Kami bagikan laporan pendahuluan varicella / cacar air pdf dan doc.
Tak kan lelah kami selalu berusaha membagikan materi keperawatan untuk memudahkan dan membantu teman sejawat dalam pembuatan kiprah keperawatan, kali ini kami share laporan pendahuluan varicella / cacar air yaitu suatu penyakit yang disebabkan virus pada belahan kulit dan mkosa.
Seperti biasanya laporan pendahuluan varicella ini kami bagikan filenya dalam bentuk dua format yaitu pdf dan doc, sehingga memudahkan teman dalam pembuatan kiprah askep, makalah dan laporan pendahuluan itu sendiri, hanya tinggal edit sesuai kebutuhan.
Untuk mendownload laporan pendahuluan varicella / cacar air pdf dan doc, silahkan gunakan link unduhan yang telah kami sisipkan diakhir artikel ini.
Laporan Pendahuluan Varicella
Definisi
Varicella berasal dari bahasa latin. Di Indonesia penyakit ini dikenal dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri populer dengan nama Chicken – pox.
Varicella yaitu Penyakit Infeksi Menular yang disebabkan oleh virus Varicella Zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit.
Varicella merupakan penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel di kulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus varisella. Varisela yaitu infeksi akut prime yang menyerang kulit dan mukosa secara klinis terdapat tanda-tanda konstitusi, kelainan kulit polimorfi terutama berlokasi di belahan sentral tubuh, disebut juga cacar air, chicken pox (Kapita Selekta, 2000).
Varicella atau cacar air merupakan penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus Varicella Zoster dengan gejala-gejala demam dan timbul bintik-bintik merah yang kemudian mengandung cairan.
Varicella yaitu penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang disertai tanda-tanda konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama berlokasi di belahan sentral tubuh. (Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94)
Etiologi
Virus Varicella Zoster, termasuk Famili Herpes Virus. Menurut Richar E, varisela disebabkan oleh Herpes virus varicella atau disebut juga virus varicella-zoster (virus V-Z). Virus tersebut sanggup pula mengakibatkan herpes zoster. Kedua penyakit ini memiliki manifestasi klinis yang berbeda. Diperkirakan bahwa setelah ada kontak dengan virus V-Z akan terjadi varisela; kemudian setelah penderita varisela tersebut sembuh, mungkin virus itu tetap ada dalam bentuk laten (tanpa ada manifestasi klinis) dan kemudian virus V-Z diaktivasi oleh trauma sehingga mengakibatkan herpes zoster. Virus V-Z sanggup ditemukan dalam cairan vesikel dan dalam darah penderita verisela sanggup dilihat dengan mikroskop electron dan sanggup diisolasi dengan memakai biakan yang terdiri dari fibroblas paru embrio manusia.
Klasifikasi
Menurut Siti Aisyah (2003). Klasifikasi Varisela dibagi menjadi 2 :
1. Varisela congenital
Varisela congenital yaitu sindrom yang terdiri atas parut sikatrisial, atrofi ekstremitas, serta kelainan mata dan susunan syaraf pusat. Sering terjadi ensefalitis sehingga mengakibatkan kerusakan neuropatiki. Risiko terjadinya varisela congenital sangat rendah (2,2%), walaupun pada kehamilan trimester pertama ibu menderita varisela. Varisela pada kehamilan paruh kedua jarang sekali mengakibatkan final hayat bayi pada dikala lahir. Sulit untuk mendiagnosis infeksi varisela intrauterin. Tidak diketahui apakah pengobatan dengan antivirus pada ibu sanggup mencegah kelainan fetus.
2. Varisela neonatal
Varisela neonatal terjadi bila terjadi varisela maternal antara 5 hari sebelum hingga 2 hari setelah kelahiran. Kurang lebih 20% bayi yang terpajan akan menderita varisela neonatal. Sebelum penggunaan varicella-zoster immune globulin (VZIG), final hayat varisela neonatal sekitar 30%. Namun neonatus dengan lesi pada dikala lahir atau dalam 5 hari pertama semenjak lahir jarang menderita varisela berat lantaran menerima antibody dari ibunya. Neonatus sanggup pula tertular dari anggota keluarga lainnya selain ibunya. Neonatus yang lahir dalam masa risiko tinggi harus diberikan profilaksis VZIG pada dikala lahir atau dikala awitan infeksi maternal bila timbul dalam 2 hari setelah lahir. Varisela neonatal biasanya timbul dalam 5-10 hari walaupun telah diberikan VZIG. Bila terjadi varisela progresif (ensefalitis, pneumonia, varisela, hepatitis, diatesis pendarahan) harus diobati dengan asiklovir intravena. Bayi yang terpajan dengan varisela maternal dalam 2 bulan semenjak lahir harus diawasi. Tidak ada indikasi klinis untuk memperlihatkan antivirus pada varisela neonatal atau asiklovir profilaksis bila terpajan varisela maternal.
Patofisiologi
Menyebar Hematogen.
Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar Neuron pada ganglion akar dorsal Sumsum Tulang Belakang. Dari sini virus bisa kembali mengakibatkan tanda-tanda dalam bentuk Herpes Zoster.
Sekitar 250 – 500 benjolan akan timbul menyebar diseluruh belahan tubuh, tidak terkecuali pada muka, kulit kepala, verbal belahan dalam, mata , termasuk belahan tubuh yang paling intim. Namun dalam waktu kurang dari seminggu , lesi teresebut akan mengering dan bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam waktu 1 – 3 ahad bekas pada kulit yang mengering akan terlepas.
Virus Varicella Zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu orang ke orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin penderita dan diterbangkan melalui udara atau kontak pribadi dengan kulit yang terinfeksi.
Virus ini masuk ke tubuh insan melalui paru-paru dan tersebar kebagian tubuh melalui kelenjar getah bening.
Setelah melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan pesatnya ke jaringan kulit. Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa kanak-kanak dan pada jika sudah dewasa. Sebab seringkali orang bau tanah membiarkan anak-anaknya terkena cacar air lebih dini.
Varicella pada umumnya menyerang bawah umur ; dinegara-negara bermusin empat, 90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada bawah umur , pada umumnya penyakit ini tidak begitu berat.
Namun di negara-negara tropis, menyerupai di Indonesia, lebih banyak remaja dan orang cukup umur yang terjangkit Varisela. Lima puluh persen kasus varisela terjadi diatas usia 15 tahun. Dengan demikian semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, tanda-tanda varisela semakin bertambah berat.
Pathway Varicella
Tanda Dan Gejala
- Diawali dengan tanda-tanda melemahnya kondisi tubuh.
- Pusing.
- Demam dan kadang – kadang diiringi batuk.
- Dalam 24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang menjadi lesi (mirip kulit yang terangkat lantaran terbakar).
- Terakhir menjadi benjolan – benjolan kecil berisi cairan.
Sebelum munculnya erupsi pada kulit, penderita biasanya mengeluhkan adanya rasa tidak yummy badan, lesu, tidak nafsu makan dan sakit kepala. Satu atau dua hari kemudian, muncul erupsi kulit yang khas.
Munculnya erupsi pada kulit diawali dengan bintik-bintik berwarna kemerahan (makula), yang kemudian berkembang menjadi papula (penonjolan kecil pada kulit), papula kemudian berkembang menjadi vesikel (gelembung kecil berisi cairan jernih) dan jadinya cairan dalam gelembung tersebut menjadi keruh (pustula). Bila tidak terjadi infeksi, biasanya pustel akan mengering tanpa meninggalkan abses.
Komplikasi
Komplikasi yang sanggup ditimbulkan varicella antara lain :
Komplikasi Tersering secara umum :
- Pnemonia
- Kelainan ginjal.
- Ensefalitis.
- Meningitis.
Komplikasi yang langka :
- Radang sumsum tulang.
- Kegagalan hati.
- Hepatitis.
- Sindrom Reye.
Komplikasi yang biasa terjadi pada bawah umur hanya berupa infeksi varisela pada kulit, sedangkan pada orang cukup umur kemungkinan terjadinya komplikasi berupa radang pari-paru atau pnemonia 10 – 25 lebih tinggi dari pada anak-anak.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
1. Tzank smear
- Preparat di ambil dari dicreaping dasar fesikel yang masih baru. Kemudian di warnai dengan pewarnaan yaitu hematoxylin-eosin, giemsa’s, wright’s, toluidine blue ataupun papanicolaous’s. Dengan mikroskop cahaya akan dijumpai multinucleated giant cell.
- Pemeriksaan ini sensifitasnya sekitar 84%
- Tes ini tidak sanggup membedakan antara virus varicella zoster dengan herpes simpleks virus.
2. Direct Flourescent Assay (DFA)
- Preparat di ambil dari scraping dasar fesikel tetapi apabila sudah berbentuk krusta investigasi dengan DFA kurang sensitif.
- Hasil investigasi cepat.
- Membutuhkan mikroskop fluorecence.
- Tes ini sanggup menemukan antigen virus varisella.
- Pemeriksaan ini sanggup membedakan antara varisella zoster virus dengan herpes simpleks virus.
3. Polymerase chain rection (PCR)
- Pemeriksaan dengan metode ini sangat cepat dan sensitif.
- Dengan metode ini sanggup dipakai aneka macam jenis preparat menyerupai scraping dasar fesikel dan apabila sudah berbentuk krusta sanggup juga dipakai sebagai preparat dan CSF.
- Sensitfitasnya 97-100%.
- Tes ini sanggup menemukan nucleus acid dari virus varisella zoster.
4. Biopsi kulit
Hasil investigasi histopatologis: tampak fesikel intra epidermal dengan degenerasi sel epidermal dan acantholytis. Pada dermis belahan atas di jumpai adanya lymphocylic infiltrate.
Penatalaksanaan
Karena umumnya bersifat ringan, kebanyakan penderita tidak memerlukan terapi khusus selain istirahat dan pemberian asupan cairan yang cukup. Yang justru sering menjadi problem yaitu rasa gatal yang menyertai erupsi. Bila tidak ditahan-tahan , jari kita tentu ingin segera menggaruknya. Masalahnya,bila hingga tergaruk hebat, sanggup timbul jaringan parut pada bekas gelembung yang pecah. Tentu tidak menarik untuk dilihat.
Umum
1. Isolasi untuk mencegah penularan.
2. Diet bergizi tinggi (Tinggi Kalori dan Protein).
3. Bila demam tinggi, kompres dengan air hangat.
4. Upayakan biar tidak terjadi infeksi pada kulit, contohnya pemberian antiseptik pada air mandi.
5. Upayakan biar vesikel tidak pecah.
- Jangan menggaruk vesikel.
- Kuku jangan dibiarkan panjang.
- Bila hendak mengeringkan badan, cukup tepal-tepalkan handuk pda kulit, jangan digosok.
Farmakoterapi
1. Antivirus dan Asiklovir
Biasanya diberikan pada kasus-kasus yang berat, contohnya pada penderita leukemia atau penyakit-penyakit lain yang melemahkan daya tahan tubuh.
2. Antipiretik dan untuk menurunkan demam
- Parasetamol atau ibuprofen.
- Jangan berikan aspirin pda anak anda, pemakaian aspirin pada infeksi virus (termasuk virus varisela) telah dihubungkan dengan sebuah komplikasi fatal, yaitu Syndrom Reye.
3. Salep antibiotika = untuk mengobati ruam yang terinfeksi.
4. Antibiotika = bila terjadi komplikasi pnemonia atau infeksi kuman pada kulit.
5. Dapat diberikan bedak atau losio pengurang gatal (misalnya losio kalamin).
Pencegahan :
1. Hindari kontak dengan penderita.
2. Tingkatkan daya tahan tubuh.
3. Imunoglobulin Varicella Zoster
- Dapat mencegah (atau setidaknya meringankan0 terjadinya cacar air. Bila diberikan dalam waktu maksimal 96 jam setelah terpapar.
- Dianjurkan pula bagi bayi gres lahir yang ibunya menderita cacar iar beberapa dikala sebelum atau setelah melahirkan.
Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Data subjektif : pasien merasa lemas, tidak yummy badan, tidak nafsu makan dan sakit kepala.
Data Objektif :
a. Integumen : kulit hangat, pucat.
- adanya bintik-bintik kemerahan pda kulit yang berisi cairan jernih.
b. Metabolik : peningkatan suhu tubuh.
c. Psikologis : menarik diri.
d. GI : anoreksia.
e. Penyuluhan / pembelajaran : perihal perawatan luka varicela.
Diagnosa Keperawatan
- Resiko tinggi terjadi infeksi berafiliasi dengan kerusakan jaringan kulit.
- Gangguan integritas kulit berafiliasi dengan erupsi pada kulit.
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berafiliasi dnegan kurangnya intake makanan.
- Gangguan gambaran tubuh berafiliasi dengan luka pada kulit.
- Kurang pengetahuan perihal kondisi dan kebutuhan pengobatan.
Intervensi / Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan .1
Resiko tinggi terjadi infeksi berafiliasi dengan kerusakan jaringan kulit.
Tujuan : mencapai penyembuhan luka sempurna waktu dan tidak demam.
Intervensi
- Tekankan pentingnya teknik basuh tangan yang baik untuk semua individu yang tiba kontak dnegan pasien. Rasional : mencegah kontaminasi silang, menurunkan resiko infeksi.
- Gunakan skort, sarung tangan, masker dan teknik aseptic, selama perawatan kulit. Rasional : mencegah masuknya organisme infeksius.
- Awasi atau batasi pengunjung bila perlu. Rasional : mencegah kontaminasi silang dari pengunjung.
- Cukur atau bando di sekitar kawasan yang terdapat erupsi. Rasional : rambut merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri.
- Bersihkan jaringan nekrotik / yang lepas (termasuk pecahnya lepuh). Rasional : meningkatkan penyembuhan.
- Awasi tanda vital. Rasional : Indikator terjadinya infeksi.
Diagnosa Keperawatan. 2
Gangguan integritas kulit berafiliasi dengan erupsi pada kulit.
Tujuan : mencapai penyembuhan sempurna waktu dan adanya regenerasi jaringan.
Intervensi
- Pertahankan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka. Rasional : mengetahui keadaan integritas kulit.
- Berikan perawatan kulit. Rasional : menghindari gangguan integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan. 3
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berafiliasi dnegan kurangnya intake makanan.
Tujuan : terpenuhinya kebutuhan nitrisi sesuai dengan kebutuhan.
Intervensi
- Berikan masakan sedikit tapi sering. Rasional : membantu mencegah distensi gaster/ ketidaknyamanan dan meningkatkan pemasukan.
- Pastikan masakan yang disukai/tidak disukai. Dorong orang terdekat untuk membawa masakan dari rumah yang tepat. Rasional : meningkatkan partisipasi dalam perawatan dan sanggup memperbaiki pemasukan.
Diagnosa Keperawatan. 4
Gangguan gambaran tubuh berafiliasi dengan luka pada kulit.
Tujuan : pasien sanggup mendapatkan keadaan tubuhnya.
Intervensi
- Bantu memaksimalkan kemampuan yang dimiliki pasien dikala ini. Rasional : memanfaatkan kemampuan sanggup menutupi kekurangan.
- Eksplorasi acara gres yang sanggup dilakukan. Rasional : memfasilitasi dengan memanfaatkan keletihan.
Diagnosa keperawatan. 5
Kurang pengetahuan perihal kondisi dan kebutuhan pengobatan
Tujuan : adanya pemahaman kondisi dan kebutuhan pengobatan.
Intervensi
- Diskusikan perawatan erupsi pada kulit. Rasional : meningkatkan kemampuan perawatan diri dan menngkatkan kemandirian.
Implementasi
Diagnosa Keperawatan. 1
- Menekankan pentingnya teknik basuh tangan yang baik untuk semua individu yang tiba kontak dengan pasien.
- Menggunakan skort,masker, sarung tangan dan teknik aseptik selama perawatan luka.
- Mengawasi atau membatasi pengunjung bila perlu.
- Mencukur atau mengikat rambut disekitar kawasan yang terdapat erupsi.
- Membersihkan jaringan mefrotik.yang lepas (termasuk pecahnya lepuh).
- Mengawasi tanda vital.
Diagnosa Keperawatan. 2
- Memperhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka.
- Memberikan perawatan kulit.
Diagnosa Keperawatan. 3
- Memberikan masakan sedikit tapi sering.
- Memastikan masakan yang disukai/tidak disukai , dorong orang terdekat untuk membawa masakan dari rumah yang tepat.
Diagnosa Keperawatan. 4
- Membantu memaksimalkan kemampuan yang dimiliki pasien dikala ini.
- Mengeksplorasi acara gres yang sanggup dilakukan.
Diagnosa Keperawatan. 5
- Mendiskusikan perawatan erupsi pada kulit.
Evaluasi
Evaluasi diadaptasi dengan tujuan yang ingin dicapai dalam intervensi.
Daftar Pustaka
- Doengoes, Marilynn. E,.(1999). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.EGC : Jakarta.
- Tarwoto dan Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta.
- Varisela . http://www.aventispasteur.co.id/news.asp?id7
- Varisela Klinikku. http://www.klinikku.com/pustaka/medis/integ/varisela-klinis.html
- Cacar Air. http://www.medicastore.com/med/detail_pyk_php?id=&iddtl
Untuk mendownload laporan pendahuluan varicella / cacar air pdf dan doc, dibawah
- laporan pendahuluan varicella / cacar air pdf, (Ambil File)
- laporan pendahuluan varicella / cacar air doc, (Ambil File)
Link Alternatif
Demikian laporan pendahuluan / LP Varicella (Cacar air), Download pdf dan doc kami bagikan, semoga bisa bermanfaat sebagai tumpuan teman perawat sekalian dalam pembuatan kiprah keperawatannya. terima kasih.