Cara Komunikasi Dengan Bayi Pada Proses Kelahiran - Ibu hamil sanggup berkomunikasi dengan bayi, bayi di dalam janin mempunyai respon terhadap apa yang dirasakan, dikatakan dan dilakukan ibunya. Hal ini sanggup dirasakan oleh sebagian ibu hamil yang mempunyai perasaan senang terhadap bayinya dengan menganggapnya sebagai karunia yang besar sebagai salah satu kebahagiaan dalam hidup berrumah tangga atau ibu hamil yang membenci atau tidak menginginkan bayi tersebut sebab alasan tertentu ibarat rasa dendam dan kecewa terhadap suami yang pergi meninggalkannya dikala ia hamil dan tak kembali dan bantalan an-alasan lainnya yang bersifat psikologis. Perasaan-perasaan tersebut berdasarkan sebagian hebat psikologi sanggup mendatangkan respon dari bayi yang dikandung.
Komunikasi Antara Ibu Dan Bayi |
Komunikasi ibu dan bayi secara biologis didukung dengan adanya sarana kekerabatan hormonal melalui kekerabatan atau komunikasi yang dibawa melalui media hormon yang bersambung dengan placenta bayi di dalam rahim. Dengan kekerabatan hormonal inilah perasaan-perasaan ibu baik ketenangan, kegembiraan dan lainnya sanggup diterima oleh bayi dan bayi akan memberi respon tertentu terhadap perasaan ibu kepadanya. Apabila respon ibu sangat positif dengan rasa kasih saying yang dibuktikan dalam perawatan bayi maka bayi pun akan merespon positif, dan demikian juga sebaliknya.
Dalam melaksanakan Komunikasi Antara Ibu Dan Bayi secara psikologis diperlukan ibu sanggup menenangkan perasaannya ketika akan menghadapi persalinan, serta menjauhkan perasaan tegang, takut apalagi perasaan depresi, semoga bayi dalam rahim pun sanggup lebih hening dan nyaman ketika akan keluar dari rahim melalui persalinan. Hubungan serasi dan rasa saling percaya perlu dibangun antara ibu dan bayi untuk gotong royong menghadapi proses persalinan dan kelahiran bayi ke dunia.
Komunikasi Antara Ibu Dan Bayi sanggup dilakukan sebelum melahirkan yakni pada masa kehamilan, terutama dimulai pada sekitar 4 bulan pertama dari kehamilan hingga sebelum kelahiran. Cara-cara komunikasi dengan bayi dalam kandungan sanggup berupa sentuhan dengan membelai-belai perut ibu seolah membelai bayi secara nyata, kemudian berbicara kepada bayi seperti bayi itu ada di hadapan, melatih komunikasi dengan bayi harus dilakukan konsisten dalam arti jikalau ibu menyampaikan “Nak, ini ibu yang bicara”, maka ibulah yang harus bicara atau disebutkan ayah yang bicara maka ayahlah yang harus berbicara dikala itu, tujuannya semoga bayi mengenali bunyi tersebut yang dilakukan secara berulang-ulang. Bahwa ketika ibu yang bicara bayi akan mengenal bunyi ibunya dan begitu juga ketika ayahnya yang bicara maka bayi akan mengenal bahwa bunyi tersebut ialah bunyi ayahnya.
Berbicara dengan bayi sanggup pula dilakukan dengan irama musik, tepukan, bunyi gendang serta bunyi lainnya, dimana bayi sanggup mendengar bunyi ketika usia kehamilan mencapai 18 ahad atau 4,5 bulan. Hal ini untuk memperdengarkan kepada bayi suara-suara dari dunia luar (kandungan).
Komunikasi Antara Ibu Dan Bayi sanggup dilakukan ketika akan memulai proses persalinan atau melahirkan bayi. Komunikasi yang sebelumnya sudah terjalin akan lebih gampang dilakukan dimana bayi telah mengenal bunyi ibunya atau ayahnya sehingga komunikasi ini merupakan bentuk kerjasama dan cita-cita yang disampaikan semoga bayi sanggup lahir dengan baik dan selamat.