Kami bagikan laporan pendahuluan / LP gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) pdf dan doc.

Teman perawat sekalian, terima kasih telah berkunjung ke bangsal sehat, semoga kami terus bisa menyediakan info dan materi ihwal keperawatan, jikalau sebelumnya telah kami share ihwal laporan pendahuluan banyak sekali judul, pada kesempatan kali ini kami share laporan pendahuluan / LP gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF).

laporan pendahuluan / LP gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) ini telah kami susun selengkap mungkin menurut beberapa referensi, mulai dari tinjauan teori hingga konsep ashuan keperawatan GGA.

Harapan kami laporan pendahuluan / LP gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) ini sanggup mempermudah sahabat perawat dalam pembuatan kiprah rutin yaitu LP.

laporan pendahuluan / LP gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) ini kami sediakan dalam dua format yaitu pdf dan doc, yang bisa teman-teman download melalui link unduhan yang telah kami sematkan diakhir artikel ini.

Laporan Pendahuluan / LP Gagal Ginjal Akut (GGA) atau Acute Renal Failure (ARF)


Pengertian
Gagal ginjal Akut (GGA) atau Acute renal failure (ARF) sanggup didefinisikan sebagai sindrom klinis akhir kerusakan metabolik atau patologik pada ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi yang positif dan cepat serta terjadinya azotemia (Davidson, 1984). Biasanya penyakit ini disertai oliguria (pengeluaran kemih < 400 ml/ hari).

Gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) yaitu penurunan laju filtrasi glomerulus secara tiba-tiba, sering kali dengan oliguri, peningkatan kadar urea dan kreatinin darah, serta asidosis metabolic dan hiperkalemia. ( D. Thomson 1992 : 91 )


Anatomi fisiologi

Ginjal yaitu organ ekskresi yang berperan penting dalam mempertahankan keseimbangan internal dengan jalan menjaga komposisi cairan tubuh/ekstraselular. Ginjal merupakan dua buah organ berbentuk menyerupai kacang polong, berwarna merah kebiruan. Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di kawasan lumbal disebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus oleh lapisan lemak yang tebal di belakang peritoneum atau di luar rongga peritoneum.

Ketinggian ginjal sanggup diperkirakan dari belakang di mulai dari ketinggian vertebra torakalis hingga vertebra lumbalis ketiga. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri sebab letak hati yang menduduki ruang lebih banyak di sebelah kanan. Masing-masing ginjal mempunyai panjang 11,25 cm, lebar 5-7 cm dan tebal2,5 cm.. Berat ginjal pada laki-laki berakal balig cukup akal 150-170 gram dan perempuan berakal balig cukup akal 115-155 gram.

Ginjal ditutupi oleh kapsul tunikafibrosa yang kuat, apabila kapsul di buka terlihat permukaan ginjal yang licin dengan warna merah tua. Ginjal terdiri dari belahan dalam, medula, dan belahan luar, korteks. Bagian dalam (interna) medula.Substansia medularis terdiri dari pyramid renalis yang jumlahnya antara 8-16 buah yang mempunyai basis sepanjang ginjal, sedangkan apeksnya menghadap ke sinus renalis. Mengandung belahan tubulus yang lurus, ansahenle, vasa rekta dan duktuskoli gensterminal. Bagianluar (eksternal) korteks. Subtansia kortekalis berwarna coklat merah, konsistensi lunak dan bergranula. Substansia ini tepat dibawah tunika fibrosa, melengkung sepanjang basis piramid yang berdekatan dengan sinus renalis, dan belahan dalam di antara pyramid dinamakan kolumnarenalis. Mengandung glomerulus, tubulus proksimal dan distal yang berkelok-kelok dan duktus koligens.

Struktur halus ginjal terdiri atas banyak nefron yang merupakan satuan fungsional ginjal. Kedua ginjal tolong-menolong mengandung kira-kira 2.400.000 nefron. Setiap nefron bias membentuk urin sendiri. Karena itu fungsi dari satu nefron sanggup mengambarkan fungsi dari ginjal.


Klasifikasi

Gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) diklasifikasikan menjadi 3 kategori umum yaitu :

1. GGA atau ARF pre renal

GGA atau ARF pre renal yaitu gangguan ginjal yang ada hubungannya dengan perfusi ginjal misal kekurangan volume, perpindahan volume, ekpansi volume dan dimanifestasikan oleh penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG).
 
2. GGA atau ARF renal

GGA atau ARF renal sebagai akhir penyakit ginjal primer : yaitu berkurangnya fatwa darah ginjal keseluruh belahan atau sebagian ginjal hal ini dikarenakan keadaan pra renal yang tidak teratasi sedangkan penyebab lain sebab stenosis arteri renalis sehingga mengurangi fatwa darah keseluruh ginjal, iskemik lokal sanggup terjadi bila terjadi penyakit vaskuler oklusif, glomerulonefritis akut, nefrosklerosis maligna, penyakit kolagen, angitis hipersensitif.

3. GGA atau ARF post renal

GGA atau ARF post renal yaitu suatu keadaan dimana sebagai akhir dari obstruksi pada sepanjang akses perkemihan dari tubulus hingga meatus uretral.


Etiologi

1. ARF Pre renal

a. Penurunan volume vaskuler
  • kehilangan darah/ plasma : perdarahan, luka bakar.
  • Kehilangan cairan ekstravaskuler : muntah diare

b. Kenaikan kapasitas vaskuler
  • sepsis
  • blokade ganglion
  • reaksi anafilaksis

c. Penurunan curah jantung/ kegagalan pompa jantung
  • renjatan kardiogenik
  • payah jantung kongestif
  • tamponade jantung
  • disritmia
  • emboli paru
  • infark jantung 

2.    ARF Renal (intrinsik): kerusakan struktur & fungsi ginjal
  • Hipoperfusi  berkepanjangan. 
  • Nekrosis tubular akut akhir : 
  • Hipotensi  : pasca bedah 
  • Hipovolemik  dan abses : luka bakar. 
  • Hipotensi akhir trauma berat 
  • Infeksi, nefrotoksis, penyakit parenkim ginjal (pielonefritis akut, glomerulonefritis akut) 

3.    Post renal (obstruktif).
  • Endapan asam urat, kristal sulfat. 
  • Obstruksi : kerikil KK, hipertrofiprostat, cancer kolon, cancer servik & uterus. 
  • Pembedahan ureter. 
  • Obstruksi uretra ; striktura uretra     


Patofisiologi
Pre renal azotemia
Penurunan fungsi ginjal akan mengaktifkan baroreseptor yang kemudian akan mengaktivasi sistem neurohumoral dan ginjal, supaya badan sanggup tetap mempertahankan tekanan darah, perfusi ginjal dan laju filtrasi glomerular. Sistem renin- angiotensin- aldosteron, vasopresin, aktivasi sistem saraf simpatik akan menjadikan vasokonstriksi sistemik, retensi garam dan air sehingga tekanan darah dan volume intravaskuler sanggup dipertahankan. Hanya saja bila sistem mekanisme adaptif ini tidak berhasil maka laju filtrasi glumerular menurun dan terjadilah azotemia pra renal.
Karena terjadi penurunan sirkulasi ginjal menjadikan peningkatan tonusitas medular yang selanjutnya memperbesar reabsorbsi dari cairan tubular distal. Oleh karenanya perubahan urine tipikal pada keadaan perfusi rendah. Volume urine menurun hingga kurang dari 400 ml/ hari, berat jenis urin meningkat dan konsentrasi natrium urin rendah ( biasanya < 5 mEq/ L).

Intra renal / renal
Bila perfusi ginjal yang lemah menetap selama periode yang cukup lama, ginjal sanggup rusak sehingga pengembalian perfusi ginjal tidak lagi menawarkan imbas pada filtrasi glomerulus. Pada situasi ini terjadi gagal ginjal intrinsik (kategori intra renal menyerupai NTA, nefropati vasomotor dan nefrosis nefron bawah).

Post renal
Berbagai kondisi yang sanggup menghambat fatwa urin dari ginjal keluar sanggup menjadikan azotemia post renal. Obstruksi ini sanggup terjadi pada setiap tempat dalam akses perkemihan. Bila urine tidak sanggup melewati obatruksi, menjadikan kongesti yang akan menimbulkan tekanan retrograd melalui sistem kolagentes dan nefron. Keadaan ini memperlambat laju fatwa cairan tubular dan menurunkan LFG. Sebagai karenanya reabsorbsi natrium, air dan urea meningkat menimbulkan penurunan natrium urine dan meningkatkan osmolalitas dan BUN urine.

Fathway gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF)

Untuk mendownload fathway gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF), DISINI


Gejala klinis
Pada ARF pra renal sering ditandai dengan :
  • Vital sign rendah
  • Turgor kulit menurun
  • Tekanan vena sentral 
  • Hipotensi ortostatik

Pada ARF intra renal :

a. Fase oliguria berlangsung 7- 21 hari atau kurang dari 4 minggu. Apabila lebih dari 4 ahad perlu dilakukan biopsi ginjal.
  • Kesadaran : disorientasi, gelisah, apatis, letargi, somnolent hingga koma.
  • Gastro intestinal : anoreksia, mual, muntah, verbal terasa kering, stomatitis, perdarahan gastrointestinal.
  • Pernafasan : kusmaul, dyspnea, cheyne stokes amis nafas kha ureum/ pneumonia uremik.
  • Kulit/ mukosa : perdarahan, anemia, dermatitis uremik dijumpai adanya udem sebab overhidrasi.
  • Kenaikan sisa metabolisme protein : uruem kreatinin, NPN, asam urat.
  • Gangguan keseimbangan asam basa asidosis metabolik
  • Gangguan keseimbangan elektrolit : hiperkalemia, hipernatriumia atau hiponatrium, hipokalsemia dan hiperfosfatemia.

b. Fase poliuria
  • Fase ini terjadi diuresis dimana volume urin lebih dari 1 liter/ 24 jam dan kadang sanggup mencapai 4- 5 liter/ 24 jam. Poliuria terjadi sebab imbas diuretik ureum, disamping adanya gangguan faal tubuli dalam mereabsorbsi garam dan air.
  • Pada fase ini kadar ureum dan kreatini masih meningkat pada 3- 5 hari pertama. Setelah itu akan menurun dan diiringi perbaikan klinisnya, sebab permulaan fase poliuria, LFG masih terlalu rendah. 
  • Pada fase ini banyak kehilangan cairan dan elektrolit sehingga perlu diperhatikan kemungkinan terjadinya kehilangan cairan tubuh serta gangguan keseimbangan elektrolit.

c. Fase penyembuhan

Penyembuhan secara tepat faal ginjal akan berlangsung hingga 6- 21 bulan. Faal ginjal yang paling final yaitu normal pada faal konsentrasi.

Pada post renal
Pada post renal sering diketahui tanda- tanda menyerupai :
  • Poliuria disertai anuria
  • Syndrom diabetes insipidus (pittesin- resisten diabetes insipidus )
  • Kolik, batu
  • Hidronefrosis bilateral

Pemeriksaan diagnostik

a. Laboratorium

ARF pra renal
  • Darah : ureum kreatinin, elektrolit serta osmolaritas.
  • Urine : ureum, kreatini, elektrolit, osmolaritas dan berat jenis urine.
 ARF renal : urine dan darah, uji diuretik.

ARF post renal
  • Darah : ureum, kreatinin dan elektrolit.
  • Urine : ureum, kreatini, elektrolit dan berat jenis urine.

b. USG

c. CT Scan abdomen


Penatalaksanaan
   
a. ARF pra renal
   
Mempertahankan diuresis diberikan manitolo dan furosemid.
   
b. ARF renal

Mengobati penyebab NTA, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mencegah infeksi, pengelolaan konservatif.
   
c. ARF post renal

Tindakan pembedahan untuk sanggup menghilangkan obstruksinya, perlu diperhatikan pula adanya kemungkinan terjadinya sindroma pasca obstruksi berupa poliuria jago yang memerlukan koreksi cairan elektrolit 


Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian Keperawatan Gagal Ginjal Akut

Menurut Nursalam (2006. Hal. 42) pengkajian pada klien dengan Gagal Ginjal Akut yaitu sebagai berikut :
  1. Kaji riwayat penyakit jantung, malignansi, sepsis, atau penyakit yang diderita sebelumnya.
  2. Kaji adanya paparan dengan obat yang berpotensi meracuni ginjal (antibiotik, nonsteroidal anti inflamasi NSAID's, zat kontras, dan benda cair lainnya)
  3. Lakukan investigasi fisik secara terus menerus menyerupai turgor kulit, pucat, perubahan irama jantung (nadi), dan edema.
  4. Monitor volume urine

Diagnosa keperawatan

1. Pasien dengan Gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) azotemia pre renal :

Diagnosa Keperawatan :
  • Perubahan perfusi jaringan b/ d hipovolumia sekunder terhadap ARF

2. Pasien dengan gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) intra renal/ renal :

Diagnosa Keperawatan :
  • Perubahan perfusi jaringan b/ d iskemik ginjal sekunder terhadap glomerulonefritis akut.
  • Resiko tinggi terhadap abses b/ d ARF
  • Kelebihan volume cairan b/d ARF, filtrasi jelek dan masukan intravena

3. Pasien dengan gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) post renal :

Diagnosa Keperawatan
  • Perubahan eliminasi urine b/ d obstruksi sekunder terhadap kanker, prostat, obstruksi uretra.
  • Resiko tinggi terhadap perubahan rasa nyaman b/d inefektif eliminasi urine, kandung kemih penuh.
  • Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/ d kerusakan sekunder sel tubulus.

Intervensi Keperawatan

1. Rencana / intervensi Asuhan keperawatan gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) azotemia pre renal.

DP
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
Perubahan perfusi jaringan b/ d hipovolumia sekunder terhadap ARF













Pasien akan stabil secara hemodinamik setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam dengan kritria hasil :
Tidak terjadi gangguan perfusi jaringan
- pantau TTV, tekanan desak kapiler pulmonari, tekanan vena sentral, curah jantung, indeks jantung setiap 1 jam hingga stabil kemudian tiap 2 jam.

- pantau hasil laboratorium (Na, K, Hb, Ht, Px koagulasi).

- monitor membran mukosa yang kering

- Validasi catatan cairan yang masuk dan keluar

- Pantau cairan yang masuk dan reaksi transfusi bila kelebihan

- Pantau adanya perubahan fungsi mental

Untuk mengetahui vital sign dan hemodinamika supaya tetap stabil


Untuk mengetahui kecacatan elektrolit

Untuk mengetahui adanya dehidrasi

Untuk mengetahui keseimbangan cairan elektrolit

Menghindari terjadinya oedem


Untuk mengetahui apakah pasien mengalami disorientasi tempat

2. Rencana / intervensi Asuhan keperawatan gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) intra renal/ renal

DP
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
Perubahan perfusi jaringan b/ d iskemik ginjal sekunder terhadap glomerulonefritis akut.

Resiko tinggi terhadap abses b/ d ARF







Kelebihan volume cairan b/d ARF, filtrasi jelek dan masukan intravena



Pasien bisa mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam tidak tampak tanda- tanda abses dengan KH :
Tidak terlihat tanda infeksi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 x 24 jam volume cairan sanggup dipertahankan dengan KH :
Output dan input cairan dalam keadaan seimbang.
- atur hidrasi dfan hindari terjadinya dehidrasi
- amati tanda dan tanda-tanda retensi cairan
- pantau nilai- nilai hasil investigasi laboratorium Na, K, Cl, keseimbangan asam basa

- Amati tanda- tanda abses
- jaga keseterilan dalam melaksanakan mekanisme tindakan invasif
- basuh tangan sebelum dan sehabis melaksanakan tindakan keperawatan





- Hitung jumlah cairan yang masuk dan keluar tiap 1 jam
- catat warna dan jumlah urine yang keluar setiap 1 jam.
Menghindari terjadinya kekurangan cairan dan elektrolit




Mengurangi dan menghindari faktor – faktor pencentus erjadinya nosokomial infeksi.







Untuk memantau bila terjadi kelebihan volume cairan tubuh

3. Rencana / intervensi Asuhan keperawatan gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) potrenal

DP
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
Perubahan eliminasi urine b/d obstruksi sekunder terhadap kanker, prostat, obstruksi uretra.


Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d kerusakan sekunder sel tubulus.

Resiko tinggi terhadap perubahan rasa nyaman b/d inefektif eliminasi urine, kandung kemih penuh.


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien sanggup mempertahankan eliminasi BAK

Pasien akan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit




Pasien akan mempertahan kan rasa nyaman selama eliminasi urine
Pertahankan pemasangan urine kateter
Amati contoh buang air kecil
Inspeksi urine terhadap dermaturi dan batu




Pertahankan validasi data haluaran urin yang keluar
Berikan asupan cairan elektrolit sesuai dengan kegiatan dokter




Pantau respon- respon yang menguntungkan dan merugikan terhadap segmen pengobatan
Berikan obat penghilang rasa nyeri sesuai dengan kegiatan dokter
Jaga privasi klien ketika melaksanakan tindakan keperawatan
Lebih gampang dalam menghitung jumlah urine yang keluar





Untuk mempertahankan cairan dan elektrolit tubuh






Memberikan rasa nyaman sehingga pasien bisa mengalihkan perhatian  terhadap nyeri


Daftar pustaka
  • APrice, Sylvia and M. Wilson, Lorraine. 1992. Pathophysiology Fourth Edition. Mosby Year Book. Michigan
  • Doenges, Marylinn E. et al. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, Alih bahasa I Made Kariasa. Jakarta. EGC.
  • Ignatavicius, Dona D and Bayna, Marylen V. 1991. Medical Surgical Nursing  A nursing proces Aproach Edisi I. WB Saunders Company. Philadhelpia.
  • Soeparman. Et al. (1990). Buku Ajar Penyakit Dalam, Edisi Ketiga. Jakarta. Balai Penerbit FKUI.
Untuk mendownload laporan pendahuluan / LP gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) pdf dan doc, dibawah :
  • laporan pendahuluan / LP gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) pdf, (Ambil File)
  • laporan pendahuluan / LP gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) doc, (Ambil File)
Link Alternatif 
Demikian laporan pendahuluan / LP gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF), download pdf dan doc kami bagikan, semoga bisa menjadi rujukan teman-teman dalam pembuatan kiprah askep atau makalah, terima kasih.
 
Top