;">Terapi penyinaran saja. </li> </ul> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <b>Kanker vulva stadium II </b></div> </div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;">Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening selangkangan kiri dan kanan. Jika sel kanker ditemukan di dalam kelenjar getah bening, maka dilakukan sesudah pembedahan dilakukan penyinaran yang diarahkan ke panggul </li> <li style="text-align: justify;">Terapi penyinaran saja (pada penderita tertentu). </li> </ul> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <b>Kanker vulva stadium III </b></div> </div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;">Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening selangkangan dan kelenjar getah bening paha potongan atas kiri dan kanan. </li> <li style="text-align: justify;">Jika di dalam kelenjar getah bening ditemukan sel-sel kanker atau jikalau sel-sel kanker hanya ditemukan di dalam vulva dan tumornya besar tetapi belum menyebar, sesudah pembedahan dilakukan terapi penyinaran pada panggul dan selangkangan </li> <li style="text-align: justify;">Terapi radiasi dan kemoterapi diikuti oleh vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening kiri dan kanan </li> <li style="text-align: justify;">Terapi penyinaran (pada penderita tertentu) dengan atau tanpa kemoterapi. </li> </ul> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <b>Kanker vulva stadium IV </b></div> </div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;">Vulvektomi radikal dan pengangkatan kolon potongan bawah, rektum atau kandung kemih ( tergantung kepada lokasi penyebaran kanker) disertai pengangkatan rahim, leher rahim dan vagina (eksenterasi panggul) </li> <li style="text-align: justify;">Vulvektomi radikal diikuti dengan terapi penyinaran </li> <li style="text-align: justify;">Terapi penyinaran diikuti dengan vulvektomi radikal </li> <li style="text-align: justify;">Terapi penyinaran (pada penderita tertentu) dengan atau tanpa kemoterapi dan mungkin juga diikuti oleh pembedahan. </li> </ul> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <b>Kanker vulva yang berulang (kambuh kembali) </b></div> </div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;">Eksisi lokal luas dengan atau tanpa terapi penyinaran </li> <li style="text-align: justify;">Vulvektomi radikal dan pengangkatan kolon, rektum atau kandung kemih (tergantung kepada lokasi penyebaran kanker) disertai dengan pengangkatan rahim, leher rahim dan vagina (eksenterasi panggul) </li> <li style="text-align: justify;">Terapi penyinaran ditambah dengan kemoterapi dengan atau tanpa pembedahn </li> <li style="text-align: justify;">Terapi penyinaran untuk kekambuhan lokal atau untuk mengurangi tanda-tanda nyeri, mual atau kelainan fungsi tubuh. </li> </ul> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pencegahan</b></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Ada 2 cara untuk mencegah kanker vulva: </div> </div> <div> <ol> <li style="text-align: justify;">Menghindari faktor resiko yang bisa dikendalikan </li> <li style="text-align: justify;">Mengobati keadaan prekanker sebelum terjadinya kanker invasif. </li> </ol> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> </div> </div> <div> <div> <div style="text-align: justify;"> <b>Konsep Asuhan Keperawatan</b></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;">      </div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Pengkajian</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> a. Identitas pasien</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> b. Riwayat keluarga</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> c. Status kesehatan</div> </div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;">Status kesehatan dikala ini</li> <li style="text-align: justify;">Status kesehatan masa lalu</li> <li style="text-align: justify;">Riwayat penyakit keluarga</li> </ul> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> d. Pola fungsi kesehatan Gordon</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 1. Pemeliharaan dan persepsi kesehatan.</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Kanker vulva sanggup diakibatkan oleh penyakit menular seksual atau sanggup disebabkan oleh berganti-ganti pasangan serta melaksanakan korelasi seksual terlalu dini</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 2. Pola istirahat dan tidur.</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Pola istirahat dan tidur pasien sanggup terganggu akhir dari nyeri akhir progresivitas dari kanker vulva ataupun lantaran gangguan pada referensi tidur juga sanggup terjadi akhir dari depresi yang dialami oleh wanita.</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 3. Pola eliminasi</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Dapat terjadi disuria serta hematuria.</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 4. Pola nutrisi dan metabolik</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Asupan nutrisi pada perempuan dengan kanker vulva harus lebih banyak lantaran sanggup terjadi mual dan muntah. Kaji jenis masakan yang biasa dimakan oleh perempuan serta pantau berat tubuh lantaran perempuan dengan kanker vulva juga biasanya mengalami penurunan nafsu makan.</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 5. Pola kognitif – perseptual</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Pada perempuan dengan kanker vulva biasanya tidak terjadi gangguan pada pada panca indra meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, pengecap.</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 6. Pola persepsi dan konsep diri</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Pasien kadang merasa aib terhadap orang sekitar lantaran mempunyai penyakit kanker vulva, akhir dari persepsi yang salah dari masyarakat. Dimana salah satu etiologi dari kanker vulva ialah akhir dari sering berganti – ganti pasangan seksual.</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 7. Pola acara dan latihan.</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Kaji apakah penyakit serta kehamilan pasien mempengaruhi referensi acara dan latihan. Dengan skor kemampuan perawatan diri (0= mandiri, 1= alat bantu, 2= dibantu orang lain, 3= dibantu orang lain dan alat, 4= tergantung total). Pasien masuk akal jikalau mengalami perasaan sedikit lemas akhir dari asupan nutrisi yang berkurang. Wanita yang disertai dengan kanker vulva ibu akan merasa sangat lemah terutama pada potongan ekstremitas bawah dan tidak sanggup melaksanakan aktivitasnya dengan baik akhir dari progresivitas kanker vulva sehingga harus beristirahat total.</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 8. Pola seksualitas dan reproduksi</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Kaji apakah terdapat perubahan referensi seksulitas dan reproduksi pasien selama pasien menderita penyakit ini. Pada referensi seksualitas pasien akan terganggu akhir dari rasa nyeri yang selalu dirasakan pada dikala melaksanakan korelasi seksual (dispareuni) serta adanya perdarahan sesudah berhubungan. Serta keluar cairan encer (keputihan) yang berbau busuk dari vagina.</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 9. Pola administrasi koping stress</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Kaji bagaimana pasien mengatasi masalah-masalahnya. Bagaimana administrasi koping pasien. Apakah pasien sanggup mendapatkan kondisinya sesudah sakit. Wanita dengan kanker vulva biasanya mengalami gangguan dalam administrasi koping stres yang diakibatkan dari cemas yang hiperbola terhadap risiko terjadinya keselamatan dirinya sendiri.</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 10. Pola kiprah - hubungan</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Bagaimana referensi kiprah korelasi pasien dengan keluarga atau lingkungan sekitarnya. Apakah penyakit ini sanggup mempengaruhi referensi kiprah dan hubungannya. Wanita dengan kanker vulva harus mendapatkan dukungan dari suami serta orang – orang terdekatnya lantaran itu akan mempengaruhi kondisi kesehatannya. Biasanya koping keluarga akan melemah ketika dalam anggota keluarganya ada yang menderita penyakit kanker vulva.</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 11. Pola keyakinan dan nilai</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi referensi keyakinan dan nilai yang diyakini.</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> a. Analisis data</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 1. Data subyektif :</div> </div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pasien menyampaikan merasa sakit ketika senggama dan terjadi perdarahan sesudah senggama yang kemudian berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal</li> <li style="text-align: justify;">Pasien menyampaikan merasa nyeri ketika buang air kecil dan urine bercampur darah</li> <li style="text-align: justify;">Pasien menyampaikan merasa tidak bertenaga dan lemas</li> <li style="text-align: justify;">Pasien menyampaikan merasa cemas dan takut perihal kondisinya</li> </ul> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 2. Data obyektif</div> </div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;">TTV tidak dalam batas normal, Dimana batas normal TTV meliputi : Nadi : 60-100 x / menit, Nafas : 16 - 24 x / menit, Tekanan Darah : 110-140 / 60-90 mmHg dan Suhu : 36,5 0C – 37,5 0C.</li> <li style="text-align: justify;">Membran mukosa kering</li> <li style="text-align: justify;">Turgor kulit jelek akhir perdarahan</li> <li style="text-align: justify;">Pengisian kapiler lambat ( tidak kembali dalam < 2-3 detik sesudah ditekan )</li> <li style="text-align: justify;">Ekspresi wajah pasien pucat</li> <li style="text-align: justify;">Pasien tampak lemas</li> <li style="text-align: justify;">Warna kulit merah dan kering</li> <li style="text-align: justify;">Ekspresi wajah pasien meringis</li> <li style="text-align: justify;">Pasien tampak gelisah dan menggaruk potongan genital</li> <li style="text-align: justify;">Tampak tanda - tanda jerawat (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsio laesia)</li> <li style="text-align: justify;">Terjadi hematuria</li> <li style="text-align: justify;">Mual ataupun muntah</li> <li style="text-align: justify;">Keluar cairan encer yang berbau busuk dari vagina.</li> </ul> </div> <div> <div style="text-align: justify;">           </div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <b>Diagnosa Keperawatan</b></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa yang mungkin muncul :</div> </div> <div> <ol> <li style="text-align: justify;">Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan tubuh secara aktif akhir pendarahan</li> <li style="text-align: justify;">Nyeri kronis b/d nekrosis jaringan pada vulva akhir penyakit kanker vulva</li> <li style="text-align: justify;">Disfungsi seksual b/d perubahan fungsi tubuh akhir proses penyakit kanker vulva</li> <li style="text-align: justify;">Intoleransi acara b/d produksi energi tubuh menurun</li> <li style="text-align: justify;">Ansietas b/d krisis situasional</li> <li style="text-align: justify;">Defisit perawatan diri b/d kelemahan</li> <li style="text-align: justify;">Kerusakan integritas kulit b/d kemoterapi</li> <li style="text-align: justify;">Gangguan gambaran tubuh b/d proses penyakit</li> <li style="text-align: justify;">Risiko cedera b/d kelemahan</li> <li style="text-align: justify;">Risiko jerawat b/d penyakit kronis (metastase sel kanker)</li> </ol> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <b>Intervensi Keperawatan</b></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 1.</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan tubuh secara aktif akhir pendarahan</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam, diharapkan keseimbangan volume cairan adekuat</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;">                         </div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria Hasil :</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 1. TTV pasien dalam batas normal, meliputi :</div> </div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;">Nadi normal ( ± 60 - 100 x / menit)</li> <li style="text-align: justify;">Pernapasan normal (± 16 - 24 x / menit</li> <li style="text-align: justify;">Tekanan darah normal ( ± 100 - 140 mmHg / 60 - 90 mmHg)</li> <li style="text-align: justify;">Suhu normal (± 36,5oC - 37,5oC)</li> </ul> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 2.  Membran mukosa lembab</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 3.  Turgor kulit baik (elastis)</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 4.  Pengisian kapiler cepat ( kembali dalam ± 2-3 detik sesudah ditekan )</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 5.  Ekspresi wajah pasien tidak pucat</div> </div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: center;"> <table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="background: rgb(251, 94, 83); border-collapse: collapse; margin-center: 62.1pt; text-align: justify;"> <tbody> <tr> <td style="background: #BFBFBF; border: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">NO</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="background: #BFBFBF; border-left: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-left-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">INTERVENSI</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="background: #BFBFBF; border-left: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-left-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">RASIONALISASI</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: double windowtext 4.5pt; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">1</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Awasi masukan dan haluaran. Ukur volume darah yang keluar melalui pendarahan</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Memberikan pedoman untuk penggantian cairan yang perlu diberikan sehingga sanggup mempertahankan volume sirkulasi yang adekuat untuk transport oksigen pada ibu dan janin.</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: double windowtext 4.5pt; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">2</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Hindari stress berat dan pemberian tekanan hiperbola pada kawasan yang mengalami pendarahan</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Mengurangi potensial terjadinya peningkatan pendarahan dan stress berat mekanis pada janin</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: double windowtext 4.5pt; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">3</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> Pantau status sirkulasi dan volume darah ibu<o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Kejadian perdarahan potensial kemungkinan mengakibatkan hipovolemia atau hipoksia</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">4</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Pantau TTV. Evaluasi nadi perifer, dan pengisian kapiler</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Menunjukkan keadekuatan volume sirkulasi</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">6</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Catat respon fisiologis individual pasien terhadap pendarahan, contohnya kelemahan, gelisah, ansietas, pucat, berkeringat / penurunan kesadaran</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Simtomatologi sanggup mempunyai kegunaan untuk mengukur berat / lamanya episode pendarahan. Memburuknya tanda-tanda sanggup memperlihatkan berlanjutnya pendarahan / tidak adekuatnya penggantian cairan</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">7</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Kaji turgor kulit, kelembaban membran mukosa, dan perhatikan keluhan haus pada pasien</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Merupakan indikator dari status hidrasi / derajat kekurangan cairan</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">8</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Kolaborasi :</span><o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Berikan cairan IV sesuai indikasi</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Penggantian cairan tergantung pada derajat hipovolemia dan lamanya pendarahan (akut / kronis). Cairan IV juga dipakai untuk mengencerkan obat antineoplastik pada penderita kanker. </span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">9</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Kolaborasi :</span><o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Berikan transfusi darah (Hb, Hct) dan trombosit sesuai indikasi</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Transfusi darah diharapkan untuk memperbaiki jumlah darah dalm tubuh ibu dan mencegah manifestasi anemia yang sering terjadi pada penderita kanker.</span><o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Transfusi trombosit penting untuk memaksimalkan mekanisme pembekuan darah sehingga pendarahan lanjutan sanggup diminimalisir. </span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">10</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Kolaborasi :</span><o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Awasi investigasi laboratorium, contohnya : Hb, Hct, sel darah merah</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Perlu dilakukan untuk memilih kebutuhan resusitasi cairan dan mengawasi keefektifan terapi</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> </tbody></table> </div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan 2</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Nyeri kronis b/d nekrosis jaringan pada vulva akhir penyakit kanker vulva</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam, diharapkan nyeri pasien berkurang atau terkontrol</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria hasil :    </div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 1. Pasien menyampaikan skala nyeri yang dialaminya menurun</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 2.  Pasien melaporkan nyeri yang sudah terkontrol maksimal dengan dampak / imbas samping minimal</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 3.    TTV pasien dalam batas normal, meliputi :</div> </div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;">Nadi normal (± 60 - 100 x / menit)</li> <li style="text-align: justify;">Pernapasan normal ( ± 16 - 24 x / menit)</li> <li style="text-align: justify;">Tekanan darah normal ( ± 100 - 140 mmHg / 60 - 90 mmHg)</li> <li style="text-align: justify;">Suhu normal (36,5oC - 37,5oC)</li> </ul> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 4.    Ekspresi wajah pasien tidak meringis</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 5.    Pasien tampak hening (tidak gelisah)</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 6.    Pasien sanggup melaksanakan teknik relaksasi dan distraksi dengan sempurna sesuai indikasi untuk mengontrol nyeri.</div> </div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: center;"> <table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="background: rgb(251, 94, 83); border-collapse: collapse; text-align: justify; width: 545px;"> <tbody> <tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;"> <td style="background: #BFBFBF; border: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 76.8pt;" width="102"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">NO</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="background: #BFBFBF; border-left: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-left-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 186.45pt;" width="249"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">INTERVENSI</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="background: #BFBFBF; border-left: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-left-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">RASIONALISASI</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow: 1;"> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 76.8pt;" valign="top" width="102"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">1</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 186.45pt;" valign="top" width="249"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">L</span>akukan pengkajian nyeri secara komprehensif [catat keluhan, lokasi<span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">nyeri</span>,<span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;"> frekuensi, durasi, dan intensitas</span>(skala 0-10) dan <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">tindakan penghilangan nyeri yang dilakukan]</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">M</span>embantu membedakan penyebab nyeri dan memperlihatkan informasi perihal kemajuan atau perbaikan penyakit, terjadinya komplikasi dan keefektifan intervensi.<o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow: 2;"> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 76.8pt;" valign="top" width="102"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">2</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 186.45pt;" valign="top" width="249"><div class="MsoNormal"> Pantau tanda - tanda vital<o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">P</span>eningkatan nyeri akan me<span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">mpengaruhi perubahan pada</span>tanda - tanda vital<o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow: 3;"> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 76.8pt;" valign="top" width="102"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">3</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 186.45pt;" valign="top" width="249"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Dorong penggunaan keterampilan administrasi nyeri seperti </span>teknik relaksasi <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">dan </span>teknik distraksi<span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">, misalnya dengan</span>mendengarkan musi<span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">k,</span> membaca buku<span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">, dan sentuhan terapeutik</span>.<o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif untuk mengontrol rasa nyeri yang dialami, serta dapat </span>meningkatkan koping<span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;"> pasien</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow: 4;"> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 76.8pt;" valign="top" width="102"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">4</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 186.45pt;" valign="top" width="249"><div class="MsoNormal"> <span lang="FI" style="mso-ansi-language: FI;">Berikan posisi yang nyaman sesuai kebutuhan pasien</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="FI" style="mso-ansi-language: FI;">Memberikan rasa nyaman pada pasien, meningkatkan relaksasi, dan membantu pasien untuk memfokuskan kembali perhatiannya.</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow: 5;"> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 76.8pt;" valign="top" width="102"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">5</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 186.45pt;" valign="top" width="249"><div class="MsoNormal"> Dorong pengungkapan perasaan pasien<o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">D</span>apat mengurangi ansietas dan rasa takut, sehingga mengurangi persepsi <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">pasien </span>akan intensitas rasa sakit.<o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow: 6;"> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 76.8pt;" valign="top" width="102"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">6</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 186.45pt;" valign="top" width="249"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Evaluasi upaya penghilangan nyeri / kontrol  pada pasien</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Tujuan yang ingin dicapai melalui upaya kontrol ialah kontrol nyeri yang maksimum dengan dampak / imbas samping yang minimum pada pasien.</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow: 7;"> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 76.8pt;" valign="top" width="102"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">7</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 186.45pt;" valign="top" width="249"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Tingkatkan tirah baring, bantulah kebutuhan perawatan diri yang penting</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Menurunkan gerakan yang sanggup meningkatkan nyeri</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow: 8;"> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 76.8pt;" valign="top" width="102"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">8</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 186.45pt;" valign="top" width="249"><div class="MsoNormal"> Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi<o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Nyeri ialah komplikasi tersering dari kanker, meskipun respon individual terhadap nyeri berbeda-beda. </span>Pemberian analgetik sanggup mengurangi nyeri yang dialami pasien<o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow: 9;"> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 76.8pt;" valign="top" width="102"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">9</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 186.45pt;" valign="top" width="249"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Kolaborasi untuk pengembangan rencana administrasi nyeri dengan pasien, keluarga, dan tim kesehatan yang terlibat</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Rencana administrasi nyeri yang terorganisasi sanggup mengembangkan kesempatan pada pasien untuk mengontrol nyeri yang dialami. Terutama dengan nyeri kronis, pasien dan orang terdekat harus aktif menjadi partisipan dalam administrasi nyeri di rumah.</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow: 10; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 76.8pt;" valign="top" width="102"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">10</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 186.45pt;" valign="top" width="249"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Kolaborasi untuk pelaksanaan mekanisme tambahan, contohnya pemblokan pada saraf</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Mungkin diharapkan untuk mengontrol nyeri berat (kronis) yang tidak berespon pada tindakan lain</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> </tbody></table> </div> </div> <div> <div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa keperawatan. 3</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Disfungsi seksual b/d perubahan fungsi tubuh akhir proses penyakit kanker vulva</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam, diharapkan acara seksual pasien tetap adekuat pada tingkat yang sesuai dengan kondisi fisiologis tubuhnya</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria Hasil    :    </div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 1.  Pasien bisa mengungkapkan pemahamannya perihal imbas kanker vulva yang dialaminya terhadap fungsi seksualitasnya</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 2.  Pasien mau mendiskusikan duduk kasus perihal gambaran diri, perubahan fungsi seksual dan hasrat seksual dengan orang terdekat yang dialaminya</div> </div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: center;"> <table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="background: rgb(251, 94, 83); border-collapse: collapse; margin-center: 69.2pt; text-align: justify; width: 539px;"> <tbody> <tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;"> <td style="background: #BFBFBF; border: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" width="47"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">NO</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="background: #BFBFBF; border-left: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-left-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 184.25pt;" width="246"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">INTERVENSI</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="background: #BFBFBF; border-left: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-left-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 184.3pt;" width="246"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">RASIONALISASI</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow: 1;"> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">1</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 184.25pt;" valign="top" width="246"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Dengarkan pernyataan pasien / orang terdekat</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 184.3pt;" valign="top" width="246"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Masalah seksualitas seringkali menjadi duduk kasus yang tersembunyi, yang seringkali diungkapkan sebagai humor / melalui pernyataan yang tidak gamblang</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow: 2;"> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">2</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 184.25pt;" valign="top" width="246"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Informasikan pada pasien perihal imbas dari proses penyakit kanker serviks yang dialaminya terhadap fungsi seksualitasnya (termasuk di dalamnya imbas samping dari pengobatan kanker yang akan dijalani) </span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 184.3pt;" valign="top" width="246"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Pedoman antisipasi sanggup membantu pasien dan orang terdekat untuk memulai proses penyesuaian pada keadaan yang baru</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow: 3;"> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">3</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 184.25pt;" valign="top" width="246"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Bantu pasien untuk menyadari / mendapatkan tahap kehilangan tersebut</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 184.3pt;" valign="top" width="246"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Mengakui proses kehilangan / perubahan pada fungsi seksual secara konkret sanggup meningkatkan koping pasien</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow: 4; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">4</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 184.25pt;" valign="top" width="246"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Dorong pasien untuk menyebarkan pikiran dengan orang terdekat</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 184.3pt;" valign="top" width="246"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Komunikasi terbuka sanggup membantu dalam identifikasi duduk kasus dan meningkatkan diskusi untuk menemukan pemecahan masalah</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> </tbody></table> </div> </div> <div> <div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 4.</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Intoleransi acara b/d produksi energi tubuh menurun</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam, acara pasien sanggup meningkat secara optimum / fungsi tercapai</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria Hasil :</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 1.  Pasien bisa melaksanakan acara biasa dengan normal tanpa pertolongan perawat / orang terdekat</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 2.  Pasien menyampaikan lebih bertenaga dan tidak lemas</div> </div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: center;"> <table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="background: rgb(251, 94, 83); border-collapse: collapse; margin-center: 59.95pt; text-align: justify; width: 551px;"> <tbody> <tr> <td style="background: #BFBFBF; border: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 41.4pt;" width="55"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">NO</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="background: #BFBFBF; border-left: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-left-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 202.5pt;" width="270"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">INTERVENSI</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="background: #BFBFBF; border-left: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-left-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 169.35pt;" width="226"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">RASIONALISASI</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 41.4pt;" valign="top" width="55"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">1</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 202.5pt;" valign="top" width="270"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Pantau respon fisiologis terhadap aktivitas, contohnya perubahan tekanan darah dan frekuensi jantung serta pernafasan</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 169.35pt;" valign="top" width="226"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Toleransi sangat bervariasi tergantung pada tahap proses penyakit, status nutrisi, keseimbangan cairan, serta oksigenasi.</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 41.4pt;" valign="top" width="55"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">2</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 202.5pt;" valign="top" width="270"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Berikan tindakan kenyamanan mirip gosokan punggung, perubahan posisi, atau penurunan stimulus dalam ruangan (misalnya lampu redup)</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 169.35pt;" valign="top" width="226"><div class="MsoNormal"> <span lang="FI">Menurunkan tegangan otot dan kelelahan serta meningkatkan rasa nyaman</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 41.4pt;" valign="top" width="55"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">3</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 202.5pt;" valign="top" width="270"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Evaluasi laporan kelelahan. Perhatikan kemampuan tidur / istirahat dengan tepat</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 169.35pt;" valign="top" width="226"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Menentukan derajat dari ketidakmampuan pasien</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 41.4pt;" valign="top" width="55"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">4</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 202.5pt;" valign="top" width="270"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada acara yang diinginkan / dibutuhkan</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 169.35pt;" valign="top" width="226"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu dalam pemilihan intervensi</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 41.4pt;" valign="top" width="55"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">5</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 202.5pt;" valign="top" width="270"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Identifikasi faktor stres / psikologis yang sanggup memperberat</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 169.35pt;" valign="top" width="226"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Mungkin mempunyai imbas kumulatif terhadap kondisi fisik yang sanggup terus berlangsung bila duduk kasus tersebut belum diatasi</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 41.4pt;" valign="top" width="55"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">6</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 202.5pt;" valign="top" width="270"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Buat tujuan acara realistis dengan pasien</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 169.35pt;" valign="top" width="226"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Memberikan rasa kontrol dan perasaan bisa menyelesaikan</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 41.4pt;" valign="top" width="55"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">7</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 202.5pt;" valign="top" width="270"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Dorong pasien untuk melaksanakan acara ringan, bila mungkin. Tingkatkan tingkat partisipasi pasien sesuai toleransi pasien</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 169.35pt;" valign="top" width="226"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Meningkatkan rasa membaik dan mencegah terjadinya putus asa pada pasien</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 41.4pt;" valign="top" width="55"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">8</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 202.5pt;" valign="top" width="270"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Rencanakan periode istirahat adekuat</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 169.35pt;" valign="top" width="226"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Mencegah kelelahan hiperbola dan menghemat energi untuk proses penyembuhan</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 41.4pt;" valign="top" width="55"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">9</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 202.5pt;" valign="top" width="270"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Berikan pertolongan dalam acara sehari-hari sesuai dengan derajat ketidakmampuan pasien</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 169.35pt;" valign="top" width="226"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Memungkinkan berlanjutnya acara yang dibutuhkan pasien</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 41.4pt;" valign="top" width="55"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">10</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 202.5pt;" valign="top" width="270"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Dorong masukan nutrisi</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 169.35pt;" valign="top" width="226"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Masukan nutrisi adekuat perlu untuk memenuhi kebutuhan energi ibu untuk beraktivitas dan pertumbuhan serta perkembangan janin </span><o:p></o:p></div> </td> </tr> </tbody></table> </div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 5</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Ansietas b/d krisis situasional</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam, ansietas pasien sanggup berkurang / teratasi</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> Kriteria Hasil    :    </div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 1. TTV dalam batas normal</div> </div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;">Nadi normal ( ± 60 - 100 x / menit)</li> <li style="text-align: justify;">Pernapasan normal (± 16 - 24 x / menit)</li> <li style="text-align: justify;">Tekanan darah normal ( ± 100 - 140 mmHg / 60 - 90 mmHg)</li> <li style="text-align: justify;">Suhu normal (± 36,5oC - 37,5oC)</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> 2.  Pasien melaporkan bahwa ansietas / ketakutan yang dirasakannya menurun hingga tingkat yang sanggup ditangani / dikontrol</div> </div> <div> <div style="text-align: justify;"> 3.  Pasien tampak lebih tenang</div> </div> </div> <div> <table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="background: rgb(251, 94, 83); border-collapse: collapse; margin-left: 6.75pt; margin-right: 6.75pt; text-align: left; width: 551px;"> <tbody> <tr> <td style="background: #BFBFBF; border: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 41.4pt;" width="55"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">NO</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="background: #BFBFBF; border-left: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-left-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 202.5pt;" width="270"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">INTERVENSI</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="background: #BFBFBF; border-left: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-left-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 169.35pt;" width="226"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">RASIONALISASI</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 41.4pt;" valign="top" width="55"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">1</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 202.5pt;" valign="top" width="270"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Observasi perubahan TTV, contohnya denyut nadi, frekuensi pernafasan</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 169.35pt;" valign="top" width="226"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Perubahan pada TTV sanggup memperlihatkan tingkat ansietas / gangguan psikologis yang dialami pasien</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 41.4pt;" valign="top" width="55"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">2</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 202.5pt;" valign="top" width="270"><div class="MsoNormal"> Obervasi respon lisan dan nonverbal pasien yang memperlihatkan adanya kecemasan<o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 169.35pt;" valign="top" width="226"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Kecemasan sanggup ditutupi oleh pasien dengan komentar/ kemarahan yang ditunjukkan pasien kepada pemberi perawatan</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 41.4pt;" valign="top" width="55"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">3</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 202.5pt;" valign="top" width="270"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Tinjau ulang pengalaman pasien / orang terdekat sebelumnya dengan kanker</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 169.35pt;" valign="top" width="226"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan interpretasi konsep pada pengalaman kanker sebelumnya</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 41.4pt;" valign="top" width="55"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">4</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 202.5pt;" valign="top" width="270"><div class="MsoNormal"> Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya<o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 169.35pt;" valign="top" width="226"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut yang dialami serta kesalahan konsep perihal diagnosis</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 41.4pt;" valign="top" width="55"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">5</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 202.5pt;" valign="top" width="270"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Dengarkan keluhan pasien dengan penuh perhatian</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 169.35pt;" valign="top" width="226"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Menunjukkan rasa menghargai dan mendapatkan pasien, dan sanggup membantu meningkatkan rasa percaya pasien kepada pemberi perawatan.</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 41.4pt;" valign="top" width="55"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">6</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 202.5pt;" valign="top" width="270"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Pertahankan kontak sering dengan pasien. Berikan sentuhan terapeutik bila perlu </span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 169.35pt;" valign="top" width="226"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau ditolak.</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 41.4pt;" valign="top" width="55"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">7</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 202.5pt;" valign="top" width="270"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Instruksikan pasien memakai teknik relaksasi</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 169.35pt;" valign="top" width="226"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">M</span>eningkatkan pelepasan endor<span lang="SV">f</span>in <span lang="SV">pada sistem saraf sehingga mengakibatkan rasa hening pada pasien dan dapat </span>mengurangi ansietas<span lang="SV"> yang dirasakan pasien</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 41.4pt;" valign="top" width="55"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">8</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 202.5pt;" valign="top" width="270"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Berikan informasi yang akurat dan sesuai mengenai diagnosa, pengobatan, dan konsistensi prognosis penyakit pasien</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 169.35pt;" valign="top" width="226"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Pengetahuan / informasi yang diberikan diharapkan sanggup menurunkan ansietas, memperbaiki kesalahan konsep, dan meningkatkan kerjasama pasien dengan pemberi perawatan</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 41.4pt;" valign="top" width="55"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">9</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 202.5pt;" valign="top" width="270"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Tingkatkan rasa hening dan lingkungan yang tenang</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 169.35pt;" valign="top" width="226"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Memudahkan pasien beristirahat, menghemat energi, dan meningkatkan kemampuan koping pasien</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 41.4pt;" valign="top" width="55"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">10</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 202.5pt;" valign="top" width="270"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Dorong dan kembangkan interaksi pasien dengan sistem pendukung</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 169.35pt;" valign="top" width="226"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Mengurangi perasaan isolasi. Bila sumber pendukung keluarga tidak adekuat, sumber luar sanggup diberdayakan contohnya kelompok penderita kanker</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> <tr> <td style="border-top: none; border: double windowtext 4.5pt; mso-border-top-alt: double windowtext 4.5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 41.4pt;" valign="top" width="55"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">11</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 202.5pt;" valign="top" width="270"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Libatkan orang terdekat bila keputusan mayor akan dibuat</span><o:p></o:p></div> </td> <td style="border-bottom: double windowtext 4.5pt; border-left: none; border-right: double windowtext 4.5pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 169.35pt;" valign="top" width="226"><div class="MsoNormal"> <span lang="SV">Menjamin sistem pendukung untuk pasien dan memungkinkan orang terdekat terlibat dengan tepat</span><o:p></o:p></div> </td> </tr> </tbody></table> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Evaluasi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Evaluasi dibentuk menurut tujuan dan kriteria hasil dalam intervensi keperawatan</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Daftar Pustaka </b></div> <br /> <ul> <li style="text-align: justify;">Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan  Jakarta : EGC</li> <li style="text-align: justify;">Doengoes, Marylynn, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC</li> <li style="text-align: justify;">Price, Sylvia. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit, Edisi 6, Volume 2. Jakarta : EGC</li> <li style="text-align: justify;">Smeltzer. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2. Jakarta : EGC.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Untuk mendownload Laporan pendahuluan / LP Kanker / Ca Vulva Lengkap dan terbaru, download dalam doc dan pdf dibawah :</div> <div style="text-align: justify;"> <ul> <li><b>Laporan Pendahuluan Kanker / Ca Vulva doc, <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1XLpx--zXX7Mk-2ksLUzAsZZSID3kEiYJ/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> <li><b>Laporan Pendahuluan Kanker / Ca Vulva pdf, <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1R97Le8ANQ4RCBzXT167qKxSn2aVYYY2I/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> </ul> <div> Link Alternatif</div> <div> <ul> <li><b><a href="https://drive.google.com/file/d/1XLpx--zXX7Mk-2ksLUzAsZZSID3kEiYJ/view?usp=sharing" target="_blank">LP Ca Vulva doc</a></b></li> <li><b><a href="https://drive.google.com/file/d/1R97Le8ANQ4RCBzXT167qKxSn2aVYYY2I/view?usp=sharing" target="_blank">LP Ca Vulva Pdf</a></b></li> </ul> <div> Demikian Laporan pendahuluan / LP kanker / Ca vulva terbaru dan lengkap, download doc dan pdf kami bagikan, supaya bisa membantu sebagai refferensi sobat sejawat dalam pembuatan kiprah askep, makalah atau lp.</div> </div> </div> </div>

Laporan Pendahuluan / Lp Kanker / Ca Vulva Terbaru Dan Lengkap, Download Doc Dan Pdf

Kami bagikan laporan pendahuluan / LP Kanker / Ca vulva dalam format doc dan pdf. Kali ini kami share laporan pendahuluan kanker vulva ...

+ Baca selengkapnya »

Laporan Pendahuluan / Lp Kehamilan Kembar (Gemelli / Multiple), Download Doc Dan Pdf

<div style="text-align: justify;"> Berbagi laporan pendahuluan kehamilan kembar (gemelli / multiple) doc dan pdf.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Laporan pendahuluan kehamilan kembar (gemelli/multiple) merupakan sebuah kiprah yang biasa dibutuhan oleh seorang mahasiswa kebidanan dan keperawatan pada stage maternitas.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Laporan pendahuluan / LP kehamilan kembar (gemelli/multiple) ini telah kami susun dengan sangat lengkap mulai dari tinjauan teori hingga konsep askep.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> untuk mendownload laporan pendahuluan / LP kehamilan kembar (Gemelli/multiple) dalam format doc dan pdf, telah kami sediakan link unduhan diakhir artikel ini.</div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <h3 style="text-align: justify;"> <b>Laporan pendahuluan Kehamilan kembar (Gemelli / Multiple)</b></h3> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pengertian</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kehamilan kembar ialah satu kehamilan dengan dua janin. Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian perempuan itu sendiri, dokter dan masyarakat. Kehamilan kembar sanggup menunjukkan resiko yang lebih tinggi terhapap bayi dan ibu. Oleh lantaran itu, dalam menghadapi kehamilan kemmbar harus dilakukan pengawasan hamil yang lebih intensif. Frekuensi kehamilan kembar mengikuto rumus dari Herlin, yaitu 1:89-untuk hamil kembar, 1:89 pangkat dua untuk kehamilan tiga sedangkan kuadranplet 1:89 pangkat tiga.(Manuba, 1998:265)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kehamilan multipel ( multiple pregnancy ) ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Sering disebut juga sebagai kehamilan kembar ( twin pregnancy ). Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian baik bagi klien, dokter, perawat, bidan maupun masyarakat pada umumnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kehamilan kembar ialah satu kehamilan dengan dua janin. Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian perempuan itu sendiri, dokter dan masyarakat. Pada umumnya, kehamilan dan persalinan membawa resiko bagi janin. Bahaya bagi ibu tidak sebegitu besar, tetapi perempuan dengan kehamilan kembar memerlukan pengawasan dan perhatian khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin. Frekuensi kehamilan kembar juga meningkat dengan paritas ibu. Dari angka 9,8 per 1000 persalinan untuk primipara frekuensi kehamilan kembar naik  hingga 18,9 per 1000 untuk oktipara. Keluarga tertentu memiliki kecenderungan untuk melahirkan bayi kembar, walaupun pemindahan sifat heriditer kadang kala berlangsung secara paternal, tetapi biasanya hal itu disini terjadi secara maternal dan pada umumnya terbatas pada kehamilan dizigotik. (Ilmu Kebidanan, 2002)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Etiologi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bangsa, herediter, dan paritas hanya memiliki efek terhadap kehamilan kembar yang berasal dari dua telur. Juga obat klomid dan hormon gonadotropin yang dipergunakan untuk menjadikan ovulasi dilaporkan mengakibatkan kehamilan dizigot. Faktor-faktor tersebut dan mungkin faktor lain dan mekanisme tertentu mengakibatkan matangnya dua atau lebih folikel de graf atau terbentuknya dua ovum atau lebih dalam satu folikel.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pada fertilisasi in vitro sanggup pula terjadi kehamilan kembar, jikalau telur-telur yang diperoleh sanggup dibuahi lebih dari stau dan jikalau semua embrio yang kemudian dimasukkan kedalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada kembar yang berasal dari satu telur, faktor bangsa, herediter, umur dan paritas tidak atau sedikit sekali menghipnotis terjadinya kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini sebabnya ialah faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi. </div> <div style="text-align: justify;"> Faktor penghambat yang menghipnotis segmentasi sebelum blastula terbentuk, menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion dan 2 plasenta ibarat kehamilan kembar dizigot. Bila faktor penghambat terjadi sehabis blastula tetapi sebelum amnion terbentuk, maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 2 amnion sebelumprimitive streak tampak, maka kan terjadi kehamilan kembar denagan satu amnion. Setelahprimitive streak terbentuk, maka akan terjadi kembar dempet dalam banyak sekali bentuk.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Fisiologi</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut kembar minozygot atau disebut juga identik, homolog, atau uniovuler. Kira- kira sepertiga kehamilan kembar ialah monozygotic. Jenis kehamilan kedua anak sama, rupanya sama atau bayangan cermin, mata, kuping, gigi, rambut, kulit dan ukuran atropologikpun sama. 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta, kadang – kadang 2 plasenta tersebut menjadi satu. Keadaan ini tidak sanggup dibedakan dengan kembar digizotik. Dua pertiga memiliki 1 plasenta, 1 korion, dan 1 atau 2 amnion. Pada kehamilan kembar monoamniotik tamat hidup bayi sangat tinggi lantaran lilitan tali pusat; untung sekali kehamilan ini jarang terjadi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Saat segmentasi dan ketuban pada kehamilan kembar monozigotik.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: none; text-align: justify;"> <tbody> <tr> <td style="border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt;"> <span lang="IN">Saat segmentasi<o:p></o:p></span></div> </td> <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt;"> <span lang="IN">Keadaan ketuban<o:p></o:p></span></div> </td> </tr> <tr style="height: 38.7pt; mso-yfti-irow: 1; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 38.7pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt;"> <span lang="IN">0-72 jam<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt;"> <span lang="IN">4-8 hari<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt;"> <span lang="IN">9-12 hari<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt;"> <span lang="IN">13 hari<o:p></o:p></span></div> </td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 38.7pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top"><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt;"> <span lang="IN">Diamniotik, dikorionik<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt;"> <span lang="IN">Diamniotik, monokorionik<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt;"> <span lang="IN">Monoamniotik, monokorionik<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt;"> <span lang="IN">Monoamniotik, monokorionik, dan kemungkinan terjadinya kembar siam<o:p></o:p></span></div> </td> </tr> </tbody></table> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jenis kelamin sama atau berbeda, mereka berbeda ibarat anak – anak dalam keluarga. Kembar dizigotik memiliki 2 plasenta, 2 korion, dan 2 amnion. Kadang – kadang 2 plasenta menjadi satu.</div> <div style="text-align: justify;"> Pada kehamilan kembar monozigotik, bila terdapat peredaran darah yang tidak seimbang lantaran anastomosis pembuluh darah pada hamil muda sanggup terjadi banyak sekali anomaly. Jantung janin yang satu, lantaran peredaran darah yang lebih sempurna, menguasai jantung serta system peredaran janin yang lebih pembuluh – pembuluh darah yang beranastomosis, dengan jawaban bahwa janin yang terakhir terganggu pertumbuhannya dan menjadi suatu monstrum yang dinamakan akardiakus. Akardiakus asefalus ialah monstrum yang hanya terdiri atas panggul dan ekstremitas bawah, akardiakus akornus ialah monstrum tanpa badan, akardiakus amorfus ialah monstrum tanpa bentuk yang terdiri atas jaringan ikat yang mengandung banyak sekali alat rudimeter dan diliputi kulit. Bila tidak keseimbangan terjadi pada kehamilan yang lebih tua, sanggup terjadi sindroma transfusi fetal. Pada janin yang menerima darah lebih banyak terdapat hidroamnion polisitemia, udema, dan pertumbuhan janin yang baik, janin kedua kecil, menderita anemia, kehilangan cairan tubuh oligohidroamnion, dan mikrokordia.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bila segmentasi terhambat dan gres terjadi sehabis primitive sterak terbentuk   (lebih kurang 13 hari sehabis fertilisasi), maka pemisahan mudigah tidak sempurna, sehingga terjadilah kembar dempet (kembar siam). Kembar dempet sangat jarang dijumpai, yaitu pada 1 : 70.000 persalinan. Kembar dempet sanggup dibagi atas beberapa jenis, sesuai lokasi anatomis dempetnya, yaitu torakopagus    (40 %), sifoomfalopagus (5 %), pigopagus (18 %), iskiopagus (6 %), dan kraniopagus (12 %)> Derajat dempet bervariasi dari dempet kulit dan dempet jaringan lemak saja, hingga dempet kepala, tubuh, visera atau anggota gerak yang menyebarkan sama. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pada kehamilan kembar dizigotik janin sanggup juga mengalami kelainan. Kadang – kadang satu janin meninggal dan yang mati sanggup diresobsi sama sekali atau masih ditemukan dalam uterus.   </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Jenis Kehamilan Kembar / Gemelli</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Kamilan kembar monozygotic</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut kembar monozygotic atau disebut juga identik, homilog atau uniovuler. Kira-kira sepertiga kehamilan kembar ialah minozygotik. Jenis kehamilan kedua anak sama, rupanya sama ayau bayangan cermin, mata kuping, rambut, gigi, kulit, ukuran antropologikpun sama. Kamilan kembar monozygotic memiliki 1 plasenta, 1 korion homolog, uniovuler, identik dan 1 atau 2 amnion. Pada Kamilan kembar monoamniotik tamat hidup bayi sangat tinggi lantaran lilitan tali pusat.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> a. Terdapatnya kendala pada tingkat segmentasi</div> <div style="text-align: justify;"> b. Hambatan sehabis amnion terbentuk, tetapi sebelum premitif streak</div> <div style="text-align: justify;"> c. Conjoined twins, ialah kembar dimana janin menempel satu dengan yang lainnya, semisal: Torakofagus (dada dengan dada), Abdominofagus (perlekatan kedua abdomen) dan Kraniofagus (kedua kepala)</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Superfekundasi adalah: pembuahan dua telur yang dikeluarkan pada ovulasi yang sama pada dua kali koitus yang dikeluarkan pada jarak waktu yang pendek. Hal ini dilaporkan oleh Acher (1910) seorang perempuan kulit putih melaksanakan koitus berturut-turut dengan seorang kulit putih dan saru bayi putih serta satu bayi kulit hitam.</li> <li style="text-align: justify;">Superfetasi adalah: kehamilan kedua yang terjadi beberapa ahad atau bulan sehabis kehamlan pertama. Belum pernah dibuktikan pada manusia, namun sanggup diketemukan pada kuda.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> 2. Kehamilan kembar dizygotik</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kira-kira dua pertiga kehamilan kembar dizygotik yang berasal dari dua sek telur disebut juga heterolog, binovuler atau fraternal. Jenis kelamin sama atau berbeda, mereka dalah belum dewasa lain dalam satu keluarga. Kembar dizygotik memiliki biovuler, heterolog, fraternal, 2 plesenta, 2 korion dan 2 amnion, kadang kala 2 plasenta menjadi satu.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Patofisiologi dan Pathway</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransi dan seringkali terjadi putus prematurus. Lama kehamilan kembar dua rata-rata 260 hari, triplet 246 hari dan kuadruplet 235 hari. Berat lahir rata-rata kehamilan kembar ± 2500gram, triplet 1800gram, kuadriplet 1400gram. Penentuan zigositas janin sanggup ditentukan dengan melihat plasenta dan selaput ketuban pada dikala melahirkan. Bila terdapat satu amnion yang tidak dipisahkan dengan korion maka bayi tesebut ialah monozigotik. Bila selaput amnion dipisahkan oleh korion, maka janin tersebut bisa monozigotik tetapi lebih sering dizigotik.1,2 Pada kehamilan kembar dizigotik hampir selalu berjenis kelamin berbeda. Kembar dempet atau kembar siam terjadi bila kendala pembelahan sehabis diskus embrionik dan sakus amnion terbentuk, kepingan tubuh yang dimiliki bersama dapat.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Secara umum, derajat dari perubahan fisiologis maternal lebih besar pada kehamilan kembar dibanding dengan kehamilan tunggal. Pada trimester 1 sering mengalami nausea dan muntah yang melebihi yang dikarateristikan kehamilankehamilan tunggal. Perluasan volume darah maternal normal ialah 500 ml lebih besar pada kehamilan kembar, dan rata-rata kehilangan darah dengan persalinan vagina ialah 935 ml, atau hampir 500 ml lebih banyak dibanding dengan persalinan dari janin tunggal.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Massa sel darah merah meningkat juga, namun secara proporsional lebih sedikit pada kehamilan-kehamilan kembar dua dibanding pada kehamilan tunggal, yang menimbulkan” anemia fisiologis” yang lebih nyata. Kadar haemoglobin. kehamilan kembar dua rata-rata sebesar 10 g/dl dari 20 ahad ke depan. Sebagaimana diperbandingkan dengan kehamilan tunggal, cardiac output meningkat sebagai jawaban dari peningkatan denyut jantung serta peningkatan stroke volume. Ukuran uterus yang lebih besar dengan janin banyak meningkatkan perubahan anatomis yang terjadi selama kehamilan. Uterus dan isinya sanggup mencapai volume 10 L atau lebih dan berat lebih dari 20 pon. Khusus dengan kembar dua monozygot, sanggup terjadi akumulasi yang cepat dari jumlah cairan amnionik yang kasatmata sekali berlebihan, yaitu hidramnion akut.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam keadaan ini gampang terjadi kompresi yang cukup besar serta pemindahan banyak visera abdominal selain juga paru dengan peninggian diaphragma. Ukuran dan berat dari uterus yang sangat besar sanggup menghalangi keberadaan perempuan untuk lebih sekedar duduk.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pada kehamilan kembar yang dengan komplikasi hidramnion, fungsi ginjal maternal sanggup mengalami komplikasi yang serius, besar kemungkinannya sebagai jawaban dari uropati obstruktif. Kadar kreatinin plasma serta urin output maternal dengan segera kembali ke normal sehabis persalinan. Dalam kasus hidramnion berat, amniosintesis terapeutik sanggup dilakukan untuk menunjukkan perbaikan bagi ibu dan diperlukan untuk memungkinkan kehamilan Berbagai macam stress kehamilan serta kemungkinan-kemungkinan dari komplikasi-komplikasi maternal yang serius hampir tanpa kecuali akan lebih besar pada kehamilan kembar</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pathway Kehamilan Kembar</div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"> <img border="0" data-original-height="928" data-original-width="758" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjesycXaBthrIIbH-Y688XLaso_TeegSWpwlFFPIW1diHbae-wf44dBbMRwQuwvWM3SGYFQeOmJqitvUW6a0LOMUsSx_xoamb4trVpV5StFbSGeCFA4OQzFLWVyxFN_hYDcJqOgu-4_0xNl/s640/Pathway+kehamilan+kembar+1.png" width="522" /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Tanda Dan Gejala</b></div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar.</li> <li style="text-align: justify;">Kebutuhan ibu akan zat-zat masakan pada kehamilan kembar bertambah sehingga sanggup mengakibatkan anemia dan penyakit defisiensi lain.</li> <li style="text-align: justify;">Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan kembar daripada kehamilan tunggal.</li> <li style="text-align: justify;">Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada kehamilan kembar.</li> <li style="text-align: justify;">Solusio plasenta sanggup terjadi, ibarat sesak nafas, sering kencing, edema dan varises pada tungkai bawah dan vulva.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Pertumbuhan Janin Kembar</b></div> <ol> <li style="text-align: justify;">Berat tubuh 1 janin kehamilan kembar rata – rata 1000 gram lebih ringan dari jenis tunggal</li> <li style="text-align: justify;">Berat tubuh gres lahir biasanya pada kembar dua di bawah 2500 gram, triplet dibawah 2000 gram, kuadriplet 1500 gram, dan quintuplet dibawah 1000 gram</li> <li style="text-align: justify;">Berat tubuh masing – masing janin dari kehamilan kembar tidak sama, umumnya berselisih antara 50 hingga 1000 gram, dan lantaran pembegian sirkulasi darah tidak sama, maka yang satu lebih kurang tumbuh dari yang lainnya</li> <li style="text-align: justify;">Pada kehamilan kembar dizigotik :Dapat terjadi janin yang satu meninggal dan janin yang lain tumbuh hingga cukup bulan. Janin yang mati bisa diresorbsi ( Kalau pada kehamilan muda ), atau pada kehamilan yang agak tua, janin jadi pipih yang disebut fetus papyraseus atau kompresus.</li> <li style="text-align: justify;">Pada kehamilan kembar monozogotik : Pembuluh darah janin yang satu beranastomis dengan janin yang lainnya, lantaran itu sehabis bayi satu lahir tali sentra harus diikat untuk menghindari pendarahan. Karena itu janin yang satu sanggup terganggu pertumbuhannya dan menjadi monstrum, ibarat akardiakus dan kelainan lainnya. Dapat terjadi sindroma transfuse fetal : pada janin yang menerima darah lebih banyak terjadi hidramnion,polisitemia,oedema, dan pertumbuhan yang baik. Sedangkan janin kedua terlihat kecil, anemis, dehidrasi, oligohidrami, dan mikrokardia, lantaran kurang menerima darah.</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Letak pada presentasi janin</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pada kehamilan kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua janin. Begitu pula letak janin kedua, sanggup berubah sehabis janin pertama lahir, contohnya : dari letak lintang sanggup bermetamorfosis letak sungsang atau letak kepala. Berbagai kombinasi letak, presantasi dan posisi bisa terjadi. Yang paling sering di jumpai ialah :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala ( 44-47%)</li> <li style="text-align: justify;">Letak membujur, presentasi kepala bokong ( 37-38%)</li> <li style="text-align: justify;">Keduanya presentasi bokong ( 8-10 )</li> <li style="text-align: justify;">Letak lintang dan presentasi kepala ( 5-5,3%)</li> <li style="text-align: justify;">Letak lintang dan presentasi bokong ( 1,5-2%)</li> <li style="text-align: justify;">Dua-duanya letak lintang ( 0,2-0,6%)</li> <li style="text-align: justify;">Letak dan presentasi “69” ialah letak yang berbahaya, lantaran sanggup terjadi kunci-mengunci ( Interlocking ).</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Diagnosis</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Anamnesa</div> <div style="text-align: justify;"> a. Perut lebih buncit dari semestinya bau tanah kehamilan</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil</li> <li style="text-align: justify;">Uterus terasa lebih cepat membesar</li> <li style="text-align: justify;">Pernah hamil kembar atau ada sejarah keturunan.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /> 2. Inspeksi dan palpasi</div> <div style="text-align: justify;"> a. Pada investigasi pertama dan ulang ada kesan uterus lebih besar dan cepat tumbuhnya dari biasa.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Teraba gerakan-gerakan janin lebih banyak</li> <li style="text-align: justify;">Banyak bagian-bagian kecil teraba</li> <li style="text-align: justify;">Teraba 3 kepingan besar janin</li> <li style="text-align: justify;">Teraba 2 balotemen</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> 3. Auskultasi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 kawasan yang agak berjauhan dengan perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut per menit atau sama-sama dihitung dan berselisih 10.</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Rontgen foto abdomen, kelihatan 2 janin.</li> <li style="text-align: justify;">Ultrasonografi: kelihatan 2 janin, 2 jantung yang berdenyut telah sanggup ditentukan pada triwulan I.</li> <li style="text-align: justify;">Elektrokardiogram fetal : diperoleh dua EKG yang berbeda dari kedua janin.</li> <li style="text-align: justify;">Reaksi kehamilan : lantaran pada hamil kembar umumnya plasenta besar atau ada 2 plasenta, maka HCE akan tinggi ; jadi reaksi kehamilan titrasi bisa positif kadang kala hingga 1/200. hal ini sanggup mewaspadai dengan malahidatidosa.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Penatalaksanaan</b></div> <br /> <div style="text-align: justify;"> 1. Penanganan dalam kehamilan</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah komplikasi yang timbul dan bila diagnosisi telah ditegakkan investigasi ulangan harus lebih sering x seminggu pada kehamilan lebih dari 32 minggu.</li> <li style="text-align: justify;">Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh lebih baik dihindari lantaran akan merangsang partus prematurus.</li> <li style="text-align: justify;">Pemakaiaan korset gurita yang tidak terlalu berpengaruh diperbolehkan supaya terasa lebih ringan</li> <li style="text-align: justify;">Periksa darah lengkap Hb dan golongan darah. (Rustam, 1998)</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> 2. Penanganan persalinan dalam hamil kembar</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Karena penyulit kehamilan kembar terjadi kontraksi otot rahim, kelambatan persalinan dan pendarahan postpartum, dan bayi premature, maka persiapan darah ibu peril dilakukan dan pinjaman bayi premature dengan lebih baik.</li> <li style="text-align: justify;">Pada umumnya anak kedua lahir dalam waktu 10-15 menit. Bila kedudukan anak kedua membujur, sanggup dinantikan hingga terjadi his, selanjutnya ketuban dipecahkan dan persalinan ditolong impulsif belakang kepala atau pinjaman letak sungsang.</li> <li style="text-align: justify;">Apabila anak kedua letak lintang sanggup dilakukan versi luar menjadi letak membujur seandainya letak lintang disertai gawat janinmaka versi ekstrasi merupakan pilihan pertama. Indikasi lainnya untuk versi ekstrasi letak lintang ialah bila ketuban pecah desertai prolaksus funikuli atau solusio plasenta.</li> <li style="text-align: justify;">Dalam pertolonhan persalinan hamil kembar sanggup dilakukan operasi persalinan hamil kembar sanggup dilakukan persalinan primer bila berhadapan dengan:</li> <li style="text-align: justify;">Hamil kembar dengan anak satu lintang</li> <li style="text-align: justify;">Prolaksus funikuli</li> <li style="text-align: justify;">Plasenta plevia. (Manuaba, 1998:267)</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Komplikasi</b></div> <ul> <li style="text-align: justify;">Pada ibu: anemia, abortus, dan pre eklamsi, hidroamnion, kontraksi hipotonok, retensi plasenta, pendarahan pasca persalinan</li> <li style="text-align: justify;">Pada janin: plasenta plevia, solusio plasenta, isuensi plasenta, partus prematurus, bayi mal presentasi, prolaps tali pusat, kelaianan congenital.</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Konsep Asuhan Keperawatan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pengkajian</b></div> <ol> <li style="text-align: justify;">Anamnesis : Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur tuanya kehamilan. Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil.Uterus terasa lebih cepat membesar. Pernah hamil kembar atau ada riwayat keturunan kembar. Apakah telah menerima pengobatan infertilitas.</li> <li style="text-align: justify;">Inspeksi dan palpasi : Pada investigasi pertama dan ulangan ada kesan uterus lebih besar dan lebih cepat tumbuhnya dari biasa.Gerakan – gerakan janin terasa lebih sering . Bagian – kepingan kecil terasa lebih banyak. Teraba ada 3 kepingan besar janin. Teraba ada 2 balotement</li> <li style="text-align: justify;">Auskultasi : Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 kawasan yang agak berjauhan dengan perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut per menit atau bila dihitung bersamaan terdapata selisih 10</li> <li style="text-align: justify;">Rotgen foto abdomen : Tampak citra 2 Janin.</li> <li style="text-align: justify;">Ultrasografi : Bila tampak 2 janin atau 2 jantung yang berdenyut yang telah sanggup ditentukan pada triwulan I atau pada kehamilan 10 minggu</li> <li style="text-align: justify;">Elektrokardiogramn total : Terdapat citra 2 EKG yang berbeda dari kedua janin.</li> <li style="text-align: justify;">Reaksi kehamilan : Karena pada hamil kembar pada umumnya plasenta besar atau ada 2 plasenta, maka produksi HCG akan tinggi, jadi titrasi reaksi kehamilan bisa positif, kadang – kadang hingga 1/200. Hal ini sanggup dikacaukan dengan mola hidatidosa. Kadangkala diagnose gres diketahui sehabis bayi pertama lahir, uterus masih besar, ternyata masih ada janin satu lamgi dalam rahim. Kehamilan kembar sering terjadi bersamaan dengan hidramnion dan toksemia gravidarum.</li> <li style="text-align: justify;">Pemeriksaan klinik gejala-gejala dan tanda-tanda : Adanya cairan amnion yang hiperbola dan renggangan dinding perut mengakibatkan diagnosis dengan palpasi menjadi sukar. Lebih kurang 50 % diagnosis kehamilan ganda dibentuk secara tepat jikalau berat satu janin kurang dari 2500 gram, dan 75 % jikalau berat tubuh satu janin lebih dari 2500 gram. Untuk menghindari kesalahan diagnosis, kehamilan ganda perlu dipikirkan bila dalam investigasi ditemukan hal-hal berikut; besarnya uterus melebihi lamanya amenorea, uterus tumbuh lebih cepat dari kehamilan normal, banyak kepingan kecil teraba, teraba tiga kepingan besar, dan teraba dua balotemen, serta terdengar 2 DJJ dengan perbedaan 10 atau lebih.</li> </ol> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Diagnosa Keperawatan</b></div> <ol> <li style="text-align: justify;">Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berafiliasi dengan meningkatnya kebutuhan nutrisi ibu dan janin.</li> <li style="text-align: justify;">Gangguan rasa nyaman (sesak) berafiliasi dengan perluasan paru tidak optimal.</li> <li style="text-align: justify;">Kecemasan berafiliasi dengan kurangnya pengetahuan mekanisme penatalaksanaan kehamilan kembar</li> <li style="text-align: justify;">Resiko terjadi partus premature berafiliasi dengan pemfokusan rongga uterus</li> <li style="text-align: justify;">Resiko terjadi solutio plasenta berafiliasi dengan kontraksi uterus dini.</li> <li style="text-align: justify;">Resiko terjadinya kekurangan volume cairan berafiliasi dengan HPP: (Haemoragic Post Partum).</li> <li style="text-align: justify;">Resiko tinggi injury berafiliasi dengan penurunan perfusi jaringan sekunder / HPP (Hamorargie post partum).</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b>Perencanaan Keperawatan</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 1.    </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berafiliasi dengan meningkatnya kebutuhan nutrisi ibu dan janin.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan  : Kebutuhan nutrisi ibu dan janin terpenuhi dengan kriteria hasil BB ibu sesuai dengan TB dan usia kehamilan, kebutuhan kalori, protein terpenuhi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Kaji intake makanan. Rasional : Mengetahui kebutuhan nutrisi ibu</li> <li style="text-align: justify;">Jelaskan pentingnya nutrisi kepada ibu : yaitu untuk ibu dan janin yang dikandungnya. Rasional : Menambah daya tahan tubuh dan kelemahan fisik</li> <li style="text-align: justify;">Konsul gizi wacana pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi klien</li> <li style="text-align: justify;">Anjurkan makan sedikit tapi sering. Rasional : Intake tambahan 300 kalori/hari, protein 1,5 gram/kg BB, pemanis tablet Fe 60-1000 mg/hari memenuhi kebutuhan nutrisi.</li> <li style="text-align: justify;">Pantau BB ibu setiap kali kunjunga. Rasional : Mengetahui perubahan berat tubuh ibu dihubungkan intake nutrisi yang adekuat</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa Keperawatan. 2</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Resiko tinggi injury berafiliasi dengan kelahiran premature</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan : Tidak terjadi injury pada ibu bila terjadi kelahiran premature</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Anjurkan ibu untuk bedrest selama trimester III. Rasional : Meningkatkan perfusi uterine</li> <li style="text-align: justify;">Anjurkan ibu untuk menghindari korelasi suami istri selama kehamilan trimester III. Rasional : Hal ini sanggup meningkatkan kontraksi uterus sehingga bias terjadi kelahiran premature</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> Diagnosa keperawatan. 3. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gangguan rasa nyaman berafiliasi dengan meningkatnya kontraksi uterus dan penambahan berat uterus.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan : Ibu bisa toleransi terhadap nyeri yang dialaminya</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intervensi :</div> <ul> <li style="text-align: justify;">Anjurkan ibu untuk memakai sabut ibu hamil, dan tidur dengan posisi miring kiri. Rasional : Posisi miring kiri mengurangi pemfokusan pada aorta dan vena cava serta mencegah terjadinya hipertensi.</li> <li style="text-align: justify;">Anjurkan keluarga untuk menunjukkan lingkungan yang nyaman bagi ibu. Rasional : Membuat ibu merasa lebih nyaman.</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Untuk mendownload laporan pendahuluan / LP Kehamilan kembar ( Gemelli / Multiple ), Download doc dan pdf dibawah :</div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;"><b>Laporan Pendahuluan / LP kehamilan Kembar (Gemelli / Multiple) doc.<a href="https://drive.google.com/file/d/1TBK9hxtuhe9DVIhmvXGnFtGUwXpFL14_/view?usp=sharing" target="_blank"> <i>(Ambil File)</i></a></b></li> <li style="text-align: justify;"><b>Laporan Pendahuluan / LP Kehamilan Kembar (Gemelli / Multiple) pdf. <i><a href="https://drive.google.com/file/d/1mBSjbUixrQViJrk9ELylSdqq_e5VI0ck/view?usp=sharing" target="_blank">(Ambil File)</a></i></b></li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Link alternatif</div> </div> <div> <ul> <li style="text-align: justify;"><b><a href="https://drive.google.com/file/d/1TBK9hxtuhe9DVIhmvXGnFtGUwXpFL14_/view?usp=sharing" target="_blank">LP Kehamilan kembar doc</a></b></li> <li style="text-align: justify;"><b><a href="https://drive.google.com/file/d/1mBSjbUixrQViJrk9ELylSdqq_e5VI0ck/view?usp=sharing" target="_blank">LP kehamilan Kembar pdf</a></b></li> </ul> <div style="text-align: justify;"> Demikian <b>laporan pendahuluan / lp kehamilan kembar (gemelli / multiple), download doc dan pdf </b>kami bagikan, biar bisa membantu teman-teman sejawat sekalian dalam pembuatan kiprah keperawatan atau kebidanan. Terima kasih.</div> </div>

Laporan Pendahuluan / Lp Kehamilan Kembar (Gemelli / Multiple), Download Doc Dan Pdf

Berbagi laporan pendahuluan kehamilan kembar (gemelli / multiple) doc dan pdf. Laporan pendahuluan kehamilan kembar (gemelli/multiple) ...

+ Baca selengkapnya »